Share

bab 3 Kecelakaan

Penulis: Mariahlia
last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-19 22:12:00

"Zahra kenapa kok makanannya enggak habis hm?" Tanya Fatih sambil meletakkan sepotong pizza lagi ke piring Zahra. Fatih memang sudah pulang dari luar negeri, dan dirinya langsung bertandang ke rumah Bani.

"Makan lagi sayang, nih tambah lagi" ucap Fatih.

Zahra hanya menggelengkan kepalanya.

"Zahra udah kenyang om" tolak Zahra lembut.

Zahra lalu menatap ke arah bunda yang tengah menyuapi adiknya. "Bun, aku pamit masuk dulu ya" ucapnya kepada sang bunda, lalu melangkahkan kakinya masuk ke dalam kamarnya. Meninggalkan Fatih, Ana dan juga Athar yang menatap punggung Zahra dengan tatapan yang sulit di artikan.

Tidak lama Bani yang dari toilet menghampiri dan langsung bergabung bersama dengan mereka.

"Zahra-nya kemana? Belum pulang dari kampus?" Tanya Bani.

"Zahra di kamarnya. Baru juga pulang dari kampus, entah kenapa, makan juga enggak habis" sahut Ana sedikit risau dengan tingkah Zahra yang tiba-tiba aneh.

"Pasti ini gara-gara kamu kan Fatih, his kamu sih buat anak gadis saya badmood saja" seru Bani menatap sinis ke arah Fatih.

Fatih memutar bola matanya jengah. Lalu beranjak dari duduknya "Nggak ya, jangan asal nuduh kamu" sahutnya.

Lalu Fatih menatap ke arah Athar yang sudah selesai makan pizza nya. " Thar, main sama om yuk," ajaknya dan langsung mendapatkan anggukan dari Athar.

Fatih langsung pergi dengan Athar meninggalkan Ana dan juga Bani.

"Mas ini, enggak enak sama pak Fatih, kalau dia tersinggung gimana?" Seru Ana dengan bibir yang mengerucut sebal.

Bani berdecak. "Enggak lah sayang, dia mana tersinggung. Kamu juga tau, mas udah biasa sama Fatih berdebat." Sahut Bani santai, bahkan tangannya sibuk meraih gagang gelas yang berisi kopi hangat yang telah di buat oleh istrinya tadi, lalu menyesapnya perlahan.

Ana hanya mengedikkan bahunya acuh,

"Yaudah mas makan, habis itu temenin pak Fatih, kasihan dia jauh-jauh dari Sydney berkunjung kemari, malah di cuekin" ucap Ana, dan Bani menganggukkan kepalanya.

"Siap bu bos"

Ana tersenyum tipis melihat tingkah suaminya itu.

Di dalam kamarnya, Zahra berulang kali tersenyum miris, meratapi takdirnya.

Dirinya sering sekali menolak banyak pria, namun sekalinya jatuh cinta, Zahra malah menoreh luka yang sangat mendalam. Zahra harus di patahkan oleh sebuah kenyataan yang sangat menyakitkan.

Air matanya yang sedari tadi di tahan olehnya tidak mampu dirinya tahan lagi. Di dalam kamarnya yang gelap ini, hanya ada cahaya lampu tidur saja, Zahra terisak tanpa suara. Dirinya benar-benar harus melupakan cintanya. Pria yang sudah lama di kagumi secara diam-diam olehnya itu.

Cinta yang selama ini dirinya pendam, untuk seseorang yang tidak pernah dirinya gapai sampai kapanpun. Karena takdir, bahwa pria yang di cintai olehnya sudah mempunyai istri. Dan Zahra tidak akan pernah mau merebut suami orang ataupun merusak rumah tangga orang sekalipun ada harapan..

Biarlah, perasaan itu perlahan hilang, walaupun sangat sulit bagi Zahra, karena ini kali pertama bagi dirinya merasakan jatuh cinta.

Namun Zahra akan selalu berdoa, semoga saja dirinya dapat menghilangkan rasa cinta yang ada di dalam hatinya untuk pria itu.

Zahra menarik selimut yang ada di bawah, hingga menutup ke lehernya, Zahra mulai memejamkan kedua bola matanya yang sudah sembab.

