Share

JERAT OBSESI SANG MAFIA
JERAT OBSESI SANG MAFIA
Author: teh sit

AWAL KEJADIAN

Author: teh sit
last update Last Updated: 2025-10-20 13:57:14

Darah berceceran dimana-mana, suara tembakan senjata api saling bersahutan. Di dalam mansion megah itu.. Banyak mayat yang tergeletak.

"Jangan tinggalkan jejak, kita harus membunuh semua keluarga Watson!"

Pria memakai topeng itu memberikan intruksi kepada semua anak buahnya.

"Saya tidak menemukan anak gadis keluarga ini, tuan!"

"Anak itu.. Biarkan dia hidup, supaya dia hidup menderita melihat keluarganya sudah terbunuh!"

Setelah membantai semua orang di mansion itu, mereka yang wajahnya tertutup topeng, meninggalkan mayat yang sudah tergeletak.

 "Ayah.. Ibu.."

Anak yang kira-kira berumur 10tahun itu, keluar dari bawah meja, jantungnya berdebar kencang, setelah melihat orang-orang yang membunuh keluarga meninggalkan mansion.

"Nak.."

"Ayah.. Jangan tinggalkan aku," tangis anak gadis itu, menatap sang ayah yang sudah berlumuran darah, disekujur tubuhnya.

"Dengarkan ayah, nak. Tinggalkan kota ini, jangan kembali kemansion ini, sebelum kamu berusia 20tahun.." Titah pria itu, sembari menyentuh wajah sang anak.

"Tidak, aku tidak akan meninggalkan ayah sampai kapanpun!" kekeh gadis itu.

"Pergi cepat! Jangan hiraukan ayah dengan ibumu, kami akan baik-baik saja."

"Ada sebuah kotak dikamar ayah, bawa itu.. Jangan buka kalo kamu belum berusia 20tahun, temukan kakakmu."

"Ayah sayang sama kamu, dan juga kakakmu, katakan itu kalau kamu sudah menemukan kakakmu!"

Setelah mengatakan itu, pria paruh baya itu tak sadarkan diri, dengan darah yang terus mengalir dari kepalanya.

"Ayah.."

Anak itu menyeka air matanya dipipi, memeluk tubuh kedua orangtuanya, namun. Dia mengingat ucapan sang ayah, agar dirinya secepatnya meninggalkan tempat itu

Dia bergegas pergi, tidak banyak barang yang dia bawa, hanya baju dan uang untuk dia bertahan hidup..

"Maafkan aku ayah, ibu.. Aku tidak bisa menolong kalian, tapi aku berjanji, akan menemukan orang yang sudah membunuh kalian.."

Dia benar-benar meninggalkan mansion itu, menyusut air matanya yang sudah membasahi seluruh wajahnya.

   ***

10Tahun kemudian..

Disebuah kota yang cukup ramai, ada seorang gadis ceria dan humoris, dia seorang pemilik restoran yang cukup terkenal di kota itu. Selain, makanannya enak, harganya cukup terjangkau..

"Akhir-akhir ini, restoran cukup ramai, aku semakin bersemangat," ucap Sierra, pemilik restoran itu.

Pemilik restoran itu masih muda, banyak yang kagum dengan kepribadian Sierra, selain baik, dia juga sangat peduli kepada orang yang kurang mampu.

"Selamat pagi, Sierra." Sapa Karel, laki-laki yang selama ini mengejar cinta Sierra, tapi tidak Sierra gubris.

"Karel, pagi-pagi sekali sudah kesini, ada apa?" tanya Sierra, menatap canggung.

"Memangnya tidak boleh, calon suami menemui calon istrinya," goda Karel tersenyum.

"Karel, kamu apa-apaan sih," ujar Sierra kesal.

Karel tertawa kecil, melihat ekspresi wajah Sierra, dia sudah biasa mendapatkan tolakan dari Sierra, tapi tidak membuat dia menyerah.

"Kamu tidak masuk kantor?" tanya Sierra.

"Cape, tiap hari kerja terus, sesekali mau menikmati hidup," jawab Karel.

"Baru sadar, ya. Kemana aja selama ini," kata Sierra tertawa.

 Karel hanya tersenyum kecil menatap Sierra.

"Mau pesan apa?" tanya Sierra.

"Jangan repot-repot, restoranmu sedang ramai, layani saja dulu mereka," kata Karel.

