Minggu yang cerah ini, Farrel ingin mengajak Meisya jalan-jalan menikmati sore dengan mengunjungi pusat perbelanjaan terbesar di kota ini. langkah kaki Farrel tiba-tiba terhenti saat melihat toko yang menyediakan perlengkapan bayi yang lengkap mulai dari pakaian hingga aksesoris yang lucu dan imut.
"Meisya kita masuk ke dalam Ya...." ajak Farrel yang refleks memegang tangan istrinya dan menariknya untuk mengikuti langkah nya masuk kedalam.
"I..iya mas" Meisya tergagap merasakan hangat sentuhan tangan suaminya.
seperti ada sesuatu yang membuat Meisya tidak mampu menarik tangannya dari genggaman Farrel, meski mereka selalu bersama bahkan ini bukan untuk pertama kalinya, namun semenjak hamil banyak perubahan aneh yang dirasakan Meisya.
"Kamu suka yang ini" saat melihat pandangan mata Meisya tidak lepas dari pakaian bayi yang berwarna pink muda, yang terlihat begitu imut dan lucu
Puas berbelanja dan makan, Farrel membantu istri kecilnya itu membawakan barang-barang belanjaan mereka, yang kebanyakan pakaian bayi yang terlihat lucu dengan pilihan warna yang netral untuk anak cewek maupun cowok, serta beberapa pakaian baru buat Zaki termasuk mama Geni yang lebih banyak menghabiskan waktu dirumah."Sayang kamu capek ya" ucap Farrel menaruh barang belanjaan mereka di atas meja dan duduk di sofa sebelah Meisya, Farrel sengaja duduk agak mendempet ke tubuhnya istrinya."Pasti capek lah mas" ucap Meisya sambil meminum minuman segar yang baru saja di siapkan pelayan."Sini kakinya" tanpa menunggu jawaban dari mulut Meisya, Farrel menaikan kedua kaki putih mulusnya Meisya diatas paha nya dan memulai memijit secara perlahan-lahan. dengan mata menatap lembut dan penuh kasih sayang.Semula Meisya Ngak enak, melihat Farrel juga terlihat capek, dia menarik kaki
Pagi ini Meisya membuka matanya, saat merasakan sebuah kecupan hangat mendarat di keningnya. dia kembali memejamkan mata merasa malu jika Farrel Melihat mata dan wajah bahagia nya sekarang."Selamat pagi sayaaaaang......!" Farrel kembali kembali bisikan kata-kata yang membuat Meisya terbang melayang."Pagi juga Suamiku" balasnya pelan."Meisya mulai sekarang aku ingin kita saling terbuka dengan perasaan kita masing-masing, dan jangan bersikap canggung lagi terhadap ku. mengingat apa yang sudah kita lakukan dan lalui bersama selama ini.” Terang Farrel karena dia sering melihat Meisya yang masih malu-malu."Iya mas" ucap Meisya sambil mengangguk pelan dengan muka merah bak kepiting rebus, membuat Farrel tanpa sadar memegang gemez pipinya itu dengan kedua tangannya."Aduuuuuh sakit mas" rengek Meisya manja."Habisnya sikap mu itu selalu membuat ku ge
Farrel dan asisten Arka sampai dikampung halaman nya menjelang sore, tapi jam kantor pabrik masih beraktifitas. Mereka sengaja dilemburkan menunggu kehadiran Farrel.Dirga kali ini tidak bisa mengelak, semua bukti kejahatan nya sudah terpampang jelas. Sehingga dia tidak mampu membela diri lagi, selain pasrah pada keputusan Farrel.Farrel disambut hangat oleh mertuanya, setelah itu mereka melanjutkan perjalanan menuju pabrik yang terletak tidak begitu jauh dari rumah Meisya maupun rumah orang tua Farrel.Farrel sangat marah dan geram sekali. setelah mendapat fakta dan bukti dari kejahatan kepala cabang. yang merupakan orang kepercayaannya dan papa selama ini. untuk memimpin dan mengelola perusahaan perkebunan mereka selain orang tua Meisya."Maafkan kekhilafan saya, mas Farrel." ucap nya tertunduk lesu. karena tidak bisa membela dirinya."Permintaan maafnya sudah terlambat, aku ti
Melihat kondisi Dirga yang telah stabil, maka pemeriksaan terhadapnya kembali dilanjutkan. Dirga hanya bisa pasrah dan menangis saat pengadilan setempat memutuskan hukuman yang harus dijalaninya.Dengan perasaan sedih, bercampur dengan malu. Dirga mengucapkan permintaan Maaf ya, terhadap pihak dan orang-orang telah merasa dirugikan olehnya. setelah itu secara pribadi Dirga mendekati Farrel dan Arka , serta orang tua Meisya yang berdiri menyaksikan dia digiring petugas kepolisian."Mas Farrel, aku titip anak dan istriku, aku sangat berterimakasih sekali karena kalian masih mau membantuku untuk membiayai pendidikan putriku. aku menyesal telah melakukan ini, mungkin ini hukuman atas perbuatanku sendiri. hu...hu..." Dirga tertunduk sedih dan memeluk istrinya Mia."Ma, tolong jaga putri kita dengan baik." ucap Dirga" Iya mas, ini juga salahku, yang sering kali menghasudmu." Ucap istri Dirga.
