Share

Istri Kesayangan Mafia Posesif
Istri Kesayangan Mafia Posesif
Author: Ria Wijaya

Bab 1

Author: Ria Wijaya
last update Last Updated: 2025-06-24 11:13:06

"Pakai baju ini! Sebentar lagi Tuan Theodore akan menjemputmu." Melemparkan dress berwarna putih yang jatuh tepat di wajah Eleora.

Eleora menatap dress yang kini jatuh ke pangkuannya. Perlahan, ia mendongak menatap Emma, ibu tirinya.

"Kenapa harus aku?" Suaranya terdengar parau. Mata sembabnya menggambarkan ketidakberdayaannya selama ini.

Belum sempat Emma menjawab, terdengar suara pintu dari ruangan samping terbuka, lalu disusul derap langkah heels yang mendekat, nyaring beradu dengan lantai.

"Terus kamu pikir, harus aku yang menikah dengan bos mafia tua dan jelek itu?" sahut Anne sinis.

Wanita berambut pirang dengan gaun merah terang itu bergelayut manja di pundak ibunya, sementara Emma mengusap pipi anaknya dengan lembut.

Melihat pemandangan itu, tanpa sadar Eleora meremas gaun di pangkuannya dengan erat. Ia benci, namun tidak berdaya untuk melawan mereka berdua.

"Ini semua gara-gara Ayahmu yang mati hanya meninggalkan utang, jadi terima saja konsekuensinya." Emma melingkarkan tangan di pinggang putrinya. "Ayo, kita pergi ke ruang tamu. Kita harus menyambut kedatangan bandit tua itu."

Anne tersenyum dan mengangguk, lalu mereka berdua pergi meninggalkan Eleora yang hanya bisa menatap mereka berdua dengan penuh kebencian.

Beberapa menit kemudian, setelah berganti pakaian, seseorang datang mengetuk pintu kamar Eleora.

"Nona, Tuan Theodore sudah datang. Anda diminta Nyonya untuk segera pergi ke ruang tamu," ujar seorang pelayan dengan sopan.

"Ya," sahut Eleora yang masih duduk di depan cermin. Ia sejenak merapikan bajunya sebelum turun ke lantai bawah.

Sesampainya menuruni anak tangga yang terakhir, Eleora sejenak mematung saat melihat sosok pria paruh baya bertubuh tambun yang sedang duduk di hadapan ibu dan adik tirinya.

Jelek dan menjijikan. Dua kata yang memenuhi isi kepala Eleora saat ini, ia bahkan merasa mual saat melihat pria itu tersenyum menyapanya.

"Aku menyukai barangnya. Jadi ... aku anggap utang ini lunas, dan ...." Theodore menepuk tangannya beberapa kali, lalu seorang pengawal muncul sembari membawa sebuah koper.

Theodore mengambil koper itu, membukanya, dan kemudian menyodorkannya di depan Emma dan Anne.

Kedua mata Emma dan Anne sontak berbinar saat melihat koper tersebut terisi penuh dengan uang.

"Anggap saja ini sebagai bonus. Tapi, setelah ini, kalian jangan pernah menanyakan keberadaannya."

Itu artinya mulai sekarang Eleora sudah resmi menjadi milik Theodore, jadi Emma dan Anne tidak boleh menemui Eleora lagi.

"Anda jangan khawatir, Tuan. Justru kami sangat berterima kasih karena Anda mau mengambilnya," sahut Emma tulus.

"Baguslah." Theodore berdiri, lalu ia berjalan menghampiri Eleora yang masih berdiri di anak tangga terakhir.

Tangan Eleora mengepal erat saat melihat Theodore sudah ada di hadapannya, raut wajahnya yang ketakutan membuat minat Theodore untuk mengulurkan sebelah tangannya jadi hilang.

"Cepat pergi ke mobil, jangan sampai kamu membuatku harus menggendongmu."

Eleora terkesiap, ia tidak tahu apakah Theodore sedang marah padanya, sebab suaranya terdengar sangat dingin. Namun, ia justru merasa senang karena tidak harus bersentuhan dengan pria tua itu.

Tanpa berpikir panjang lagi, Eleora langsung pergi mengikuti langkah Theodore, ia juga langsung masuk ke dalam mobil sedan mewah berwarna hitam.

