Share

Pertemuan Pertama

Author: Mirielle
last update Last Updated: 2023-11-09 21:25:34

Puluhan –atau mungkin ratusan laki-laki bertubuh tegap dan mengenakan atasan hitam senada dengan bawahannya terlihat memenuhi stasiun. Mereka membentuk sebuah lingkaran dan seorang dengan tubuh kekar dan menjulang terlihat berjalan di tengah. Sebuah bross berbentuk sulur putih tampak disematkan di sebelah kanan atasan yang mereka kenakan.

Emrys mempercepat langkahnya saat dia mengetahui akan segera bertemu Isabelle. Anak buahnya sudah memberi tahu mereka jika Isabelle aman dan masih berada di dalam stasiun, dekat dengan sebuah ruangan bekas staff yang tak lagi digunakan. Namun walau mereka mengatakan Isabelle aman, tetap saja Emrys tidak bisa menutupi bias bersalah dari wajahnya.

Orang-orang segera menyingkir begitu melihat kerumunan berpakaian serba hitam melintas di dekat mereka. Penduduk di kota Norfolk sudah mengetahui jika ada beberapa kelompok atau geng tertentu di kota mereka, yang biasanya dipimpin oleh orang-orang yang berpengaruh. Persaingan demi persaingan membuat hanya kelompok yang benar-benar kuat dan diakui saja yang tetap bertahan. Dan jika ada kerumunan orang dengan pakaian serba hitam seperti ini, mereka lebih memilih menyingkir daripada terseret masalah.

“Belle ...”

Emrys langsung berlari begitu melihat Isabelle berdiri menunggunya di balik tembok. Adik kecilnya itu tampak ketakutan, namun wajahnya juga menunjukkan ekpresi wajah yang melegakan begitu melihat Emrys. Dengan erat Emrys langsung membawa Isabelle ke dalam pelukannya dan mengelus rambutnya dengan lembut. Emrys bahagia, namun ada siratan luka di bola matanya karena Isabelle sempat hilang dari pandangannya.

Dan saat pertama kali melihat Emrys, ada sebuah desir perasaan aneh dalam diri Valerie. Perawakan jangkung Emrys dengan tinggi di atas seratus delapan puluh senti dan tubuh berotot, membuat Valerie hanya terpaku padanya. Emrys memiliki ketampanan wajah yang khas, yang tidak pernah ditemui oleh Valerie sebelumnya. Berbeda dengan Isabelle, kulit Emrys terlihat tidak terlalu putih, namun lebih ke arah kecokelatan tapi tetap sangat bersahaja. Rambutnya hitam dengan garis wajah yang sangat tegas cenderung dingin serta sepasang bola mata berwarna cokelat terang.

“Sepertinya dia sudah aman.” bisik Zach pada Valerie, membuyarkan lamunan Valerie tentang Emrys. “Kita bisa melanjutkan kembali perjalanan kita.”

Valerie mengangguk setuju. “Aku juga masih punya keperluan lain. Sebaiknya, kita tak usah berpamitan. Biarkan mereka saling melepas rindu dulu.”

Zach menggumam seraya menganggukkan kepalanya. Valerie membereskan kopernya dan mendorongnya meninggalkan kerumunan secara diam-diam. Sementara itu, Zach kembali menengok ke belakang. Ada perasaan yang bercampur aduk di dadanya saat akan meninggalkan tempat itu. Dia seakan masih ingin di sana dan tak rela pergi, namun dia juga menyadari jika dia hanya seseorang yang kebetulan bertemu dengan Isabelle. Sambil menarik nafas panjang, Zach menatap Isabelle sekali lagi.

Isabelle, semoga kita bisa bertemu lagi lain hari.

“Maaf aku tidak bisa menjagamu.” Emrys melepas pelukannya, menatap Isabelle dengan penuh rasa bersalah. “Tapi aku berjanji, tidak akan ada kata lain kali untuk peristiwa ini.”

“Aku tahu. Laki-laki itu memang sedikit psycho. Tapi aku sudah kembali dan baik-baik saja sekarang. Ngomong-ngomong, aku ingin mengenalkanmu dengan orang yang membantuku. Jika tak ada mereka, mungkin aku ... ”

Isabelle berhenti bicara saat dia tidak bisa menemukan keberadaan Valerie dan Zach. Dia mengedarkan pandangannya ke seluruh sudut stasiun, namun sepertinya Valerie dan Zach benar-benar sudah pergi.

“Ke mana mereka?” gumam Isabelle dengan suara sedikit tertahan karena sedih. Melihat kedua orang yang menolongnya menghilang begitu saja membuatnya sedikit kecewa. “Aku bahkan belum mengucapkan terimakasih dengan benar pada mereka berdua.”

“Aku akan mengurus mereka. Akan ku undang mereka ke rumah kita sebagai ucapan terimakasih. Jangan khawatir."

