共有

Jangan Goda Aku, Pak Manager!
Jangan Goda Aku, Pak Manager!
作者: Anggun_sari

Bab 1

作者: Anggun_sari
last update 最終更新日: 2025-11-26 16:01:07

Nara diam dengan tatapan datar ketika duduk di ruang rapat. Hatinya bergemuruh sejak berangkat ke kantor tadi pagi. Pagi ini akan ada Manajer baru yang menggantikan manager sebelumnya. Tangannya terus terkepal sementara bibirnya mencebik kesal.

Ekspresi Nara jelas terlihat berbeda dari teman-temannya yang lainnya. Meski manajer baru yang akan menggantikan Bu Kanza itu tampan, namun berhati dingin dan kejam, mereka tetap terlihat antusias.

“Aku gugup sekali,” ucap Moana–teman sekantor Nara.

Nara memutar bola matanya. “Gugup? Untuk apa, kamu dan dia sama-sama makan nasi jadi untuk apa gugup. Biasa saja. Anggap saja dia sama seperti Bu Kanza.

Bu Kanza adalah manager pemasaran di tim Nara yang lalu. Sekarang beliau dipindah tugaskan ke luar pulau untuk pembukaan cabang baru.

“Itu mah kamu. Kamu sih enak selalu dapat yang terbaik, selalu jadi nomor satu. Nah kami,” celetuk Moana lagi.

“Histt…sudah, jangan membahas hal seperti itu. Aku dan kalian sama aja. Kita kan satu tim, jadi keberhasilanku juga keberhasilan kalian,” sahut Nara.

Percakapan-percakapan kecil terus berlanjut hingga suara pintu ruang meeting dibuka oleh seseorang. Seorang pria dengan perawakan tinggi besar dan berwajah rupawan masuk dengan membawa aura mendominasinya.

Nara menelan ludahnya susah payah melihat pria yang baru saja masuk. Pria dengan jas berwarna navy itu. Bukan karena suka, melainkan pria itu adalah teman semasa kecilnya.

Giorgio Aditama–pria yang dulu suka menjahilinya dan membuatnya menangis. Jika sudah seperti itu, Giorgio akan tertawa terbahak-bahak dan pulang ke rumahnya.

Mereka berpisah ketika Giorgio memutuskan untuk bersekolah di luar negeri dan baru bertemu kembali setelah giorgio lulus kuliah.

“Selamat pagi.”

Suara berat dan berwibawa Giorgio merubah ruang rapat semakin hening. Nara, masih menatap pria itu tanpa berkedip. Masih tak percaya dengan apa yang terjadi saat ini. Giorgio Aditama–musuhnya, pria yang paling dibenci dan dihindarinya akan menjadi atasannya!

“Baiklah saya akan memperkenalkan diri saya terlebih dahulu.” Giorgio kembali membuka suaranya.

“Saya adalah Giorgio Aditama. Mulai hari ini saya akan menjabat sebagai manager pemasaran menggantikan Bu Kanza,” terang Giorgio.

Suasana ruang rapat masih sunyi. Semua mata menatap ke arah Giorgio, antara kagum dan takut. Aura yang diperlihatkan pria itu sungguh berbeda. Berita yang beredar mengenai Giorgio ternyata benar adanya. Pria itu terkenal berwibawa, tegas dan dingin.

“Dan hari ini saya akan memimpin rapat. Jadi….” giorgio menghentikan ucapannya. Ia menatap satu persatu orang yang ada di ruang rapat hingga tatapannya berhenti pada Nara.

“Kamu Nara, kan? Ketua dari tim satu?” tebak Giorgio.

“Iya, Pak,” jawab Nara tegas.

Nara mengumpat dalam hati. Bagaimana mungkin Giorgio yang dulu sering menjahilinya itu sekarang berdiri di depannya dan menjabat sebagai manajer. Membayangkannya saja tak pernah. Rasanya ingin sekali ia menyeret laki-laki itu keluar dari ruangan ini dan berteriak kencang di hadapan pria itu: untuk apa kamu disini?! Pergi sana!

“Bisa tampilkan persentase yang sudah kamu kerjakan?” perintah Giorgio.

Nara menarik napasnya dalam-dalam. Dia memberikan flashdisk kepada seseorang yang bertugas sebagai notulis. Dalam hatinya ia merapalkan doa agar Giorgio tidak membuat ulah dengannya.

Beberapa menit kemudi rincian pekerjaan yang telah dikerjakannya terlihat di layar. Kening Giorgio mengkerut, sementara tangannya mengusap dagu. Hanya beberapa menit, pria itu membaca laporan yang dibuat oleh Nara. dan wajahnya terlihat tak senang.

“Apa hanya seperti ini?” tanya Giorgio dengan nada rendah namun, penuh penekanan.

“Maksud Anda? Saya sama sekali tidak mengerti dengan apa yang Anda bicarakan? Hanya seperti ini? Bisa tolong dijelaskan secara spesifik?” balas Nara terlihat berani.

