Beranda / Rumah Tangga / Istri Kontrak Tuan Felix / Bab 3 : Perjanjian Kontrak

Share

Bab 3 : Perjanjian Kontrak

Penulis: Milla Dwi
last update Terakhir Diperbarui: 2024-03-25 16:05:46

‘Membatalkan pernikahan dengan orang yang sudah mengambil kesucianku? Haruskah?’ Gamang hati Hellena memikirkannya. Gadis yang telah menjadi seorang wanita seutuhnya itu berpikir keras, dan akhirnya ….

“Ini sudah terjadi atas persetujuanmu. Kau tidak bisa menyalahkanku di kemudian hari jika menyesali pernikahan ini!” suara dingin Felix terdengar sangat menyakitkan.

Keduanya baru saja mendaftarkan pernikahan di catatan sipil, dan langsung kembali ke mension Felix. Sekarang ini mereka sedang duduk berseberangan di sofa ruang tamu.

“Aku paham,” Hellena sudah bertekad menjalani kawin kontrak tersebut, untuk menghindari perjodohan ibu tirinya.

“Pernikahan yang kita lakukan itu sah, bukan kepura-puraan. Jadi, mari kita pertegas perjanjian tertulis untuk kawin kontrak kita, kan?”

Hellena mengangkat wajahnya dan memberanikan diri untuk menatap ria di depannya. “Lalu apa yang Tuan inginkan dari kawin kontrak kita?” Gadis itu menegakkan punggungnya.

Felix menatap lekat wajah cantik di depannya, kejadian pagi hari setelah malam panas saat dirinya terbangun membuatnya terkejut. Ada darah perawan di sprei warna putih. Rasa bersalah  membayangi Felix, di mana dirinya  telah menghancurkan kehidupan seorang perawan. Hellena yang ditatap kembali menundukkan wajahnya, berusaha menghindari kontak mata dengan pria itu.

Sejenak hening, sebelum akhirnya Felix kembali berkata, “Aku hanya ada empat permintaan padamu, untuk  menjalani kawin kontrak ini.”

“Apa itu?” tanya Hellena dingin. Rupanya rasa takut yang kemarin sudah hilang, berganti dengan sifat aslinya yang dingin dan keras kepala seperti sebelumnya.

Felix terlihat menelan ludahnya, mungkin pria itu kebingungan dengan sikap Hellena yang tiba-tiba menjadi sangat dingin, sangat berbeda dari pertama kali bertemu.

“Untuk melindungi martabatku, selama kita terikat pernikahan, Kau tidak boleh dekat dengan pria manapun. Tidur satu kamar, tidak boleh pergi tana ijin, dan jangan panggil aku Tuan, tapi panggil suami!”

Glek! Kini giliran Hellena yang menelan ludahnya. Dia merasa semua syarat dari perjanjian itu tidak masuk akal bagi mereka yang hanya menjalani kawin kontrak. “Itu bukan seperti syarat untuk kawin kontrak kita. Apakah Anda ingin menjebak saya dalam hubungan kawin kontrak ini?”

Hellena balik menatap tajam kepada pria itu, dia tidak mau terintimidasi oleh tatapan Felix. Baginya syarat  yang diajukan oleh pria itu sangat memberatkan pihaknya, dan sangat tidak masuk akal.

“Tentu saja tidak! Itu baru syarat dariku, Kau masih bisa menambahkan syarat lain dalam perjanjian ini!” jawab Felix, sambil menyerahkan sebuah kertas dan pena.

“Baik, tunggu sebentar!”

Setelah selesai, Felix menerima kembali kertas tersebut, dan membaca isi dari perjanjian yang ditulis tangan oleh Hellena. Selain syarat-syarat yang diajukan tadi, wanita itu juga menambahkan syarat yang lain.

“Tidak boleh ada kontak fisik, tidak boleh bersikap kasar, tidak boleh dekat dengan wanita manapun, dan tidak boleh melarang pihak kedua dalam melakukan apapun, selama itu tidak melanggar syarat dari pihak pertama.” Felix membaca syarat tambahan dari Hellena.

