Share

Istri Satu Juta Dollar Sang Tuan Muda
Istri Satu Juta Dollar Sang Tuan Muda
Author: YL Wanodya

Bab 1. Tragedi

Byur!

“Astaga! Berani-beraninya dia melemparkan minuman pada ahli waris keluarga Pinault.”

“Apa dia tidak kenal siapa lawannya itu?”

“Kurasa ia harus membayar ganti rugi luar biasa besar atas ketidaknyamanan Tuan Muda Pinault.”

Celotehan para pengunjung di Café De Flore membuat tubuh Airina menegang.

Sebab, dialah pelaku yang tengah dibicarakan.

Tadi, Airina terlalu emosi melihat kekasihnya asyik berciuman dengan sahabatnya. Padahal, mereka tahu Airina tengah berjuang mencari pekerjaan!

Ia pun berniat melabrak dan melemparkan segelas cappucino yang baru dipesan pada keduanya.

Sayangnya, Airina justru salah sasaran!

Cappucino itu justru mengenai seorang laki-laki berperawakan tinggi dalam balutan jas mahal yang kini sudah basah.

Bahkan, kemeja putihnya sedikit menampilkan dada bidang pria dari keluarga Pinault yang terkenal sebagai pengusaha retail terbesar di Eropa.

“Mati aku….” lirihnya panik.

Airina menarik napas panjang, lalu menuju “korban” untuk membantu mengelap sisa cappucino dengan sapu tangan miliknya. “Tuan, maafkan saya.”

Perempuan itu pun sibuk mengelap jas pria tersebut, hingga tak menyadari pria yang menjadi korban salah sasarannya itu tengah menatapnya dengan pandangan sulit diartikan.

“Apa kamu sengaja ingin merusak jas ini dengan mengelapnya secara kasar?”

Deg!

Suara bariton itu menghentikan gerakan Airina.

Sontak, dirinya memperhatikan dengan jelas bahan jas tersebut.

Sebagai lulusan fashion design, Airina menyadari wol, katun, hingga kain cashmere di tangannya sangat premium.

Terbaik dari yang terbaik!

Airina pun memejamkan mata. ‘Astaga… jika dia meminta ganti rugi, bagaimana nasibku?’ batinnya panik.

Bayangan keluarganya yang kecewa tiba-tiba muncul. Ekonomi mereka sedang turun. Ibunya butuh biaya pengobatan yang besar dan biaya sekolah adiknya belum dibayar. Bagaimana mungkin Airina menambah masalah baru?

Memberanikan diri, Airina pun kembali berkata, “Tuan, sekali lagi saya minta maaf. Jujur saya tidak sengaja, sekali lagi saya minta maaf.”

Dia berharap belas kasih dari pria di hadapannya ini.

“Ikuti saya.”

“Hah?” gumam Airina tanpa sadar memperhatikan pria itu yang berdiri dari tempatnya, “maksud, Tuan?”

“Jika tidak ingin kutuntut, ikutlah denganku dan bayar ganti rugi jas yang kamu kotori ini!” tunjuk laki-laki itu dengan nada dingin.

“Ta–tapi–”

Ucapan Airina terhenti kala pria itu berlalu dari hadapannya.

Inilah yang paling dia takutkan. Harga jas itu mungkin setara dengan biaya hidupnya setahun.

Rasanya, ia ingin kabur. Sayangnya, itu tak mungkin.

Jadi, dengan berat hati, Airina memilih mengikuti langkah pria tampan yang tidak ia kenal sama sekali itu menuju parkiran.

Hanya saja, dari ujung matanya, ia dapat melihat dua pengkhianat yang menyebabkan tragedi ini–justru tersenyum mengejek ke arahnya.

“Sial! Akan kubalas kalian nanti,” batin Airina dalam hati.

Wanita itu lagi-lagi tak menyadari bahwa Tuan muda Pinault memperhatikan kelakuannya.

Diam-diam, pria itu bahkan menggelengkan kepalanya sembari tersenyum memperhatikan Airina yang sepertinya tak mengenalnya.

“Akhirnya, aku menemukanmu lagi, Airina,” batinnya, “kali ini, aku tak akan melepaskanmu.”

****

“Masuk! Kita akan ke kantorku.” Setibanya di parkiran, pria itu langsung memerintahnya dari dalam mobil Bentley keluaran terbaru.

Airina sontak merasa menjadi wanita yang sangat lusuh jika disandingkan dengan laki-laki di sampingnya.

Begitu perempuan itu masuk, sopir pria itu pun melajukan membelah jalanan Kota Macherie.

Hanya ada keheningan di antara mereka.

Airina masih berpikir keras, tentang bagaimana cara dia mengganti jas itu!

CIT!

Tanpa disadari, mobil pun berhenti–menyadarkan Airina dari lamunan.

‘Serius ini kantornya? Aku benar-benar sial!’ batin Airina memperhatikan kantor pria asing ini,

Kantor tersebut terletak di Avenue Lionel Terray yang merupakan sebuah kawasan perkantoran elit di Macherie.

Mata Airina menyibak ke beberapa penjuru.

Tiba-tiba saja, sang sopir membuka pintu mobil perlahan. “Silakan turun, Nona.”

Airina pun mengangguk dan memaksakan senyum.

Ia berjalan memasuki bangunan dengan arsitektur yang sangat mewah.

Airina semakin merasa kecil. Dirinya tidak ada apa-apanya dibanding lelaki yang membawanya ke sini.

Tanpa sadar, ia sudah tiba di ruangan bertuliskan Monsieur Pinault.

Pria itu bahkan sudah duduk di kursi kerjanya.

Tanpa kata, Tuan muda Pinault menunjuk kursi di hadapannya menyuruhnya duduk.

Airina pun melakukannya.

“Tuan, saya sungguh minta maaf. Tapi, saya tidak tahu harus ganti rugi menggunakan apa. Saya ini pengangguran. Keluarga saya butuh saya untuk membiayai mereka. Atau … Anda mau mempekerjakan saya? Saya bersedia melakukan apapun, saya–”

Airina terus bicara. Tampak sekali, ia kalang kabut.

Laki-laki di hadapannya hanya mengulas senyum tipis dan menaikkan sebelah alisnya. “Melakukan apapun?”

Meski tidak mengerti, Airina mengangguk.

Bersamaan dengan itu, Tuan Pinault seketika membuka beberapa berkas dengan cepat.

Tanpa basa-basi, ia meletakkan berkas beramplop merah di atas meja.

“Jika demikian, silakan baca berkas perjanjian ini, Nona!” titahnya.

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status