Share

Istri yang Terpilih
Istri yang Terpilih
Penulis: Hailey's Daily

Lily Adhistira

Lily terus mengawasi kakak angkatnya Ayuna, perempuan dengan rambut ikal lebat yang terlihat lebih pucat dari beberapa hari terakhir. Lily merunduk saat Ayuna melangkah mendekatinya, wajah perempuan cantik itu pias, diraihnya kedua tangan Lily dan menggenggamnya erat.

“Ly, bolehkah aku meminta bantuanmu?”

Lily mendongak, “Apa yang bisa aku bantu, Kak?”

“Ada yang perlu kukatakan, dan aku hanya bisa mengatakannya kepadamu.” Ayuna membawa Lily ke kamarnya. Setelah mengunci pintu, langsung menunjukkan sebuah testphack yang tercentang garis dua di sana. Lily terkesiap, Ayuna ketakutan melihat reaksi adik angkatnya.

“Ly, aku hamil anak kekasihku ….” Ayuna berusaha menjelaskan. “Aku ingin membawanya bertemu dengan Papa, tapi karena aku sudah bertunangan dengan Aland, aku takut Papa akan murka dan malah tidak merestui kami. Bisa jadi, memintaku untuk menggugurkan bayi ini. Tapi aku ingin mempertahankannya.” Pelipis Ayuna dibasahi banyak peluh, maniknya memelas memohon iba, sekalipun keteledorannya tak pantas untuk diberi simpati.

“Lalu apa yang bisa aku bantu, Kak?” Lily bertanya, Ayuna langsung melepaskan genggamannya di kedua belah tangannya berganti mencekram kedua pundak Lily.

“Malam ini aku akan ikut bersama kekasihku, tak ada jalan lain selain melarikan diri dan kawin lari bersamanya. Setelah kami menghilang, aku ingin kamu menjelaskan kepada keluargaku, kenapa aku pergi dan apa yang aku alami sehingga harus melarikan diri. Aku tak berani mengatakannya langsung, takut mereka menahanku. Dan jika aku tidak memintamu menjelaskan setelah kami pergi, aku takut Papa masih mencari-cariku. Setidaknya jika tahu kalau aku hamil dan pergi bersama kekasihku, karena aku sudah pergi dengan membawa kabur aib Papa tak perlu mencariku lagi.”

“Mungkin ….” wajah Ayuna terlihat merasa bersalah. “Kamu akan kena getahnya, jika tahu ini sedari awal tapi baru mengatakannya setelah aku pergi. Tapi Ly,” manik Ayuna berkaca-kaca, benar-benar memohon iba. “Aku mohon kepadamu, sekalipun di pihakmu sangat berisiko, bantu aku kali ini. Dan jangan mengkhianatiku, dengan langsung mengatakannya kepada Papa sebelum aku dan kekasihku sempat melarikan diri.”

Awalnya meragu, Lily nyaris enggan menuruti permintaannya. Tapi melihat Ayuna begitu mengiba dengan wajah khawatir, akhirnya Lily mengangguk. Terdengar hembusan napas lega dari mulut dan hidung Ayuna. Mendadak Ayuna merasa mual, berlari ke kamar mandi dan memuntahkan isi perutnya. Benar-benar gejala ibu hamil. Yang berarti bukti testphack dan penjelasan keadaannya bukanlah settingan semata.

Malam harinya, Ayuna benar-benar kabur bersama kekasihnya. Diam-diam dia keluar dari rumah, dijemput seorang lelaki bermotor besar dengan wajah yang disumbat helm merah. Ayuna langsung meloncat ke goncengannya, dan motor itu melaju sejauh mungkin, memekakkan dari raungannya dan sepertinya pemandangan itu kali terakhir Lily melihat Ayuna.

Malam ini, ada kesepakatan di antara keluarga Adhistira dan Asrazaq untuk melakukan makan malam formal bersama. Yuda, Ayah kandung Ayuna dan ketiga anaknya yang lain sekaligus seorang lelaki berkharisma yang memungut Lily sebagai anak, mengamuk tidak mendapati Ayuna, yang menjadi inti utama makan malam yang akan diselenggarakan.

Yuda baru saja mengerahkan seluruh anak buahnya untuk mencari Ayuna. Lily yang memberanikan diri melangkah menghadap ayah angkatnya, bibir kecilnya bergetar dan semampunya berusaha mengimbuhkan. “Kak Ayuna … sudah kabur bersama pacarnya.”

“Hah?” Yuda menyahut terkejut, melangkah mendekat dan mulai meinterogasi. “Dari mana kamu tahu itu?”

“Kak Ayuna tadi dijemput seorang lelaki …." Dengan gagap, Ayuna menjelaskan semampunya. “Kak Ayuna juga sempat mengatakan padaku, kalau dia akan melarikan diri bersama kekasihnya, karena dia tengah mengandung anak pacarnya. Jadi, dia tidak bisa terus menjadi tunangan Tuan Aland. Untuk mengatakannya langsung kepada anda, Kak Ayuna tidak memiliki keberanian. J-jadi dia memintaku untuk menyampaikan ini, agar kalian tidak usah mencarinya lagi.”

