Share

Janda Lumpuh Milik CEO
Janda Lumpuh Milik CEO
Author: Asterona

1 | Anjani

Author: Asterona
last update Last Updated: 2021-04-16 13:21:05

Halo semuaaa cerita Melumpuhkan Hati CEO ini tersedia di KaryaKarsa ya dengan judul "Janda Lumpuh Miliki CEO"

****

Seorang wanita mengelus kepala gadis kecil berumur lima tahun yang sedang terlelap, wanita itu bernama Anjani Zelena, cantik rupanya namun, tak secantik alur kehidupannya. Sejak dua tahun lalu mengalami kecelakaan yang menyebabkan satu kakinya lumpuh, Anjani juga harus menelan pil pahit saat Aldevaro, suaminya menjadi korban meninggal dunia.

"Bu Ani," panggil Ratih—asisten rumah tangganya di ambang pintu.

Anjani menoleh dan seketika langsung menyatukan telunjuk ke bibir, "Shtt. Jangan berisik, Bi. Clara sedang tertidur."

Bi Ratih lantas mengangguk. Sekarang bicaranya lebih memelan. "I-iya, Bu. Maaf. Saya cuma mau bilang ada temannya Ibu di bawah, mbak Farah."

"Baiklah. Saya akan segera turun, Bi. Bibi siapkan saja minuman untuk Mbak Farah."

"Siap, Bu." Kemudian Bi Ratih meninggalkan kamar.

Anjani menghela napas, lalu mengecup pipi Clara penuh sayang. "Bunda ke bawah dulu ya sayang. Selamat malam." Kemudian ia beringsut mengambil tongkat yang tersandar di nakas. Dengan hati-hati Anjani menyelipkan tongkat tersebut diantara tangannya. Memang ini adalah takdir yang harus Anjani jalani. Bahwa ia tidak sesempurna dulu lagi.

Anjani menatap dengan senyum foto mendiang Aldevaro di nakas. "Selamat malam, Mas. Aku merindukanmu."

Barulah wanita itu mematikan lampu dan mengeluari kamar Clara.

Tiba di lantai dasar ia disambut antusias oleh Farah.

"Anjani! Ya Tuhan gue kangennn."

Anjani pun balas memeluk temannya itu. "I too, Far. Udah lama banget ya kita nggak ketemu. Gimana keadaan keluarga kamu?"

"Sehat, An. Btw, gue hamil lagi nih anak kedua, hehe," jawab Farah sembari mengelus perutnya yang rata.

"Wahh selamat ya. Semoga kamu dan bayinya sehat terus." Anjani ikut bahagia.

Farah mengangguk dan mengedarkan pandangan. "Clara mana deh? Gue kangen itu anak."

"Udah tidur. Dia kelelahan karena tadi ada pentas tari di sekolah," sahut Anjani. "Duduk dulu yuk!"

Mereka pun duduk di sofa berhadapan.

"An, lo kenapa nggak nikah lagi aja sih?! Ya maksud gue biar lo nggak repot ngurus Clara sendirian," tanya Farah memulai obrolan.

"Melupakan nggak semudah itu, Far. Lagian aku nggak pernah merasa repot mengurus Clara," sahut Anjani. Ia menunjukkan sebelah kakinya yang tersembunyi di balik rok panjang. "Kaki ini nggak bakalan jadi halangan untuk aku menjalankan tugas seorang Ibu."

"Bukan itu maksud gue, An."

"Gini, Far. Aku udah berjanji sehidup semati sama mas Varo. Aku nggak akan mengkhianati dia."

"Dengan terus sendirian?" Farah mengusap pundak Anjani. Ternyata sahabatnya ini masih sama. Sangat-sangat setia. Farah tersenyum. "An, gue yakin. Di alam sana Mas Varo pasti tambah bahagia saat lo mau menikah lagi. Terus Clara juga bisa dapetin kasih sayang seorang ayah lagi."

"Pertanyaanya apa aku bisa menemukan orang seperti Mas Varo?"

"Eumm." Farah jadi kebingungan. Ia mendengus pelan. "Kemungkinan 50% nggak 50% iya," sahut Farah. "Tapi ya sudahlah. Gue males debat soal ini."

"Ini, Bu, Mbak minumnya." Bi Ratih datang membawa minuman.

"Terima kasih, Bi," kata Farah.

"Bi sekalian ambilin kue keringnya ya," pinta Anjani pada Bi Ratih.

"Siap, Bu." Bi Ratih pun kembali ke dapur.