Bisik-bisik terdengar. Ada yang mengatakan bahwa Nara terlalu berani bersuara. Ada pula yang kagum dengan keberanian wanita itu.

Giorgio tersenyum miring. “Presentasimu sangat tidak layak!” ungkap Giorgio.

Mata Nara membulat. Jelas tak terima dengan apa yang dikatakan oleh Giorgio. Semalaman ia begadang untuk mengerjakannya dan sekarang presentasi itu dikatakan tidak layak. Dia bahkan belum menjelaskan secara detail.

“Tidak layak?” ulang Nara. ia sudah hampir berdiri, namun ditahan oleh Moana.

“Bisa katakan pada saya bagian mana yang tidak layak. Selama ini saya bekerja tidak pernah tidak baik. Dan sekarang….” Nara menghentikan ucapannya. Bukan karena ingin, tapi karena hatinya terlalu kesal.

“Sepertinya kamu tidak terbiasa dengan penolakan,” cibir Giorgio. “Mungkin dulu kamu nomor satu, tapi itu dulu,” lanjut Giorgio. Suaranya rendah dan tenang, tapi mampu membuat Nara meradang.

Nara mengepalkan tangannya. Matanya bersingut marah menatap Giorgio. Dia benar-benar ingin mencabik-cabik wajah pria itu saat ini juga.

“Baiklah, saya rasa perkenalan kita cukup sampai di sini. Besok kita akan melakukan meeting lagi mengenai masalah ini,” kata Giorgio terlihat enteng.

Nara menganga, tak percaya dengan apa yang dilakukan oleh Giorgio saat ini. Pria itu seolah sedang mengerjainya saat ini.

Merapikan barang-barangnya dengan rasa jengkel, Nara menyusul teman-temannya yang sudah keluar terlebih dahulu. Namun, ucapan Giorgio dengan suara tak tahu malunya itu membuat hatinya semakin terbakar emosi.

“Jangan lupa nanti malam ada pertemuan keluarga untuk membahas pernikahan kita.”

この本を無料で読み続ける
コードをスキャンしてアプリをダウンロード

最新チャプター

  • Jangan Goda Aku, Pak Manager!    Bab 7

    “Ah…Sayang, perutku….”Nara mengulum senyum seiring dengan perginya Saras. Misinya benar-benar berhasil, padahal dia hanya memberikan dosis kecil pada makanan wanita itu.“Bisa tolong temani Saras?” pinta Giorgio pada teman Saras.Teman saras mengangguk. Ia segera pergi menyusul Saras yang berlari mencari toilet.“Kamu yang melakukannya?” tuduh Giorgio pada Nara saat tak ada siapapun di sekitar kita.“Melakukan? Melakukan apa?” sahut Nara bersikap seolah-olah tak tahu apa-apa.Giorgio menghela napas panjang. “Meletakkan obat pencahar itu, kamu yang melakukannya kan.”“Jangan asal menuduh. Siapa tahu kekasihmu itu memang tidak bisa makan makanan seperti ini,” sahut Nara masih tidak ingin mengaku. Biar saja. Salah sendiri siapa suruh mengajaknya makan padahal dia sudah memberikan kode yang jelas-jelas menolak.“Nara maheswara!”“Sayang, maaf ya perutku tiba-tiba saja sakit. Aku rasa sushinya bermasalah,” kata Saras yang tiba-tiba muncul bertepatan dengan Giorgio yang meninggikan suarany

  • Jangan Goda Aku, Pak Manager!    Bab 6

    Nara mengerutkan keningnya. Dari banyaknya orang, kenapa dia harus bertemu dengan Saras. Matanya melirik ke arah Giorgio, sementara kakinya melangkah lebih mendekat ke arah Giorgio. Dia ingin Saras tahu bahwa Giorgio akan menikah dengannya.“Kami sedang memilih cincin. Lihatlah. Apa cincin ini cantik?” jawab Nara menyahuti pertanyaan SarasGiorgio berdehem. “Ah…dia sepupuku. Dan aku sedang mengantarkannya memilih cincin untuk hadiah ulang tahun temannya,” jawab Giorgio dengan begitu santai.Nara mengangga, tak percaya dengan apa yang dikatakan oleh Giorio. Sepupu? Yang benar saja! Dari semua alasan kenapa Giorgio harus menjadikannya sebagai sepupu.Lalu kenapa juga dia tidak mengaku saja yang sejujurnya? Sebenarnya apa yang dia harapkan dengan berbohong terus seperti ini.“Sepupu? Benarkah?” sahut Saras seolah tak percaya. Saras berjalan mendekati Nara. matanya melihat dari ujung rambut hingga ujung kaki, seolah menilai wanita itu. Tatapannya sinis, tak ada senyum sedikitpun di sana.

