Share

Bertemu Meyla

Aku menyesap kopi tegukan terakhir. Kulirik Siska sibuk dengan ponselnya. 

“Cie ... yang mau nikah, gue di sini berasa Cuma pot bunga yang manis ....” Aku menyindir Siska yang tengah asik chattingan sambil senyam-senyum.

“Dih, apaan lo? Garing amat?” timpal Siska sadis tanpa menoleh. Jarinya lincah mengetik tuts keyboard handphone.

Baru saja hendak pulang, tiba-tiba seorang wanita berpakaian glamour berjalan ke arah meja kami. Sepertinya aku tidak asing. Semakin dekat jarak wanita itu, aku langsung mengingatnya. 

“Meyla?!” Pekikku sambil berdiri. Dia mengulas senyum, lalu merangkulku.

“Puji Tuhan, kamu masih ingat aku, Lai ....”

“Laila, Mey ....” Walau kutahu dari dulu Meyla sering memanggilku dengan sebutan Lai, tapi sampai sekarang aku masih selalu memprotesnya.

Siska turut berdiri. Menyaksikan kami sedang berpelukan.

“Meyla Chan?” Tanya S

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status