"Eh, lo katanya resign dari kantor? Why?" tanya Farah penasaran.

"Bukan resign. Tapi emang dipecat."

"Oh Astaga! Tega banget sih bos lo." Farah menggeleng tak habis pikir.

"Wajar kok. Perusahaan mereka butuh orang yang sempurna, bukan lumpuh kayak aku," kata Anjani sembari menuang teh dari teko ke gelas untuk Farah.

"Kasihan. Terus gimana lo dapat pemasukan sedangkan perusahaan milik suami lo juga udah dibeli perusahaan lain. Apa ya namanya? ish gue lupa. Ada pra-pra gitu deh."

"Perusahaan Pradipta, Far."

"Nah itu. Setahu gue CEO nya ganteng banget deh sumpah! Coba aja lo ngelamar kerja di sana." Farah ini memang asal ceplos. Kadang nggak disaring sebelum bicara.

"Ngapain? Paling aku cuma jadi pajangan." Anjani terkekeh pelan. Dasar Farah! Meskipun sudah bersuami kadang mata sahabatnya itu tetap suka jelalatan. "Toh, aku sedang menjalankan bisnis kue juga. Cukup kok untuk memenuhi semua kebutuhan aku sama Clara. Kamu jangan khawatir."

"Kalo gitu ketemu CEO nya aja, besok gue temenin." Farah bersikeras hendak mempertemukan Anjani dan boss nya itu.

"Tapi—" Anjani terdiam, tidak mengerti dengan jalan pikiran Farah.

Farah memelas dengan memeluk lengan Anjani.

"Nonono! Ajak Clara sekalian kita jalan-jalan Oke?"

"Yasudah deh, iya." Anjani pasrah. Walau ada rasa sedikit takut untuk bertemu pria itu. Siapa namanya? Bian. Ya, kalau tidak salah seingat Anjani pria itu bernama Bian. Mereka pernah bertemu ketika Anjani harus mengurus berkas pemindahtanganan perusahaan.

Oh, jangan lupakan pria itu punya sifat yang angkuh, dingin, dan arogan

--TBOM--

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Janda Lumpuh Milik CEO   71 | Klauserra

    Laura tertawa lepas sembari menonton televisi di ruang tamu rumahnya, wanita itu sedang libur bekerja hari ini, manajernya—Hani mengatakan bahwa Laura perlu cuti untuk beristirahat dikarenakan wanita itu sedang hamil. Laura juga sebenarnya tidak peduli, sebab seberapa banyakpun ia libur atau menganggur uangnya tidak akan pernah habis. Ya, uang ayahnya—Hans selagi pria itu masih hidup ia tidak perlu khawatir akan jatuh miskin.Sedari tadi pun, kerjaannya hanya makan dan makan, efek hamil membuatnya terlalu malas untuk bergerak apalagi melakukan pekerjaan rumah. Oh ya, jangan lupa, selama ia masih tinggal di rumah mewah ini ia tidak perlu berbuat apa-apa. Tinggal duduk manis, semua sudah tersaji di meja. Pelayanan di rumah inilah andalannya."Nona, peralatan mandinya sudah siap, jacuzzinya juga sudah saya campur dengan mawar kesukaan Nona," ujar seorang pelayan wanita, ia membungkuk sopan.Laura mengangguk malas, sangat terpaksa untuk mandi, jika saja hari ini ia tidak berencana pergi ke

  • Janda Lumpuh Milik CEO   70 | Tak Akan Terulang

    Pukul 12.10 ketika Anjani tiba di kantor Pradipta. Saat menuruni mobi ia disambut senyum ramah oleh satpam dan beberapa karyawan. Maklum, siapa yang tidak mengenal Anjani di kantor Pradipta ini? Mengingat dia adalah istri pemilik perusahaan. "Selamat siang, Bu. Wah, hari ini ibu cantik sekali," puji salah satu pegawai laki-laki. Usianya terbilang lebih muda.Anjani tersenyum tipis. Satu tangannya memegang tongkat dan tangan lainnya membawa tas berisi bekal makan. "Terima kasih. Mungkin itu hanya perasaan masnya, bahkan aku merasa biasa saja hari ini," jawab Anjani rendah hati. Laki-laki itu menggeleng cepat, "Ah tidak, Bu. Hari ini ibu memang kelihatan berbeda, wajah ibu lebih cerah."Anjani sontak teringat ucapan Cintya, jika wanita hamil memiliki aura yang positif dan wajah yang lebih bercahaya. "Mungkin karena aku sedang hamil," batin Anjani menggelitik. Ingin rasanya mengusap perut tapi tangannya penuh. "Saya ke ruangan pak Bian dulu yaaa, Mas," Ucap Anjani tersenyum lagi pa

