Share

bab 3 Kecelakaan

Penulis: Mariahlia
last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-19 22:12:00

"Zahra kenapa kok makanannya enggak habis hm?" Tanya Fatih sambil meletakkan sepotong pizza lagi ke piring Zahra. Fatih memang sudah pulang dari luar negeri, dan dirinya langsung bertandang ke rumah Bani.

"Makan lagi sayang, nih tambah lagi" ucap Fatih.

Zahra hanya menggelengkan kepalanya.

"Zahra udah kenyang om" tolak Zahra lembut.

Zahra lalu menatap ke arah bunda yang tengah menyuapi adiknya. "Bun, aku pamit masuk dulu ya" ucapnya kepada sang bunda, lalu melangkahkan kakinya masuk ke dalam kamarnya. Meninggalkan Fatih, Ana dan juga Athar yang menatap punggung Zahra dengan tatapan yang sulit di artikan.

Tidak lama Bani yang dari toilet menghampiri dan langsung bergabung bersama dengan mereka.

"Zahra-nya kemana? Belum pulang dari kampus?" Tanya Bani.

"Zahra di kamarnya. Baru juga pulang dari kampus, entah kenapa, makan juga enggak habis" sahut Ana sedikit risau dengan tingkah Zahra yang tiba-tiba aneh.

"Pasti ini gara-gara kamu kan Fatih, his kamu sih buat anak gadis saya badmood saja" seru Bani menatap sinis ke arah Fatih.

Fatih memutar bola matanya jengah. Lalu beranjak dari duduknya "Nggak ya, jangan asal nuduh kamu" sahutnya.

Lalu Fatih menatap ke arah Athar yang sudah selesai makan pizza nya. " Thar, main sama om yuk," ajaknya dan langsung mendapatkan anggukan dari Athar.

Fatih langsung pergi dengan Athar meninggalkan Ana dan juga Bani.

"Mas ini, enggak enak sama pak Fatih, kalau dia tersinggung gimana?" Seru Ana dengan bibir yang mengerucut sebal.

Bani berdecak. "Enggak lah sayang, dia mana tersinggung. Kamu juga tau, mas udah biasa sama Fatih berdebat." Sahut Bani santai, bahkan tangannya sibuk meraih gagang gelas yang berisi kopi hangat yang telah di buat oleh istrinya tadi, lalu menyesapnya perlahan.

Ana hanya mengedikkan bahunya acuh,

"Yaudah mas makan, habis itu temenin pak Fatih, kasihan dia jauh-jauh dari Sydney berkunjung kemari, malah di cuekin" ucap Ana, dan Bani menganggukkan kepalanya.

"Siap bu bos"

Ana tersenyum tipis melihat tingkah suaminya itu.

Di dalam kamarnya, Zahra berulang kali tersenyum miris, meratapi takdirnya.

Dirinya sering sekali menolak banyak pria, namun sekalinya jatuh cinta, Zahra malah menoreh luka yang sangat mendalam. Zahra harus di patahkan oleh sebuah kenyataan yang sangat menyakitkan.

Air matanya yang sedari tadi di tahan olehnya tidak mampu dirinya tahan lagi. Di dalam kamarnya yang gelap ini, hanya ada cahaya lampu tidur saja, Zahra terisak tanpa suara. Dirinya benar-benar harus melupakan cintanya. Pria yang sudah lama di kagumi secara diam-diam olehnya itu.

Cinta yang selama ini dirinya pendam, untuk seseorang yang tidak pernah dirinya gapai sampai kapanpun. Karena takdir, bahwa pria yang di cintai olehnya sudah mempunyai istri. Dan Zahra tidak akan pernah mau merebut suami orang ataupun merusak rumah tangga orang sekalipun ada harapan..

Biarlah, perasaan itu perlahan hilang, walaupun sangat sulit bagi Zahra, karena ini kali pertama bagi dirinya merasakan jatuh cinta.

Namun Zahra akan selalu berdoa, semoga saja dirinya dapat menghilangkan rasa cinta yang ada di dalam hatinya untuk pria itu.

Zahra menarik selimut yang ada di bawah, hingga menutup ke lehernya, Zahra mulai memejamkan kedua bola matanya yang sudah sembab.

"Semoga, aku bisa melupakanmu"

Beberapa hari kemudian, hari di lewati oleh Zahra dengan penuh suka dan duka, dirinya berusaha dengan keras melupakan dosennya itu, bahkan Zahra terkesan menghindari dosennya, dan itu semakin membuat Abian penuh tanda tanya dengan sikap Zahra.

