Share

Bab 6. Menikah

Author: Faiz bellzz
last update Last Updated: 2023-02-01 18:06:36

Ucapan Bara membuat Indah terdiam dan heran. Ia merasa tidak percaya jika pria yang ada di hadapannya bisa mengatakan hal itu tanpa beban. Apa ia pikir pernikahan itu hanya main-main? 

"Kenapa diam aja? Kamu mau enggak?" Bara tampaknya tidak sabar ingin tahu jawaban lndah.

 

Indah mengerjap beberapa kali saat Bara menatapnya penuh harap. Ia merasa bingung harus menjawab apa. "Saya tidak ...."

Belum selesai Indah menyelesaikan kalimatnya, Bara sudah lebih dulu menyela dengan menarik tangan Indah. Langkahnya sangat lebar dan cepat. Sehingga Indah hampir terseret andai tidak bisa menyeimbangkan.

"Ma! Pa!" Bara memanggil kedua orang tuanya begitu masuk ke dalam rumah.

Memang jarak antara gerbang dan rumah cukup jauh. Hal itu dikarenakan halaman yang begitu luas. Dona dan Roki yang berada di kamar pun segera keluar ketika mendengar Bara yang memanggil mereka.

"Ada apa, Bar?" tanya Roki dengan napas yang terengah-engah–khawatir sang putra kembali terkena musibah.

"Aku mau menikah dengan Indah."

"Hah?"

Mata kedua orang tua Bara langsung melebar begitu mendengar ucapan anaknya yang tiba-tiba. Mereka tercengang. Roki bahkan langsung memegang dadanya. Sementara Dona, wanita itu menatap anaknya dengan tatapan tidak percaya.

 

"Maksud kamu apa, Bara?"

 

"Aku mau menikah dengan Indah, Mom." Bara menjawab tanpa beban, sedangkan Indah hanya bisa menunduk dalam.

Tangan Indah memilin kerudung yang sedikit menjuntai. Dalam hati, ia menyesal karena sudah mengatakan tentang pernikahan kepada Bara. Indah tidak mengira jika penjelasannya malah ditangkap salah paham oleh Bara.

Niat hati ingin membuat Tara tahu batasan agar tidak seenaknya memegang tangannya. Namun, berujung petaka. Indah masih tidak habis pikir dengan jalan pikiran Bara.

"Kenapa tiba-tiba?" tanya Dona.

 

"Biar bebas pegang dan peluk Indah." 

Indah yang mendengar itu semakin menunduk dalam. Dia mencoba menyembunyikan semburat merah padam yang menghiasi wajahnya. Bara tanpa malu mengatakan hal itu kepada kedua orang tuanya. 

Sungguh, ia merasa malu dengan setiap ucapan Bara yang tanpa beban. Sementara Dona dan Roki hanya bisa diam, mereka merasa bingung harus mengatakan apa untuk membalas jawaban Bara.

"Kenapa kalian diam aja?"

"Emm ... begini, Bar. Menikah itu bukan perkara yang mudah, kamu enggak bisa main-main dengan pernikahan. Bukan soal pegangan tangan atau sekedar pelukan, tapi lebih dari itu." Dona berkata dengan hati-hati.

"Lebih dari itu? Emang apa lagi yang biasa orang lakukan jika menikah? Sepertinya, aku harus melihatnya di ponsel."

"Uhuk!"

Tiba-tiba Indah tersendat ludahnya sendiri kala mendengar ucapan Bara. Melihat itu, Bara segera pergi ke dapur. Tidak lama ia kembali dengan air segelas air putih. 

"Diminum dulu," ujar Bara sambil memberikan air tersebut kepada Indah.

Ragu-ragu Indah menerimanya. "Terima kasih, Pak."

"Sama-sama."

Hening, tidak ada yang bicara setelahnya.

Semua tengah sibuk dengan pikirannya masing-masing. Hingga akhirnya suara berat dari Bara kembali memecah keheningan.

"Jadi, gimana? Kapan aku dan Indah bisa menikah?" tanya Bara tidak sabar. 

"Bara, ayo kita duduk dulu." Roki yang sejak tadi diam pun meminta semua orang untuk duduk di sofa ruang tamu setelah bisa menguasai diri.

Tidak membantah, Bara mengajak Indah untuk duduk di sofa ruang tamu.

"Bara, yang Mama kamu katakan itu benar. Menikah bukan soal berpegangan tangan atau berpelukan, tapi menyatukan dua manusia yang berbeda karakter. Dan kamu, tidak bisa dengan mudahnya mengajak Indah menikah."

"Kenapa?" tanya Bara dengan serius.

 

"Karena Indah memiliki orang tua. Kamu harus meminta restu kepada orang tua Indah, dan kamu harus siap dengan segala kemungkinannya." 