"Semoga, aku bisa melupakanmu"

Beberapa hari kemudian, hari di lewati oleh Zahra dengan penuh suka dan duka, dirinya berusaha dengan keras melupakan dosennya itu, bahkan Zahra terkesan menghindari dosennya, dan itu semakin membuat Abian penuh tanda tanya dengan sikap Zahra.

Hari ini, karena Zahra sangat kelelahan, sebab dirinya kemarin mengajak Athar adiknya ke mall, jadilah paginya Zahra sampai telat bangun, dan alhasil diri nya harus buru-buru pergi ke kampus. Karena pagi-pagi Zahra sudah ada kelas. Mana kelas nya pak Abian lagi. Dosen galaknya itu. Jika telat semenit saja, sudah Zahra pastikan jika dirinya akan di hukum oleh pria itu.

"Zahra kamu sarapan dulu sayang" ucap bunda Ana sambil menyuapi Athar makan, ya walaupun Athar itu sudah sekolah 6 SD, tapi manjanya enggak ketulungan, bahkan sangat manja, Bani saja kadang sampai kesal di buatnya. Kadang malam juga Athar tidur bersama sang bunda.

Zahra menggelengkan kepalanya, " Bun, aku udah telat." Sahutnya, lalu meraih tangan Ana dan Bani bergantian dan menyalaminya.

" Tapi nanti kamu--"

"Nanti Zahra sarapan di kantin kampus Bun, Zahra pamit dulu ya Bun, ayah, adek" pamit Zahra.

Namun sebelum pergi, tidak lupa zahra mencubit gemas pipi adiknya itu, membuat Athar menggeram kesal.

"Kak Zahra!!" Pekik Athar.

Zahra terkekeh geli. Lalu berlari keluar dari rumah, menuju mobil.

Karena Zahra terburu-buru, jadi Zahra mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi, meliuk-liuk di jalanan beraspal itu, sambil melirik ke arah jam tangannya.

"Ya ampun udah telat 5 menit lagi, aduh bisa kena hukuman aku sama pak Abian" gerutu Zahra.

Namun siapa sangka jika tiba-tiba hujan turun, membuat Zahra menghembuskan nafasnya kasar.

"Yah hujan lagi" ucap Zahra.

Karena buru-buru dan masih mengendarai mobil dengan kecepatan tinggi, Zahra sampai tidak sadar, ada mobil yang juga melaju cepat dan berlawanan arah dengan dirinya.

Zahra yang baru menyadari langsung membanting stir dan.....

Brukkkkkkk

Kecelakaan itu tidak dapat di hindari.

Untung mobil milik Zahra menabrak pohon, dan Zahra masih sadarkan diri. Hanya kepalanya saja yang mengeluarkan sedikit darah.

Zahra memegangi kepalanya yang pusing. Tapi dirinya bukan wanita cengeng, Zahra masih bisa menahannya.

Zahra buru-buru turun dari dalam mobil, dan melihat mobil milik seseorang yang juga rusak parah, tapi keadaan mobilnya lain, mobil tersebut terbalik.

Dan Zahra melihat sekumpulan asap yang mengepul dari mobil tersebut.

Melirik ke kanan dan ke kiri, jalanan itu tampak sangat sepi, memang jalanan yang di lalui Zahra itu sepi, itu jalan yang biasa dirinya gunakan kalau buru- buru berangkat ke kampus, dan bisa di pastikan oleh Zahra jika jalanan ini jarang di lalui oleh orang.

Dengan langkah yang tertatih, Zahra berjalan menuju ke mobil itu, lalu memekik ketika melihat seorang wanita yang tengah merintih kesakitan, tubuhnya terjepit mobil.

Dengan segenap kekuatannya, Zahra memukul dan menarik handle pintu mobil dan langsung membukanya.

Wanita itu menatap ke arah Zahra.

"Mbak, bertahan ya" ucap Zahra.

Wanita itu hanya menganggukkan kepalanya, lalu Zahra menarik wanita itu sekuat tenaganya.

"Aaaaaa"

"Sssss sakit"

"Mbak, sabar ya sebentar lagi" ucap Zahra.

Wanita itu teriak kesakitan, Zahra menggigit bibir bawahnya dengan kuat. Bingung juga, namun Zahra harus mengeluarkan wanita itu, karena asap mobil itu semakin banyak.

