Share

Ibarat One Night Stand

Erland langsung tersenyum. "Mana mungkin aku tidak senang? Dengan ingatanmu kembali, kita bisa mengenang masa lalu kita, Irene."

Meski sudah sering mendengar nama itu disebut oleh beberapa orang di dekatnya. Tapi, Aruna tetap saja merasa asing. Seperti tak pernah memiliki nama itu sebelumnya.

"Aku kira kau tidak senang."

Jemari Erland mengelus perutnya. "Aku senang, Irene."

Meski bibir Erland mengulas senyum saat mencium pipinya. Namun, ekspresi kembali berubah dingin setelah menjauhkan kepala darinya.

"Risih! Apa kau tidak tahu!"

Erland mengulas senyum, lantas mulai menghentikan kegiatan mengelus perut Aruna. Dia hanya berharap adanya kehidupan di dalam sana, dengan begitu dia bisa menjerat Aruna. Dan tak membiarkan siapa pun mendapatkan Aruna, meski Yuda sekali pun.

"Sayang, apa kau tidak ingin tidur?" bisik Erland membuat kepalanya menjauh.

"Kalau mengantuk, aku juga bakal tidur sendiri."

"Oh ya? Aku kira bakal minta ditemani," Erland masih saja berbisik.

"Aku bukan anak kecil!" ke
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status