Beberapa saat kemudian, mobil dengan cepat meninggalkan kota Malicevilde menuju Crimson City. Dataran pepohonan yang saat ini mereka lewati menjadi pembatas di antara dua kota tersebut.

"Apakah kalian yakin mobil ini aman?" tanya Theodore yang terdengar was-was.

"Sudah kami pastikan, Bos. Kaca mobil ini lebih tebal dari kaca mobil anti peluru pada umumnya, jadi Anda tidak perlu khawatir," sahut asistennya.

Terdengar helaan napas panjang yang keluar dari mulut Theodore, namun hal itu justru membuat Eleora bergidik ngeri.

Apakah akan terjadi sesuatu?

Baru saja Eleora mencoba menerka situasinya saat ini, namun tiba-tiba terdengar suara letupan tajam memecah udara, menghantam kaca jendela depan.

Craakk...

Semua orang sontak menoleh ke kaca yang sudah retak itu, namun belum sempat mereka berkedip, sesuatu kecil melesat dengan cepat menembus kaca retak itu hingga menembus kening sang sopir.

"Aaa..." teriak Eleora ketakutan saat melihat sang sopir tewas di depan matanya, sedangkan laju arah mobil juga jadi tidak terkendali.

"Kita diserang!" pekik sang asisten seraya mencoba mengendalikan setir kemudi.

"Ya, Aleron tidak mungkin membiarkan kita begitu saja berada di wilayahnya," sahut Theodore yang terdengar panik, namun juga pasrah.

Di saat situasi belum terkendali, terdengar suara tembakan susulan dari arah kaca sampingnya, hingga akhirnya sang asisten Theodore juga tewas seketika.

Eleora menangis ketakutan, sedangkan Theodore semakin panik, sampai akhirnya mobil mereka berhenti karena menabrak pohon.

"Aargh!" pekik mereka berdua kompak.

"Ini semua gara-gara kamu!" teriak Theodore yang membuat Eleora semakin ketakutan.

"Jika saja aku tidak menjemputmu, semua ini tidak akan terjadi." Theodore menyesali kebodohannya yang tergoda iming-iming Emma yang menawarkan Eleora sebagai alat pelunasan utang, dan sekarang nyawanya berada di ujung tanduk.

Eleora menggeleng ketakutan, isak tangisnya semakin keras saat Theodore mendekat ke arahnya.

"Jangan, tolong jangan sakiti aku. Aku tidak salah apa-apa."

Theodore mengabaikan permohonan Eleora, ia harus mendapatkan apa yang menjadi haknya, setidaknya sebelum ia mati.

Namun, baru saja wajah Theodore hampir menyentuhnya...

DOR!

Kaca belakang pecah, peluru menembus tengkoraknya.

Tanpa sempat mengeluh, tubuh tambun itu ambruk.

Brukk! Kepala berdarahnya jatuh tepat di pangkuan Eleora, mengotori dress putih indahnya yang kini terlihat menjadi mengerikan.

Eleora memekik sekeras-kerasnya, tubuhnya terguncang ketakutan.

"Aaa ...."

Tanpa berpikir panjang lagi, Eleora segera membuka pintu mobil dan keluar, lalu ia merentangkan kedua tangannya ke atas.

"Ampun ... tolong jangan bunuh aku. Aku bukan bagian dari mereka!" teriak Eleora sembari memejamkan mata.

Samar ia mendengar derap langkah sekelompok orang mendekat ke arahnya, hingga membuat Eleora akhirnya memilih berlutut.

Eleora mengatupkan kedua tangannya. "Kumohon, tolong lepaskan aku ... Aku hanya tawanan mereka."

Eleora membuka matanya saat merasa tidak ada reaksi dari orang-orang itu, dan ia hanya melihat beberapa pria berpakaian hitam sedang berjejer membelakanginya.

"Apa yang mereka lakukan?" batin Eleora yang merasa heran.

Namun, tidak lama kemudian ia melihat mobil sedan hitam yang lebih mewah dari yang ditumpanginya tadi, melaju pelan ke arah mereka.

Setelah mobil itu berhenti di depan mereka, Eleora melihat ada seorang pria memakai kemeja panjang berwarna hitam turun dari pintu depan mobil tersebut, lalu para pria di depan Eleora menyingkir dengan sendirinya.

