Share

ular

Author: Maey Angel
last update Last Updated: 2023-02-04 15:53:12

~~Pasangan yang setia adalah pasangan yang setiap hari bertengkar hal sepele tetapi masih awet sampai maut memisahkan.

Hari-hari dilalui Ardan dan Mimi seperti biasa. Ardan yang dingin, semakin hari bertambah menyebalkan bagi Mimi. Ardan suka melakukan sesuatu sesuka hati dan mengabaikan Mimi tiap istrinya itu mengeluhkan lelah dengan kegiatan sehari-harinya.

" Mas atapnya bocor, mbok ya di perbaiki sana. Mumpung lagi sempat," perintah Mimi saat mendapati rumahnya penuh dengan air karena beberapa atap yang terlihat sudah tidak layak pakai menyebabkan banjir di setiap sudut ruangan.

"Rumah walaupun jelek kalau rapi, bebas bocor, pastilah akan nyaman ditempati. Besok kamu naik, perbaiki ya Mas?" imbuh Mimi lagi.

"Minta saja Bapak buat naik. Mas takut ketinggian," balas Ardan santai.

" Astagfirullah, masa minta bapak buat benerin rumah yang kita tinggali? Mau coba-coba jadi mantu durhaka?" sindir Mimi dengan nada yang sedikit dia naikkan.

" Iya kalau nggak ada yang benerin ya bawahnya dikasih ember. Gitu aja kok repot!"

"Repot lah! Mas jarang berada di rumah. Jadi tidak tahu bagaimana kondisinya rumah jika hujan, sudah becek nggak ada ojek becek ... becek," sahur Mimi dengan nada menyanyi ala penyanyi aslinya.

Berbicara dengan Ardan memang harus dimulai dengan nada yang rendah. Kalau langsung marah-marah bukannya dilakukan, didengar pun tidak sama sekali. Sebenarnya Mimi ini istri yang sangat simple jika Ardan tidak mau melakukan aktivitas yang ia minta, pastilah dia akan turun tangan sendiri melakukannya.

Namun, untuk urusan per-gentengan, sangat tidak etis Jika seorang istri yang naik ke atap. Bukan hanya Mimi yang akan malu tetapi Ardan juga akan menjadi santapan omongan para tetangga.

"Mas, besok yah diperbaiki? Besok kan Minggu. Mas libur 'kan?" bujuk Mimi kembali.

"Insyaallah."

Diberi jawaban seperti itu saja Mimi sudah diam dan tidak lagi merengek. Walaupun besoknya Ardan pasti akan lupa dan kembali Mimi harus mengeluarkan jurus mengibanya.

Ardan yang baru pulang bekerja 1 jam yang lalu tiba-tiba merasa mulas. Dia hendak pergi ke kamar mandi yang gelap karena tidak ia pasangin lampu.

"Mah! Temani aku ke WC. Tiba-tiba perutku mules. "

"Dih ... udah gede ke WC masih ditemenin. Masa kalah sama Laila," cibir Mimi.

"Sudah buruan jangan protes, besok uang belanja aku tambah."

Mendengar nama uang belanjanya ditambah, Mimi langsung bersemangat menemani Ardan ke WC. Mimi membawa ponselnya untuk menerangi Ardan yang sedang buang air. Tidak merasa enggan ataupun malu karena ini sudah terbiasa Mimi lakukan sejak lampu padam di belakang rumahnya.

"Mas, jangan lama-lama. Ini semutan kakiku berdiri," desah Mimi.

"Ben-tar, tang-gung," jawab Ardan sambil merasakan nikmatnya buang hajat. Tak sengaja sorot lampu hp Mimi arahkan ke tembok samping bak mandi. Seekor ular berbisa, terselip diantara bambu yang menutupi dinding tepat di depan Ardan. Mungkin karena gelap, jadi Ardan tak melihatnya.

"Mas, ada ular!"

Ardan yang takut dengan ular seketika berlari keluar WC.

"Hiih! Ular, usir sana! Mas belum cebok!"

Ardan berlindung di belakang Mimi dan mengusir ular itu tanpa membunuhnya karena ular itu tak mengganggu hanya tak sengaja terlihat.

"Sudah sana, sudah aku usir! Itu dibersihkan dulu, jorok!" omel Mimi.

"Beneran ularnya sudah pergi? Nanti kalau balik lagi bagaimana?" tanya Ardan.

"Paling kamu dipatok dan mati dan aku bisa nikah lagi deh. Udah buruan, atau mau aku tinggal? Laki-laki kok penakut," cibir Mimi.