Hari ini, karena Zahra sangat kelelahan, sebab dirinya kemarin mengajak Athar adiknya ke mall, jadilah paginya Zahra sampai telat bangun, dan alhasil diri nya harus buru-buru pergi ke kampus. Karena pagi-pagi Zahra sudah ada kelas. Mana kelas nya pak Abian lagi. Dosen galaknya itu. Jika telat semenit saja, sudah Zahra pastikan jika dirinya akan di hukum oleh pria itu.

"Zahra kamu sarapan dulu sayang" ucap bunda Ana sambil menyuapi Athar makan, ya walaupun Athar itu sudah sekolah 6 SD, tapi manjanya enggak ketulungan, bahkan sangat manja, Bani saja kadang sampai kesal di buatnya. Kadang malam juga Athar tidur bersama sang bunda.

Zahra menggelengkan kepalanya, " Bun, aku udah telat." Sahutnya, lalu meraih tangan Ana dan Bani bergantian dan menyalaminya.

" Tapi nanti kamu--"

"Nanti Zahra sarapan di kantin kampus Bun, Zahra pamit dulu ya Bun, ayah, adek" pamit Zahra.

Namun sebelum pergi, tidak lupa zahra mencubit gemas pipi adiknya itu, membuat Athar menggeram kesal.

"Kak Zahra!!" Pekik Athar.

Zahra terkekeh geli. Lalu berlari keluar dari rumah, menuju mobil.

Karena Zahra terburu-buru, jadi Zahra mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi, meliuk-liuk di jalanan beraspal itu, sambil melirik ke arah jam tangannya.

"Ya ampun udah telat 5 menit lagi, aduh bisa kena hukuman aku sama pak Abian" gerutu Zahra.

Namun siapa sangka jika tiba-tiba hujan turun, membuat Zahra menghembuskan nafasnya kasar.

"Yah hujan lagi" ucap Zahra.

Karena buru-buru dan masih mengendarai mobil dengan kecepatan tinggi, Zahra sampai tidak sadar, ada mobil yang juga melaju cepat dan berlawanan arah dengan dirinya.

Zahra yang baru menyadari langsung membanting stir dan.....

Brukkkkkkk

Kecelakaan itu tidak dapat di hindari.

Untung mobil milik Zahra menabrak pohon, dan Zahra masih sadarkan diri. Hanya kepalanya saja yang mengeluarkan sedikit darah.

Zahra memegangi kepalanya yang pusing. Tapi dirinya bukan wanita cengeng, Zahra masih bisa menahannya.

Zahra buru-buru turun dari dalam mobil, dan melihat mobil milik seseorang yang juga rusak parah, tapi keadaan mobilnya lain, mobil tersebut terbalik.

Dan Zahra melihat sekumpulan asap yang mengepul dari mobil tersebut.

Melirik ke kanan dan ke kiri, jalanan itu tampak sangat sepi, memang jalanan yang di lalui Zahra itu sepi, itu jalan yang biasa dirinya gunakan kalau buru- buru berangkat ke kampus, dan bisa di pastikan oleh Zahra jika jalanan ini jarang di lalui oleh orang.

Dengan langkah yang tertatih, Zahra berjalan menuju ke mobil itu, lalu memekik ketika melihat seorang wanita yang tengah merintih kesakitan, tubuhnya terjepit mobil.

Dengan segenap kekuatannya, Zahra memukul dan menarik handle pintu mobil dan langsung membukanya.

Wanita itu menatap ke arah Zahra.

"Mbak, bertahan ya" ucap Zahra.

Wanita itu hanya menganggukkan kepalanya, lalu Zahra menarik wanita itu sekuat tenaganya.

"Aaaaaa"

"Sssss sakit"

"Mbak, sabar ya sebentar lagi" ucap Zahra.

Wanita itu teriak kesakitan, Zahra menggigit bibir bawahnya dengan kuat. Bingung juga, namun Zahra harus mengeluarkan wanita itu, karena asap mobil itu semakin banyak.

Tepat setelah Zahra berhasil mengeluarkan wanita tersebut, dan memapahnya menjauh dari mobil, dan saat itu juga mobil tersebut meledak.

Buuummmm

Zahra sampai memejamkan matanya, dengan jantung yang berdebar menyepat. Sungguh, hal yang sangat mengerikan.

