Share

Bab 7. Seorang Tamu

“Hei, kenapa kau justru menangis?"

"Semua ini gara-gara kamu, Kak. Kini aku tidak pantas disebut seorang Ibu. Aku telah menjual anakku sendiri. Semua tetangga mencelaku sekarang," marah Layla.

"Jadi gara-gara itu kamu menangis? Sudahlah Layla, abaikan mereka. Kita tidak makan dari tetangga, bukan?"

"Bukan tentang mereka. Tapi ini tentang menjadi seorang Ibu. Aku gagal Kak. Aku gagal menjadi Ibu yang baik."

Layla merutuki penyesalannya.

Namun, Ali mengabaikannya.

Bagi pria itu, yang terpenting kini adik dan keponakannya telah naik derajatnya.

Tentu saja, Ali meminta sedikit bagian sebagai upah menjodohkan mereka.

Sarah menutup kedua telinganya, tidak ingin mendengar perdebatan Ibu dan pamannya.

Drrt!

Sarah meraih sebuah ponsel baru yang sengaja ditinggalkan suaminya untuk memudahkan komunikasi.

Sejujurnya, ia sempat bimbang untuk mengangkatnya. Namun, Sarah penasaran apa yang akan dikatakan suaminya itu padanya.

"Maaf, aku pergi tanpa berpamitan."

"Anda tidak perlu melakukannya, P
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status