Share

GAGAL MENIKAH

Penulis: teh sit
last update Terakhir Diperbarui: 2025-10-20 13:58:14

 "Segera temui saya.."

Suara pria dengan nada berat itu, menelpon seseorang.

Pria itu langsung menaruh kembali ponselnya, kedalam saku jas miliknya, lukanya sudah lumayan kering, berkat bantuan Sierra.

"Suatu hari nanti, saya akan membalas kebaikanmu, karena saya tidak suka berhutang budi dengan siapa pun."

Pria itu cukup lama menunggu sang asisten untuk menjemput dirinya.

"Kenapa lama sekali, saya lama menunggumu!"

"Maaf tuan, saya sedikit kesusahan mencari alamat rumah ini."

"Ayo kita pergi, sebelum ada yang melihat kita."

Lalu, keduanya meninggalkan rumah Sierra, tanpa berpamitan dahulu kepada Sierra.

"Kejadian waktu itu, harus kita balas dengan impas."

***

Sedangkan Sierra, dia sedang sibuk melayani pelanggan, meski pun dia mempunyai pegawai, tetapi Sierra tidak mau cuman berdiam diri, apa lagi restorannya sedang ramai.

"Aku bersyukur, semakin hari, semakin ramai," ucap Sierra tersenyum manis.

"Maaf bu, ada yang menunggu bu Sierra di ruangan ibu."

Sierra mengangguk, dia langsung berjalan kearah ruangannya.

"Alleta, ada apa? Tumben?" tanya Sierra, mengerutkan keningnya.

Sosok wanita bernama Alleta, sahabat Sierra sedari dia pindah ke kota tersebut.

Alleta memeluk Sierra, dengan suara isak tangis terdengar dari mulutnya, sontak saja membuat Sierra kebingungan, harus berbuat apa.

"Ada apa, kenapa kamu menangis?" tanya Sierra.

Namun, Aletta tidak menjawab, dia semakin memeluk erat Sierra.

"A-aku.."

"Jangan bicara dulu, kalo masih menangis," ucap Sierra, dia mengelus punggung Alleta.

Alleta melepaskan pelukannya, dia menatap Sierra dengan tatapan sendu.

"Ada apa, kenapa menangis?" tanya Sierra.

"Aku nggak jadi menikah, dia tiba-tiba memutuskan pernikahan kami," ucap Alleta.

"Apa kekasihmu memberikan alasan, kenapa dia memutuskan sepihak?" tanya Sierra lagi.

Aletta menggelengkan kepala, tangannya memainkan ujung bajunya.

"Brengsek, berani-beraninya dia melakukan semua itu," geram Sierra,

"Ayo, sekarang kita cari dia ke rumahnya," lanjut Sierra.

"Aku sudah ke rumahnya, tapi katanya dia sudah pergi," ucap Alleta.

 "Ta.."

Sierra memeluk Alleta, dia kasihan dengan nasib sahabatnya, sudah 3x dia gagal menikah, dengan laki-laki berbeda.

Brak..

Pintu terbuka lebar, terlihat seorang wanita masuk kedalam ruangan Sierra.

"Kayla, ngagetin aja," ujar Sierra.

"Ra, Ta.. Aku sudah menemukan jejak laki-laki brengsek itu, ayo kita kesana, kita hajar dia," ajak Kayla, dengan suara yang sudah emosi.

"Jangan, nanti kalian kenapa-kenapa," cegah Alleta karena khawatir.

"Urusan itu belakangan, yang penting kita hajar dulu cowok gila itu," sahut Sierra, rasa kesalnya sudah memuncak.

Ketiga perempuan itu, bergegas meninggalkan restoran, Sierra sudah menitipkan restoran kepada pegawainya.

"Kay, pelan-pelan aja bawa mobilnya, aku takut," ucap Alleta, dengan wajah memasang wajah polosnya itu.

"Kita nggak punya banyak waktu, katanya cowok gila itu akan meninggalkan kota ini," sahut Kayla.

"Kamu dapat informasi dari mana?" tanya Aletta.

"Kamu lupa, siapa aku?" tanya Kayla, sembari tersenyum.

Diantar ketiga sahabat itu, Kayla yang paling bar-bar, sedangkan Sierra, dia akan bertindak sesuai keadaan.

"Kenapa kita ke hotel?" tanya Aletta kebingungan, pasalnya hotel itu sepertinya sedang melangsungkan pernikahan.

"Cowok gila itu sedang melangsungkan pernikahan disini," jawab Kayla.