Felix menaikan sebelah alis, bagaimana bisa pria dan wanita yang sudah menikah tidak melakukan kontak fisik. “Kenapa tidak boleh ada kontak fisik? Kau istriku!”

“Hanya ISTRI KONTRAK, harap ingat itu!” Hellena menekankan kata istri kontrak, mencoba mempertahankan harga dirinya.

“Aku punya rekaman CCTV saat Kau menyerangku untuk menidurimu, Hellena. Di sini bukan Kau yang mengatur, tapi aku!”

Hellena terintimidasi pada tatapan tajam pria yang telah resmi menjadi suaminya itu, “Kau!” Raut ketegangan terlihat  di wajah lesu Hellena.

Keduanya jadi bersitegang, karena sama-sama keras kepala dan berpegang teguh pada ego masing-masing. Felix menatap  tajam wanita di depannya, tetapi dia sangat terkejut karena ternyata Hellena tidak bisa diintimidasi oleh tatapannya.

“Tambahkan saja poin, kontak fisik terjadi untuk keadaan mendesak. Tidak ada tawar menawar lagi!” dengus Felix.

“Baiklah Tuan!” Cuma jawaban singkat dan tatapan dingin yang Hellena berikan.

“Berbicaralah dengan nyaman, Aku bukan atasanmu!” Felix memijat kening, emosinya benar-benar terkuras untuk menghadapi wanita di depannya, tetapi dia berusaha untuk meredamnya.

Kalimat sederhana tersebut mampu menggelitik hati Hellena, wanita itu memperhatikan Felix yang sedang membubuhkan tanda tangan di kedua lembar kertas. Pria itu memberikan kertas kepada Hellena  selembar, dan dia memegang satunya lagi.

Belum selesai mereka berbincang, suara bel pintu berdenting.

“Biar aku yang membuka pintu.” Hellena buru-buru berucap, sebelum bibir Felix terbuka.

“Sayang, kenapa Kau mengunci pintu ---?”

Seorang wanita muda berdiri mematung di depan pintu. Dia sangat terkejut, memandang Hellena yang baru saja  membukakan pintu. “Siapa Kau! Mana Felix?”

Tanpa menunggu jawaban dari Hellena, wanita tersebut langsung menerobos masuk tanpa pedulikan sang tuan rumah  yang berdiri mematung, melihat tamunya yang tidak tau sopan santun.

“Sayang,” wanita itu langsung berlari kecil menghampiri Felix, dan hendak memeluknya, akan tetapi Felix langsung berdiri dan menatapnya tajam.

“Mau apa Kau kemari?” tanya Felix dingin.

Wanita tersebut tersenyum manis, sambil bergelayut manja di lengan Felix. Pria itu mencoba menepis tangannya tetapi bukannya terlepas, tapi malah semakin erat pelukan wanita itu pada tangannya.

“Siaa wanita itu Tuan?” Hellena menunjuk wanita yang ada di sebelah Felix.

“Aku bisa jelaskan ---”

“Hei, Kau pembantu baru, tidak kenal Aku? Aku istri Felix, Queen Hilton!” wanita itu lebih dulu menjawab Hellena, sebelum Felix sempat menyelesaikan ucapannya.

“Is … tri?” Terbata Hellena mengulang ucapan wanita itu, dengan mata yang terbelalak kaget.

Terkejut sudah pasti, tetapi Hellena berharap itu hanyalah kebohongan. Istri? Bagaimana bisa wanita itu menjadi istri Felix, sedangkan yang baru saja mendaftarkan pernikahan di Catatan Sipil bersama pria tersebut adalah dirinya?