Tepat setelah Zahra berhasil mengeluarkan wanita tersebut, dan memapahnya menjauh dari mobil, dan saat itu juga mobil tersebut meledak.

Buuummmm

Zahra sampai memejamkan matanya, dengan jantung yang berdebar menyepat. Sungguh, hal yang sangat mengerikan.

Hujan membasahi tubuh keduanya, sampai..

Zahra terpekik, lalu tubuhnya limbung ketika wanita itu sudah jatuh pingsan di dalam rangkulannya.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Istri Kedua sang Dosen   bab 60 season 2

    "Ya Tuhan Dira? Ini kamu nak? Ya Tuhan," Zahra tidak bisa menahannya lagi, air matanya langsung luruh lanta, Zahra langsung menarik tubuh gadis yang ada di hadapannya saat sekarang ini dan memeluknya dengan sangat erat. Sungguh rasa nya masih tidak mungkin kalau menantunya masih hidup. Padahal dirinya sendiri yang menyaksikan pemakaman sang menantu beberapa tahun yang lalu. Delia yang mendapatkan pelukan itu hanya diam mematung, dirinya juga bingung harus bereaksi seperti apa pada wanita paruh baya yang tengah memeluknya itu. "Ya Tuhan, mami mimpi apa, bisa bertemu dengan kamu lagi nak." Ucap Zahra lagi, air matanya sudah menetes membasahi baju milik Delia. "Ya Tuhan, Dira. Pasti suami dan anak kamu bahagia banget bisa bertemu dengan kamu lagi. Ya Tuhan, Mami masih kayak mimpi" ucap Zahra lagi. Delia mengerutkan keningnya bingung mendengar kata suami dan anak yang keluar dari wanita yang masih memeluknya dengan sangat erat itu. Dirinya belum pernah sama sekali menikah, tapi k

  • Istri Kedua sang Dosen   bab 59 season 2

    "Hari ini ada jadwal operasi besar. Dan kayaknya Azzam bakalan pulang malam, Papi. Jadi maaf, Azzam enggak bisa ikut Papi sama mami ke acara penyambutan kepulangan eyang" ucap Azzam. Abian menganggukkan kepalanya. "Tidak apa-apa nak. Biar mami dan mami yang pergi. Nanti Ameera biar kami bawa. Kamu tidak perlu khawatir tentang Ameera." Sahut Abian. "Iya, nanti mami bawa aja, mamin takut Ameera histeris kayak kemarin lagi kalau di rumah. Di sana dia kan bisa main sama yang lain eyang kamu." tambah Zahra. Azzam menganggukkan kepalanya, Azzam meletakkan sendok makannya saat mengingat sesuatu. "Papi, mami, ada yang mau Azzam bicarakan" ucap Azzam, membuat Zahra dan Abian langsung menghentikan aktivitas makannya. "Iya Azzam, ada apa?" Tanya Zahra. "Azzam sudah mencarikan pengasuh untuk Ameera, jadi papi dan mami tidak perlu khawatir lagi." Ucap Azzam. Zahra langsung menghela nafasnya kasar, bukannya dirinya tidak senang, sebab dirinya juga sangat lah sibuk, karena Zahra juga

  • Istri Kedua sang Dosen   bab 58 season 2

    "Bagaimana ? Jika anda setuju silahkan tanda tangan di sini . Saya akan mengurus semua nya . Biaya rumah sakit , maupun biaya psioterapi adik kamu . Dan kehidupan kamu saya jamin akan layak . Saya juga akan memenuhi kebutuhan kamu " Ucap seorang pria yang tidak di kenal oleh Delia .Delia tercengang dengan mulutnya yang menganga saat diri nya mendengar perkataan pria asing yang ada di hadapannya saat sekarang ini . Tidak menyangka jika pria itu akan menawarkan sesuatu yang di luar prediksi . Namun Delia juga belum tau apa isi map yang di sodorkan pria itu di atas meja .Ya saat ini kedua ny berada di kantin rumah sakit .Delia melirik sekilas map yang di sodorkan oleh pria asing bagi nya itu , lalu menatap lekat wajah tampan nan berkarisma di hadapannya saat sekarang ini ."Boleh saya baca dulu om ?" Tanya Delia ."Om ?" Azzam terkekeh mendengar nya , membuat ketampanan nya berkali-kali lipat , Azzam mendengar nya merasa lucu sekali , usia nya paling bertaut dengan gadis yang mirip d

