Semenjak dia pernah diikuti Hardian, dan asisten nya Rey. Prisla menjadi sangat hati-hati jika ingin pulang kembali ke Apartemen. Dengan tergesa-gesa, sambil sesekali menoleh kebelakang. Prisla memencet password pintu dengan tangan yang gemetaran.
“Mudah- mudahan saja mereka tidak mengetahui letak posisi kamarku, semenjak kejadian itu.”
Prisla teringat terakhir Hardian mengikuti nya sampai didepan lift, dia menangis dan membentak Hardian untuk berhenti mengganggu dan mengikutinya. Prisla tidak ingin jika orang-orang Farrel menemukan dia dan Revano, serta mencelakai suaminya Hardian kembali.
Sebelum Farrel dan Milka itangkap pihak berwajib. Prisla tidak pernah tenang dan akan tetap menutupi status nya mengingat kekejaman Farrel waktu itu, membuat dia sering bergidik ngeri.
Setelah masuk, Prisla langsung menutup rapat pintu. Lalu membuang nafasnya yang masih ngos-ngosan. Sambil menyan
Saat Hardian dan Rey memasuki lift, mereka berdua langsung tercekat. Karena didalam lift tersebut ada Gisel yang tengah berdiri membimbing seorang bocah laki-laki yang sangat tampan dan mirip sekali dengan Hardian.Begitu juga dengan Gisela, dia langsung pura-pura tidak melihat dan buang muka.“Ya Tuhan, kenapa aku harus bertemu Hardian sich pagi ini, mana aku bersama Revano lagi. Mudah-mudahan aman.” Ucap Prisla mundur beberapa langkah menjaga jarak dari Hardian.Rey mempertajam penglihatan nya, dia menatap lekat Revano bergantian dengan Hardian. Wajah Mereka berdua ibarat duplikat. Sangat mirip.“Kenapa Wajah Mereka begitu mirip? Seperti seorang anak dan ayah, siapa sebenarnya Gisella ini? Apa dia noa Prisla mengingat banyak kemiripan diantara mereka.?” Rey semakin mempertajam penglihatan nya, sehingga membuat Prisla risih. Seakan paham apa yang tengah dipikirkan asisten cer
Gisella menitikan air matanya, dia terharu mendengar penuturan polos putra nya. timbul rasa bersalah. karena telah merahasiakan status mereka yang sebenarnya."Tuan, aku harap kamu jangan besar kepala dulu, mendengar anak ku memanggilmu dengan sebutan itu. aku membiarkanmu karena tidak ingin merusak kebahagiaan Anakku itu, dia terlihat sangat senang dan bersemangat bertemu dengan mu, aku harap kamu tidak membuat wajah ceria dan polos nya itu terluka." ucap Gisella lirih."Kamu tidak perlu khawatir Gisella, karena aku menganggap boy sebagai putra kandungku sendiri, kamu tau sendiri kan ceritaku kemaren. aku kehilangan istriku. yang wajahnya sangat mirip dengan mu. bahkan aku sempat berfikir jika Prisla ku adalah kamu Gisella." ucap Hardian.?"Apa.?? Itu tidak mungkin." Gisella yang kesal langsung mencubit kersa pinggang Hardian. namun dengan sigap Hardian menarik tangan Gisella, hingga hila
Ancaman Hardian tersebut, ampuh membuat Gisella bergidik ngeri. karena Hardian telah menegang semua bukti-buktinya. sehingga Gisella tidak bisa berbuat apa-apa lagi untuk membela dirinya.“Mas Hardian, kamu tidak tahu sayang. Apa tujuan ku melakukan semua ini. Aku hanya ingin menyelamatkan keluarga kita sayang.” Gumam Gisella. Menerawang, namun suara bariton Hardian mengagetkan lamunan Gisella.Poin pertama, Gisella harus menjadi sekretaris pribadinya, dan memberikan kebebasan kepada Hardian untuk dekat dan bermain bersama Revano putranya.Poin kedua, Hardian bebas, untuk tinggal dan menempati apartemen Gisella.Poin ketiga, Melayani dan mematuhi aturan yang ditetapkan oleh Hardian, tanpa ada penolakan. termasuk mengurus keperluan pribadinya.Gisella membulatkan matanya, dia menatap tajam ke arah Hardian. bagaimana pun juga, sekarang dia sudah kalah satu langkah
"Nyonya sebaiknya, kita cari waktu yang tepat untuk memberi tahu Boss Hardian.” Terang Rey.“Baiklah Rey, tapi aku Mohon. Kita membongkar rahasia ini setelah Farrel dan Milka tertangkap.” Ucap Prisla.“ Baiklah, aku setuju.” Balas ReySebenarnya Hardian merasa tidak puas, dengan penyelidikan Rey terhadap Gisella. karena memang Rey sengaja tidak mengatakan semua nya secara jelas dan terperinci.“Gisela buatkan aku kopi.” Perintah Hardian melalui sambungan telpon, semenjak meminum kopi buatan Gisella, Hardian tidak menyukai kopi buatan siapa pun lagi.“Baik Tuan.”Hardian mengulum senyum, dia sudah merencanakan sesuatu pada Gisella. Tidak perlu waktu lama Gisella kembali bersama Nampan bersi kopi hitam kesukaan Hardian.“Ini Tuan kopinya.” Gisel menaruh dimeja kerja Hardian.