Hujan membasahi tubuh keduanya, sampai..

Zahra terpekik, lalu tubuhnya limbung ketika wanita itu sudah jatuh pingsan di dalam rangkulannya.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Istri Kedua sang Dosen   bab 4 kalut

    "To--tolong" Zahra berteriak ketika tidak sanggup menahan berat badan wanita itu, Zahra terduduk lemas, sambil melirik ke sana kemari, mencari keberadaan seseorang. Namun hasilnya nihil, jalanan ini sangat sepi. Zahra merutuki dirinya, mengapa pula dirinya harus lewat jalanan sepi ini. Padahal ayahnya selalu melarangnya jika Zahra melewati jalanan ini. Takut jika sesuatu hal yang buruk terjadi. Dan benar, saat ini Zahra merasakannya sendiri. Zahra menatap mobil milik wanita itu yang sudah hangus terbakar. Zahra menghembuskan nafasnya panjang, lalu menatap wanita yang ada di pangkuanya. Hujan sudah mulai reda, Tidak lama, sebuah motor metik lewat berlawanan arah, Zahra yang mendengar deru suara mesin sepeda motor itu langsung tersenyum. "Pak tolong!!" Teriak Zahra sambil melambaikan sebelah tangannya, Sang bapak juga langsung menghentikan laju motornya. Pria paruh baya itu menatap terkejut melihat sebuah mobil yang sudah hangus terbakar oleh api di jalanan basah itu, dan mel

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-19
  • Istri Kedua sang Dosen   bab 5 Datang berkunjung

    Tap tap tap Abian melangkah lebar menyusuri lorong rumah sakit, tujuannya adalah ruangan operasi. Tempat di mana sang istri saat ini tengah mempertaruhkan nyawanya. Abian berulang kali menghembuskan nafasnya kasar, di dalam hati selalu memanjatkan doa, berharap istrinya baik-baik saja. 1 jam lamanya Abian berdiri di depan ruangan tersebut, Landra tadi sudah di telpon, dan katanya sudah di dalam perjalanan menuju ke rumah sakit. Cklek Seorang dokter keluar dari ruangan tersebut, membuat Abian langsung mendongak, menatap wajah sang dokter. "Dokter, bagaimana keadaan istri saya?" Tanya Abian tho the point. Rasa khawatir sungguh menyeruak di dalam dirinya. Dirinya bahkan langsung bertanya tanpa menunggu ucapan dari dokter itu. Dokter itu tersenyum. "Anda Abian Kaliandra, suami ibu Dona?" "Iya" Sang dokter mengangguk-anggukan kepalanya, tau betul siapa yang ada di hadapannya saat sekarang ini, anak dari pengusaha terkenal di kota itu. Bahkan fotonya ada di sepanjang jala

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-22
  • Istri Kedua sang Dosen   bab 6

    Jika boleh aku meminta, aku tidak mau Allah menakdirkan hatiku jatuh kepadamu. Dan jika boleh, aku ingin sekali pergi menjauh dari kamu. Dan melupakan semua perasaanku. Walaupun sulit, tapi aku harus mencobanya. Tapi ternyata Takdir Allah tidak di sangka-sangka. Nyatanya Allah semakin membuat aku dekat dengan kamu.. __Putri Az-Zahra __ Semua takdir sudah di garis kan oleh Allah SWT... Kita sebagai hambanya hanya mampu menerima dan berdoa, berharap kita mendapatkan takdir yang baik... __istri kedua sang Dosen__ Setelah operasi di kaki Dona berhasil, dan Dona di nyatakan baik-baik saja, Bani langsung mendatangi korban kecelakaan yang di tabrak oleh Zahra, Bani akan meminta maaf dan menanggung semua pengobatan korbannya itu... Namun siapa sangka, jika orang yang di tabrak oleh Zahra adalah istri dari Abian, dosennya sendiri, dan sekaligus menantu dari Landra... "Tidak masalah pak Bani, jangan seperti itu, saya sudah memaafkan, tidak ada luka yang serius kita yang di derita ole

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-13
  • Istri Kedua sang Dosen   bab 7

