Share

65

Author: Kuldesak
last update Last Updated: 2025-07-12 15:43:25

Perintah Kaisar Edmure yang murka menggema seperti dekret kematian. Di halaman depan istana yang luas, debu beterbangan di bawah puluhan tapak kuda perang.

Suara ringkikan kuda, denting zirah, dan teriakan para kesatria membuat alunan kekacauan yang terorganisir.

"Kavaleri Sayap Timur, ambil Jalan Raja Leonhard! Susuri setiap desa dan penginapan hingga ke perbatasan! Jangan beri mereka tempat bersembunyi!" seorang panglima dari Garda Kekaisaran, Gideon, dengan zirah perak berkilau yang menandakan pangkatnya, meneriakkan perintah di atas derap kudanya yang gelisah.

"Bagaimana jika mereka melawan?" tanya seorang kesatria.

"Perintah Kaisar jelas! Raja Leonhard boleh dihabisi jika melawan, tapi istrinya... harus hidup! Kavaleri Sayap Utara, ikuti panjiku! Kita akan ambil jalur utama yang paling cepat! Bergerak!"

Para kesatria serempak menghentakkan tombak mereka ke tanah dan sebagian mengangkat pedang mereka. "UNTUK KAISAR!" seru mereka, sebelum memacu kuda-kuda mereka keluar dari gerb
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Kuldesak
terima kasih, Kak. Hehehe iya, badan akhir² ini rada kurang bersahabat. Kakak juga sehat selalu ya ......
goodnovel comment avatar
Razee
Makasih karna update babnya kak.. sihat selalu ya
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Istri Palsu Grand Duke    69

    "Apa belum ada informasi dari para prajurit?" tanya Kaisar Edmure pada salah satu penasihat setianya, Silas.Kaisar Edmure duduk di singgasananya yang megah, wajahnya tampak lelah namun matanya yang biru berkilat waspada. Ia menunggu laporan akhir dengan tidak sabar.Silas membungkuk hormat. "Belum ada laporan resmi dari Sir Gideon, Yang Mulia. Sepertinya, kemenangan ada di tangan Kekaisaran. Mengingat pasukan Raja Leonhard yang tidak seberapa," jawab Silas. Kaisar Edmure mengangguk, meski dia mengutus puluhan pasukan terbaik, Edmure belum bisa bernapas lega jika ia tidak melihat mayat Leonhard dengan mata kepalanya sendiri. 'Mengundang Leonhard ke Ibukota dengan dalih penobatan adalah jebakan yang tepat,' pikir Kaisar Edmure, senyum tipis terukir di bibirnya. 'Dia terlalu sombong untuk menolak, dan terlalu lurus untuk mencium pengkhianatan dari keluarganya sendiri.'Rencananya semula begitu rapi dan politis. Edmure ingin membuat kesepakatan dengan Leonhard. Memberikan wilayah denga

  • Istri Palsu Grand Duke    68

    "Lihatlah anjing-anjing peliharaan adikku ini. Begitu setia dan ... begitu menyedihkan."Di tengah jalan yang berdebu, diapit pepohonan ek menjulang, Darren duduk di atas kuda hitam, zirah ringan berkilau di tubuhnya, jubah marun terjulur, dan senyum miring menusuk seperti belati.Mengetahui siapa yang menghadang mereka, Theo dan Geon meloncat turun dari kuda.Keduanya memasang kuda-kuda, dan suara logam beradu terdengar saat mereka menghunus pedang bersamaan."Pangeran Darren. Menyingkirlah dari jalan kami. Kami sedang dalam tugas penting dari Raja Leonhard.""Hahahaha!" Darren tertawa lebih keras. "Raja? Raja yang mana? Raja yang sudah menjadi santapan serigala di belakang sana?" Darren memiringkan kepalanya. "Aku adalah pewaris sah Vordane. Perintahku adalah hukum rimba di sini. Sekarang, serahkan wanita itu padaku, dan mungkin kalian akan kubiarkan hidup." hardik Darren. Di dalam kereta, Lyra yang masih bersedih dan juga terkejut atas kereta yang tiba-tiba berhenti mendadak pun