Dengan rasa yang sedikit takut dan mengambil air di ember untuk membersihkan dirinya setelah buang air.

Mimi membaringkan tubuhnya di atas kasur setelah menemani Ardan ke WC. Ardan mengikutinya dengan wajah yang ia tekuk karena takut bertemu dengan ular.

"Makanya lain kali kalau membersihkan rumah itu, ranting-ranting dan daun-daun kering yang menyelinap jangan sampai masuk ke rumah. Itu ular pasti masuk karena rumahnya berantakan kayak kapal pecah," gerundel Ardan.

"Nggak usah nyalain rumahnya yang berantakan. Salahin aja kenapa itu WC tidak kamu kasih lampu. Sudah tahu gelap tapi tidak usaha gimana biar terang. Tukang listrik yang merugi itu aku, sudah punya suami bisa listrik tetapi listrik sendiri saja sampai bingung gelap-gelapan. Disuruh orang gercep, disuruh istri sendiri malas. Ya kamu itu! Pintarnya hanya menyalahkan! Tapi tidak lihat diri sendiri," cerocos Mimi.

Bukannya mengakui kesalahan Ardan justru bertambah kesal dan akhirnya tidur mendahului Mimi. Mimi hanya bisa mengelus dadanya, mencoba bersabar akan sikap suami yang masih sangat menyebalkan dan suka menyalahkan orang lain atas kejadian naas yang dialaminya.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Istriku Pemalas   end

    "Om, pacarnya udah berapa?" Tanya Laila sambil terkekeh."Ee ee, nggak bahaya tah tanya-tanya tentang pacar? Ayahmu dengar bisa dinikahkan muda kamu," kekeh Adrian."Kan Laila hanya tanya saja kenapa harus sewot begitu? Dari tampang-tampangnya sih kayaknya udah mau nikah. Kapan Om? Laila udah nggak sabar pengen jadi Domas."Adrian mencubit hidung bangir Lela dan dia menatap ke arah langit sambil bergumam sendiri."Seandainya Om tidak dilahirkan lebih dulu pasti Om akan menunggu kamu sebagai calon istri Om tetapi Karena berhubung kamu masih kecil jadi Om akan nikah duluan bulan ini.""Bulan ini?"Adrian mengangguk. Dia memang akan berniat menikah bulan ini karena usianya sudah cukup matang. Dia sudah mendapatkan wanita yang cocok dan dia pun tinggal menunggu waktu yang tepat untuk berbicara dengan keluarganya."Ayah, Mama, Om Adrian mau nikah nih bulan ini katanya? Mama sama Ayah udah tahu belum?" Laila langsung berlari dan Adrian pun mengejar bocah yang ternyata sudah membocorkan renc

  • Istriku Pemalas   kangen tak terbalas

    "Ma, papa kok nggak pernah datang lagi ke sini ya?" tanya Laila."Papa sibuk, Nak."Laila merengut. Sudah setahun lamanya Adnan pergi dari kota Cilacap dan meninggalkan kenangan dengan sang anak. Sengaja dia tidak memberikan kabar apapun agar Laila terbiasa tanpa dirinya. Sebenarnya Mimi sudah memberitahu bahwa sebaiknya menghubungi setidaknya seminggu sekali atau sebulan sekali untuk memberikan kabar kepada Laila agar tidak dikhawatirkan oleh anak yaitu, tetapi Adnan memilih untuk tidak menghubunginya karena dia tidak enak dengan Arfi. Sebagai lelaki yang memiliki banyak salah tentunya dia merasa malu jika selalu mengganggu hubungan keluarga mereka yang sudah cukup baik dan Adnan juga sedang mencoba untuk menata hidupnya agar menjadi lebih baik setelah menikah dan menerima sebagai istrinya yang sekarang.Santi dan Alvin datang berkunjung ke rumah Mimi dan mereka membawa anak mereka yang kini sudah pandai berceloteh ria. Kelahiran dengan jarak yang hampir sama dengan kedua anak Mimi