Yuda diselimuti amarah. Tangannya sudah terangkat, jika gadis satu ini buka mulut sejak awal Ayuna pasti sempat ditahan, tapi Lily malah bekerjasama dengan anaknya yang tidak tahu diri itu. Sekejap, penglihatan yang merekayasa pemandangannya membuat Yuda membeku di tempat, wujud Ayuna sempat berubah menjadi seorang wanita yang sangat dia kenal di masa lalu, yang menjadi alasan, karena darah yang sama mengalir di tubuh di hadapannya, tanpa meminta persetujuan istri dan keluarganya Yuda mengangkat Lily sebagai anak.

Yuda menahan napas, urung melakukan kekerasan. Tubuhnya berbalik, berusaha menahan gejolak rindu di dalam dirinya pada seseorang yang tak pernah dia miliki seutuhnya, dijauhkan oleh waktu perempuan itu semakin jauh oleh kematian, hanya meninggalkan seorang anak yang bahkan darah Yuda tidak mengalir di sana.

“Seharusnya kamu buka mulut sejak awal!” Yuda membentak, tapi tidak terlalu menggelegar. Bayangan Ibu dari gadis itu, membuat emosinya menurun dan tergantikan oleh perasaan perih. Yuda menoleh sinis, “Aku tidak mau mempermalukan keluarga ini karena ulah Ayuna dan karena kebodohanmu. Sebagai gantinya, kamu harus menggantikan posisi Ayuna, harus! Tak ada bantahan! Mulai sekarang, kamu akan menjadi salahsatu dari sembilan tunangan Aland, anak sulung dari keluarga Asrazaq!”

Lily tertegun. Tak menyangka, nasibnya dengan Ayuna akan bertukar peran. Dia ingin protes, tapi menyadarkan diri, bahkan Lily tidak punya hak untuk mengutarakan rasa keberatan.

“Hans!” Jerit Yuda, memanggil salahsatu bawahan yang paling dia percaya.

Hans datang tergopoh dengan setelan kemejanya yang maskulin, menghadap Yuda dan membungkuk.

“Masukkan Lily ke dalam daftar keluarga Adhistira.”

Satu ruangan hening, membelalak kaget.

“Mulai hari ini, Lily bukan hanya sekedar menumpang makan dan hidup, dia resmi menjadi bagian dalam keluarga kita. Namanya bukan lagi Lily M-melly--” Yuda tergagap dan bersuara lirih saat menyebut nama panjang Lily, karena nama belakang Lily mengambil langsung nama panggilan Ibunya. “--Tapi Lily Adhistira.” Yuda menegaskan, pandangannya mengitari penjuru ruangan, mencari wajah yang hendak mengajukan protes. “Tak ada yang keberatan, ‘kan?” Yuda menyahut dingin.

“Tapi, Pa.” Yadi menyela, masih dengan suara khasnya yang tegas, sekalipun menghadapi Yuda secara langsung, Yadi tidak pernah memperlihatkan raut ketakutan. “Dalam hukum agama, kita tidak boleh menyambung nasab seenaknya? Benarkah begitu?”

“Tidak, tidak.” Yuda menggeleng, sunggingan senyumnya terukir dingin. Seperti menyeringai. “Lily hanya masuk dalam daftar keluarga, menjadi bagian dari keluarga Adhistira, bukan dinasabkan kepadaku. Hanya saja, dia perlu marga dan nama yang bagus untuk bersanding dengan keluarga terkemuka. Seperti memberikan nama dan gelar yang baru, untuk kehidupannya yang juga baru.”

Yuda melirik Lily penuh arti, sebenarnya jauh di lubuk hatinya. Dia berharap, Lily adalah darah-dagingnya. Buah hati yang lahir dari hubungannya bersama Ibunya di masa lalu. Setidaknya, Yuda bisa menganggap kenang-kenangan yang ditinggalkan Melly benar-benar hak dan miliknya. Tapi setelah hasil tes DNA keluar, semua itu mengecewakan Yuda.

Dia langsung merobeknya, tapi penjelasan dari mulutnya ke keluarganya tak pernah seutuhnya dipercayai, karena bukti langsungnya sudah Yuda robek hanya karena kecewa dengan hasilnya dan tidak mau melakukan pengecekan ulang. Lily bukan anaknya dan memang … mereka tidak pernah berhubungan intim untuk melahirkan seorang anak. Yuda hanya tengah mengkhayal, barang kali di masa lalu dia pernah khilaf melakukan sesuatu yang salah.

“Kukira akhirnya kamu mengaku, kalau Lily ternyata benar-benar anakmu.” Nyonya Adhistira berujar sinis, lalu melengos pergi. Dengan congkak, dia meninggalkan ruangan. Yuda mengabaikannya, lalu menggerakkan dagunya, meminta Hans untuk melakukan apapun yang dia suruh.

Bukan lagi Lily Melly, sekarang yang adanya hanyalah Lily Adhistira!

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status