Share

Kuyang part 2

Aji langsung berlari tunggang langgang kearah pedesaan akan tetapi mahluk itu terus terbang mengejar dibelakangnya, seketika ada suara keras yang berteriak meminta Aji untuk menunduk.

Seikat daun kelor dilemparkan ke arah mahluk itu, seketika mahluk itu pergi menghilang tanpa ada jejak. Ternyata orang yang menyelamatkan Aji adalah pak Tamsik.

"ini sudah gelap kenapa kamu tidak kembali ke desa" ucap pak Tamsik yang sedikit kesal.

Aji yang masih ketakutan melihat kuyang hanya terdiam dengan muka pucat nya, pak Tamsik langsung membawa Aji ke balai desa dan memanggil rekan yang lainnya. Jaka, Brian, Rara dan Bunga langsung tergesa-gesa menuju balai desa setelah mendengar bahwa Aji dikejar oleh mahluk yang aneh.

Mereka berempat terpaku dan terdiam melihat wajah Aji yang pucat serta tangannya yang gemetaran. Setelah mereka berempat mendengar cerita dari pak Tamsik, Brian berfikir bahwa kemungkinan mahluk yang ia lihat tadi itu sama dengan mahluk yang mengejar Aji, dengan ciri yang tadi disebutkan oleh pak Tamsik, Brian semakin yakin bahwa yang dilihatnya tadi adalah kuyang.

Aji langsung dibawa ke rumah untuk beristirahat, pak Tamsik menyampaikan sebuah hal pada Jaka "sudah saya peringati untuk tidak melakukan kegiatan sampai matahari terbenam, tapi temanmu itu mengabaikannya, saya minta untuk hari berikutnya tolong dengarkan kata saya atau hal buruk akan kembali terjadi"

Jaka hanya mengangguk dan menyusul teman-temannya, sesampainya dirumah, Aji bercerita tentang sosok itu dan kronologi kejadian yang menimpanya tadi. Jaka langsung memintanya untuk istirahat besok dan tidak mengikuti kegiatan, akan tetapi Aji terus memaksa untuk mengikuti kegiatan yang dilakukan besok.

Malam semakin larut, Bunga yang sedang tertidur tiba-tiba terbangun mendengar ketukan pintu. Ia pun bergegas untuk membukanya, barang kali ada warga yang membutuhkan bantuannya, ketika pintu itu dibuka tidak ada siapapun disana.

Angin berhembus kearahnya, membuat bulu kuduknya berdiri. Terlihat sekelebat kepala terbang lewat disamping rumah, dengan tergesa Bunga langsung menutup pintu dan lari ke kamar menghampiri Rara "Ra, bangun ra ada kepala terbang"

Rara masih pulas tertidur, dari arah jendela terlihat ada kepala dengan rambut panjang dan organ tubuh yang berada diluar tanpa badan, mata itu tajam melihat Bunga, seketika bunga teriak "aaaaaaaaaaaaaa".

Jaka dan Brian langsung lari menghampiri rumah penginapan Bunga, disana bunga terlihat sedang duduk dan menangis di rangkulan Rara. Terlihat wajahnya begitu ketakutan seperti melihat sesuatu yang sangat seram.

"ada apa ra ?" tanya Jaka.

"kata bunga dia liat kuyang" jawab Rara.

Jaka menatap Brian, seketika Brian lari menghampiri Aji yang tengah sendirian di rumah. Benar saja, Aji sudah tidak ada di kamarnya. Brian langsung pergi kerumah pak Tamsik untuk meminta bantuan.

Pak Tamsik terkejut ketika mendengar cerita Brian, dia langsung mengumpulkan beberapa warga untuk bantu mencari Aji yang menghilang, Jaka dan yang lainnya turut mencari Aji.

Beberapa warga membawa peralatan yang bisa dipukul dan mengeluarkan suara nyaring untuk mencari Aji, mereka menyusuri tiap sudut desa, akan tetapi hasilnya nihil.

Akhirnya pak Tamsik bercerita kepada Jaka dan teman-temannya, bahwa dulu ada seorang perempuan bernama Ratih yang berubah menjadi manusia penghisap darah, dulu Ratih hanya seorang manusia biasa, tapi dia berubah menjadi kuyang dan mengincar ibu yang baru saja melahirkan atau anak bayi yang baru saja lahir.

Karena dugaan seperti itu Ratih diusir dari desa dan tinggal ditengah hutan, gapura yang dipasang warga dan dikasih sesajen adalah pintu penghalang yang disiapkan warga agar Ratih tidak bisa kembali masuk ke desa.

Ratih hanya terlihat seperti manusia biasa ketika siang hari, tapi ketika malam hari dia mulai berubah, melepaskan kepalanya dari tubuhnya dengan organ tubuh yang terbawa bersama kepalanya. Dia akan mulai mencari mangsanya ketika matahari sudah mulai terbenam.