"Pengertian sekali," ucap Sierra,

"Yasudah, aku layani mereka dulu, ya. Kamu duduk manis saja disini," lanjut Sierra.

Karel hanya mengangguk, memberikan jawaban.

"Dia benar-benar bekerja keras untuk hidupnya.. Coba saja kalo dia mau menikah denganku, pasti dia cuman duduk manis dirumah," gumam Karel, menatap Sierra yang sedang melayani pengunjung restorannya.

Setelah Sierra menyelesaikan pekerjaannya, dia kembali ke meja Karel.

"Aku tahu, kamu kesini karena ada masalah'kan?" sahut Sierra.

"Tidak ada, aku hanya kesini saja," jawab Karel.

"Rel, kita sudah berteman selama 6tahun, aku tahu bagaimana kamu," ucap Sierra.

Karel menghela napas panjang..

"Ayo cerita sama aku, ada apa?" tanya Sierra.

"Ibu menjodohkan aku lagi," ucap Karel, menatap kosong kearah jendela.

"Lalu..?

" Kamu kan tahu, aku tidak mau menikah kalo tidak dengan kamu," ujar Karel.

"Rel, dengerin aku.."

"Jangan menunggu aku, yang entah sampai kapan aku siap untuk menikah, orangtuamu mau yang terbaik buat kamu, apa salahnya kalo kamu menuruti keinginan ibumu," ucap Sierra.

"Ra, kita sudah membahas masalah ini, ya. Jadi jangan paksa aku untuk menikah dengan wanita lain," ujar Karel.

"Aku mencintai kamu sebagai sahabat aku, tidak lebih dari itu, Rel!"

"Kamu harus ingat itu," tegas Sierra.

"Dan aku akan menunggu, sampai kapanpun itu.. Aku akan menunggu perasaanmu berubah buat aku," kata Karel.

"Terserah, tapi jangan salahkan aku, kalo aku tidak bisa membalas perasaanmu," ujar Sierra.

"Kenapa kamu tidak mencoba, mencintai aku?" ucap Karel, menatap kearah Sierra.

"Karena orangtuamu tidak suka denganku, Karel. Maafkan aku," batin Sierra.

"Ayo katakan, jangan hanya bengong! Memanya, selama ini kedekatan kita tidak cukup berarti bagi kamu?"

Karel menjaga nada bicaranya, meskipun perasaannya ingin marah.

"Karel, perasaan tidak bisa dipaksakan," jawab Sierra, dia menahan air matanya disudut mata.

Karel menghela napas berat..

"Maafkan aku, seharusnya aku tidak seperti tadi," ucap Karel, dengan perasaan bersalah.

Sierra tersenyum, dia menatap Karel.

"Aku buatkan minum untukmu, ya.."

Sierra meninggalkan Karel, dia akan membuatkan minum untuk Karel, agar perasaannya lega.

"Jus alpukat, kesukaanmu," ujar Sierra.

"Terima kasih," ucap Karel.

Karel meneguk jus alpukat kesukaannya.

 ***

Hari sudah mulai gelap, Sierra akan menutup restorannya, karena sudah malam.

"Sudah sepi, padahal masih jam segini," gumam Sierra melihat kearah jam ditangannya.

Jarak rumah Sierra dari restoran kerumahnya tidak terlalu jauh, dia selalu membawa sepeda miliknya.

Namun, ditengah jalan, saat akan dekat kerumahnya, Sierra tidak sengaja menabrak seorang pria yang sepertinya sedang terluka.

"Maaf tuan, saya tidak melihat ada orang," ucap Sierra.

"Tolong.. Selamatkan saya," kata pria asing itu.

Sierra melongo, melihat darah yang sudah berlumuran diperut pria asing itu.

"Ayo tuan, saya akan membawa anda kerumah saya," kata Sierra.

Sierra bergegas membawa pria asing itu, kerumah miliknya tanpa pikir panjang, karena Sierra tidak tega melihatnya sudah berlumuran darah.

"Tidur saja, aku akan mengobati luka anda, tuan," ucap Sierra

Sierra membersihkan darahnya terlebih dahulu, memakai air hangat.

"Tidak sakit?" tanya Sierra, menatap pria asing itu.

Dia hanya menggeleng, menatap kearah Sierra.

"Wajahnya seram sekali, tidak senyum sama sekali," batin Sierra.

Setelah membersihkan darah pria itu, Sierra mengobati bagian luka diperut pria itu.

