Share

Bab 32. Jurusan Apa

Bagas hanya duduk di ruang tamu, menunggu dengan perut kosong. Harapannya bisa makan bersama dengan mertuanya, tapi kenyataannya malah berbeda. Dia dianggurkan di ruang tamu.

Bagas mencoba bersabar. Sampai tiga puluh menitan dia menunggu, tapi semua keluarga belum juga keluar.

"Ini pada makan apa? Batu kali apa kelereng? Kenapa begitu lama? Apa mereka makan dengan manner ala restoran?" gumam Bagas.

Bagas berjalan mondar-mandir di ruang tamu. Sesekali dia duduk dengan gelisah. Nyaris dia menyerah dan memilih pulang, tapi Delisa sudah berdiri di antara ruang tamu dan ruang tengah.

"Maaf, menunggu lama," sambut Delisa.

Suara Delisa memang halus dan tidak terdengar kasar mengajak ribut, tapi dalam dada Bagas bergemuruh meski sehalus apapun suara Delisa. Pasalnya, dia seperti tidak dianggap sebagai seorang suami.

"Aku mau bicara, Sa."

Suara penuh tekanan dan berat beban itu meluncur dari mulut Bagas. Mati-matian dia menahan emosinya yang bisa sewaktu-waktu meledak karena merasa diab
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status