Share

Istri Pengganti
Istri Pengganti
Penulis: Naura Shafa

Bab. 01

Penulis: Naura Shafa
last update Terakhir Diperbarui: 2025-04-26 13:41:43

“Apa yang harus kita lakukan?! Jeni kabur dan tidak ada di dalam kamar pengantin.”

Semua orang panik termasuk Mona sang mamah, pikirannya berkecamuk, padahal hari ini pesta sudah digelar acara pun tampak meriah.

Perlahan Nadya masuk mengetuk pintu ia ingin sekali melihat Jeni memakai gaun pengantin menghiasi tubuhnya.

Tok.. tok.. tok

“Masuk.”

“Nadya, syukurlah kau datang juga, bersiaplah acara akan segera dimulai.” Ucap Mona menghampiri.

“Di mana, kakak?” Tanya Nadya melihat ke sekitar ruangan.

“Nadya, kamu pakai gaun ini dan segera hadiri acara pernikahan.”

“Apa yang mamah katakan? Pernikahan? Bukankah kakak yang menikah?” Tanya Nadya lembut.

“Kau yang menggantikan Jeni, dia kabur dan kau harus menuruti apa yang seharusnya mamah perintahkan.” Mona menekan.

Seketika tubuhnya lemah tidak berdaya, dia terjatuh dengan banyak pertanyaan di benaknya. Kenapa harus dirinya yang menjadi pengganti sang kakak. Kenapa bukan orang lain.

“Ta-pi, Nadya sudah punya pasangan sebentar lagi menikah.” Nadya menundukan wajah.

“Kamu melawan?! Kalian bisa saja putus! Ini demi kebaikan keluarga kita kamu harus menggantikan posisi kakak mu. Semua tamu undangan telah menunggu pengantin wanita. Bersiaplah mamah tidak punya waktu dan akan segera mengurusnya.” Paksa Mona.

Nadya hanya bisa pasrah dia menangis, tubuhnya lemah tak kuasa menahan rasa sakit, di antara banyak saudara Jeni kenapa harus dirinya yang menjadi pilihan Mona.

Akhirnya perias itu berhasil merias wajah cantik Nadya, gaun itu terlihat sangat cantik saat Nadya memakainya terkesan seperti putri ratu. Semua terkesan atas kecantikan Nadya, rambut panjang itu sekarang terlihat di sanggul dan indah, sebagian rambutnya terurai di bagian pinggir. Make up tipis menghiasi wajahnya yang imut.

Langkah demi langkah Nadya menuruni anak tangga semua pandangan tertuju pada pengantin wanita.

“Dia sangat cantik, Bas. Lihatlah istrimu seperti cinderella.” Seru Sherly- mamah Bastian tampak bahagia menyambut kedatangan istri dari putranya.

Bastian terkejut dia bahkan tidak mengenal siapa pengantin wanita yang ada di depan matanya.

“Siapa wanita itu?” Bastian bertanya-tanya. “Ke mana, Jeni?”

Nadya akhirnya sampai di pelaminan Bastian tidak mungkin mengacaukan acara pernikahannya. Apalagi dia harus menjaga nama baik keluarga bahkan beberapa televisi menyiarkan siaran pernikahan mereka.

Acara telah selesai digelar Bastian kini duduk di sebuah ruangan, mereka kini telah sampai di rumah besar miliknya.

“Tu-an.”

Nadya mengetuk pintu memanggil Bastian.

“Masuklah.”

Perlahan kaki jenjang Nadya melangkah masuk membawa gaun pengantin yang sangat cantik. Namun, Bastian tidak menghiraukan Nadya.

“Siapa kamu? Kau bukan wanita yang saya inginkan! Di mana dia sekarang?” Tanya Bastian dingin mengecam.

“Tu-an, saya-.”

“Cukup! kau menggantikan pengantin wanita seolah kau yang menikah denganku, semua berkas yang sudah saya tandatangani berhasil diubah oleh keluargamu.” Bastian kembali memberikan banyak pertanyaan.

