Istri Minim Nafkah

Istri Minim Nafkah

last updateLast Updated : 2025-01-30
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
Not enough ratings
12Chapters
186views
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Kirana, seorang istri sekaligus menantu yang selalu dihina. Semenjak menikah dan ikut tinggal bersama keluarga suami, Kirana justru diperlukan sangat buruk oleh suami, mertua bahkan iparnya. Kirana dianggap seperti pembantu, padahal sebelum menikah kehidupan keluarganya sangat harmonis. Tak jarang, Kirana mendapati suaminya memberikan uang kepada ibu dan iparnya. Namun, Aldi suaminya bahkan melupakan nafkah untuk istrinya. Ia memberikan uang sesukanya tanpa memikirkan cukup atau tidak untuk keperluan, Kirana. Bahkan untuk keperluan dapur semua harus ditanggung, Kirana dari uang yang diberikan oleh suaminya. Setelah bertahun-tahun membina rumah tangga bersama Aldi, akhirnya Kirana mengetahui bahwa dirinya dinikahi hanya untuk balas dendam.

View More

Chapter 1

Pernikahan Kirana dan Aldi

Hari ini pernikahan Kirana dan Aldi digelar dengan cukup mewah dikediaman orang tua, Kirana. Banyak tetangga yang ikut serta membantu karena, Kirana tinggal di perkampungan yang warganya masih suka bergotong royong jika ada yang melaksanakan hajatan.

"Kamu deg-degan, Ki?" Tanya Ara sepupunya.

"Iya ni, Ra. Aku deg-degan banget." Jawab Kirana dengan wajah yang terlihat tidak tenang karena, Aldi sebentar lagi akan melaksanakan ijab kabul. Sementara, Kirana menunggu di kamar dan akan keluar setelah sah menjadi seorang istri.

"Doakan saja semoga semuanya lancar, Ki. Jangan terlalu gelisah."

Kemudian Aldi telah bersiap untuk melaksanakan ijab kabul yang diwalikan langsung oleh Ayah kandung Kirana.

"Saya terima nikahnya, Kirana Larasati binti bapak Syamsuddin dengan mas kawin seperangkat alat sholat dan uang tunai 40 juta rupiah di bayar tunai." Aldi mengucapkan ijab kabul dengan satu tarikan nafas dan hanya sekali, karena saksi sudah mengatakan sah.

"Alhamdulillah..."

Mereka yang ikut menyaksikan mengucap Alhamdulillah. Tidak terkecuali, Kirana dan Ara.

Namun ternyata sebagian orang justru membicarakan mas kawin yang diberikan, Aldi untuk Kirana. Mereka menganggap itu terlalu kecil, karena keluarga Kirana cukup terpandang di kampungnya.

"Mau-maunya, Kirana dinikahi dengan mahar segitu" Ucap Bu Romlah tetangganya yang memang suka julid.

"Iya ya, buk. Padahal dengar-dengar Aldi itu kerja di perusahaan besar. Jabatannya juga lumayan."

"Emangnya ibu-ibu gak tau apa, waktu lamaran bulan lalu katanya si Aldi itu akan memberikan mahar 200 juta untuk Kirana?" Sahut Bu Siti yang suka ikut bergosip juga.

"Halah, palingan juga nutupin malu buk ibuk, noh denger sendiri kan tadi berapa mahar yang diberikan suami, Kirana?"

"Iya, gak mampu tapi sok-sokan mau ngasih 200 juta."

"Tapi, buk. Bukankah Aldi seorang manajer? Seharusnya gajinya besar dong, masa seorang manajer cuma ngasih mahar 40 juta. Aneh gak sih?" Sambung ibu lainnya yang sejak tadi ikut mendengarkan.

"Atau mereka sengaja berbohong, karena takut diomongin sama tetangga kali buk?"

"Sudah, buk. Jangan terlalu ikut campur dengan urusan orang lain. Semua yang diomongin juga belum tentu benar." Sahut, bu Laras yang memang tidak suka melihat orang bergosip.

Meninggalkan para tetangga julid...

Setelah acara ijab kabul selesai, MC meminta agar mempelai wanita dibawa keluar untuk bersanding dengan mempelai pria.

Sore harinya, acara yang digelar telah usai. Para tamu undangan dan para tetangga sudah banyak yang pulang. Hanya tinggal tersisa beberapa keluarga dekat yang ikut membantu bebenah rumah.

Malam harinya...

"Kamu cantik sekali, sayang" Ucap Aldi memuji istrinya yang sudah menggunakan piyama.

"Terima kasih, Mas."

"Sini, Mas sudah tidak sabar"

"Kita sholat isya' dulu yuk, Mas!" Ajak, Kirana pada suaminya.

"Kamu duluan saja." Aldi justru malah mengambil handphone dan memainkannya.

Akhirnya, Kirana melaksanakan sholat isya' sendirian. Ada raut kekecewaan di hatinya melihat Aldi yang baru saja menjadi suaminya enggan untuk sholat.