    Keesokan harinya... Hari ini Zahra membawa makanan untuk Dona, setelah ke kampus, Zahra memutuskan untuk mengunjungi Dona terlebih dahulu. Karena ia juga tidak memiliki luka yang cukup serius, Zahra bisa pergi kemana pun, tapi tetap saja, Bani -ayahnya melarangnya membawa mobil sendiri. Sementara waktu, Zahra pergi kemanapun di antar oleh supir. Anggap saja ini sebagai permohonan maaf Zahra, semoga hubungannya dengan Dona baik kedepannya. Walaupun ia tau, jika wanita itu istri dari dosennya, pria yang di cintainya. Tapi, Zahra akan berusaha keras melupakan pria itu, biar bagaimanapun perasaan yang di miliki oleh Zahra sudah salah, karena ia mencintai suami orang lain. Awalnya Ana menyuruh Zahra untuk istirahat terlebih dulu, namun Zahra menolaknya, alasannya karena Zahra tidak ingin tugas kuliahnya menumpuk, gara-gara ia tak kuliah-kuliah. Apalagi Zahra ingin lulus dengan cepat, ia harus segera menyelesaikan skripsinya... Zahra melangkahkan kakinya secara perlahan menyusu

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-14
  • Istri Kedua sang Dosen   bab 8

    Jika boleh meminta kepada Allah, aku ingin tidak di takdir kan denganmu... Aku tidak ingin hadir dan mencintaimu... Aku sungguh sangat sakit, ketika aku menjadi istrimu, tapi kamu sama sekali tidak mengharapkan aku. Kamu tidak pernah menganggap aku ada.. Aku hanya seperti bayangan di dalam hidupmu. __Putri Az-Zahra ___ "Mas, kamu mau kan?" Tanya Dona sambil memohon kepada Abian yang berjalan masuk ke dalam ruangan itu. Suasana itu cukup tegang, bahkan Zahra sudah berharap ia akan terbebas dari sini. Sedangkan Dona, ia masih berharap Abian suaminya itu mau menikah dengan Zahra. "Mas, ini demi Papi. Kamu harus mengerti bagaimana perasaan Papi.. aku tidak mampu memberikan kamu keturunan mas. Aku mohon" Ucap Dona dengan tatapan sendunya. Dona lalu menatap ke arah Zahra yang sedari tadi terdiam. "Zahra wanita yang baik mas. Aku yakin, Zahra bisa memberikan kamu keturunan, mas. Aku dan dia bisa menjadi istri kamu mas" ucap Dona. Abian menghela nafasnya kasar. Zahra itu adalah m

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-14
  • Istri Kedua sang Dosen   bab 9

    Apakah aku mampu? Apakah aku bisa melakukannya. Saat hatiku hanya untuk seseorang. Nyatanya ini yang kedua kalinya aku harus melakukannya. -Abian Kaliandra - Di tengah sore yang berangin, cahaya matahari yang biasanya lembut dan hangat terasa sangat kencang, seolah-olah menembus tiap celah dan sudut yang ada. Daun-daun pada pepohonan bergoyang keras, berbisik satu sama lain dalam irama yang cepat. Cahaya itu menciptakan bayangan tajam yang jatuh memanjang di tanah, bergerak cepat mengikuti gerakan matahari yang tergesa-gesa menuju ufuk barat. Di tengah kekuatan angin yang membawa cahaya tersebut, debu dan partikel kecil terbawa, membuat langit terlihat sedikit kabur namun penuh dengan dinamika sore yang tidak terduga. Abian duduk di sebuah kursi taman, pandangannya terarah ke depan sana. Orang-orang sibuk berlalu lalang di depannya, namun ia tidak memperhatikan mereka. Fokusnya hanya pada pikiran yang berkecamuk di kepalanya. Matanya yang datar tidak berkedip, seolah ia mencari

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-15
  • Istri Kedua sang Dosen   bab 10

    Setelah berunding cukup lama, dan memakan waktu hingga dua hari lamanya. Zahra akhirnya di perbolehkan menikah dengan Abian oleh keluarganya. Ana dan Bani awalnya menolak keras pernikahan tersebut, namun karena Landra terus mendesak mereka, pada akhirnya keduanya terpaksa menerimanya.. Dan mereka berharap Zahra akan selalu bahagia, tidak akan pernah menderita setelah menikah dengan Abian. Mereka hanya bisa berdoa, tidak bisa berbuat apapun, Landra memiliki kekuasaan yang begitu besar, ia bahkan mengancam keduanya, membuat keduanya tak berdaya. Bani mengusap kepala anaknya dengan sayang. "Maafkan ayah, nak." Ucap Bani, sungguh ia menyesal karena tidak bisa melindungi anak gadisnya itu. Memberikan anak gadisnya itu pada mereka, sama saja menghantarkan pada sebuah neraka terbuka. Bani, tau seperti apa keluarga Kaliandra. Tapi, ia tak punya pilihan lain. Nyawa keluarganya terancam. "Ayah sudah menjadi ayah yang gagal untuk kamu" ucap Bani sesenggukan, rasanya ia benar-benar tak rela

