Home / Romansa / Istri Sewaan CEO Duda / 2. Cinta Satu Malam

Share

2. Cinta Satu Malam

Author: Skuka_V
last update Last Updated: 2023-12-16 15:48:46

"Aku tak menyangka seorang Arkan Syahreza mulai tertarik ke gadis polos."

Sebelum benar-benar pergi, Lala dan pasangannya memperhatikan Naura yang menghabiskan minuman dari Arkan. Pria dingin itu jarang mau berdekatan dengan gadis muda dan menawarkan minum secara sukarela.

Namun, Naura adalah pengecualian.

Lucunya lagi, Naura menghabiskannya dalam sekali teguk!

Hal ini membuat Arkan tampak terkesan.

"Kamu suka minum?" tanyanya. Entah mengapa, dia jadi ingin menuangkan minuman kembali ke gelas Naura.

Naura hanya mengangguk sembari kembali meneguk minuman di depannya.

Dia memang pernah meminum bir kalengan–sisa kakaknya. Tapi, tidak banyak.

Hanya saja, apa perlu dia menjelaskannya pada Arkan?

Toh, itu sama saja, kan? Terlebih, mereka baru kenal dan dia hanya menunggu Lala di sini.

“Om, apakah om tahu ke mana temanku pergi?” tanya Naura mendadak.

"Om …?" Alih-alih menjawab, Arkan justru tertawa mendengar ucapan Naura yang memanggilnya Om.

"Berapa usiamu? Apa seusia dengan Lala?" tanyanya lagi.

Naura mengangguk sembari meneguk minuman yang dituangkan ke gelasnya lagi.

"Lantas, kenapa kamu memanggilku, Om?"

"Karena wanita yang datang ke sini, biasanya sudah 30 ke atas."

Arkan tertawa mendengar ucapan Naura. "Jadi, menurutmu berapa usiaku?"

Naura berpikir sejenak lalu berucap asal, "Mungkin 40? Aku salah satu pelanggan tetap di sini jadi aku tahu."

"Benarkah, apa aku setua itu?"

Arkan tertawa terbahak-bahak, terlebih kala melihat Naura mengangguk.

Hal itu rupanya tak luput dari pandangan Rendy yang sedang menari di lantai dansa.

"Sepertinya temanmu berhasil mengambil hati Arkan," bisiknya pada Lala.

Teman Naura itu sontak menoleh pada Naura dan Arkan yang sedang berbincang.

Hanya saja, ekspresi Naura tampak mulai berubah menjadi takut kala menatap Arkan.

"Sepertinya aku harus menemui temanku," ujar Lala.

"Hei, biarkan saja. Lagi pula temanmu itu sudah dewasa. Dia pasti tau cara menikmati kesenangan." Rendy menarik tangan Lala, hingga gadis tak bisa berkutik.

Terlebih, kala Rendy merangkulnya dan mengajak menjauh dari sana–ke tempat lebih privat.

Di sisi lain, Naura terus melihat ke lantai dansa.

Dia mencari sosok Lala di tengah keramaian.

Naura mulai merasa tak nyaman.

Hal itu menarik perhatian Arkan. Sudut bibirnya terangkat. Ia lalu menuangkan minuman racikannya ke gelas Naura.

"Minumlah."

Naura menarik gelas tanpa menoleh ke arah Arkan dan meneguknya kembali.

Hanya saja, dia mendadak memikirkan aromanya yang begitu kuat.

"Kenapa?" tanya Arkan.

"Enggak apa-apa," jawab Naura asal sembari mencari Lala.

Arkan tersenyum. Dia pun meminum kembali. Tak lupa, ia menuangkan minuman untuk Naura.

Entah mengapa, ekspresi Naura dan reaksinya tiap meneguk minuman begitu lucu.

Keduanya terus minum, hingga akhirnya Naura tampak mabuk.

"Aku mau pulang," ucap perempuan itu dengan suara berat.

Mendadak, Naura pun bangkit dari kursinya.

Arkan sontak memegang tangan Naura, sembari memperhatikan keberadaan Randy dan Lala.

Sayangnya, keduanya tampak sudah menghilang dari lantai dansa.

"Biar aku antar pulang," ucapnya.

Keduanya sempat bertatapan, sampai Naura tiba-tiba muntah di baju Arkan!

"Oek, maaf aku …," ucapnya lalu kembali muntah.

Arkan mencengkeram bahu Naura. Dia benar-benar jijik dengan muntahan!

Segera, pria itu menarik tangan Naura.