Mendengar itu, sontak saja Alleta syok.

"Ayo kita masuk, kita hajar bajingan itu!"

Dengan perasaan emosi yang sudah memuncak, Kayla dengan Sierre masuk ke dalam hotel, didalam hotel itu sudah ramai, banyak tamu yang hadir disana.

"Dasar bajingan!" teriak Kayla.

Suara Kayla, membuat satu ruangan itu menatap dirinya..

"Satu tonjokan buat Lo yang udah hancurin sahabat gua!"

Kayla menghajar cowok itu, dengan bantuan Sierra.

"Lo pikir, kita akan diam saja, saat Lo menyakiti sahabat kita!"

"Alleta memang diam, tapi kami tidak akan!"

Cowok itu tidak sempat melawan Kayla dengan Sierra, karena kekuatan mereka cukup kuat untuk menghajar dirinya.

"Sudah, dia akan mati kalo kalian terus menghajar dia," ucap Aletta,

"Aku nggak mau, kalian berurusan dengan polisi," lanjut Aletta.

Sierra dengan Kayla mengatur napasnya, hampir saja mereka membunuh didepan banyak orang.

"Hari ini Lo selamat, tapi tidak dilain hari," ancam Kayla, sembari menatap tajam.

"Aletta, maafkan aku.."

Plak..

Plak..

Suara tamparan terdengar nyarinf, mendarat dipipi mantan kekasihnya.

"Jangan harap, aku akan memaafkan kamu, bajingan!"

Setelah mengatakan itu, Aletta menarik tangan kedua sahabatnya, untuk meninggalkan tempat itu..

"Ta, kamu nggak apa-apa, 'kan?" tanya Sierra.

"Aman, aku nggak apa-apa kok," jawab Aletta tersenyum,

Sierra dengan Kayla, memeluk Alleta.. Mereka tahu bagaimana perasaan Alleta sekarang.

"Makasih, kalian selalu ada buat aku," ucap Alleta.

"Kami akan selalu ada," jawab Sierra.

Alleta cukup beruntung, bisa mempunyai kedua sahabatnya, yang selalu ada.. Karena dia lahir dari keluarga yang broken home.

 "Ta, kamu nginap dirumah aku aja, ya?" sahut Kayla.

"Kalo nggak dirumah Kayla, dirumah aku aja, gimana?"

"Makasih, tapi aku akan pulang kerumah," jawab Aletta.

"Orangtua kamu, udah tahu masalah ini?" tanya Kayla.

Aletta mengangguk..

"Aku khawatir, kalo mereka akan memarahi kamu," ucap Sierra.

"Kalian tenang saja, itu tidak akan terjadi," jawab Alleta.

Mereka cukup tahu, bagaimana keluarga Aletta

"Kamu yakin?" tanya Kayla.

"Aku yakin," jawab Aletta.

***

 Setelah mereka menghajar mantan kekasih Aletta, mereka langsung membawa Aletta berjalan-jalan, agar tidak terlalu berlarut dalam kesedihannya.

"Sekarang, aku mau mengikuti jejak kalian," ucap Aletta.

"Jejak yang mana?" tanya Kayla.

"Untuk tidak mempunyai cowok," jawab Aletta,

"Buat apa punya cowok, kalo ujung-ujungnya disakitin juga," lanjut Aletta.

"Ta, kamu ngak mati rasa sama cowok, 'kan. Takut aja malah suka sama cewek," ujar Kayla.

"Kay.." Sierra menatap tajam kearah Kayla.

"Sorry, maksud aku bukan seperti itu," ucap Kayla, yang baru menyadari ucapannya.

Aletta tertawa kecil, melihat raut wajah Kayla.

"Aku faham, apa maksud kamu, Kay.." Jawab Alleta,

"Maksud aku begini, kan selama ini kalian tidak mempunyai kekasih, jadi aku juga akan sama, aku sudah gagal menikah 3x, cukup trauma juga," lanjut Alleta.

"Maaf kalo jawabanku lancang, kamu mencari sosok ayah 'kan di laki-laki lain," ucap Sierra.

"Ya, karena aku tidak mendapatkan kasih sayang dari sosok seorang ayah.. Ayahku memang masih ada tapi perannya tidak ada," jawab Alleta.

"Aku faham, kita akan selalu jadi rumah buat kamu pulang," ucap Sierra.

Aletta tersenyum mengangguk.

"Udah ah, jangan sedih-sedih, kita nikmati waktu ini dengan happy, karena jarang sekali kita mempunyai waktu seperti ini," ujar Kayla.