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-15
  • Istri Kedua sang Dosen   bab 11

    "Saya memang bukan ayah kandungnya Zahra, tapi saya tetap merasakan apa yang Zahra rasakan" ucap Bani sambil menatap ke arah Abian dengan tatapan yang sangat sulit di artikan. "Saya tau kamu tidak mencintai putri saya. Dan kamu terpaksa menikah dengannya karena paksaan dari pak Landra dan istri pertama kamu" Deg Abian menundukkan kepalanya, hanya diam dan mendengarkan apa yang di ucapkan oleh pria yang sudah menjadi mertuanya ini. Ia tak bisa berkata-kata, memang semua itu benar adanya. Ia lagi-lagi terpaksa melakukannya, semuanya tak ada yang berdasarkan dari hatinya. Ingin marah dan menentang, Abian tak punya kekuatan itu, hidupnya hanya bisa di kendalikan oleh papinya. Bani menghembuskan nafasnya kasar, saat ini keduanya sedang duduk berdua di sebuah kursi yang tak ada orang sama sekali. Bani memang sengaja mengajak pria itu untuk berbicara berdua. "Saya awalnya tidak merestui hubungan kamu dengan putri saya. Tapi karena rasa bersalah, dan tanggung jawab Zahra, saya dan is

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-16

Bab terbaru

  • Istri Kedua sang Dosen   bab 48

    Beberapa tahun kemudian...Abian melangkah kan kaki nya dengan tergesa-gesa menyusuri beberapa koridor, pikirannya sungguh tidak tenang, mengingat bagaimana tadi sang guru menelpon dirinya. Mengatakan bahwa Abian harus segera ke sekolah karena ada sesuatu yang mendesak.Abian yang tengah mengajar langsung meminta ijin kepada Dekan kampus, setelahnya ia langsung pergi menuju ke sekolah kedua anaknya.Tiba di depan ruangan kepala sekolah, Abian menghembuskan nafasnya kasar, tangannya menarik handle pintu dan perlahan membukanya.Ceklek"Permisi" ucap Abian,"Ya" sahut semua orang yang ada di dalam sana.Abian mengedarkan pandangannya, menatap sekilas satu persatu orang yang berada di dalam ruangan tersebut.Di sana ada seorang anak kecil laki-laki yang tengah menangis di pelukan seorang wanita seusianya, ada dua orang guru beserta bapak kepala sekolah yang Abian sudah mengenalnya, serta ada Azzura duduk di sofa singgel sambil tersenyum menatap ke arahnya."Silahkan duduk bapak Abian" u

  • Istri Kedua sang Dosen   bab 47

    Pernikahan Zahra dan Abian berjalan dengan baik-baik saja. Setelah kejadian waktu itu, Dona juga sudah tidak pernah mengganggu Zahra maupun Abian lagi. Bahkan Dona mencoba mengikhlaskan semuanya. Dan ingin berubah menjadi pribadi yang baik lagi. Ia terlalu takut dengan ancaman yang di ucapkan oleh Abian maupun Landra. Mereka punya kekuasaan yang tidak di tandingi, dan Dona tidak mau berakhir sia-sia. Dona juga sudah bekerja di sebuah cafe yang ada di kota Jakarta itu. Dan Dona juga sudah meminta maaf kepada Zahra setelah kejadian waktu lalu. Seminggu kejadian, Dona datang dengan ketulusan hatinya, meminta maaf kepada Zahra dan juga kepada Abian, atas apa yang sudah di perbuat olehnya selama ini. Bahkan Dona juga sudah mengakui semua perbuatannya dulu, Dona yang memang sengaja menabrakkan mobilnya ke arah mobil Zahra sehingga kecelakaan itu tidak dapat terhindarkan, pada saat itu ia berharap jika yang mengendarai mobil itu merasa bersalah dan bisa Dona manfaatkan. Dan takdi