Nadya hanya bisa menundukan wajahnya bahkan dia tidak tahu harus menjawab apa. Jeni kabur dan dia yang menggantikan posisi kakak tirinya.

“Saya mengerti, tapi izinkan saya menjelaskan semuanya.” Nadya tercekat sesaat melihat pria itu menghampirinya. Ia menundukan wajah ke bawah lantai meremas gaun pengantin, jantung berdegup kencang pikirannya berkecamuk.

“Nadya? Nama yang sangat indah, pergilah ganti pakaianmu.” Titah Bastian. Tangan kekar itu menarik dagu mungil Nadya. Terlihat air mata membasahi kedua pipi wanita itu kemudian Bastian melepaskan dan meninggalkannya.

“Kenapa seperti ini,” batin Nadya menjerit. Dia bahkan belum menjelaskan pernikahan kilatnya kepada sang suami.

Malam ini malam pertama bagi Nadya berada di dalam kamar pria yang sama sekali tidak dia kenal. Dia melihat ke sekeliling aroma harum ruangan menyengat ke dalam hidung mancung miliknya. Nadya tengah mengeringkan rambut oleh handuk basah yang tengah ia pegang. Perlahan Nadya keluar dari kamar mandi lalu melihat Bastian tengah duduk menyilang kaki dengan satu gelas minuman di tangannya.

“Malam ini, saya tidak akan tidur satu ranjang denganmu, tidurlah di lantai saya tidak mau kita bersama. Kalau sampai orang tuaku mengetahui hal ini dia pasti akan marah.” Ujar Bastian lalu meletakan minuman itu di atas meja.

Nadya hanya menundukan tanda mengerti lalu dia segera mengambil koper dan pergi menjauh.

Ada ruangan penyekat di belakang lemari Bastian, dia sengaja menyuruh Nadya berada di sana supaya keluarganya tidak mengetahui bahwa pengantin wanita telah di tukar. Ini bisa menimbulkan permasalahan besar bagi keluarganya. Terlebih Bastian tidak akan mendapatkan hak waris dari sang kakek.

“Kita akan makan malam bersama, pastikan kau tidak membuat masalah, segera rapikan pakaian. Saya menunggumu di sini.” Tutur Bastian.

Nadya mengangguk kecil dia kemudian meletakan koper di bawah lantai lalu memilih make up yang akan merias wajahnya. Nadya menoleh ke arah ponsel miliknya lalu membaca pesan singkat dari sang kekasih.

“Leon, kau menghubungi beberapa kali, maafkan aku belum sempat memberi kabar buruk ini.” ujar Nadya kemudian meletakan kembali ponselnya dan akan memblokir kontak Leon. Karena pilihan ini sudah ia pikirkan agar Leon bisa dengan bebas mencari penggantinya. Terkesan kejam tapi beginikah kenyataan bahwa Nadya sudah menikah.

Nadya sudah siap dengan lipstik pink muda di bibir mungilnya, rambutnya terurai. Aroma minyak wangi menyengat di batang hidung Bastian.

Nadya menghampiri Bastian yang kini tengah menunggunya di ambang pintu, Nadya menunduk dia bahkan enggan melihat ke arah pria yang saat ini sudah menjadi suaminya.

Walau pun hati menolak tapi Nadya tidak bisa berbuat apa-apa lagi, dia hanya anak tiri yang di asuh sejak kecil oleh Mona. Maka dari itu dia tidak mau menolak keinginannya.

Tiba-tiba saja Bastian membalikan tubuhnya lalu menutup pintu kamar. Nadya yang saat ini berada di hadapannya tampak terlihat wajah heran.