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Istri Kontrak Tuan Felix    Bab 41 : Sekretaris Yang Meresahkan

    Lena mengernyit heran dengan sikap bos barunya tersebut, ‘Kenapa dia bersikap seperti suami posesif?’ batin Lena, heran dengan semua sikap Felix. Lena terdiam sejenak, tiba-tiba matanya melebar dengan jantung yang berdetak semakin kencang, ‘Apa jangan-jangan, dia mengenaliku?’ batin Lena lagi.“Hey, Kau! Apa tidak dengar apa kataku!” ucap Felix, dengan tatapan dingin.Seketika Lena tergagap, mendapatkan pertanyaan tersebut, “Ah, i … iya, Tuan, maaf!” ucap Lena, tergagap. Dan dengan cepat dia masuk ke mobil, tepat di samping Felix. Wanita itu berusaha keras untuk menetralkan debaran jantungnya, agar Felix dan Mark tidak curiga padanya.“Kenapa wajahmu pucat? Apa Kau takut padaku?” tanya Felix, dengan senyum miring.“Tentu saja takut, wajah Tuan, seram seperti iblis cari mangsa,” gumam Lena, pelan tanpa ada niat untuk menjawab ejekan Felix. Tapi siapa sangka, gumamannya terdengar juga oleh telinga Felix, dan Mark, yang memang sangat tajam hingga bisa mendengar dengan jelas gumaman Lena

  • Istri Kontrak Tuan Felix    Bab 40 : Sekretaris Baru

    "Kau ---!" Felix, dan wanita itu sama-sama terkejut dengan kejadian itu.Seketika jantung wanita itu berpacu dengan cepat, ada perasaan khawatir, jika Felix akan mengenali dirinya."Siapa, Kau!" tanya Felix, dingin tanpa ekspresi.Wanita itu menghela napas lega, karena ternyata, Felix tidak mengenali dirinya."Saya Lena, Tuan, Sekretaris baru Anda!" terang wanita itu."Elle ---!" ucap Felix, sambil menatap lekat wajah wanita di depannya.Wanita tersebut sempat gugup, karena tatapan dingin Felix, yang mengintimidasi. Hampir saja dia mengakui penyamarannya sendiri, ketika akhirnya tersadar, jika Felix hanya mengenali suaranya, bukan wajahnya."Saya Lena, Tuan, bukan ,Elle!" jawab wanita yang mengaku bernama Lena tersebut, tegas agar tidak diintimidasi oleh pria di depannya."Oh ---!" cuma itu yang keluar dari mulut Felix, lalu pria itu melangkah pergi tanpa berucap apapun lagi kepada Lena.Felix terus melangkah, meninggalkan Lena, yang masih terpaku menatap punggung pria tersebut. Tujua

  • Istri Kontrak Tuan Felix    Bab 39 : Terus Mencari

    Seminggu sudah, Felix dan anak buahnya melakukan pencarian, akan tetapi belum juga mendapatkan hasil. Hellena benar-benar menghilang, membuat Felix semakin kalut. Perasaan bersalah dan penyesalan semakin menggerogoti hatinya, membuat emosinya semakin tidak terkontrol."Bodoh, kalian semua! Apa saja yang kalian lakukan, sampai mengerjakan laporan seperti ini saja tidak becus!" Felix murka, saat meeting laporan bulanan, dia menemukan kesalahan yang tidak sengaja dilakukan oleh karyawannya.Semua orang hanya menunduk, ketakutan karena aura dingin yang dipancarkan oleh raut wajah Felix, yang sudah menggelap."Perbaiki! Jika masih tetap salah juga, lebih baik keluar dari sini!" "Baik, Tuan," ucap mereka kompak."Meeting ditunda sampai jam empat nanti!"Tidak ada jawaban dari para karyawan, tapi mereka satu persatu pergi meninggalkan ruangan meeting tersebut. Hening, seketika ruangan tersebut terasa mencekam, meninggalkan dua orang yang saling diam. Mark, sang Asisten seolah membeku oleh s