"Mak'lum, sibuk dengan pekerjaan masing-masing," sahut Sierra.

Mereka menikmati waktu bertiga, namun saat mereka bersenang-senang, ponsel Sierra berbunyi.

"Siapa?" tanya Kayla.

"Karel."

"Dia lagi, memangnya dia ngak bosan, ya. Gangguin hidup kamu terus," ujar Kayla.

"Aku juga tidak tahu, dia sering datang ke restoran, meminta aku menerima perasaannya," kata Sierra.

"Menurut aku, dari pada kamu terus di datangin Karel, mending kasih tahu alasan kamu menolak dia," ucap Kayla.

"Aku setuju dengan Kayla, biar kamu juga lega," sahut Aletta.

"Nanti aku pikirkan."

Sierra tidak menjawab telpon dari Karel, dia meletakan kembali ponselnya.

***

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • JERAT OBSESI SANG MAFIA    KAYLA TERLUKA

    Kaya dengan Sierra hampir saja kalah melawan mereka semua, tapi kedatangan Zane dengan Alvaro menyelematkan mereka berdua."Berhenti kalian!" titah Zane.Mendengar suara Zane yang sudah tidak asing ditelinganya, mereka langsung menunduk sopan kearah Zane."Kalian sudah menyakiti calon istri saya, saya pastikan tidak akan mengampumi kalian!" ancam Zane."Tuan Zane! Maaf kalau saya tidak tahu kalau salah satu wanita ini adalah calon istri anda!" Pria paruh baya yang akan menikahi Aletta itu lemas, saat mendengar kebenaran yang Zane katakan. "Bawa mereka, dan berikan mereka hukuman yang setimpal!" titah Zane, kepada semua bodyguardnya.Tentunya semua bodybuard Zane bukan orang sembarangan, mereka orang terlatih yang tidak bisa dikalahkan begitu saja. "Sierra, kamu nggak apa-apa?" tanya Zane yang terlihat khawatir.Sierra tidak menjawab pertanyaan Zane, dia lebih fokus kepada kondisi Kayla, yang sepertinya lebih parah melebihi dirinya."Kay, ayo kita ke RS, sekarang!" ajak Sierra."Sie,

  • JERAT OBSESI SANG MAFIA    DI CULIK

    "Sierra, siapa pria itu?" tanya Karel,Karel cukup kaget, karena baru pertama kalinya dia melihat Sierra bersama pria asing, dan cukup romantis."Oh, Karel.. Aku kira siapa," ujar Sierra,"Kenalkan, dia kekasih aku," lanjut Sierra."Tidak mungkin, kamu bohong, 'kan," kata Karel tak percaya."Aku serius, dia kekasih aku, maaf baru mengenalkannya denganmu," ujar Sierra tersenyum."Saya Xavier Zane Alveric, pasti anda tahu siapa saya."Zane mengulurkan tangannya."Apa!! Tuan Xavier, kenapa Sierra bisa mempunyai hubungan dengan keluarga Alveric, mereka berbahaya," batin Karel, dia cukup khawatir dengan keselamatan Sierra."Karel, kenapa kamu bengong?" tanya Sierra.Karel menarik tangan Sierra."Sakit Karel, ada apa kamu menarik tanganku, hah!" Sierra menarik tangannya."Maaf, Sierra. Tapi, kenapa bisa kamu mempunyai hubungan dengan pria itu, maksudku.. Dengan keluarga Alveric, mereka berbahaya. Mustahil rasanya kalau kamu tidak tahu siapa mereka," ujar Karel tak percaya."Memangnya, kena

  • JERAT OBSESI SANG MAFIA    PERMAINAN AKAN DI MULAI

    Breaking newsPembunuhan berantai terjadi di hutan, 10 orang tewas, dengan luka-luka yang tidak biasa..Akhir-akhir ini, sering terjadi pembunuhan berantai ditempat yang berbeda, tapi. Ada sayatan luka yang sama, seolah si pembunuh memberikan sebuah kode.[Pelaku belum ditemukan]Zane membaca berita itu, dia tidak terlalu kaget, karena dirinya seorang mafia, yang sering membunuh lawannya sendiri, tapi. Zane cukup penasaran, dalang dibalik pembunuhan yang terjadi akhir-akhir ini."Al, kira-kira, siapa dibalik semua ini?" tanya Zane, sembari menatap kearah luar."Saya tidak tahu, karena mereka cukup lihai dalam menyembunyikan jati dirinya," jawab Alvaro.Alvaro sudah berusaha mencari tahu, tapi nihil, dia tidak menemukan jejak apapun."Mereka selalu membuat sayatan di kulit korban, dengan desain yang sama," ucap Zane."Dan sampai saat ini, tidak ada tahu, siapa mereka sebenarnya," jawab Alvaro.Zane menghembuskan napas kasar, dia tidak mau terlalu ikut campur dengan urusan orang lain, s