“Nadya, kita memang sudah menikah sekarang kau menjadi istriku dan aku adalah suamimu, tapi jangan berharap lebih saya tidak akan pernah menerimamu sebagai istriku. Bersikap manis di hadapan kakek dan mamah. Mereka sangat menginginkan menantu tapi ternyata saya salah memilih menantu untuk mereka.” Ungkap Bastian menatap dingin kedua sorot mata memandang ke arah lain dan kedua tangannya dimasukkan ke dalam saku celana.

Nadya tercekat mendengar perkataan yang keluar dari mulut suaminya.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Istri Pengganti   Bab. 07

    Siang ini Nadya bersiap mengantarkan makan siang untuk suaminya ia bersemangat karena memang sudah kewajibannya sebagai seorang istri memberikan masakn lezat untuk suaminya. Seperti yang Serly katakan dia harus memasakan kesukaan Bastian supaya pria itu bisa luluh kepadanya.Nadya pergi menaiki taksi online ia bahkan tidak diberikan fasilitas mewah oleh Bastian. Akhirnya setelah beberapa menit Nadya kini berada dihadapan gedung yang menjulang tinggi ke atas langit. Wajahnya tersenyum terlihat ceria memancarkan kebahagiaan. Gedung itu milik perusahaan suaminya dia menghela napas panjang memejamkan kedua mata lalu berjalan menuju ke arah gedung. Satpam dan semua karyawan di sana memberi hormat kepada Nadya seolah mereka memberikan sambutan untuknya, karena semua orang yang ada di sana tahu bahwa Nadya istri dari pemilik perusahaan tersebut. “Nyonya, Tuan tidak ada di sini dia tengah menghadiri rapat penting sebaiknya kamu bisa menunggunya di ruangan.” Ucap sal

  • Istri Pengganti   Bab. 06

    Nadya berdiri di depan pintu ia tersenyum kala melihat seorang pria tengah berjalan ke arahnya menenteng tas yang ada di tangan. Nadya mulai menghela napas lalu tersenyum dan membungkukan tubuh sedikit. “Tuan, kau sudah pulang! Sini biar saya ambilkan tasnya.” “Hmmm.” Nadya segera mengambil tas yang ada di tangan Bastian, kemudian ia berjalan dari arah belakang mengikuti Bastian. Nadya kembali mengeluarkan suara dan bertanya kepada Bastian. “Tuan, makan malam sudah siap, apa kau mau makan sekarang?” Tanya Nadya. “Tidak usah, saya tidak lapar,” Bastian membalasnya singkat bahkan dia enggan melihat ke arah istrinya. Pria itu terus berjalan menaiki anak tangga lalu Nadya menyusul untuk menyimpan tas yang dia pegang. Cukup berat karena memang isi tas itu berkas penting milik Bastian. “Tuan.” Bastian terdiam dia menghela napas panjang lalu membalikan tubuhnya dan menatap tajam merah menyala. Nadya mencengkram tas oleh kedua tangan menundukan wajah seakan dia akan di terkam ol

  • Istri Pengganti   Bab. 05

    Nadya tengah merias wajahnya, ia melihat di cermin luka wajahnya masih terlihat jelas, lembam di bagian pipi kiri. Dia mengingat kembali betapa kasar dan menakutkan Bastian. Rambut panjang berwarna hitam terurai sempurna, tidak lupa Nadya mencatok bagian pinggirnya, bibir tipisnya ia oleskan sedikit agar terlihat fresh. Kemudian Nadya mulai mengusap wajahnya dengan make up, ia tersenyum melihat lukanya tertutup oleh conceller dengan sempurna. Tidak lupa Nadya memakai pakaian rapih dengan celana levis dan baju kameja berwarna denim corak bergaris kecil melekat pada tubuhnya. Nadya kemudian mengambil tas berwarna hitam yang tergeletak di atas tempat tidur.“Kau mau pergi?” Tanya dingin Bastian menggetkan Nadya yang tengah merapihkan dirinya. Nadya terdiam dia mendengar suara suaminya lalu menoleh ke arah belakang. Bastian tengah menyenderkan tubuhnya ke bagian dinding tembok lalu memeluk dada oleh kedua tangannya. “Tu-an.” Gumam Nadya menundukan wajahnya.Perlahan Bastian melangkah