  • Istri Kedua sang Dosen   bab 57 season 2

    Fauzi tampak cemas saat mendapatkan panggilan masuk dari sang mama , jika nenek nya yang berada di Bandung meninggal. Fauzi yang memang sangat menyayangi sosok nenek nya tidak kuasa menahan air mata nya."Fauzi , kamu kenapa ?" Suara lembut Delia menyapu indera pendengaran Fauzi .Fauzi mendongak , menatap wajah cantik nan ayu, yang tertutup hijab berwarna hitam itu , sungguh ingin sekali Fauzi rengkuh tubuh mungil itu , meluapkan rasa sedih yang ada di dalam diri nya , namun apalah daya , saat ini Fauzi tidak bisa melakukan nya .Mereka bukan mahram, dan terlebih Delia pasti tidak suka . Delia gadis yang sangat terjaga . Tidak seperti gadis lainnya ."Tadi mama nelpon , Nenek aku yang di Bandung meninggal Lia . " Ucap Fauzi dengan suara serak nya . Bulir bening masih saja berjatuhan .Delia membekap mulut nya. "Innalilahi. Yaudah kamu pulang Fauzi ! Pasti kamu mau berangkat kan sama orang tua kamu , " ucap Delia ."Tapi kamu bagaimana ? Kamu enggak ada temen nya Lia. Biar aku temenin

  • Istri Kedua sang Dosen   bab 56 season 2

    Malam harinya...."Aku antar ya Lia, ini udah malam, bahaya perempuan pulang sendirian." Ucap Fauzi saat dirinya dan Delia baru saja siap mencuci piring kotor.Delia menoleh sambil tersenyum. "Maaf banget Fauzi. Tapi kayaknya enggak usah deh. Arah jalan rumah kamu sama tempat aku tinggal kan berbeda. Kasihan kalau kamunya nanti muter-muter. Udah aku udah biasa kok pulang sendiri. Nanti aku biar pesan ojol deh" tolak Delia dengan halus, dirinya tidak mau merepotkan orang lain.Selagi dirinya bisa, dirinya tidak akan pernah meminta bantuan siapa pun.Fauzi menghembuskan nafasnya kasar, selalu saja seperti ini jika mengajak gadis yang ada di sampingnya ini untuk pulang bersama.Delia menolaknya dengan berbagai macam alasan, dan yang pastinya dengan senyuman manis di wajah cantiknya itu. Yang membuat siapa saja yang melihatnya langsung terpesona."Kali ini aja deh Lia. Aku juga mau main sama Ciko" Fauzi masih mencoba merayu Delia, agar mau di antar olehnya."Ciko kayaknya jam segini uda

  • Istri Kedua sang Dosen   bab 55 season 2

    "Emang enak ada pacar nya si bos , rasain tuh ! Jadi enggak usah keganjenan jadi orang ! Lagak nya mau jadi pelakor!" Cetus Buk Ratih yang menghampiri Delia yang sedang mencuci piring . Delia mengabaikan apa pun perkataan nyinyir yang keluar dari buk Ratih . Gadis cantik itu malah tersenyum , lalu menghentikan sejenak pekerjaan nya . "Ada yang bisa Lia bantu buk ?" Tanya Delia sopan . Buk Ratih mendengus mendengar nya . Susah payah diri nya mencoba membuat karyawan nya ini agar cemburu dan marah-marah dan membuat image nya jelek di depan teman nya yang lain, nampak nya gagal . "Enggak ada ! Eleh enggak usah mengalihkan pembicaraan deh kamu ! Kamu kesel kan karena asik mau godain pak bos malah dateng pacar nya . " Tidak berhenti buk Ratih mengolok-olok Delia , diri nya terus menerus berusaha agar karyawan nya ini terpancing emosi . Delia menghela nafas nya kasar , lalu tersenyum kembali ke arah manager nya itu . "Itu bukan urusan saya buk . Maaf buk , tadi saya di panggil oleh

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status