  • Istri Palsu Grand Duke    67

    Suara roda kereta yang menjauh kini tak lagi terdengar, ditelan oleh gemuruh derap puluhan kuda dan teriakan perang yang mendekat. Leonhard Vordane berdiri sendirian. Bahunya sobek, seragam hitamnya basah oleh darah dari luka di bahu yang terus menetes ke tanah.Pedang di tangan kanan Leonhard bergetar pelan, bukan karena takut, tapi karena menahan rasa sakit dan beban kelelahan.'Pergilah, Lyra,' batin Leonhard, menatap ke arah perginya kereta itu. 'Pergilah sejauh mungkin dan temukan ibumu. Aku harap, kau tidak pernah tahu betapa aku takut kehilanganmu saat ini.'Langkah-langkah musuh mulai merapat, mengepungnya dari segala arah. Puluhan pasukan elit kekaisaran, dengan zirah hitam mengkilat yang basah oleh hujan, membentuk setengah lingkaran yang rapat."Itu dia! Sang Pengkhianat!" seru komandan mereka, Sir Gideon, menatap Leonhard dengan wajah bengis meremehkan. "Bunuh jika Raja Utara itu berani mengayunkan pedangnya! Bawa mayatnya ke hadapan Kaisar!"Leonhard hanya diam, sorot ma

  • Istri Palsu Grand Duke    66

    "SERANGAN DATANG DARI KANAN!" teriak kusir dari luar. Leonhard bereaksi dalam sepersekian detik. "Lyra, menunduk!" teriak Leonhard. "Akhhh!" Lyra menjerit, jantungnya berpacu. Tanpa berpikir, Leonhard langsung memutar tubuhnya, menggunakan punggungnya sendiri sebagai perisai untuk melindungi Lyra, mendekap kepala wanita itu ke dadanya yang bidang. SYUUT! JLEB! Satu anak panah menembus kaca jendela yang pecah, menancap dalam di bahu Leonhard. "AKHH!" Leonhard mengerang kesakitan. Rasa panas terasa membakar dan menjalar di bahu Leonhard, tapi pelukannya pada Lyra tidak mengendur sedikit pun. Leonhard hanya mendesis menahan sakit. "Aku tidak apa-apa... jangan bergerak!" "Leon ... Kau melindungiku?" ucap Lyra panik. Ia bisa merasakan otot-otot di punggung Leonhard menegang kesakitan. "Sudah tanggung jawabku. Tetap diam." Di dalam dekapan sang Raja, Lyra mencium aroma amis darah. Tubuh Lyra seketika bergetar. "Leon ... Kau tidak apa-apa, kan?" tanya Lyra deng

  • Istri Palsu Grand Duke    65

    Perintah Kaisar Edmure yang murka menggema seperti dekret kematian. Di halaman depan istana yang luas, debu beterbangan di bawah puluhan tapak kuda perang. Suara ringkikan kuda, denting zirah, dan teriakan para kesatria membuat alunan kekacauan yang terorganisir. "Kavaleri Sayap Timur, ambil Jalan Raja Leonhard! Susuri setiap desa dan penginapan hingga ke perbatasan! Jangan beri mereka tempat bersembunyi!" seorang panglima dari Garda Kekaisaran, Gideon, dengan zirah perak berkilau yang menandakan pangkatnya, meneriakkan perintah di atas derap kudanya yang gelisah."Bagaimana jika mereka melawan?" tanya seorang kesatria. "Perintah Kaisar jelas! Raja Leonhard boleh dihabisi jika melawan, tapi istrinya... harus hidup! Kavaleri Sayap Utara, ikuti panjiku! Kita akan ambil jalur utama yang paling cepat! Bergerak!"Para kesatria serempak menghentakkan tombak mereka ke tanah dan sebagian mengangkat pedang mereka. "UNTUK KAISAR!" seru mereka, sebelum memacu kuda-kuda mereka keluar dari gerb

  • Istri Palsu Grand Duke    64

    "Apa yang kau lihat?!" tanya Leonhard mendesak, genggaman tangannya di tangan Lyra mengerat. Ia bisa merasakan ada sesuatu yang sangat penting di balik perubahan sikap Lyra sejak pesta pengangkatan itu. Lyra tampak malu, tatapannya turun ke arah gaunnya. "Bisakah kau berbalik dulu?" pinta Lyra, kedua pipinya yang tadi sudah merona kini semakin memerah. Leonhard menaikkan satu alisnya, bingung sekaligus geli. "Untuk apa? Setelah apa yang kita lalui semalam, kau masih malu padaku?" sindirnya. "Apa kau ingin menusukku dari belakang saat aku tidak melihat?" "Bukan begitu!" sungut Lyra kesal. "Lalu?" Leonhard tersenyum miring, senyum yang sangat menyebalkan. "Kau itu rubah bersurai hitam yang penuh trik. Aku harus waspada." "Aku menyimpan Liontin ibuku di dalam korsetku! Puas?!" Sergah Lyra frustasi. Leonhard terdiam sesaat, lalu tawanya yang serak dan rendah kembali terdengar. "Oh... Hanya itu? Kenapa harus malu? Aku sudah melihat semuanya tadi malam. Dadamu, belahan dagingmu deng

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status