"Apa kena begal, sepertinya ini luka tusukan," batin Sierra.

Tapi, Sierra tidak banyak bertanya, karena Sierra takut pertanyaannya akan menyinggung pria asing itu.

"Anda istirahat saja, lukanya sudah saya obati," ucap Sierra,

"Hari sudah malam, sudah waktunya istirahat."

"T-Terima kasih, sudah menolong saya, dan memberikan kesempatan saya menginap disini," ucap pria asing itu, membuka suara dengan nada terbata-bata.

Sierra tersenyum, setelah dia memberikan selimut dan juga bantal, Sierra masuk kedalam kamarnya, matanya sudah sangat mengantuk.

"Gadis itu cukup menarik perhatian saya.."

***

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • JERAT OBSESI SANG MAFIA    MISI RAHASIA

    "Alvaro, lihat RS itu!" Zane menunjuk kearah bangunan megah itu, kalau di lihat dari luar, itu hanya sebuah RS biasa, selain Zane, tidak ada yang tahu kalau di balik RS itu menyimpan sebuah rahasia yang cukup menegangkan. "RS itu, di sana tempat orang-orang gila menjual organ-organ dalam tubuh manusia!" "Merek menculik anak-anak, atau menipu orang dewasa dengan pekerjaan, lalu membawanya kesana!" Zane mengajak Alvaro masuk, karena Alvaro harus mengetahui dibalik RS itu ada apa. "Seperti RS biasa, banyak orang berlalu lalang di sini, dan juga banyak pasien yang berobat kesini." Tidak ada keanehan dalam pandangan Alvaro, sama persis seperti pandangan orang awam yang berobat ke RS itu. "Semua orang yang tidak tahu gelapnya RS ini memang akan mengatakan hal demikian! Mereka sering kali tidak sadar kalau sudah masuk kedalam RS ini, mereka akan kehilangan!" Dengan suara yang pelan, Zane menjelaskan hal dasar tentang RS itu. "Kehilangan? Maksud tuan?" tanya Alvaro, dia

  • JERAT OBSESI SANG MAFIA    KIRAIN MALING!

    "Semalam, gua pulang sama siapa?" tanya Sierra, yang baru saja bangun dari tidurnya. Dia masih sangat ngantuk sekali. "Tidurlah lagi aja, Lo pasti masih ngantuk 'kan!" suruh Aletta. "Gua harus ke restoran Letta!" ujar Sierra. "Udah, Lo tidur aja dirumah, biar gua yang ke restoran," kata Aletta. "Lo yakin?" tanya Sierra, "Lo nggak sibuk?" "Enggak kok, aku lagi free," jawab Aletta tersenyum. "Yaudah, gua percaya sama Lo," kata Sierra. Aletta langsung pergi meninggalkan Sierra, sedang 'kan Sierra masuk kedalam kamarnya lagi, dia akan melanjutkan tidurnya, karena merasa masih mengantuk. Sedangkan Aletta baru saja sampai ke restoran, dia sudah melihat kalau restoran sudah ramai pengunjung, meskipun masih siang. "Selamat siang nona Aletta," sapanya, dengan nada sopan. "Selamat siang!" jawab Aletta, "Hari ini saya yang akan mengurus restoran, nona Sierra sedang sakit," sambung Aletta. "Baik nona Aletta!" Semua pegawai di sana, sudah tahu siapa Aletta dan juga Kayla, jadi saat

  • JERAT OBSESI SANG MAFIA    MISI YANG GAGAL

    "Damn! Siapa yang sudah menggagalkan rencana kita!" "Ini diluar kendali kita, tuan!" kata Alvaro, menundukan kepalanya."Selama ini kita selalu berhasil melakukan transaksi dipelabuhan itu, tapi kenapa sekarang gagal!" Amarah Zane marah padam.Alvaro hanya terdiam, karena dia tahu kalau transaksi barang ilegal ini harus secepatnya dikirim, tapi seseorang sudah menggagalkannya."Cari tahu, siapa dibalik semua ini!" titah Zane."Baik tuan, saya akan mencari orang itu, dan akan membawanya kesini," jawab Alvaro."Pastikan bawa dia hidup-hidup, akan aku bunuh dengan cara mengerikan!" "Baik tuan!" jawab Alvaro.Setelah mengatakan itu, Zane langsung meninggalkan markas, dengan perasaan yang masih emosi."Sial, bajingan!" Zane memukul setir mobilnya. ***Sedangkan di sisi lain, Sierra kembali ke restorannya, meskipun hari sudah malam, tapi restorannya masih ramai.Sierra mengganti baju, lalu dia kembali keruangannya."Capek juga, ya!" batin Sierra, dia menghela napas berat."Selamat mala