"Kemungkinan?" Bara mulai gusar. Bukankah keinginannya harus terpenuhi?

"Ya, kamu pastikan jika Indah masih lajang atau tidak. Dan sebagainya," ujar Roki mencoba membuka jalan pikiran anaknya.

Bara terdiam mencerna setiap ucapan Roki tadi. Lama dengan posisi menunduk, akhirnya ia menoleh ke arah Indah. Ia menatap perempuan tersebut dengan serius.

"Apa kamu mau menikah denganku? Ah ... bukan, tapi apa kamu tidak memiliki suami?" tanya Bara menuntut jawaban pasti.

Indah menelan ludahnya kasar, ia merasa takut dengan tatapan Bara yang tajam. Tiba-tiba tenggorokannya tercekat. Sehingga sangat sulit baginya untuk mengatakan apa yang ada dalam pikirannya.

"Ayo jawab, Indah. Aku enggak tahu perasaan apa ini, tapi aku merasa kamu bisa melindungiku dari orang-orang jahat." 

Sontak ucapan Bara membuat Dona dan Roki tersentak. "Maksud kamu, Bara? Apa kamu sudah mengingat yang berbuat jahat sama kamu siapa?"

Ada harapan dari pertanyaan Dona dan Roki. Andai Bara mengingatnya, itu berarti teka-teki dibalik kecelakaan akan terungkap. "Bara, ayo jawab pertanyaan kami!" 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Istri Penyelamat CEO Amnesia   Bab 111. Maafkan aku

    “Mohon maaf, Pak, tapi keinginan Anda tidak bisa saya lakukan,” ujar Dokter Kristi yang membuat Bara murka.“Kenapa tidak bisa? Bukankah teknologi semakin maju!” “Itu karena akan membahayakan janin dan ibunya, Pak. Terlebih dengan kondisi Nona Indah yang kurang baik.” Dokter Kristi mencoba memberi pengertian agar Bara tidak memaksakan kehendak.“Aku tidak peduli! Lakukan atau karirmu hancur,” cetus Bara membuat Dokter Kristi ketakutan.Bagaimanapun bagi Bara akan mudah menghancurkan karirnya. “Pak, tolong pertimbangkan kembali,” ujarnya mulai goyah. “Tidak, keputusanku sudah bulat!”Mendengar perdebatan suaminya dengan Dokter Kristi membuat Indah kecewa. Perempuan yang sejak tadi hanya diam itu bangkit membuat Bara dan Dokter Kristi langsung menoleh ke arahnya. “Mau ke mana kamu?” tanya Bara.“Sudah cukup, Mas. Kalau memang kamu tidak mempercayai aku hamil anakmu tidak apa-apa. Anggap saja aku memang melakukan seperti apa yang kamu pikirkan, Mas.” Terang saja ucapan Indah memancing

  • Istri Penyelamat CEO Amnesia   Bab 110. Buktikan!

    Berita tentang Mawar dan Zulfi yang dibawa oleh polisi sudah menyebar di kalangan karyawan dan kolega bisnis Bara, termasuk kedua orang tuanya. Karena itulah kini Bara dimintai Roki untuk datang ke rumahnya.“Apa yang sebenarnya terjadi? Coba jelaskan,” pinta Riko dan Diana.Tidak langsung menjawab, Bara lantas mengembuskan napas dengan kasar terlebih dahulu. “Sebenarnya ingatanku sudah kembali,” ujar Bara membuat kedua orang tuanya kaget bukan main.“Jadi kamu sudah mengingat semuanya, Bara?”“Iya, Mam.” “Lalu kenapa tidak menceritakannya kepada kami?” Roki menuntut penjelasan lebih.“Karena aku ingin mengungkap lebih dulu pelaku dibalik kecelakaan yang kualami.”“Artinya kamu kembali bersama Mawar itu juga bagian dari rencana?” “Iya, Pap.” Bara mengangguk membenarkan membuat Roki mengusap wajahnya kasar. “Kamu keterlaluan, Bara!”Bentakan dari Roki membuat Bara terkejut. Ia pikir pria paruh baya itu akan senang karena ingatannya sudah kembali.“Keterlaluan bagaimana?” “Kamu sud