Isabelle mengangguk. Dia menggenggam tangan Emrys saat kakaknya itu memberi gestur untuk pergi meninggalkan lokasi itu. Masih belum yakin Valerie dan Zach benar-benar pergi, Isabelle kembali mengengok ke belakang, namun tak menemukan dua orang yang sedang dicarinya.

*

“Bodoh kalian semua, bodoh.”

Cassiel Clement membanting ponselnya ke lantai hingga terbagi dua setelah menerima laporan bahwa anak buahnya gagal membawa Isabelle ke penginapan yang sudah disediakannya. Dengan nafas memburu, dia duduk di tempat tidur berukuran king size miliknya. Matanya memerah menahan marah dan kecewa. Kecintaannya pada Isabelle Lysander tak bisa lagi ditahannya. Namun Emrys, laki-laki sialan itu justru tak mau memberi kesempatan padanya untuk membuktikan jika perasaannya pada Isabelle benar-benar murni rasa cinta.

Laki-laki itu membuat perasaannya tertahan. Bahkan Isabelle pun seolah ikut tak memberinya jalan untuk mencintainya. Pujaan hati yang selama ini tinggal di dalam hati Cassiel, menolaknya secara perlahan dan Cassiel tentu saja tidak terima.

Walau Dex Clement, Ayahnya sudah memperingatkan Cassiel soal anak gadis satu-satunya keluarga Lysander, Cassiel tidak terlalu peduli. Dia tidak peduli pada kekuasan Emrys, dia tidak peduli dengan peringatan Dex. Baginya, Isabelle adalah hal mutlak yang harus dimilikinya dengan segera. Semua orang juga tahu, sosok Isabelle cukup terkenal di antara para laki-laki walau gadis itu masih belia. Dan Cassiel tidak akan mau kalah walau selangkah pun dari mereka, dan akan melakukan semua cara agar Isabelle jatuh ke dalam pelukannya.

Cinta itu kelak bisa dibangun. Hal pertama yang harus dia rasakan adalah perasaan cintaku yang tulus. Tidak ada yang bisa menolakku. Siapa pun dia, tidak seorang pun boleh menolakku.

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Indah Syi
pemaksa bangets siih
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Istri Mungil Sang Penguasa   ENDING SCENE

    Hal pertama yang dilakukan Isabelle adalah memeluk erat Valerie ketika dia turun dari sedan yang membawanya kembali ke rumah. Dalam diam, dia menangis sesenggukan, menumpahkan semua rasa sakit hati dan penyesalan yang tak terukur dalam dirinya. Isabelle tidak bisa menggambarkan betapa terlukanya perasaannya dan sedalam apa rasa sakitnya.Rasa sakit itu bukan hanya karena dia berpikir jika dia kehilangan Valerie, namun juga karena rasa cinta yang sudah menggebu-gebu dalam dirinya untuk Rick. Tapi keadaan ini membuat dirinya sendiri tidak mengizinkan cinta itu berbalas. Dia sangat sakit hati hingga dia membatasi dirinya untuk tidak mencintai.“Heh, berikan Grandpa kesempatan.” Isabelle melepas pelukannya. Dia berdiri di sisi Valerie, menyeka air matanya dan membiarkan Grandpa memeluk sosok yang sangat dirindukannya itu.Tangisan Grandpa pecah saat memeluk Valerie. Dia terus mengelus punggung Valerie dan mengatakan maaf, bukan hanya sekali dua kali, namun berkali-kali hingga Valerie pun

  • Istri Mungil Sang Penguasa   Valerie, Maafkan Aku

    “Emrys bunuh diri.” Lucy tergesa-gesa masuk ke dalam rumah Karlis ketika Valerie sedang menonton televisi.Valerie berdiri, kedua bola matanya membulat tak percaya, namun dia kembali duduk dengan santai. "Jangan membohongiku. Aku tidak akan percaya.""Valerie...""Aku tahu kamu selalu memaksaku pulang. Tapi jangan menggunakan cara seperti ini." ujar Valerie."Aku tidak berbohong. Emrys benar-benar bunuh diri." Lucy membuka ponselnya, menunjukkan pesan yang dikirim oleh Ky padanya. “Apa katamu?” desis Valerie.“Setelah mengirim pesan padaku, dia menghubungiku juga. Dia bertanya dimana aku sekarang dan aku berbohong jika aku sedang diluar kota untuk urusan pekerjaan. Dia memintaku untuk menenangkan Isabelle dan memberitahu jika Emrys bunuh diri.”“Ke-kenapa bisa...”“Dia melompat dari tebing yang sama dengan tebing tempatmu nyaris dibunuh. Dalam suratnya yang dia letakkan di meja kamar, dia mengatakan jika dia ingin mengalami sendiri apa yang kamu alami.”“Tapi ini sudah satu setengah