  • Istri Kedua sang Dosen   bab 46

    "Mbak Dona?" Zahra membulatkan kedua bola matanya ketika melihat Dona sudah berdiri di depan pintu rumah sambil menatap sinis ke arahnya. Ia sungguh terkejut saat melihat keberadaan mantan istri dari suaminya itu yang datang ke rumahnya seperti ini. Tanpa memperdulikan Zahra, Dona langsung menerobos masuk ke dalam rumah tersebut , dan menuju ke lantai atas tepat dimana kamar milik Abian berada. Dona sangat yakin jika Abian ada di dalam kamarnya, atau bahkan Abian ada di ruangan kerjanya.Zahra yang melihat tubuh Dona naik tangga menuju ke lantai atas sana langsung menatapnya dengan kesal, tanpa berniat mengikuti Dona sama sekali, atau mencegahnya, Zahra langsung melangkahkan kakinya menuju ke kamar dirinya dan Abian, tepat berada tidak jauh dari sana. Ya, keduanya sudah pindah kamar. Abian yang meminta tidur di kamar yang ada di lantai bawah sini. Zahra langsung duduk di sofa dan memberengut kesal sambil menatap ke arah sang suami yang baru saja keluar dari dalam kamar man

  • Istri Kedua sang Dosen   bab 45

    Kesialan Dona nyatanya tidak sampai di situ saja. Dona bahkan harus pulang jalan kaki karena tidak ada satupun kendaraan yang di stop oleh dirinya yang mau berhenti. Alasannya karena mereka mengira jika Dona itu gembel, dan takutnya Dona tidak akan membayar mereka. Dona sangat geram dengan semua orang yang menganggapnya gembel. Dirinya ingin melihatkan uang dan kartu ATM miliknya, namun lagi-lagi kesialan berpihak kepada Dona. Ponsel, kartu ATM dan uangnya tertinggal di rumah. Dona lupa membawanya. Dona malah hanya membawa tas berisi makeup saja.Terpaksa karena mereka tidak percaya jika Dona akan membayar mereka setelah sampai di rumah, jadi lah Dona memutuskan untuk berjalan kaki. Ya walaupun sangat jauh jarak yang akan ia tempuh itu.Dona menghela nafasnya kasar, sembari berhenti dan duduk di sebuah teras rumah milik orang. Rasanya sakit sekali kakinya, kakinya bahkan terasa mau copot saja, pegal sekali. Dona mensejajarkan kakinya, tangannya terulur perlahan memijitnya."Uh

  • Istri Kedua sang Dosen   bab 44

    Dona tersenyum puas ketika melihat pesannya yang sudah tanda centang dua biru. Itu tanda ya Abian pasti sudah melihat isi pesan yang di kirim oleh dirinya tadi. "Tunggu saja, aku yakin sebentar lagi kamu pasti akan di marahi habis-habisan oleh mas Abian, Zahra.... Hahaha rasakan" ucap Dona sambil tertawa lebar. Ia bahkan sudah membayangkan bagaimana marahnya Abian nanti. Dan pastinya Abian tidak akan pernah memaafkan Zahra, dan berakhir mereka akan berpisah. Maka dari situ, Dona akan mencuri hati Abian kembali, ia akan masuk kembali ke dalam kehidupan Abian, dan ia akan menjadi istri satu-satunya Abian. "Aku udah nggak sabar, nungguin mereka cerai." Ucap Dona lagi. "Aku harus siap-siap, pasti sebentar lagi mas Abian bakalan usir Zahra, dan aku akan ke sana, pasti mas Abian membutuhkan aku" ucap Dona, Dona lalu membuka lemarinya, tangannya dengan lihai mencari-cari baju mana yang pantas untuk dirinya kenakan. Dona harus tampil cantik dan membuat Abian terpesona oleh dir

  • Istri Kedua sang Dosen   bab 43

    Abian menghembuskan nafasnya lelah, sedari tadi ia tampak kesal sendiri, bagaimana tidak kesal, dirinya harus di hadapkan oleh wanita seperti Dona ini. Ya, setelah dari rumah Abian tadi, ternyata Dina mengikutinya sampai dirinya ke kampus tempatnya mengajar, dan lebih parahnya lagi, Dona terus saja merengek-rengek pada Abian, dan membuat semua para mahasiswanya sampai di buat heboh. Abian yang kesal, langsung membawa Dona ke dalam ruangannya. Udah nyuruh wanita itu pulang, tapi Dona itu keras kepala banget, dan mau maksa Dona pulang, Abian tidak punya banyak waktu, Abian masih punya jam mengajar di kelas. "Sana pulang, saya sibuk" ucap Abian datar, tanpa menatap ke arah wanita itu. Dona tersenyum getir, tapi dirinya tidak patah semangat, apa pun yang terjadi diri nya harus tetap bisa membuat Abian bertekuk lutut padanya. "Mas, aku rindu sama kamu" Dona sampai ingin beranjak dari duduknya dan ingin berjalan ke arah Abian, namun Abian yang menyadarinya langsung bangkit dari duduk