Semua ibu yang baru melahirkan beserta anaknya telah mati karena dihisap darahnya oleh Ratih. Maka dari itu didesa tidak ada seorangpun anak kecil apalagi ibu hamil.

Akan tetapi hal ini membuat pak Tamsik bingung kenapa kali ini adalah seorang pemuda yang di culik, para warga pun penasaran dengan kejadian ini.

Sudah hampir dua jam para warga berkeliling desa tapi tak ada jejak sedikit pun dari Aji. Akhirnya Jaka mengusulkan untuk mencarinya melewati gapura itu. Gapura itu menjadi pembatas antara desa dan hutan. Banyak para warga yang menolak usulan Jaka dengan alasan tidak mau ikut menghilang.

Akan tetapi Jaka tidak akan membiarkan temannya menghilang begitu saja, dia memaksa pak Tamsik untuk mengizinkan mereka mencari Aji melewati batas gapura itu, melihat kesungguhan hati Jaka, akhirnya pak Tamsik mengiyakan usulan Jaka untuk mencarinya melewati gapura itu.

Beberapa warga memilih kembali kerumahnya karena takut dengan kuyang yang berkeliaran, tetapi ada warga yang turut ikut membantu pencarian Aji termasuk pak Tamsik. Mereka berjalan menuju gapura pembatas itu, ketika mereka sudah mendekat, terdengar teriakan Aji yang begitu keras "toloooooooooong".

Sontak Jaka langsung berlari menuju suara itu, meninggalkan beberapa temannya dan para warga. Brian menyusul Jaka yang lari begitu cepat, tetapi Jaka menghilang dari pandangannya begitu saja.

Brian berteriak memanggil Jaka tapi tidak ada balasan sedikit pun, para warga menghampiri Brian dan menanyakan keberadaan Jaka. Kini ada dua orang yang harus dicari oleh mereka.

Pak Tamsik mengusulkan untuk mencari bersama agar tidak ada yang menghilang lagi. Mereka berjalan menyusuri hutan yang sebelumnya dilarang untuk dimasuki. Terlihat wajah Rara, Bunga dan Brian yang begitu cemas karena Aji dan Jaka menghilang.

Jaka terus berlari sampai ditengah hutan, tanpa ia sadari kalau malam membutakan pandangannya, malam begitu mencekam hanya ada cahaya rembulan. Suara teriakan Aji yang tadinya begitu kencang kini menghilang, sunyi senyap tidak ada suara.

Tak lama Jaka mendengar suara perempuan tertawa yang begitu dekat dengannya, Jaka pun melihat ke sekeliling akan tetapi tidak ada apapun hanya pohon besar yang mengelilinginya. Jaka memutuskan untuk terus menyusuri hutan mencari keberadaan Aji. Tak jauh terlihat sebuah gubuk tua yang terdapat penerangan lampu petromax.

Ketika Jaka melangkah kearah gubuk itu, terlihat ada sosok kuyang yang melayang kearah gubuk itu dengan membawa tubuh rusa di mulutnya. Jaka mengurungkan niatnya untuk menghampiri sosok itu, ia menunggu warga yang lain datang, menunggu sekitar sepuluh menit, tidak ada tanda-tanda bahwa warga akan datang membantunya Jaka berniat untuk masuk kesana sendirian.

Jaka mendekat ke arah gubuk itu dan mengintip dari lubang dinding gubuk itu, terlihat ada sesosok perempuan cantik disana, dan ada Aji yang tergeletak dikasur sederhana.

Ketika Jaka sedang fokus memperhatikan isi dari gubuk itu, begitu terkejut dia ketika pak Tamsik dan Brian menepuk bahunya.

"kenapa kamu ninggalin kami tadi ?" tanya pak Tamsik.

"maaf pak saya mendengar Aji teriak jadi saya langsung lari" jawab Jaka.

"ini ambil, saya akan pancing dia untuk melepaskan dari tubuhnya lagi nanti kamu tusukan ke bagian lehernya" ucap pak Tamsik sambil memberikan sebilah keris.

Pak Tamsik mengetuk pintu gubuk, terlihat Ratih melepaskan kepalanya dari tubuh dan terbang melayang menghampiri pak Tamsik. Pak Tamsik langsung berlari menjauh dari gubuk itu dan memberikan Jaka ruang untuk mencapkan keris itu ketubuh kuyang agar kuyang itu tidak bisa kembali ke tubuh asalnya.

Jaka dan Brian memasuki gubuk itu secara perlahan, Jaka mendekati tubuh Ratih untuk menancapkan keris itu, sedangkan Brian membangunkan Aji untuk pergi dari tempat itu. Ketika Jaka ingin menusukan keris itu, seketika ada tangan yang menahannya. Benar itu adalah Aji, dia menahan tangan Jaka dan berucap "Jangan, dia ibuku".

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status