  • Istri Kontrak Tuan Felix    Bab 38 : Salah Orang

    Felix, terus memeluk wanita itu sambil menyembunyikan wajahnya di pundak sang wanita. Dia sangat takut, akan ditinggalkan lagi. “Elle, tolong jangan pergi lagi! Maafkan aku, Elle!” bisik Felix, dengan air mata yang mulai menetes. Felix, pria yang terkenal kejam dan dingin ini, pada akhirnya meneteskan air matanya hanya karena seorang wanita yang berstatus ‘Istri Kontrak’.Sementara wanita yang dipeluknya, terus meronta berusaha untuk melepaskan diri dari pelukan pria yang tidak dia kenal , “Lepas!” bentak wanita tersebut, sambil menyentak kasar tangan Felix yang masih memeluknya erat. “Siapa, Kau?” sambungnya, setelah berhasil melepaskan pelukan Felix, dan berbalik menatap pria itu.Beberapa menit yang lalu, Hellena yang sedang sarapan di sebuah restoran, tiba-tiba terkejut saat matanya secara tidak sengaja melihat, Felix dan anak buahnya masuk ke restoran yang sama dengan dirinya saat ini. Sebelum Felix melihatnya, Hellena lebih dulu pergi meninggalkan mejanya dan bersembunyi di dala

  • Istri Kontrak Tuan Felix    Bab 37 : Tanpa Jejak

    “Tuan, sebaiknya istirahat dulu! Jangan sampai, Tuan jatuh sakit,” ucap Mark, yang merasa kasihan melihat kondisi sang bos.“Bagaimana dengan, Elle?” tanya Felix, lalu menoleh ke sang Asisten. “Kalau aku berhenti, lalu bagaimana bisa menemukan istriku?” gumam Felix, pelan tapi masih bisa di dengar oleh Mark.Untuk sejenak, Mark terdiam. Tapi akhirnya dengan hati-hati mulai membujuk, supaya sang bos mau istirahat dulu barang sebentar. “Biarkan kami yang terus mencari, Tuan!” ucap Mark pelan, “Saya tidak mau, Tuan sakit jika tidak beristirahat. Bagaimana kita bisa menemukan, Nyonya, jika sampai Tuan sakit?” lanjut Mark lagi, berharap Felix mau mendengarkan nasehatnya.Sejenak, Felix terdiam, sebelum akhirnya dia setuju dengan pendapat Mark, “Baiklah, aku akan istirahat sebentar di mobil! Kalian lanjutkan pencarian, dan kabarkan padaku perkembangannya!”“Baik, Tuan! Istirahatlah, kami akan melanjutkan pencarian, Nyonya!” ucap Mark, sebelum Felix berbalik dan kembali ke mobil.Mark, bersa

  • Istri Kontrak Tuan Felix    Bab 36 : Mencari Hellena

    "Mark, lacak keberadaan Hellena sampai dapat! Jika perlu, Kau check ulang setiap sudut Rumah Sakit ini!" perintah Felix, tegas dengan aura dinginnya."Baik, Tuan!" Tanpa banyak pertanyaan, Mark langsung duduk dan membuka laptopnya. Mereka saat ini masih berada di ruang VIP, tempat Hellena dirawat sebelumnya.Felix ikut duduk di samping sang Asisten, dan ikut memperhatikan laptop Mark. Suasana menjadi hening, semua yang berada di ruangan tersebut, hanya fokus pada tugas masing-masing. Leon yang sedang sibuk memberikan arahan pada anak buahnya, melalui ponselnya, Mark yang sedang fokus dengan laptopnya, dan Felix yang fokus memperhatikan pekerjaan Mark, dengan perasaan bersalah dan khawatir yang menjadi satu.Tiba-tiba Mark menghentikan aktivitasnya, lalu mengangkat pandangannya dari laptop, beralih ke Felix, yang duduk di samping. "Dapat, Bos!""Mana, lihat!" sambut Felix, antusias.Mark menyodorkan laptopnya, ke Felix. Terpampang-lah sebuah video, yang Mark ambil dari CCTV Rumah Saki

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status