"Kamu harus membayar semuanya nanti!" ucapnya, lalu mengangkat tubuh Naura–masuk ke dalam mobil mewahnya.

***

Arkan menghentikan shower setelah selesai membersihkan diri dari muntahan Naura.

Sial, memang!

Tapi, salahnya juga yang terus mencekoki Naura dengan minuman itu.

Arkan lantas memilih keluar dari kamar mandi–hanya dengan melilitkan handuk di pinggangnya.

Namun, begitu sampai di kasur, tubuh polos Naura menyambutnya.

“Shit….” umpatnya, tak nyaman. Dia tadi memang melepaskan baju Naura yang kotor karena tak seorang pun yang bisa dipanggilnya.

Baju Naura juga sudah ia taruh ke tempat cucian.

Segera saja, dia menutup tubuh Naura dengan selimut. Namun, mendadak gadis itu menatapnya.

“Om Arkan….” lirih Naura mendadak.

Entah mengapa, Arkan merasa aliran darahnya mengalir cepat.

Dia memang bukan pria polos.

Hanya saja, Arkan bukanlah tipe yang suka melakukannya tanpa consent, apalagi dengan Naura yang tidak sadar seperti ini.

Pria itu hendak pergi, tetapi Naura justru mendadak menarik dan mencium bibirnya.

“Hemmmph…”

“Jangan pergi!” pinta Naura memelas.

Hanya saja, itu membuat tali tipis kesadaran Arkan putus.

Terlebih, Naura mendekapnya erat!

Kemolekan tubuh yang belum pernah terjamah oleh pria manapun itu membuat Arkan terlena….

“Kau akan menyesal,” ucap Arkan dengan suara berat. Namun, Naura justru menggeleng.

Entah siapa yang memulai kembali, sentuhan-sentuhan keduanya semakin liar.

Erangan dan desahan memenuhi kamar dengan cepat.

Suasana di kamar itu pun semakin panas.

Keduanya berkeringat meskipun AC di sana sudah diatur menjadi yang terendah.

Arkan sampai dibuat takjub.

Bagaimana bisa di lingkungan yang bebas ini masih ada wanita yang masih perawan dan luar biasa seperti Naura…?

Cukup lama bermain, keduanya akhirnya sama-sama puas.

Sesaat Arkan menoleh ke arah Naura yang masih tak sadarkan diri dan memperhatikan wanita polos itu.

Setelah ini, apakah Naura ingin apa yang sudah terjadi bersamanya?

Drrrt!

Dering ponsel menyadarkan Arkan dari lamunannya.

"Di mana kamu? Bikin malu keluarga saja!” omel mamanya pada Arkan sebelum pria itu sempat mengucapkan salam.

“Cepat pulang!” bentaknya lagi.

Arkan bahkan sampai menjauhkan ponselnya.

"Bukannya mereka sudah pulang?” balas pria itu pada akhirnya, “Ini sudah jam tiga pagi!"

"Kamu benar-benar membuat malu keluarga. Mereka datang jauh-jauh hanya ingin melihat kamu. Kapan lagi ada wanita yang mau menikah dengan pria yang berstatus duda seperti kamu!"

Arkan memijat pelipisnya sembari mendengarkan ocehan ibunya.

Dia memang kabur dari acara perjodohan yang dibuat sang ibu karena tak ingin terikat lagi dengan pernikahan.

Kegagalan di masa lalu membuat Arkan malas berurusan serius dengan wanita.

Hanya saja, dia tak menyangka temannya malah membawa gadis semenarik Naura.

Sebuah ide pun muncul mendadak.

"Mah, aku akan menikah," ucapnya pada akhirnya.

"Benarkah?” pekik sang ibu senang, “Baguslah! Mamah akan menghubungi keluarga Om Irwan agar segera menyiapkan pernikahan kalian. Kamu–"

"Ma, aku tidak akan menikah dengan anaknya Om Irwan,” potong Arkan, “aku akan menikah dengan wanita lain."

Arkan menoleh ke arah Naura yang tertidur pulas di ranjangnya.

Sementara itu, sang ibu sepertinya kecewa.

Helaan napas panjang terdengar oleh Arkan dari telepon, sebelum akhirnya berkata, "Kalau gitu, bawa wanita itu ke rumah."

Tut!

Sang ibu langsung memutus panggilan.

Segera ia memakai kembali pakaiannya untuk mengurus masalah esok hari–tak lupa ia menyelimuti tubuh polos Naura dengan selimut.

Perempuan itu tampak tertidur nyenyak, sampai akhirnya merasakan dingin di sekujur tubuhnya di pagi hari.

