Share

Istri Polos CEO Dingin
Istri Polos CEO Dingin
Penulis: Ullashaa

Menikahi Pria Asing

“Diam dan jangan bantah ibumu! Atau kamu akan melihat mayat ibu tergantung di rumah ini!”

Alesha meringis. “Bu ... ibu boleh suruh aku apapun itu, tapi jangan nyuruh aku nikah sama laki-laki yang bahkan nggak aku kenal sama sekali,” seru Alesha dengan lirih. “Aku nggak mau nikah sama laki-laki bejat di luaran sana. Aku nggak mau sama sekali!”

Ibunya itu menarik lengan Alesha dan mencengkram kuat lengan anaknya.

“Kamu udah ibu jual ke rumah bordil dan mereka juga udah nawarin kamu ke salah satu langganan di sana. Terus ... kamu harus tau, kalau kamu dibeli! Kamu bakal dibayar dengan jumlah uang yang besar banget. Kamu nggak perlu mikirin buat dapetin uang lagi, sampai banting tulang sana-sini. Kamu cukup ikutin kemauan orang itu. Mau ya ... ibu mohon.”

“Bu.”

“Pokoknya kamu harus nurut untuk kali ini! kalau sampai nggak, kamu harus bayar utang ibu sebanyak dua ratus juta. Jadi, kamu tinggal milih. Dapetin uang dua ratus juta itu atau kamu turutin orang itu!”

Selanjutnya Alesha hanya bisa menatap lirih kepergian ibunya. Ia meringis, benar-benar bingung akan pilihan yang harus dia pilih selanjutnya. Ini benar-benar diluar batas pikirannya.

Namanya Alesha. Memiliki arti nama yang sangat indah yaitu perempuan beruntung, dan selalu dilindungi Allah. Arti yang begitu tak terlihat di saat orang-orang sering menyebut Alesha sebagai anak haram. Ya ... ibunya yang sangat dia cintai itu merupakan seorang wanita malam. Bahkan karena pekerjaannya itu, sang ibu tidak mengetahui siapa bapak kandungnya itu. Sampai titik ini, Alesha masih berusaha mencari walau hanya sebuah diary milik ibunya yang dia pegang saja.

Tidak hanya itu,

Karena pekerjaan sang ibu, mereka terus dirundung oleh tetangga. Katanya mereka hanya membawa aura buruk di manapun mereka berada. Maka dari itu, kini mereka tinggal di lingkungan yang penuh akan hal buruk di mata Alesha. Bahkan orang bercumbu dan berpakaian ketat selalu menjadi pemandangan Alesha sehari-hari.

Tapi,

Semua itu tidak membuat Alesha ikut terpengaruh ke lingkungan yang buruk. Karena sejak kecil, Alesha sudah belajar akan ilmu agama dari buku usang yang ia temukan di tempat sampah. Usahanya saat kecil, membuat Alesha tumbuh menjadi seseorang yang memahami agama. Kini dia mengenakan kerudung persegi panjang dan jangan lupakan pakaian longgar.

Sayangnya, title ‘anak haram’ seolah sudah melekat di dirinya.

“Alah ... ngapain pakai baju kayak gitu. Paling kalau udah gede nanti, kamu meneruskan pekerjaan ibu kamu itu.”

“Nggak usah merusak nama kerudung karena dikenakan anak haram kayak kamu!”

“Persetan dengan kerudung dan gamismu, urus dulu ibumu ... suruh dia jangan menggoda suami orang. Perbaiki dulu kelakuan kalian berdua. Bukannya malah memepermalukan kayak gini!”

Dan masih banyak lagi omongan yang selalu Alesha terima.

Tidak hanya itu,

Bahkan ibunya sendiri kerap meremehkan dirinya. Ibunya hanya tertawa melihat dia yang terus belajar, padahal menurut ibunya itu cuman kegiatan yang tidak berguna sama sekali. Karena bagi ibunya, belajar nggak cukup membuat Alesha banyak uang.

“Dari pada belajar ... mendingan kamu percantik diri kamu, belanja baju yang ketat. Ibu rasa kamu pasti disukain sama banyak laki-laki di luaran sana. Tinggal di poles dikit, pasti banyak yang menyukai kamu. banget berguna kamu belajar tinggi-tinggi, apalagi sampai memakai kerudung kayak gitu ... lebih baik kamu ikut sama ibu saja!”