  • JERAT OBSESI SANG MAFIA    BERPURA-PURA

    Langkahnya gontai, menelusuri lorong jalan yang sepi, suara koper terdengar nyaring, dia.. Alleta, seorang gadis yang baru saja di usir dari rumahnya."Ibu, bagaimana bisa, aku hidup tanpa dirimu.""Ayah sudah berubah, bu, dia tidak sayang denganku lagi, tolong bawa aku dari sini bu, peluk aku."Suara pilu, terdengar dari mulut Alleta, dia benar-benar terluka atas perlakuan sang ayah.Alleta bingung, dia harus pergi kemana.Setelah melamun cukup lama di sisi jalan sepi itu.."Sierra, aku bisa kerumah dia," batin Alleta.Alleta bergegas menuju ke rumah sang sahabat, karena itu satu-satunya harapan terakhir dia.Alleta mengetuk pintu rumah Sierra, tapi Sierra tak kunjung membukanya."Mungkin Sierra sudah tidur," batin Alleta.Alleta putus asa, dia bingung harus pergi kemana, karena rumah Kayla cukup jauh dari sana, apa lagi hari sudah malam.Namun.. Saat Alleta akan meninggalkan kediaman Sierra, tiba-tiba pintu rumah terbuka."Ya, siapa?" tanya Sierra, sembari mengucek matanya, karena t

  • JERAT OBSESI SANG MAFIA    KEPILUAN

    Sierra tergesa-gesa, dia tidak melihat kearah jalan yang dia lalui, sehingga dia tidak melihat bahaya yang sedang mengintai dirinya..Saat Sierra tersadar, dia sedang di ikuti. Langkahnya terus berjalan cepat, melihat ke kanan dan ke kiri."Kamu tidak akan bisa lari dari kami." Ujarnya, menatap Sierra sinis."Untuk apa kalian mengangguku, saya tidak kenal dengan kalian!" Sierra berjalan mundur, menghindar dari mereka yang berjumlah cukup banyak."Ya, tapi kami kenal siapa dirimu!" ujarnya, dengan senyuman menyeringai.Sierra berlari menjauhi mereka, tapi sayangnya.. Langkah Sierra ter-susul."Kau tidak akan bisa lari dari kami." Mereka tersenyum sinis, seolah-olah akan mendapatkan suatu hal yang besar."Jangan harap! Saya tidak akan menyerahkan diri kepada para bajingan seperti kalian!" hardik Sierra.Sierra melawan semua preman itu, bukan lawan satu persatu, tapi semua dia lawan. Sierra kehabisan tenaga, dia terjatuh."Kau tidak akan bisa lari dari kami," ucapnya dengan tatapan sini

  • JERAT OBSESI SANG MAFIA    PETUNJUK

    "Pria asing itu kemana, ya. Tiba-tiba menghilang tanpa memberi kabar," batin Sierra, aneh. "Sierra, kenapa kamu bengong?" tanya Kayla, menyenggol bahu Sierra."Ah, aku tidak apa-apa, Kay. Hanya ada masalah kecil," jawab Sierra tersenyum simpul."Kalo ada apa-apa, jangan sungkan buat cerita sama aku dan juga Alleta," ujar Kayla tersenyum."Aku pasti akan cerita sama kalian, kalo ada masalah," jawab Sierra tersenyum Kayla mengelus pundak Sierra, dia cukup tahu bagaimana kehidupan Sierra selama ini, nyaris seperti dirinya."Wah ada cewek-cewek cantik nih."Sierra dengan Kayla dikagetkan dengan kedatangan segerombolan preman."Pergi kalian, jangan ganggu kami!" usir Kayla.Segerombolan preman itu menertawakan ucapan Kayla, mereka memandang rendah kepada kedua wanita tersebut."Kalian fikir, kami akan takut? Hah! Tidak akan!""Jangan salahkan kami, kalo kalian pulang babak belur," lontar Kayla, dia tersenyum sinis."Dari pada banyak ngomong, mending ikut kita, kita senang-senang yuk!""B

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status