  • Istriku Pemalas   menyedihkan

    "Sudah pulang rupanya anaknya itu, kau antarkan jam berapa?" Tanya Melly saat dia bangun dan melihat Laila sudah tidak ada di kamarnya."Barusan.""Tumben kamu peka?" "Bukankah itu yang kamu inginkan? Kamu memang bukan sosok ibu tiri yang baik untuk anakku. Makanya aku pikir lebih baik aku mengembalikan saja kepada ibunya yang jelas-jelas lebih peduli kepadanya. Apalah arti Ayah ini jika dibawa ke sini hanya membawa dia terluka dan sedih mendengar kata-kata ibu tirinya," jawab Adnan yang tidak mau berdebat apapun dengan Melly."Baguslah kalau dia sadar diri. Sebagai anak memang dia harus tahu posisi kalau ayahnya ini tidak sekaya ibu nya yang menikahi bujang kaya."Jika dilanjutkan maka perdebatan ini akan kemana-mana dan bahkan membahas tentang nafkah yang tidak sesuai dengan permintaan Melly. Hal itulah yang membuat Adnan memilih untuk diam dan tidak banyak mendapat apapun tentang hal yang Melly ucapkan.Adnan pergi bekerja seperti biasanya Dan Dia mencoba untuk ikhlas menjalani ke

  • Istriku Pemalas   memaafkan

    Laila menutup telinganya saat dia mendengar suara melengking dari luar kamarnya. Dia berpura-pura memejamkan mata saat Adnan sedang membacakan dongeng untuknya tadi. Dia tahu ayahnya itu sangat sayang kepadanya saat ini tetapi melihat kedatangannya ke rumah sang ayah kandung, Mely marah besar. dia tidak begitu disenangi oleh ibu tirinya membuat Laila merasa sendiri bahwa ayahnya sengaja mengajaknya untuk tidur lebih awal agar bisa menjelaskan alasan kedatangannya ke rumah ini."Kenapa kamu nggak minta izin sama aku buat ngajak anakmu itu tinggal di rumah ini? Kamu kan tahu sendiri kalau aku tidak suka anak kamu itu tinggal di rumah ini. Kamu saja masih numpang dan belum bisa memberikan aku nafkah yang baik dan juga menyenangkan anak-anakku. Sok-sokan Mau mengajak anggota keluarga baru dalam keluarga kita. Besok kamu harus antarkan dia dan biarkan saja Mimi yang merawatnya karena dia sekarang sudah lebih kaya karena menggaet laki-laki kaya. Kamu ini mikir nggak sih Mas? Untuk mencukupi

  • Istriku Pemalas   kecewa

    "Aku rasa Laila Sudah cukup tahu bagaimana cara untuk menepati janjinya. Dia bilang akan jalan-jalan bersama Adnan dan akan tetap kembali ke rumah ini. Dia hanya membutuhkan waktu untuk sang Papa bermain dengannya dan tidak akan menyakiti perasaan ibunya ini jika tidak kembali ke rumah ini. Dia sendiri yang menginginkan itu dan aku tidak berhak untuk melarangnya karena Adnan juga ayah kandung Laila."Mimi merasa sedih mendengarnya dan dia merasa gagal menjadi seorang ibu yang bisa berbuat adil kepada anaknya. Dia tahu pasti Laila sedih karena kasih sayangnya harus terbagi dengan adik-adik barunya tetapi dia juga tidak bisa menyalahkan keputusan Arfi yang membiarkan kepergian Layla karena keputusan itu pasti sudah dia pikirkan dengan baik."Kamu tidak usah terlalu sedih memikirkan anakmu karena aku yakin dia pasti bisa menyenangkan hati orang tuanya. Kita lihat saja Apakah anakmu itu akan kembali malam ini atau akan menginap di rumah Adnan. Jika memang Laila itu akan menginap di sana p

  • Istriku Pemalas   Jangan paksa

    "Laila nggak pengen tinggal sama papa?"Ardan mengulangi pertanyaannya dan dia mengusap kepala Laila pelan untuk menyalurkan kasih sayang dan rasa rindunya kepada sang anak."Untuk apa kamu mengajukan pertanyaan yang tidak bisa Laila jawab di usianya yang sekarang? Seharusnya kamu sebagai seorang ayah tahu bagaimana cara untuk memposisikan diri sebagai ayah kandung di saat dia tinggal bersama dengan ayah tirinya," sahut Arfi.Arfi tentu saja kaget mendengar Ardan datang ke rumahnya dan ingin mengajak Laila untuk pergi bersamanya tinggal. Tentu saja tidak akan dengan mudah dia mengizinkan karena selama ini lelaki itu selalu saja membuat masalah dan tidak bisa dipercaya untuk mengasuh anaknya. Apalagi kedatangannya hanya untuk mengajak Laila pergi, dia tak akan mengizinkannya."Dia anakku dan aku berhak untuk mengajaknya tinggal kapanpun aku mau. Aku tahu kalau perasaan dia pasti sangat sedih ketika melihat kedua adik-adik itu lahir dan kalian mengabaikan kasih sayang yang dibutuhkan ol

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status