Share

Menceritakan Kebenaran

"Cep, kalau nanti Asmi tinggal dulu di desa beberapa hari untuk mengurus ibunya bagaimana? Apa Acep keberatan?" tanya Nenek lagi.

"Enggak dong Nek, Acep pasti akan izinin kok, kasihan Neng Asmi selama ini merindukan sosok ibunya, mungkin ini adalah waktu yang tepat buat si Neng berbakti sama Bu Sarah."

"Acep bener." Nenek menepuk pundakku lalu kembali ke kamarnya.

***

Seminggu sudah kami di rumah nenek, Asmi mengurus Bu Sarah dengan baik, aku juga gak kembali ke Tangerang karena aku merasa gak bisa jika harus jauh dari istri empukku.

Selama di desa, sehari-harinya aku membantu Paman Emod mengurus sawah dan menggembala kambing. Kadang juga mencari kayu bakar dan rumput, persis seperti pekerjaan masa kecil Asmi.

Kebetulan sawah Asmi waktunya panen saat aku di desa, senang sekali rasanya aku bisa merasakan hidup di desa, meski masyarakatnya sudah kental dengan gaya hidup masa kini tapi alamnya masih benar-benar indah dan terjaga, udaranya bersihpun dan keasriannya tak perlu diragukan lag
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status