Share

64

Author: Kuldesak
last update Last Updated: 2025-07-09 20:59:08

"Apa yang kau lihat?!" tanya Leonhard mendesak, genggaman tangannya di tangan Lyra mengerat. Ia bisa merasakan ada sesuatu yang sangat penting di balik perubahan sikap Lyra sejak pesta pengangkatan itu.

Lyra tampak malu, tatapannya turun ke arah gaunnya. "Bisakah kau berbalik dulu?" pinta Lyra, kedua pipinya yang tadi sudah merona kini semakin memerah.

Leonhard menaikkan satu alisnya, bingung sekaligus geli. "Untuk apa? Setelah apa yang kita lalui semalam, kau masih malu padaku?" sindirnya. "Apa kau ingin menusukku dari belakang saat aku tidak melihat?"

"Bukan begitu!" sungut Lyra kesal.

"Lalu?" Leonhard tersenyum miring, senyum yang sangat menyebalkan. "Kau itu rubah bersurai hitam yang penuh trik. Aku harus waspada."

"Aku menyimpan Liontin ibuku di dalam korsetku! Puas?!" Sergah Lyra frustasi.

Leonhard terdiam sesaat, lalu tawanya yang serak dan rendah kembali terdengar. "Oh... Hanya itu? Kenapa harus malu? Aku sudah melihat semuanya tadi malam. Dadamu, belahan dagingmu deng
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Istri Palsu Grand Duke    67

    Suara roda kereta yang menjauh kini tak lagi terdengar, ditelan oleh gemuruh derap puluhan kuda dan teriakan perang yang mendekat. Leonhard Vordane berdiri sendirian. Bahunya sobek, seragam hitamnya basah oleh darah dari luka di bahu yang terus menetes ke tanah.Pedang di tangan kanan Leonhard bergetar pelan, bukan karena takut, tapi karena menahan rasa sakit dan beban kelelahan.'Pergilah, Lyra,' batin Leonhard, menatap ke arah perginya kereta itu. 'Pergilah sejauh mungkin dan temukan ibumu. Aku harap, kau tidak pernah tahu betapa aku takut kehilanganmu saat ini.'Langkah-langkah musuh mulai merapat, mengepungnya dari segala arah. Puluhan pasukan elit kekaisaran, dengan zirah hitam mengkilat yang basah oleh hujan, membentuk setengah lingkaran yang rapat."Itu dia! Sang Pengkhianat!" seru komandan mereka, Sir Gideon, menatap Leonhard dengan wajah bengis meremehkan. "Bunuh jika Raja Utara itu berani mengayunkan pedangnya! Bawa mayatnya ke hadapan Kaisar!"Leonhard hanya diam, sorot ma

  • Istri Palsu Grand Duke    66

    "SERANGAN DATANG DARI KANAN!" teriak kusir dari luar. Leonhard bereaksi dalam sepersekian detik. "Lyra, menunduk!" teriak Leonhard. "Akhhh!" Lyra menjerit, jantungnya berpacu. Tanpa berpikir, Leonhard langsung memutar tubuhnya, menggunakan punggungnya sendiri sebagai perisai untuk melindungi Lyra, mendekap kepala wanita itu ke dadanya yang bidang. SYUUT! JLEB! Satu anak panah menembus kaca jendela yang pecah, menancap dalam di bahu Leonhard. "AKHH!" Leonhard mengerang kesakitan. Rasa panas terasa membakar dan menjalar di bahu Leonhard, tapi pelukannya pada Lyra tidak mengendur sedikit pun. Leonhard hanya mendesis menahan sakit. "Aku tidak apa-apa... jangan bergerak!" "Leon ... Kau melindungiku?" ucap Lyra panik. Ia bisa merasakan otot-otot di punggung Leonhard menegang kesakitan. "Sudah tanggung jawabku. Tetap diam." Di dalam dekapan sang Raja, Lyra mencium aroma amis darah. Tubuh Lyra seketika bergetar. "Leon ... Kau tidak apa-apa, kan?" tanya Lyra deng