"Mas Farrel, ini benaran kamu kan.?" kedua belah tangan Meisya memegangi pipi Farrel lembut. Dia seakan tidak percaya dengan penglihatanny"Iya saypenglihatanny.rrel membawa Meisya kepelukanya."Kok ngak bangunin aku jika sudah pulang," Meisya memonyongkan bibirnya merajuk, membuat Gilang gemas dan langsung mencium bibir itu."Ini kejutan sayang,"Menoel dagu tirus Meisya, dan mengusap-usap nya penuh kasih sayang.Kedua pasangan suami-istri yang saling merindukan itu, tidak peduli lagi dengan keadaan sekitar mereka, dimana dimeja sarapan telah menunggu sang Mama dan Zaki kecil."Oma, Mama masih lama ya.? Zaki udah lapar ni.?" ucap anak Laki-laki kecil dan tampan itu."Mungkin sayang, kayaknya kita sarapan duluan saja, mama sepertinya ketiduran. karena semalam papa Farrel pulang sudah agak larut." ucap Oma.
“ Sayang, aku ingin mendirikan sebuah pesantren dan yayasan panti sosial dikampung kita,” Ucap Farrel sewaktu menikmati sore bersama Meisya.“Ide yang bagus mas, aku sangat mendukung sekali, mengingat daerah itu sedang berkembang, dan sangat strategis letak lokasi nya, sapa tahu ini juga meraup ladang amal kita untuk bekal kita keakuratan kelak.” Tutur Meisya mendukung sepenuhnya keinginan Farrel.“Tapi aku ingin mengajukan satu permintaan padamu, tapi jika kamu keberatan aku akan membatalkan nya sayang.” Ucap Farrel ragu.“Maksud mas bagaimana?”“Aku ingin mendirikan yayasan sosial dengan nama Milka, selain untuk mengenang mantan istriku, ini juga salah satu keinginan terbesarnya dulu.” Terang Farrel.“Ngak papa kok mas, aku senang mendengar keinginan baikmu, aku tidak cemburu bahkan aku juga sa ingat menyayangi m
Farrel tidak henti-hentinya mengucapkan rasa syukur, semua terlihat antusias menyambut kehadiran Putri kecilnya, yang diberi nama Humairah Putri. bayi mungil yang sangat cantik. bibir dan raut wajahnya mirip sekali dengan Meisya sang Bunda. sementara mata dan hidung lebih mirip dengan kakaknya Zaki.Kedua orang tua Meisya, dan Mama Farrel menitikan air mata haru melihat kehadiran cucu pertama mereka yang sehat, tanpa kurang sedikitpun."Pa, dia mirib banget Meisya sewaktu kecil dulu ya." ucap istrinya senang."Tentu dong Ma, karena Meisya ibunya." ucap papa Meisya mencium cucunya kecilnya yang masih dalam gendongan istrinya."Sayang, aku sangat bahagia sekali menyambut kehadiran Putri kita, terimakasih ya sudah menjadi istri dan ibu yang baik buat Zaki dan Putri kita." bisik Farrel."Iya mas." balas Meisya. karena Farrel sekarang sudah menjadi seorang ayah bagi dua an
Priska mengunakan gaun yang lebih tertutup, namun sangat indah melekad ditubuh nya yang Putri bersih. Sepanjang perjalanan menuju rumah kediaman Farrel, Prisla lebih banyak ngobrol santai dengan suaminya, mengingat ini momen yang sangat tepat baginya, karena Hardian yang sangat sibuk.Prisla fokus menatap pemandangan luar kaca mobil. Memperhatikan lalu lalang pengendara lain yang saling berpacu. Prisla sekarang lebih banyak menghabiskan waktu dirumah besar mengurus anak-anak nya, meskipun banyak pelayan tapi Prisla lebih suka mengurus langsung. Weekend merupakan waktu yang sering digunakan Hardian untuk mengajaknya keluar, sekedar makan malam Romantis. Yang sering mereka lakukan berdua. Dan untuk hari Minggu merupakan waktu khusus untuk bermain bersama anak-anak nya."Sayang lagi mikirin apa sih, serius banget.?" goda Farrel."Memperhatikan jalanan ibukota yang se