  • JERAT OBSESI SANG MAFIA    BERLIAN

    Pagi-pagi sekali, Sierra sudah disibukan dengan pekerjaan rumah, dia membagi pekerjaan rumahnya dengan Aleta, agar cepat selesai.Aletta memasak, agar saat Sierra selesai membereskan rumah, dia bisa langsung makan."Sie, kalau capek, diem dulu aja, makan kue buatan gua dulu," kata Aletta."Tanggung Let, ini sebentar lagi selesai kok," jawab Sierra tersenyum."Yaudah deh, gua nggak bisa maksa," ujar Aletta, menggelengkan kepalanya.Keduanya melanjutkan pekerjaan masing-masing sampai selesai, lalu mereka makan. Karena kalau menunggu Kayla akan lama, Kayla izin pulang, karena ada kepentingan mendadak.Saat mereka sedang makan, bel rumah berbunyi."Nggak mungkin Kayla, dia 'kan kalau kesini suka langsung masuk aja," kata Sierra."Lo buka aja, siapa tahu ada tamu penting," ujar Aletta."Mengganggu waktu makan, aja!" kesal Sierra.Dengan terpaksa, Sierra membuka pintu rumah.. Saat dia membukanya, Sierra kaget dengan kedatangan seseorang yang cukup dia kenal."Sayang!" sapa Malaikha, dengan

  • JERAT OBSESI SANG MAFIA    MISI YANG SAMA

    "Jadi, apa yang membuat Lo datang kesini dengan wajah yang masam?" tanya Sierra."Gua butuh bantuan Aletta!" jawab Kayla."Butuh bantuan apa, Kay?" tanya Aletta."Seseorang telah meretas data perusahaan gua, dan mungkin yang melakukannya orang perusahaan, sehingga gua kecolongan," kata Kayla kesal."Pantas saja datang dalam keadaan kesal," sahut Sierra."Kirim data-datanya, biar gua cari tahu," pinta Aletta."Gua udah kirim ke email Lo, lihat aja," kata Kayla."Oke, tunggu sebentar. Gua pasti akan menemukan orang yang Lo maksud," ujar Aletta.Aletta memang seorang hacker, identitasnya tersembunyi, tapi dialah yang selama ini menutupi identitas kedua sahabatnya yang asli, sehingga tidak ada satupun orang yang tahu siapa mereka. Karena Aletta benar-benar menyembunyikannya, siapapun tidak ada yang bisa menandingi kemampuan Aletta, dalam meretas identitas seseorang."Karyawan Lo yang menjual data perusahaan Lo, informasi lengkapnya udah gua kirim ke email Lo," kata Aletta.Hanya dalam wak

  • JERAT OBSESI SANG MAFIA    MEMILIKI

    Sierra terdiam mematung, saat Zane mendekati wajah Sierra dengan sangat intens."Zane, apa-apaan sih!" Suara Sierra seperti terhenti, dia menelan ludahnya.Zane langsung mencium Sierra dengan sangat lembut, naluri nafsunya meningkat saat Sierra mengatakan kalau Zane tidak tampan.Sierra melotokan matanya, dia tidak percaya dengan apa yang Zane lakukan itu, dia akan menolak. Tetapi tenaga Zane lebih kuat dari dirinya, sehingga Sierra hanya diam mematung."Itu hukuman untukmu!" kata Zane."Hukuman? Memangnya apa yang sudah aku lakukan?" tanya Sierra."Saya tahu kalau kamu mengatakan, saya itu tidak tampan!" jawab Zane.Sierra tertawa, mendengar alasan Zane."Kan memang standar ganteng itu beda-beda, kamu tidak bisa memaksa 'kan aku untuk melihat kamu tampan," ujar Sierra."Diamlah, jangan sampai saya bersikap yang lebih dari tadi," kata Zane."Aku tidak takut!" ancam Sierra,"Lagian kita tidak mempunyai hubungan apa-apa, kita hanya pacaran pura-pura, kamu harus ingat itu!" Sierra kemba

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status