  • Istri Palsu Grand Duke    65

    Perintah Kaisar Edmure yang murka menggema seperti dekret kematian. Di halaman depan istana yang luas, debu beterbangan di bawah puluhan tapak kuda perang. Suara ringkikan kuda, denting zirah, dan teriakan para kesatria membuat alunan kekacauan yang terorganisir. "Kavaleri Sayap Timur, ambil Jalan Raja Leonhard! Susuri setiap desa dan penginapan hingga ke perbatasan! Jangan beri mereka tempat bersembunyi!" seorang panglima dari Garda Kekaisaran, Gideon, dengan zirah perak berkilau yang menandakan pangkatnya, meneriakkan perintah di atas derap kudanya yang gelisah."Bagaimana jika mereka melawan?" tanya seorang kesatria. "Perintah Kaisar jelas! Raja Leonhard boleh dihabisi jika melawan, tapi istrinya... harus hidup! Kavaleri Sayap Utara, ikuti panjiku! Kita akan ambil jalur utama yang paling cepat! Bergerak!"Para kesatria serempak menghentakkan tombak mereka ke tanah dan sebagian mengangkat pedang mereka. "UNTUK KAISAR!" seru mereka, sebelum memacu kuda-kuda mereka keluar dari gerb

  • Istri Palsu Grand Duke    64

    "Apa yang kau lihat?!" tanya Leonhard mendesak, genggaman tangannya di tangan Lyra mengerat. Ia bisa merasakan ada sesuatu yang sangat penting di balik perubahan sikap Lyra sejak pesta pengangkatan itu. Lyra tampak malu, tatapannya turun ke arah gaunnya. "Bisakah kau berbalik dulu?" pinta Lyra, kedua pipinya yang tadi sudah merona kini semakin memerah. Leonhard menaikkan satu alisnya, bingung sekaligus geli. "Untuk apa? Setelah apa yang kita lalui semalam, kau masih malu padaku?" sindirnya. "Apa kau ingin menusukku dari belakang saat aku tidak melihat?" "Bukan begitu!" sungut Lyra kesal. "Lalu?" Leonhard tersenyum miring, senyum yang sangat menyebalkan. "Kau itu rubah bersurai hitam yang penuh trik. Aku harus waspada." "Aku menyimpan Liontin ibuku di dalam korsetku! Puas?!" Sergah Lyra frustasi. Leonhard terdiam sesaat, lalu tawanya yang serak dan rendah kembali terdengar. "Oh... Hanya itu? Kenapa harus malu? Aku sudah melihat semuanya tadi malam. Dadamu, belahan dagingmu deng

  • Istri Palsu Grand Duke    63

    Seorang pelayan istana berdiri dengan gugup di depan pintu ganda paviliun pribadi Kaisar, membawa nampan perak berisi buah-buahan segar dan air dingin untuk pagi hari. Ia sudah mengetuk tiga kali, namun tidak ada jawaban sama sekali dari dalam.'Aneh sekali,' batin pelayan itu, dahinya berkerut. 'Biasanya Yang Mulia Kaisar sudah bangun saat fajar. Tidak mungkin beliau masih tidur.' Ia mencoba memanggil dengan suara yang lebih keras, "Yang Mulia Kaisar, hamba izin masuk untuk mengantarkan sarapan pagi Anda."Hening. Tidak ada jawaban.Rasa takut mulai merayapi perasaan pelayan itu. Ia tahu betapa marahnya Kaisar jika tidurnya diganggu, tapi tidak menjawab panggilan sama sekali jauh lebih tidak biasa. Dengan tangan gemetar, pelayan tersebut memberanikan diri mendorong pintu yang ternyata tidak terkunci itu."Yang Mulia...?"Krek! Pintu terbuka perlahan. Pelayan itu mengintip ke dalam.Pemandangan pertama yang ia lihat adalah permadani Persia yang mewah dan perapian yang apinya sudah

  • Istri Palsu Grand Duke    62

    "Hah... Hahaha... Hahahaha!"Leonhard tertawa terbahak-bahak, tawanya begitu keras dan lepas hingga kepala lelaki itu terlempar ke belakang. Lyra ternganga, benar-benar bingung mendengar tawa renyah suaminya. Dia sudah dag dig dug ser menerima eksekusi atas pengakuannya. Pikiran Lyra, ia akan langsung di giveaway ke peti mati. Oh ... Tidak, dipaketkan ke ruang bawah tanah lalu diadili atas tindakan pemalsuan. Tapi apa ini? Lyra melihat Leonhard tertawa begitu geli? 'Apa dia sudah gila?' batin Lyra. "Oh ... Istriku ...!" seru Leonhard di sela tawanya. "Hey! Ada apa denganmu? Apa ... Ada yang salah?" tanya Lyra heran. Lambat-lambat, tawa Leonhard mereda, pria itu menopang kepalanya dengan satu tangan, menatap Lyra yang masih mematung kaget dengan ekspresi kebingungan. Air mata geli bahkan tampak di sudut mata Leonhard yang zamrud. "Demi semua beruang di hutan Vordane..." Ia memulai, suara Leonhard masih sedikit bergetar karena sisa tawa. "... akhirnya kau mengaku juga." Ia me

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status