  • Jangan Goda Aku, Pak Manager!    bab 5

    “Bagaimana dengan acaranya tadi?” tanya Arsi terlihat penasaran. Hari ini Arsi tidak bisa menemani Nara untuk melihat pameran pernikahan karena toko kue miliknya sedang menerima pesanan kue dalam jumlah besar, jadi dia harus standbay di toko. “Bagus,” jawab Nara singkat. Ia mengaduk-aduk minuman di depannya. Saat ini dia dan mamanya sedang makan malam di restoran favorit mereka. Arsi tersnyum senang. Ia menggenggam tangan putrinya. “Mama senang kalau semuanya berjalan lancar.” “Andai papamu tahu, dia pasti senang,” imbuhnya. Matanya sudah berair hampir menangis. Namun, ditahannya. Mendengar apa yang dikatakan mamanya, Nara membisu. Pikirannya kalut, antara ingin berhenti atau melanjutkan pernikahan ini. Bukan apa-apa, pernikahan adalah sesuatu yang sakral. Dia hanya ingin menikah dengan orang yang tepat. Dia tidak ingin bercerai dan menjadi janda. Bukan berarti Giorgio bukan orang yang tepat, hanya saja mereka tidak memiliki ketertarikan. Lagipula Giorgio juga sudah memiliki kek

  • Jangan Goda Aku, Pak Manager!    Bab 4

    “Bagaimana menurutmu? Apa kamu sudah mendapatkan dekorasi atau tema pernikahan yang kamu inginkan?”Siang ini Lita mengajak Nara untuk melihat pameran pernikahan. Disana banyak vendor yang menyediakan berbagai jasa pernikahan, mulai dari dekorasi, gaun pengantin, katering, fotografer, hingga perencanaan pernikahan atau WO (Wedding Organizer).Tak hanya itu dekorasi di sana juga seperti berlomba-lomba menunjukkan desain dan tema yang mereka bawa. Selain itu calon pengantin juga bisa melakukan konsultasi langsung dan bertanya sepuasnya pada ahli pernikahan mengenai detail layanan yang mereka miliki. Banyak promo menarik yang juga mereka tawarkan untuk para calon pengantin yang akan menggunakan jasa mereka.“Ini terlalu banyak, Tante. Saya bingung harus memilih yang mana,” jawab Nara jujur.Terlalu banyak vendor yang dilihatnya dan semuanya bagus-bagus. Andai saja dia menikah dengan lelaki yang dicintainya, tentu ini akan menjadi mudah baginya. Masalahnya dia sama sekali tak memiliki ga

  • Jangan Goda Aku, Pak Manager!    Bab 3

    “Astaga, kamu semakin ganteng aja.” Arsi–mama Nara memuji ketampanan Giorgio ketika pria itu baru datang bersama Lita–mama Giorgio.Nara berlagak seperti orang ingin muntah saat ibunya memujui ketampanan Giorgio. Dari segimanapun pria itu sama sekali tidak tampan, yang ada dia muak jika melihat pria playboy seperti Giorgio.“Mari masuk Jeng,” kata Arsi mempersilahkan Giorgio dan mamanya masuk.Nara yang memasang wajah datar saat menyambut kedatangan Giorgio dan Lita, dicubit pinggangnya oleh Arsi. Mata wanita berusia lima puluh tahunan itu melotot menatap putrinya.“Senyum, senyum!” ucap Arsi tanpa suara.Nara hanya memutar bola matanya. Tangannya mengusap pinggangnya yang terasa berdenyut nyeri.“Dia itu calon suamimu, bukan musuhmu. Jadi sambut dengan senyuman,” omel Arsi, suaranya berbisik karena Giorgio dan mamanya berjalan di depannya.“Masih calon, Ma, belum pasti,” sahut Nara seolah tak takut dengan tatapan tajam yang diberikan mamanya tadi.“Kamu!” Arsi sudah mengangkat tangan

  • Jangan Goda Aku, Pak Manager!    Bab 2

    “Americano double shot.”Nara memutuskan untuk ke kafe selepas pulang bekerja. Perselisihannya dengan Giorgio tadi sukses membuat kepalanya pusing bukan main.Sambil menunggu pesanannya dibuatkan, Nara memilih duduk di kursi yang kosong. Ingatannya terlempar di mana ia masih kecil dulu. Masa dimana ia sering bermain dengan Giorgio dan pria itu akan menggodanya hingga membuatnya menangis. Pernah sekali waktu Giorgio mengatakan bahwa pria itu akan menikahinya nanti ketika mereka dewasa. Dan sekarang semua itu terjadi. Candaan tak berbobot itu kini seperti bom waktu yang terus mendesaknya.Kesal, marah dan jengkel, itulah yang terus dirasakannya sejak dia bertunangan dengan Giorgio. Musuh bebuyutannya itu justru harus menjadi suaminya. Pria yang akan dilayaninya seumur hidupnya, membayangkan saja sudah membuatnya bergidik ngeri.“Sayang, aku suka deh sama konsep prewedding yang tadi. Lucu banget,” ucap seseorang tiba-tiba tepat di arah kanannya.Seketika Nara menoleh, mendapati pria yang

続きを読む
無料で面白い小説を探して読んでみましょう
GoodNovel アプリで人気小説に無料で!お好きな本をダウンロードして、いつでもどこでも読みましょう!
アプリで無料で本を読む
コードをスキャンしてアプリで読む
DMCA.com Protection Status