Naura menggeser kakinya mencari selimut.

Namun, saat tangannya mengenai dadanya, ia merasakan suatu keanehan.

Seketika ia membuka mata lalu melihat ke bawah.

"Argh ...." jerit Naura kala melihat tubuhnya sudah tak memakai pakaiannya sama sekali.

Ia sontak terduduk melihat ke sekeliling. "Ini bukan kamarku. Di mana aku?" panik Naura yang berusaha mengingat apa yang terjadi dengannya.

Deg!

"Pria itu?" lirihnya kala kejadian kemarin mulai tersusun.

Bersamaan itu, pintu kamar mendadak terbuka.

Namun, Naura menahan diri untuk tidak menjerit kala melihat Arkan yang bertelanjang dada.

"Kamu sudah bangun?" tanya pria itu mendekat ke arah Naura.

Tak lupa, dengan senyum yang begitu menggoda!

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (2)
goodnovel comment avatar
penikmatnovel
cinta pandangan pertama
goodnovel comment avatar
onetuyi
suka.........
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Istri Sewaan CEO Duda   157. Akhir Yang Bahagia

    Satu bulan berlalu hubungan Naura dan Arkan semakin erat. Meski harus menjalani hubungan long distance relationship, tak menghalangi rasa cinta Arkan untuk anak dan istrinya."Pagi, Sayang."Perlahan Naura membuka mata saat mendengar suara bariton berbisik di telinganya."Kapan kamu datang?""Lima menit yang lalu. Aku rindu memeluk tubuhmu, Sayang."Seketika Naura membuka matanya. "Axel, di mana dia?"Arkan mengeratkan pelukannya. "Dia di bawah sama Papah dan Bu Dila.""Oh." Naura hanya ber-oh-ria lalu menyibak selimut yang menutupi tubuhnya. "Kamu mau ke mana?""Mau buat sarapan," jawab Naura mengikat rambutnya. Namun, Arkan menarik tubuh Naura hingga tergeletak di atas kasurnya. "Aku masih kangen, diam di sini sebentar saja."Naura lalu membiarkan Arkan untuk memeluknya beberapa saat sampai dia puas meluapkan rasa rindunya."PAPA ...." teriak Axel."Tuh anaknya manggil, sana samperin."Arkan menghela napasnya lalu mencium bibir Naura dengan lembut. "Ku menginginkanmu Sayang." Tanga

  • Istri Sewaan CEO Duda   156. Menikah Rasa Pacaran

    Suara gemercik air membangunkan Naura dari tidurnya. Dia lalu mengibas selimut yang menutupi tubuhnya dan— "Argh." Naura berteriak histeris saat melihat tubuhnya yang polos tanpa sehelai benang pun. "Apa yang terjadi, di mana bajuku?" gerutu Naura. Tak lama dia mendengar suara seseorang membuka pintu. Naura pun segera menutup tubuhnya dengan selimut berpura-pura tidur untuk melihat siapa orang yang keluar dari kamar mandi. Sedikit demi sedikit Naura membuka matanya dan mendapati Arkan yang sedang memakai pakaiannya setelah mandi. "Arkan, jadi aku tidur dengan dia. Tunggu, kenapa aku bisa bersama Arkan?" batinnya. Naura mencoba mengingat kembali apa yang terjadi di klub semalam. Ingatannya mulai berputar seperti sebuah rekaman dan berakhir saat dia mencium Arkan. Naura begitu menikmati ciuman itu hingga membuatnya tak ingin melepaskan sedetik pun kesempatan itu. "Aku mencintaimu, Naura." "Aku juga mencintaimu, Arkan," ucap Naura dengan sadar hingga membuat wajahnya bers

  • Istri Sewaan CEO Duda   155. Aku Mencintaimu, Arkan

    Dentuman musik mengalun begitu kencang hingga memekikkan telinga. Namun, hal itu malah menarik atmosfer di sekitar membuat orang-orang yang berada di dalam klub ikut terhanyut dengan irama musik yang dibawakan oleh seorang DJ. "Naura, ayo turun!" ajak Sela saat mereka memasuki klub malam. "Kamu aja aku tunggu di bar ya." "Jangan di bar kita cari meja saja," ujar Sela. Matanya melihat ke sekeliling mencari tempat yang kosong. Namun, sayang tidak ada tempat kosong. Hampir semua meja terisi penuh oleh orang-orang yang sedang menikmati malam panjang mereka. "Tunggu, bukankah itu Arkan. Kita ikut di meja dia saja." Naura mencekal tangan Sela, tapi wanita itu terus berjalan meninggalkannya begitu saja. Mau tidak mau Naura pun mengikuti Sela hingga berhenti tepat di depan meja Arkan. "Hai, Arkan. Sendiri aja nih, boleh gabung?" Arkan mendelik, tanpa bicara dia bergeser tanda jika dia mempersilahkan mereka untuk duduk bersama dengannya. "Terima kasih, aku titip Naura dulu ya. B