Pria tersebut berjalan dan membuka pintu belakang, hingga kemudian ada seorang pria tampan dengan setelan jas berwarna hitam turun dari mobil tersebut.

Eleora sejenak terpesona saat melihat betapa tampan dan gagahnya pria berkulit putih dan berambut cokelat yang ada di hadapannya sekarang.

Namun, di detik kemudian Eleora dibuat terkejut saat mendengar perkataan pria berkemeja hitam di sebelahnya.

"Dia Eleora Celeste. Wanita pelunas utang keluarga Celeste, harus kita apakan dia, Bos?"

Mata Eleora terbelalak. "Bagaimana dia bisa tahu namaku? Siapa sebenarnya mereka?" batin Eleora yang kini jadi semakin ketakutan.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Istri Kesayangan Mafia Posesif    Bab 26

    Eleora, Barbara, dan Elly pingsan setelah meminum jus buatan Anya yang sebelumnya sudah dicampur obat rahasia.Setelah mendapat telepon dari Cessia, para pria suruhan Anya akhirnya datang."Kenapa kalian lama sekali? Ayo, cepat bawa dia ke gubuk!" Perintah Anya.Kedua pria itu langsung mengangkat Eleora, mereka membiarkan Barbara dan Elly tergeletak di atas kursi begitu saja.Sementara itu, Anya membantu para pria itu menunjukkan jalan di mana mereka bisa menodai Eleora nantinya."Cepat, bawa masuk," ujar Anya setelah memastikan tidak ada orang lain di sekeliling gubuk tersebut. Gubuk itu berada di pinggiran kebun anggur.Anya membuka pintu gubuk tersebut, yaitu sebuah tempat untuk menyimpan alat-alat kerja para pekerja kebun anggur.Cahaya temaram ruangan kecil tersebut berasal dari lampu kecil yang tergantung di tengah-tengah ruangan, di bawahnya terdapat sebuah meja besar dan kursi panjang yang biasa dipakai para pekerja makan di saat jam istirahat. Lalu kedua pria itu membaringkan

  • Istri Kesayangan Mafia Posesif    Bab 25

    Hari pertunangan.Sebuah ballroom hotel disulap menjadi ruang megah dengan lampu kristal berkilauan, bunga mawar menghiasi setiap sudut, dan karpet merah terhampar menuju pelaminan elegan. Suasana hangat menyelimuti para tamu yang menanti momen bersejarah pertunangan antara Nero dan Cessia."Keluarga kalian memang paling hebat. Bagaimana bisa kalian mengadakan acara di hotel ini? Soalnya aku dengar harga sewanya mahal, dan hanya orang-orang tertentu saja yang bisa memesannya," ujar salah satu saudaranya Fenric."Bagaimana mungkin mereka tidak bisa menyewa hotel ini? Mungkin mereka menggunakan koneksi calon suaminya Cessia," sahut saudaranya Fenric yang lain.Fenric yang mendengar perkataan itu tertawa. "Kamu terlalu meremehkanku, hanya membayar tiga kali lipat dari harga biasanya, aku sudah bisa menyewa hotel ini, jadi kenapa harus menggunakan koneksi calon menantuku," balas Fenric pongah.Demi Nero, Fenric bersedia mengeluarkan uang lebih banyak agar tidak dipandang rendah oleh calon

  • Istri Kesayangan Mafia Posesif    Bab 24

    Dua hari lagi adalah hari pertunangan Nero dan Cessia, oleh sebab itu Cessia merengek pada Draco agar ia diperbolehkan pergi ke mansion untuk membicarakan masalah gaun dengan Nero.Nero sebenarnya sangat malas melihat Cessia, namun agar Cessia tidak curiga padanya, ia akhirnya memperbolehkan Cessia datang ke mansionnya. Namun, Nero pergi ke vila untuk menghindarinya."Buatkan aku jus jeruk!" Perintah Cessia pada Eleora."Baik, Nona."Dengan cepat Cessia langsung pergi ke dapur untuk membuat jus, setelah itu ia kembali ke ruang tamu untuk menyerahkan jus tersebut.Sesampainya di ruang tamu, Cessia sedang memakan currywurst, dan tanpa sengaja ada setetes saus jatuh dan mengotori sepatunya."Bersihkan sepatuku."Anya yang sedang memijat bahu Cessia, ia mengira perintah itu untuknya, namun saat Anya hendak membersihkan sepatu Cessia, Cessia mencegahnya."Bukan kamu. Aku menyuruh dia," ujar Cessia seraya menunjuk Eleora dengan dagunya.Eleora sontak mengambil tisu dan segera berlutut untuk