  • Janda Lumpuh Milik CEO   69 | Merasa Bersalah

    Kadang, Anjani merasa bersalah. Namun, jika tidak seperti itu, selamanya ia tidak akan tenang karena belum membantu menyelesaikan masalah Kevin. Toh, Kevin sendiri tidak tahu apa-apa mengenai persoalan suaminya dengan Bram. Anak itu masih terlalu polos untuk memahami masalah seperti ini. Kevin hanya anak kecil yang pikirannya untuk main dan bermain. Selesai membantu Kevin, Anjani bergegas pulang ke rumah mengantar Clara. Sebelum siang nanti, ia pergi ke kantor membawakan makan siang suaminya itu. Bukan keinginan Bian agar Anjani melakukan itu, tetapi Anjani sendiri yang mau. Ia ingin selalu memastikan Bian makan-makanan yang sehat baik di rumah maupun di kantornya. Toh, sudah tugas seorang istri kan untuk memberikan yang terbaik pada suami? "Bun, tadi Kevin sempat bilang kalau Bunda ternyata baik sama dia. Kevin kayanya senang banget bisa ketemu sama Bunda hari ini," celoteh Clara sembari duduk di kursi ruang makan, memainkan boneka barbie yang baru ia beli tadi. Anjani yang sibu

  • Janda Lumpuh Milik CEO   68 | Berhubungan Lagi?

    Pagi ini suasana kantor Pradipta sudah sangat ramai, seluruh karyawannya datang tepat waktu seperti biasa. Mereka bolak-balik melakukan tugas masing-masing, ada yang sedang mengetik di laptop dan ada pula yang menyiapkan ruang meeting.Pemandangan yang sungguh menyejukkan mata Bian. Ia suka melihat karyawannya disiplin dalam hal pekerjaan di kantor Pradipta ini. "Selamat pagi, Pak," sapa seorang karyawan perempuan ketika Bian hendak memasuki lift. Bian balas tersenyum tipis. Dan di dalam lift itu, ia bertemu dengan Sani. "Wah, lama banget kita nggak ketemu, Bi. Gimana kabar lo, bro?" tanya Sani pada sahabatnya itu. Ia merangkul bahu Bian sembari cengar-cengir. Ya, sani cukup lama tidak bertemu Bian, sekitar dua minggu, sebab Sani harus menjaga ibunya di rumah sakit. "Baik kok. Apalagi istri gue lagi hamil," sahut Bian lalu tersenyum lebar seraya merapikan jasnya dengan perasaan bahagia. "Serius? Gercep banget, Bi lo bikinnya! Bakal jadi bapak nihh yee, gue doain deh Anjani lancar

  • Janda Lumpuh Milik CEO   67 | Adik Untuk Clara

    "Papa Bian sama Bunda tadi kemana? Kok lama banget?" Pertanyaan itu keluar dari mulut Clara yang baru pulang dari sekolah. Tatkala Anjani dan Bian melangkah memasuki rumah. Anjani ingat Clara belum mengetahui bahwa ia sedang mengandung calon adik Clara, maka ia melirik Bian lalu menempelkan jari telunjuk ke bibirnya. Bian mengerti, ia langsung mengangguk dan mengulum senyum geli. Seolah kejadian di rumah sakit tadi bukan apa-apa untuk mereka. Anjani dan Bian tahu bagaimana cara menyembunyikan masalah yang seharusnya tidak diketahui anak kecil. "Loh, kok mukanya gitu, Bunda menyembunyikan apa dari aku?" Clara yang merasa teracuhkan kini manyun lalu bersedekap. Anjani terkikik kecil, ia mencubit gemas hidung putri kecilnya, kemudian menggerakkan tongkat mengajak anak itu duduk di sofa. Anjani langsung mengambil tangan Clara dan menempelkan tangan mungil itu ke perutnya. Clara sedikit terkejut. "Coba Clara tebak, di perut Bunda yang rata ini isinya ada apa aja?" Clara lantas berpik