  • Istri Kedua sang Dosen   bab 42

    "Kenapa mau buat sarapan sendiri hm? Padahal kita bisa beli." Tanya Abian menatap lekat wajah sang istri yang tengah sibuk menyiapkan sarapan pagi... Zahra sangat cantik seperti itu, membuat Abian tidak henti-hentinya memandangi Zahra. Sungguh entah seberapa besar cinta yang telah Abian rasakan, Abian sangat mencintai Zahra ,Dan untuk masalah bik Sumi, Abian juga telah memecat wanita itu. Ia sudah mendapatkan bukti jika bik Sumi bersengkokol dengan Dona. Zahra tersenyum, tangannya masih sibuk menuangkan nasi goreng ke piring. Ya Abian itu selalu suka jika pagi di buat kan nasi goreng oleh Zahra, dan tidak bosen sama sekali. Kata Abian nasi goreng buatan Zahra itu sangat lah enak, Zahra sampai malu ketika Abian memuji nasi goreng buatannya. Padahal menurut Zahra biasa saja, dirinya juga belajar dari bundanya, karena ayah dan adiknya sama-sama pecinta nasi goreng. Dan juga hubungan keduanya selama seminggu ini semakin membaik... Zahra bahkan tidak segan selalu ingin bermanja-manja

  • Istri Kedua sang Dosen   bab 41

    Tiga bulan berlalu... Dona tersenyum tipis ketika melihat rumah yang ada di hadapannya ini... Ya, Dona sudah pulang dari rumah sakit, setelah beberapa waktu menjalani rawat inap di rumah sakit. Kondisinya sih masih belum di katakan baik-baik saja, namun Dona bersikeras ingin pulang, dirinya sungguh tidak betah di rumah sakit. Dona ingin menemui Abian. Dona sedikit kesal juga, mengingat dirinya di rumah sakit, namun Abian sama sekali tidak pernah mengunjungi dirinya. Dan karena rasa rindunya dengan Abian, Dona oun langsung mendatangi rumah milik Abian.. Dona tersenyum memandangi rumah ini, rumahnya bersama dengan Abian 2 tahun yang lalu. Walaupun Abian bersikap dingin kepada dirinya, tapi Dona masih bersyukur Abian selalu menjaganya. Abian selalu ada untuk dirinya. Setetes air mata jatuh di pipi Dona, rasa penyesalan itu sungguh menyayat hatinya. Mengapa Dona sangat bodoh dulu? Mestinya dirinya tidak melepaskan seorang Abian demi bersama dengan Bara. "Kenapa aku bodoh sek

  • Istri Kedua sang Dosen   bab 40

    Ceklek "Mas Abian." Senyuman di bibir Dona yang sedari tadi muncul, kini harus luntur, ketika mengetahui jika yang masuk ke dalam ruangannya bukan lah Abian, melainkan Landra..Dona padahal sudah sangat berharap sekali jika yang masuk ke dalam ruangannya dan menjenguknya adalah Abian – mantan suaminya itu. Landra tersenyum tipis, lalu menghampiri mantan menantunya itu. Ya, Abian sudah lama menceritakan kejadian tersebut, tentang Dona yang berselingkuh, dan Abian yang menjatuhkan talak pada Dona, Landra cukup terkejut mendengar hal itu, namun ia mendukung sepenuhnya keputusan anaknya. Ia juga sudah salah karena telah menikah kan Abian dengan Dona. Mestinya Landra, tidak terburu-buru mengambil sebuah keputusan yang pada akhirnya membuatnya rugi. Ya, walaupun dia anak sahabat Landra, namun Landra paling benci dengan sikap seperti demikian. Dan rasa kesal pada Dona cukup memenuhi hatinya. Landra bahkan ingin sekali membuat wanita itu merasakan apa yang lebih di rasakan oleh anaknya

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status