  • Istri Pengganti   Bab. 04

    Setelah berperang dengan pikirannya sendiri, Bastian memutuskan untuk melihat keadaan Nadya. Dia bergegas menerobos hujan deras hingga tubuhnya basah kuyup, dia membuka pintu dan melihat Nadya tergeletak tidak jauh dari pintu utama.“Nadya.” Bastian tidak sadar memanggil nama wanita itu, dia bergegas merangkul dan memanggil namanya.“Nadya, apa kau baik-baik saja?” Tanya Bastian panik.Tubuhnya ia guncangkan wajahnya ia usap dengan penuh kasih sayang. Hatinya merasa sedih melihat keadaan istrinya yang terkurai lemah. “Nadya.” Bastian terus memanggil namanya. Tidak mau terjadi apa-apa kepada Nadya Bastian segera membawa pulang menggendong tubuhnya yang basah kuyup kena guyuran air hujan. Sampai saat ini Nadya belum sadarkan diri, seharian Bastian menghukumnya untuk tidak memberikan makan dan minum. Dia mengurung di tempat kotor hingga menemukan Nadya tergeletak di bawah lantai.“Dokter, segera datang ke rumah saya!” Perintah Bastian panik.“Ia berhasil menggeletakan tubuh Nadya di

  • Istri Pengganti   Bab. 03

    “Apa yang pria itu katan benar adanya,” tanya kakek Baskoro kepada Nadya yang saat ini tengah duduk diam menundukan wajah. Perlahan Nadya menelan saliva susah payah dia menoleh ke arah Bastian, pria itu memberi isyarat untuk mengatakan kata Ya kepada sang kakek. “Emm.. ya, saya tengah datang bulan.” Jawab singkat Nadya merasa takut. Baskoro menghela napas panjang dia merasa kecewa dan segera pergi meninggalkan ruang makan. Baskoro menoleh ke arah Nadya dan segera beranjak dari tempat duduknya lalu menarik pergelangan tangan Nadya. Mereka kini berada di dalam kamar pria itu masih tetap diam mencekal tangannya lalu mendorong tubuh Nadya sampai menempel di dinding tembok. Kedua wajah mereka beradu pandang Bastian menatap dalam namun dingin. “Tuan, apa yang kamu lakukan, lepaskan saya.” Nadya memberontak lalu mengalihkan pandangannya.“Surat perjanjian! Kau harus menyetujui perjanjian pernikahan kita.” Bastian mulai melonggarkan tubuhnya lalu menjauh. Nadya merasa lega akhirnya pria

  • Istri Pengganti   Bab. 02

    Semua yang ada di dalam ruangan tercekat mendengar pernyataan dari sang kakek termasuk Nadya. “Bayi, kita baru saja menikah,” Bastian menyela percakapan keluarganya. “Ya, kamu harus memberikan putra penerus keluarga kita, sebaiknya kalian rencanakan honeymoon ke luar negeri.” Kakek Baskoro beranjak pergi meninggalkan meja makan. “Atau kalau tidak, kau akan kehilangan aset keluargamu.” Ancam Baskoro kembali.“Sialan.” Bastian mengepal kedua tangan sorot mata penuh dendam melirik ke arah Nadya yang saat ini berada di sampingnya. Bastian pergi tanpa meninggalkan sepatah kata pun, dia masuk ke dalam kamar memukul dinding tembok lalu berteriak.“Bayi, kenapa harus punya keturunan dari wanita tidak aku cintai.” Bastian menjambak rambut miliknya, napas memburu jantung berdegup lebih cepat. Kedua mata memerah ia kemudian mengusap wajah gusar.“Tuan, boleh kah saya masuk?”Nadya kini berada di ujung ambang pintu. Bastian menoleh lalu menghiraukan perkataan yang keluar dari mulut Nadya. “

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status