Banyak hal sebenarnya yang membuat Alesha tidak kuat.

Saat kecil, dia selalu dirundung bahkan ia didorong ke saluran got yang kotor hanya karena mereka tidak mau menemaninya bermain. Dikecam dengan kata-kata buruk hanya karena ibunya yang mendekati suami para tetangga di sana.

“Kan bukan aku yang jahat! Tapi kenapa aku di jahatin kayak gini,” pekik si kecil Alesha

Tapi dengan semua hal yang sudah dia lewati, akhirnya Alesha tumbuh menjadi wanita kuat. Walaupun di satu sisi terkadang dirinya membutuhkan seseorang yang ada di sampingnya. Ia benar-benar tidak kuat mengatasi semuanya sendiri. Ditambah tuntutan sang ibu yang selalu membuat Alesha lelah dan puncaknya saat ini.

“Nggak mau ... aku nggak mau masuk ke lingkungan sana. Ya Allah ... apa yang harus Hamba lakukan. Hamba nggak mau terjerumus ke lingkungan yang dibenci engkau. Aku harus apa?”

***

“Bagaimana para saksi, sah?”

“SAH!”

Semua orang dengan khyusuk langsung mendoakan pernikahan yang baru saja berlangsung. Semuanya kelihatan bahagia kecuali perempuan yang sejak tadi menangis membuat MUA di sana panik karena riasannya yang terus luntur.

“Ya Allah ... kenapa ini terjadi sama hamba” Alesha meringis

Dengan segala paksaan yang diterima kini Alesha sedang duduk beriringan dengan seorang pria tampan yang baru saja ia lihat tadi pagi. Alesha benar-benar terkejut karena semalam ibunya berani memberi obat tidur membuat ia dibawa dengan mudah ke kediaman laki-laki itu dan saat sadar, perempuan itu langsung dipaksa berdandan dan mengenakan gaun tanpa dirinya paham karena Alesha sibuk menghilangkan rasa pusing.

Alesha melirik ke sembarang arah, semuanya keliatan bahagia.

Perempuan itu mengepalkan tangan dan menunduk, menahan amarah menggebu di dalam hatinya. Kenapa tidak ada yang sadar kalau dirinya tidak bahagia sama pernikahan ini? Alesha semakin kencang menangis, membuat laki-laki di sampingnya menarik tangan Alesha dan mencengkramnya kuat.

“Diam!”

Rasa takut membelenggu hatinya, tapi bukannya berhenti menangis yang ada air matanya semakin deras turun.

“Saya bilang diam, ya diam!” ucap pria itu penuh penekanan

Tak ada perubahan sama sekali, membuat laki-laki itu berdiri hingga Alesha yang di gandengnya tersentak lalu ikut berdiri. Laki-laki itu menarik Alesha ke belakang pelaminan menimbulkan tanda tanya semua tamu yang melihat. MC sigap menenangkan para tamu dan meminta para tamu untuk melanjutkan acara makan mereka.

Laki-laki itu membawa Alesha ke sebuah ruangan dan menghentakan lengannya.

“Saya nggak mau reputasi saya hancur hanya karena kamu menangis di depan umum,” bentak laki-laki itu. “Sekali lagi kamu menangis di depan sana, saya akan suruh ibu kamu bayar semua hutang detik ini juga.”

Alesha menatap protes.

“Itu kamu sendiri tahu kalau ibu aku yang punya hutang. Tapi kenapa malah aku yang disuruh bayar?” perjelas Alesha. “Kalau punya urusan sama ibu aku, ya selesaiin sama ibu. Bukan sama aku. Aku nggak tahu apa-apa dan sekarang tiba-tiba di suruh nikah kayak gini? Nggak bisa, aku nggak mau sama sekali!”

Laki-laki itu mencengkram kuat lengan Alesha hingga dia meringis kesakitan.

“Nggak usah banyak tingkah, ibumu sudah menjual kamu ke saya. Jadi cukup diam dan ikuti permainan saya! Karena dari detik ini kamu milik saya.”

“Aku? Dijual ibu?” histeris Alesha yang kaget

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status