  • Istri Penyelamat CEO Amnesia   Bab 109. Tangkap dia

    Bara pulang dalam keadaan mabuk parah, membuat Indah yang sedang terlelap tersentak ketika tiba-tiba Bara menjatuhkan diri di sampingnya. “Mas, Bara,” ucap Indah lantas bangkit.Bau menyengat yang menguar dari tubuh Bara membuat Indah mual. Meski begitu, Indah tetap membantu Bara melepaskan sepatu juga jas yang masih melekat di tubuh tegap suaminya. “Kenapa senang sekali minum minuman terlarang?” gumam Indah.*** Mata setajam elang itu mengerjap beberapa kali hingga akhirnya dibuka dengan sempurna. Bara mengedarkan pandangannya dan mendapati jika dirinya sudah berada di kamar. Ia bangkit sambil memegang kepalanya yang terasa pening. “Mas, Bara,” ucap Indah yang baru saja masuk kamar.Bara lantas menoleh sebentar lalu membuang muka ketika ingatannya kembali pada saat kemarin ia mendapati Indah di mushola bersama Dirga. “Kau, dari mana kemarin?” tanyanya.Pria itu sudah tidak tahan lagi dengan praduganya selama ini. Pria itu menatap Indah nyalang. Membuat Indah menelan ludahnya kasar

  • Istri Penyelamat CEO Amnesia   Bab 108. Di balik wajah lugu

    Bara mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi, menyalip kendaraan lain yang sekiranya menghalangi jalan bagi dirinya. Pria itu bahkan mengabaikan protes yang dilakukan oleh pengguna jalan lain. Tidak peduli klaksonan atau pun umpatan yang terdengar. Dalam pikirannya ia hanya ingin melampiaskan kekesalannya karena Indah dengan tega melakukan hal tercela di kantor dengan pria lain. Sungguh, pria itu tidak menyangka jika Indah sampai hati melakukan hal tersebut. Padahal ia pernah berpikir jika perempuan yang menjadi penyelamat hidupnya merupakan perempuan baik-baik. “Haha … hahaha ….” Pria itu tertawa seperti kesetanan. Ia merasa bodoh karena berhasil dibodohi oleh wajah polos Indah. Ternyata di balik wajah lugu Indah tersimpan sebuah kenyataan yang membuat Bara tidak habis pikir. Bagaimana bisa? Hanya itu yang ada dalam benak Bara sekarang. Pertanyaan mengenai Indah yang bisa-bisanya malah melakukan hal seperti itu terus berputar di pikiran Bara. Sampai pria itu tidak sadar ji

  • Istri Penyelamat CEO Amnesia   Bab 107. Kejam

    Bara yang berjalan tergesa tentu menjadi pusat perhatian semua orang. Meski begitu tidak ada yang berani bertanya atau sekedar menyapa. Semuanya memilih menyingkir–memberikan jalan untuk pria tersebut. Sampai akhirnya Bara tiba di ruangannya. Dengan keras ia membuka pintu kemudian menutupnya kembali. Sehingga Mawar yang berniat masuk untuk menyusul pun mengurungkan niat kala ia akan masuk, tetapi pintu dengan keras tertutup. Wanita itu hanya mampu berdiri mematung sambil memegang dadanya dengan kedua tangan. Sementara matanya melebar dengan napas yang terengah akibat berlari menyusul Bara. Dengan kasar ia mendengus kemudian berbalik–berniat ke meja kerjanya. Namun, Mawar malah dikagetkan dengan kehadiran Zulfi yang sudah ada di belakangnya entah sejak kapan. “Sepertinya ada hal penting yang sedang dilakukan Pak Bara,” ujar Zulfi yang dibalas delikan oleh Mawar. “Hemm, aku tau! Tapi entah apa itu. Bisakah kamu menyeledikinya?” Permintaan itu ditanggapi Zulfi dengan mengangkat satu

  • Istri Penyelamat CEO Amnesia   Bab 106. Sean

    Tiba di rumah Indah lantas turun dari mobil setelah membayar ongkosnya. Perempuan itu berjalan dengan langkah gontai menuju gerbang yang menjulang tinggi. Tidak perlu banyak bicara, penjaga rumah pun sudah mengetahui jika Indah adalah nyonya di rumah tersebut. Sehingga dengan sedikit keheranan karena tidak biasanya Indah pulang sangat cepat pun membukakan gerbang. “Siang, Nyonya,” sapa Pak satpam yang berjaga. Dengan seulas senyum yang sangat tipis Indah membalas sapaan satpam tersebut. Bukan karena ia tidak ramah, tetapi ia yang lelah membuat Indah ingin segera tiba di kamar. Setelahnya Indah masuk rumah kemudian menaiki anak tangga untuk tiba di kamar.Begitu tiba, Indah membuka kerudung yang sejak tadi menutupi kepalanya. Lantas setelahnya ia merebahkan diri di atas ranjang. Meringkuk sambil menutup tubuhnya dengan selimut. Sementara di tempat lain, Bara sedang melakukan pertemuan dengan lawan bisnisnya di salah satu restoran. Mereka melakukannya di sana sekalian untuk makan sia

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status