Semakin hari Hardian semakin dekat dengan Gisella, dia tidak ingin waktunya terbuang sedikit pun tanpa ada Gisella disampingnya.Meskipun Hardian hanya mengalami luka kecil, namun dia sengaja agar Prisla mengurus dan memperlakukan nya dengan sangat manis dan manja. Seakan bayi besar yang begitu membutuhkan kasih sayang.Seperti biasa, Hardian akan lebih banyak menghabiskan waktu istrahat nya tidur dipangkuan Gisella. Tiba-tiba Rey masuk sehingga mengagetkan pasangan yang akan memulai ciuman panas mereka.Ceklek... pintu terbuka, Hardian duduk kembali dengan normal, Namun tatapan mata nya sangat tajam yang ditujukan langsung pada Rey. Yang hanya nyengir kuda melihat kemarahan bos besarnya.“Mulai sekarang kamu harus mengetuk pintu Ruangan ku dulu. sebelum masuk ."perintah Hardian jutek."Baiklah Bbos, maaf aku sering melupakan hal itu."“Ada apa? K
Gisella melangkah kan kaki nya menuruni pesawat, mengikuti langkah panjang Hardian dan Rey menuju mobil jemputan yang telah disediakan. ini pertama kali nya bagi Gisella menginjakan kakinya di pulau ini. dia terpesona dengan keindahan alamnya.mobil membawa yang menjemput mereka langsung mengantarkan menuju sebuah dermaga, Gisella menatap takjub Kapal besar yang sangat mewah, dia seperti bermimpi menginjakkan kakinya melangkah masuk kedalam.“Ini benar-benar indah dan mewah,” gumamnya.Kapal mulai berlayar menaungi samudera lepas, salah seorang pelayan yang menyambut mereka langsung mengantarkan menuju ruang kamar masing-masing dalam kapal kelas Dunia ini. yang tidak sembarangan orang yang mampu untuk memasukinya. Hanya para bangsawan dan petinggi Negara lah yang mampu menaikinya apalagi menyewa kapal dengan harga yang sangat fantastis ini.Ditengah-tengah lautan l
Capek mondar-mandir tak karuan, akirnya Rey mencoba menghubungi Hardian melalui ponselnya."Kenapa nggak dari tadi, kepikir menghubungi nya pakai ini." ujar Rey seraya memencet nomor Hardian panggilan terhubung namun tidak tidak terdengar jawaban. Rey mengulangi kembali mendial no ponsel Hardian untuk kedua kalinya.Hardian mengucek mata yang masih terasa berat untuk dibuka,” hallo ada apa?" ucap nya dengan mata yang masih terpejam."Boss, lupa ya? tujuan kita kesini untuk apa ?" ujar Rey kesal dengan bosnya, yang lebih mementingkan urusan cinta. dari pada perusahaan nya sekarang."Kamu handel saja dulu." ujarnya sambil kembali memeluk Gisella yang tertidur pulas dalam dekapannya."Tidak bisa bos, ini acara besar apa kata investor yang lain dan kepala cabang. mereka sudah susah payah menyiapkan dan menyelenggarakan rapat besar ini dan menunggu kedatangan kita" ujar Re
Gisella hanya duduk manis disamping Hardian, menampilkan wajah cantik dan anggunnya, meskipun kehadiran nya dalam rapat besar ini tidak melibatkan skill nya sedikit pun.Seorang moderator cantik tampil sebagai pembicara yang bertugas membuka acara rapat besar itu serta mengarahkan peserta rapat agar berjalan lancar sesuai topi yang mereka bahas.Meskipun sudah mulai bosan namun Prisla tetap memaksakan senyum manisnya, acara rapat cukup memakan banyak waktu. Dengan pembahasan yang sama sekali tidak menarik perhatian Gisella.Setelah acara selesai, dilanjutkan dengan acara makan bersama. Bersama para petinggi perusahaan dan investor. makan di salah satu Ruangan terbesar di dikapal mewah ini. karena jumlah mereka yang banyak. sambil diselingi dengan musik dan penampilan band terkenal, yang membawakan lagu andalan nya masing-masing. Untuk menghibur agar mereka bisa merasa rileks selepas pembahasan masalah rapat.