Setelah selesai sholat, Kirana kembali mengingatkan Aldi. Namun, Aldi justru menarik, Kirana ke atas ranjang dan langsung mencumbuinya tanpa celah. Sehingga, Kirana tidak bisa menolak. Apalagi ini adalah malam pertama mereka, dengan sangat bergairah, Aldi melakukan kewajiban sebagai seorang suami.

"Awwww, Mas sakit."

"Tapi enak kan, sayang" bisik, Aldi di telinga istrinya.

"Ahhh, ssss." Kirana tanpa sadar mengeluarkan desahan halus.

Setelah sama-sama mencapai puncaknya, Aldi dan Kirana yang sudah polos langsung menarik selimutnya dan merebahkan tubuhnya di atas kasur.

"Ki, uang amplop tadi boleh gak mas pinjem?"

Deggg... Kirana kaget dengan penuturan suaminya yang belum apa-apa sudah mau meminjam uang.

"Untuk apa, Mas?" Tanya Kirana dengan wajah datar.

"Untuk bayar hutang, sayang. Mas sudah tidak pegang uang. Uang, Mas habis untuk membantu biaya pernikahan kita. Malah, Mas sampai berhutang."

"Bukannya itu memang sudah seharusnya, Mas. Kamu hanya memberiku uang 40 juta, gak lebih. Bahkan untuk seserahan aku membelinya sendiri, dengan dalih itu uang dari kamu, Mas. Karena aku gak mau orang tuaku berpikir buruk tentang kamu."

"Kamu pikir gampang ngumpulin duit sebanyak itu, kamu taunya hanya meminta." Jawab, Aldi dengan suara pelan tapi penuh penekanan.

"Mas, bisa ya kamu bicara seperti itu padaku yang baru sehari menjadi istrimu. Apa kamu lupa biaya pesta pernikahan kita bahkan lebih dari 100 juta. Dari awal kamu mengatakan akan memberikan mahar yang besar, lalu meminta keluargaku mengadakan pesta yang mewah. Tapi, apa?? Saat sudah mendekati hari-H kamu justru mengatakan hanya punya uang 40 juta."

Kirana terlihat kesal dan langsung pergi ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya.

Flash back off...

"Apa kamu serius ingin menikah dengan, Aldi?" Tanya, bu Risma orang tua Kirana.

"Iya, buk. Aldi bilang dia akan datang untuk melamar, Kirana."

Akhirnya, pak Rasyid dan bu Risma merestui untuk anaknya menikah. Walaupun mereka sebenarnya kurang menyukai Aldi karena sikapnya yang kurang sopan. Kirana sempat beberapa kali mengajak Aldi untuk bertemu dengan orang tuanya.

Acara lamaran pun dilaksanakan dengan di hadiri RT setempat, tokoh agama dan beberapa tetangga dekat juga kerabat.

Setelah keluarga Aldi datang, mereka mengutarakan niatnya untuk melamar, Kirana. Yang diwakilkan oleh pamannya Aldi, namun Ayah nya Aldi tetap turut hadir.

"Kirana Larasati, apakah kamu mau menjadi istriku?" Tanya Adam dengan senyuman dan menatap, Kirana.

Kirana yang malu-malu wajahnya sedikit memerah "Iya, Mas. Insyallah aku mau dan bersedia untuk menjadi istrimu."

Setelah diterima mereka membicarakan uang mahar yang akan diberikan oleh Aldi untuk Kirana. Karena memang sudah tradisi di kampung jika mahar dan seserahan dibicarakan saat acara lamaran.

"Kami tidak memberatkan, Nak Aldi. Berapa sekiranya, Nak Aldi mampu?" Tanya pak RT yang mewakili dari pihak Kirana.

"Eemmm, bagaimana kalau 200 juta pak?" Aldi berkata dengan gayanya yang terlihat sombong.

Semua yang hadir dibuat takjub dengan nominal yang disebutkan, Aldi. Maklum saja di kampung uang segitu terdengar sudah sangat banyak.

"Aldi, kamu apa-apaan memberikan mahar sebesar itu?" Bisik, bu Nuri mama nya Aldi.

"Mama tenang saja, aku hanya tidak mau dikira miskin sama orang yang ikut hadir, Ma."

Ternyata, Aldi berbohong. Iya sengaja ingin mencari muka di depan banyak orang, agar dikira dirinya kaya. Padahal, Aldi hanya bekerja di perusahaan kecil dan gajinya hanya 10 juta perbulan. Tapi, dia mengaku kepada, Kirana jabatannya adalah manager yang gajinya sangat besar.

Sesampainya di rumah "pokoknya, mama gak mau kamu berikan mahar sebanyak itu untuk, Kirana. Mending kamu kasih buat, Mama!!!"

"Lagian mana punya aku uang sebanyak itu, Ma. Mama tau sendiri kan sebanyak apa uangku, belum lagi harus bayar hutang-hutangku."

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

More Chapters

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

No Comments
12 Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status