  • Istri Mungil Sang Penguasa   Emrys Bunuh Diri

    Lucy berguling menghadapkan tubuhnya pada Valerie yang masih terlentang menatap kosong langit-langit kamar. Setiap akhir pekan, Lucy selalu menyempatkan diri untuk melihat Valerie dan bermalam di sana. Valerie selalu mengalami mimpi buruk, berteriak dalam tidurnya untuk diselamatkan. Lucy tahu sahabatnya itu terluka sangat dalam hingga dalam mimpi pun dia masih bergulat. Namun, Lucy juga tidak bisa melakukan apa-apa.“Belum mengantuk?” bisik Lucy.Valerie menggeleng, menarik selimut menutupi dadanya. Dia mendesah panjang. “Bagaimana kondisi perusahaan Emrys?”“Sudah lebih baik.” Lucy memilih duduk. “Sejak aku memutuskan untuk menarik semua produk yang kami luncurkan dan mengembalikan apa yang seharusnya milik Lysander Kingdom berikut hak ciptanya, perusahaan mereka semakin membaik.”“Bagaimana dengan Isabelle?”“Isabelle?” Lucy mengingat-ingat. “Aku tidak terlalu sering bertemu dengannya karena aku sibuk di perusahaan. Tapi Rick mengatakan jika Isabelle masih marah dan menolak dirinya

  • Istri Mungil Sang Penguasa   Kamu Tidak Mau Kembali?

    Sebulan kemudian.Sepasang bola mata yang indah dan teduh itu menatap layar televisi yang ukurannya nyaris seukuran dengan kardus pembungkus mie instan yang biasa dimakannya. Kedua bola mata itu bergerak mengikuti arah gambar yang menayangkan acara komedi. Dia tidak tertawa saat tokoh dalam acara itu menjatuhkan dirinya ke dalam kubangan lumpur. Apapun adegannya, dia tidak tersenyum.Seorang wanita paruh baya masuk ke ruanganya. Dia membawakan semangkuk bubur yang masih mengepul panas dan meletakkannya di atas meja. Dengan lembut wanita itu menarik remote dari tangannya dan mematikan saluran televisi. “Sudah malam, Nak. Makanlah dulu. Kamu perlu tetap hidup demi janin dalam perutmu.”Pemilik mata teduh itu adalah Valerie. Ketika wanita yang menemukannya dan menyelamatkannya itu menyebut janinnya, dia secara naluri memegang perutnya. Di keningnya ada beberapa bekas luka goresan yang belum hilang, begitu pula di tangannya.Dia ingat. Ketika tubuhnya dihempas oleh arus, seseorang tiba-t

  • Istri Mungil Sang Penguasa   Apakah Valerie Benar-Benar Pergi?

    “Bagaimana Grandpa, Belle?” Rick dan Zach menghampirinya bersamaan.Isabelle tidak menyahut, pun tidak melirik mereka. Dia melengos begitu saja lalu pergi mengambil beberapa kaleng alkohol dari dalam kulkas dan membawanya ke taman belakang rumahnya. Hati Isabelle benar-benar kacau dan dia masih sakit hati. Semua kebohongan yang mereka lakukan di depannya membuat dia tidak bisa memaksakan diri untuk berbicara pada keduanya.Dia membuka kaleng alkoholnya dan langsung menenggaknya. Dalam sekali tegukan panjang, dia menghabiskan seisi kaleng itu hingga tumpah ke pakaiannya. Isabelle menghela nafas, menyeka sisa alkohol yang membanjiri dagunya. Isabelle mengingat Valerie. Dia menunduk, air matanya jatuh dan dia menangis sesenggukan hingga dadanya terasa sangat sesak. Dia memukul-mukul dadanya yang seolah terhimpit oleh beban berat, berusaha mencari oksigen agar bisa bernafas lebih leluasa. Namun sesak itu bukan karena jantungnya kekurangan oksigen, melainkan karena semua kekacauan dalam h

  • Istri Mungil Sang Penguasa   Kita Pasti Akan Menemukannya

    Angin malam yang kencang membuat tubuh Victoria yang terayun-ayun merasakan kengerian yang teramat besar. Dia berteriak meminta agar Emrys menurunkannya. Rasanya dia nyaris pingsan melihat betapa tingginya posisinya berada hingga benda-benda di bawahnya terasa sangat kecil. Victoria menangis, kembali memohon agar Emrys bermurah hati padanya.Hati Emrys tidak tergugah. Dia sama sekali tidak tergerak. Tekadnya sudah bulat sekalipun dia akan membayar apa yang dilakukannya dengan nyawanya sendiri.Dia akan melakukan apa pun, dia sanggup menukar apa pun, hanya jika Valerie bisa kembali.Ketika Emrys hendak melempar tubuh Victoria dari lantai enam belas bangunan itu, tiba-tiba beberapa anggota kepolisian menghampirinya dan berusaha menahannya.“Emrys, jangan.” Sosok kapten yang ditemuinya di villa tadi malam berdiri di sana. “Jangan kotori tanganmu, ini bukan gayamu.”Air mata Emrys mengalir terus dan dia benar-benar tidak berdaya. Bayang-bayang bagaimana Valerie jatuh menari-nari di kepala

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status