  • Istri Kesayangan Mafia Posesif    Bab 23

    Rumah keluarga Fenric.Cessia masuk ke dalam rumahnya dengan senyum yang mengembang di wajahnya.Fenric yang sedang duduk di ruang tamu dengan istrinya yang masih terlihat lemah, ia segera berdiri. "Bagaimana?""Semuanya lancar, Pa," sahut Cessia seraya mengedipkan sebelah matanya."Baguslah. Kalau begitu aku akan segera menemuinya.""Aku dengar kata pelayan dia berada di kantor sekarang.""Itu jauh lebih bagus," sahut Fenric yang kemudian langsung pergi ke kamarnya. Ia harus segera menyelesaikan masalah keluarganya.NCA Group.Setelah menempuh perjalanan selama setengah jam, Fenric akhirnya sampai di gedung NCA Group."Permisi, saya ingin bertemu dengan Tuan Nero," ujar Fenric pada resepsionis.Sang resepsionis sejenak memeriksa jadwal Nero, setelah memastikan kosong, ia langsung menghubungi Draco."Tuan Draco menunggu Anda di ruang meeting," ujar resepsionis setelah menghubungi Draco.Fenric memasuki lift dengan jantung yang berdebar. Ia sejenak melirik dokumen yang ada di tangannya

  • Istri Kesayangan Mafia Posesif    Bab 22

    Cessia terbangun dengan tubuh polos yang hanya ditutupi selimut, kepalanya terasa pusing, namun jejak-jejak yang ditinggalkan di atas tubuhnya akibat pergulatan panas semalam membuatnya tersenyum senang."Nggak kusangka, meski dia begitu dingin, tapi permainannya sangat hebat," gumam Cessia seraya beranjak dari tempat tidur.Setelah membersihkan diri, Cessia keluar dari kamar tersebut, namun ia terkejut saat keluar dan melihat Anya yang sudah berdiri di depan pintu."Kamu ....""Selamat pagi, Nona Cessia. Saya ditugaskan Tuan Nero untuk membersihkan kamar ini," ujar Anya lembut."Terus di mana Nero?""Tuan sudah pergi ke kantor, tadi pagi-pagi sekali."Cessia tampak kecewa, kenapa dirinya jadi seperti pelacur yang langsung diabaikan setelah dipakai?Sementara Anya yang mengerti perasaan Cessia, ia mencoba menghibur. "Mungkin ada hal yang mendesak di kantor sehingga Tuan tidak sempat berpamitan dengan Anda.""Ya, itu pasti," sahut Cessia ketus seraya berjalan menuruni tangga. Ia akan s

  • Istri Kesayangan Mafia Posesif    Bab 21

    "Nona Cessia akan datang, kalian semua bantuin aku masak," ujar Barbara pada para pelayan wanita yang hendak pulang ke paviliun.Elly menghela napas berat, namun ia langsung pergi ke dapur. Sedangkan Eleora dan Anya tampak masih bersemangat, namun dalam hati masing-masing mereka mengeluh karena jam kerja mereka jadi bertambah.Eleora hendak membantu memotong sayuran, namun terdengar notifikasi pesan masuk ke dalam ponselnya."Tuan memintaku melayaninya," ujar Eleora setelah membaca pesan bahwa Nero memintanya mengeringkan rambut."Baiklah, cepat pergi. Kamu harus membantu Tuan bersiap. Bagaimanapun juga yang datang adalah calon istrinya," sahut Elly riang.Sedangkan Barbara dan Anya hanya menatap kepergian Eleora dengan spekulasi masing-masing.Sesampainya di kamar Nero. Eleora hanya bisa menahan geram saat melihat wajah tengil Nero yang sedang tersenyum tampak dari kaca."Selamat sore, Tuan," sapa Eleora yang kemudian langsung pergi ke kamar mandi untuk mengambil handuk kecil.Nero t

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status