  • Istri Sewaan CEO Duda   154. Cemburu Buta

    Deburan ombak mengalihkan perhatian Naura dari Roni dan Sela yang sedang berbincang. Padahal meeting sudah berakhir dan mereka berdua masih asik bersama."Ini." Naura menoleh ke samping saat Raka memberikan kopi untuknya. "Makasih.""Sama-sama."Naura kembali menoleh ke arah Sela dan Roni, tapi mereka sudah tidak ada di sana. "Ke mana mereka pergi?""Siapa? Oh Pak Roni dan Bu Sela, paling ke hotel.""Hah, kok bisa secepat itu?"Raka tertawa terbahak-bahak melihat ekspresi terkejut Naura. "Kamu tenang saja mereka sedang melihat lokasi untuk penempatan barang-barang.""Oh," ujar Naura bernapas lega. Naura pun memilih berteduh di bawah pohon yang rindang lalu menurunkan bokongnya di atas pasir. "Menurutmu bagaimana Bu Sela dan Pak Roni?""Maksudnya?"Raka tersenyum lalu menjawab, "Aku sudah lama ikut kerja dengan Pak Roni, aku tau dia tertarik pada Bosmu.""Oh, aku pikir Pak Roni bukan tipe pria idaman Bu Sela. Apa lagi usia mereka terpaut jauh, aku nggak yakin hubungan mereka akan b

  • Istri Sewaan CEO Duda   153. Kecemburuan Sela

    Setelah pertemuan Sela dan Arkan, wanita itu terus mendiamkan Naura seolah kesal kepada.Naura pun tidak tahu harus melakukan apa karena Sela terus memalingkan wajahnya."Sebentar lagi kita sampai, apa kamu akan terus bersikap seperti itu?"Sela mendelik dan hanya menggerakkan tubuhnya seolah tak memperdulikan Naura. Kesal, Naura pun menginjak rem hingga tubuh Sela terhuyung ke depan. "Argh ... Kamu gila, apa kamu ingin aku mati?""Lihat kamu masih hidup dan berteriak dengan kencang."Sela mendelik, dengan anggunnya dia merapihkan rambutnya. "Aku kesal karena kamu nggak ngasih tahu aku kalau Arkan ada di sini.""Aku juga nggak tahu kalau dia datang ke sini. Lagi pula baru tadi pagi aku ketemu sama dia. Tunggu, kenapa kamu sekesal ini sama aku. Apa kamu masih mengharapkan dia?""Hah, yang benar saja. Mana mungkin aku mau sama duda apa lagi bekas karyawanku," cibirnya.Naura berdecak kembali mengendarai mobilnya. "Berhenti berbohong buktinya kamu kesal saat melihat aku dan Arkan bersa

  • Istri Sewaan CEO Duda   152. Ciuman Membuat Hati Berdesir

    Deburan ombak mengalun indah menemani Naura yang sedang menikmati kopi di pagi buta. Dia sama sekali tak bisa tidur nyenyak saat berada jauh dari putra semata wayangnya.Tok,tok."Permisi, room service."Naura menoleh ke arah pintu lalu beranjak dari kursinya.CeklekNaura terkejut melihat staf hotel membawakan sarapan ke kamarnya. "Maaf aku nggak pesan, mungkin salah kamar."Staf tersebut melihat kartu untuk memastikan jika mereka tidak salah kamar. "Dengan Ibu Naura kamar 210""Iya aku Naura, tapi aku nggak pesan," tutur Naura mencoba menjelaskan. Tak lama ponsel Naura berdering terlihat nama Arkan di sana. "Halo."[Selamat menikmati sarapannya.]"Apa, jadi kamu yang kirim makanan ini. Dari mana kamu tahu aku ada di hotel ini?"[Selamat menikmati, Sayang.]Arkan mematikan panggilannya sepihak. Mau tidak mau Naura pun mempersilahkan staf untuk masuk dan menyajikan makanan pesanan Arkan.Sudut bibir Naura terangkat saat melihat makanan pesanan Arkan. Tak lupa dia mengabadikan momen

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status