Share

BERSEKUTU DENGAN IBLIS

Kami terus berlari tak tentu arah menghindari kepala buntung itu, yang terus mengejar kami.

"Capek, Mel. Nggak kuat lagi gue," ucap Intan

"Sabar, Tan. Terus berdoa dalam hati!" perintahku.

Irma terus menoleh ke belakang, mencari tahu apakah setan itu masih membuntuti kami atau tidak.

"Udah nggak ada, udah ilang," ucap Irma.

"Alhamdulillah," ucapku dan Intan.

Kami berhenti sejenak di atas rerumputan, sinar rembulan begitu terang malam ini. Tak di sangka ternyata kami berlari ke arah sungai kecil.

"Mel, Tan. Ini kita larinya kejauhan sampai ke sungai," ujar Irma mengok kanan dan kiri.

"Iya, Ir, kita terlalu jauh larinya. Udah jam berapa ini?" tanyaku.

"Jam 11 malam. Hp gue batrenya tinggal 15 persen lagi," dengus Irma.

"Hah! Jam 11? Gila hampir tengah malam kita di sini. Hp gue juga mati lagi," ucapku kesal.

"Gue malah nggak bawa hp," ujar Intan.

Ah, si4l. Kenapa bisa bersamaan seperti ini sih hp pakai acara mati segala. Hanif dan lainnya juga menghilang. Apa mereka sudah pulang duluan?
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status