  • Janda Lumpuh Milik CEO   66 | Pembuktian

    Anjani tidak pernah merasa sekecewa ini sebelumnya, meski kebenaran belum terbukti namun hatinya terus saja berkata bahwa tidak mungkin Laura pura-pura hamil demi mendapatkan Bian hingga dia berani menjatuhkan harga dirinya sendiri.Oleh karenanya, pagi ini Anjani meminta Bian untuk menemaninya pergi ke rumah Laura dan mengajak wanita itu ke rumah sakit agar bisa melakukan tes di hadapannya, tanpa ada sedikit pun kecurangan dan Anjani sangat berharap akan itu.Pintu utama yang diketuk sebanyak tiga kali itu akhirnya terbuka, menampilkan seorang wanita bersweater biru dan celana jeans panjang serta mata sembab. Sepertinya Laura habis menangis."Ngapain lo ke sini hah?" tanya Laura kesal.Entah kenapa di saat begini Anjani malah tergagap, melihat Laura yang menangis menambah keyakinannya bahwa wanita itu tidak berbohong.Bian tinggal di mobil, jadi Anjani bisa leluasa bertanya. "Mbak habis n

  • Janda Lumpuh Milik CEO   65 | Keduanya

    Deg."Aku pu—""Aku hamil anak Bian... "Lantas semua penghuni ruangan tersebut terdiam kaku, detik terasa berhenti, semuanya tertuju pada Laura yang tersenyum kemenangan, pada perkataan wanita itu barusan.Terkhusus bagi Anjani yang sangat syok mendengar ucapan wanita itu, dadanya sakit seperti dihantam puluhan balok keras, sedangkan Bian masih di ambang pintu mengepalkan tangan. Tentu saja ia tidak percaya apa yang diucapkan Laura barusan, wanita itu pembohong. Anjani tidak boleh tertipu oleh muslihatnya."Diam Laura! Kau pembohong!" Pungkas Bian melangkah maju dan berdiri di samping Anjani. Saat itu Anjani benar-benar bingung dan kepalanya mulai terass pusing."Bohong? Aku nggak bohong Bian. Ini benar anakmu, ini anak kita," tambah Laura yang membuat Bian semakin ingin mencekik leher wanita itu. Laura ternyata belum jera dan sama sekali tidak belajar dari pengalamannya dulu."Cukup! Aku tidak mau

  • Janda Lumpuh Milik CEO   64 | Dia Hamil?

    Adanya Cintya di mansion ini menghilangkan rasa sepi Anjani, terutama saat dulu di pagi hari, ia ditinggal berdua dengan bi Ratih dan para pelayan. Yang notebene nya para pelayan itu berbicara hanya ketika mereka perlu, sedangkan bi Ratih kadang juga sibuk dan harus pulang ketika sudah malam ke rumah aslinya.Sekarang dia dan Cintya sedang menonton serial kartun kesukaan Clara di ruang keluarga, seraya memakan popcorn spesial yang dibuat khusus oleh chef ahli di mansion ini.Sementara yang merekomendasikan film justru asik menggambar menggunakan pensil warna yang baru dibelikan Bian."Yeay aku sudah selesai menggambar," Kata Clara mengangkat bangga kertas gambarnya menunjukannya pada Cintya dan Anjani. Cintya tersenyum kecil dan mengusap lembut rambut cucunya itu."Bunda, coba lihat deh, ini keluarga kita." Ia menunjuk 4 orang yang berada di permukaan kertas tersebut, dengan dia ber

  • Janda Lumpuh Milik CEO   63 | Laura Kembali Berulah

    Selesai berbelanja ke pasar Anjani kembali ke rumah, berbeda dengan Bian yang harus pergi ke kantor untuk kembali bekerja.Di dapur, seperti Biasa Anjani mulai memasak dibantu oleh Bi Ratih, bedanya dapur dan seluruh peralatan masak yang ia gunakan di mansion ini benar-benar mewah. Semua peralatan terbuat dari bahan anti gosong dan logam yang tidak mudah berkarat.Anjani merasa sangat dimanjakan dengan semua peralatan itu. Sesekali ia tersenyum membayangkan betapa awetnya peralatan ini. Sangat berbeda dengan peralatan dapur di rumahnya yang sebagian besar sudah gosong.Selain peralatan masak serta kitchen set, kursi dan pantry yang digunakannya juga sangat empuk, bentuknya yang di desain khusus oleh Bian agar dia lebih mudah duduk dan berdiri menggunakan tongkat."Ada yang bisa saya bantu nyonya?" Anjani menatap ke samping ketika seorang chef menunduk dan bertanya padanya, Anjani tidak bisa menatap langsung mata laki-laki itu

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status