共有

Bab 4

作者: Anggun_sari
last update 最終更新日: 2025-11-26 16:02:33

“Bagaimana menurutmu? Apa kamu sudah mendapatkan dekorasi atau tema pernikahan yang kamu inginkan?”

Siang ini Lita mengajak Nara untuk melihat pameran pernikahan. Disana banyak vendor yang menyediakan berbagai jasa pernikahan, mulai dari dekorasi, gaun pengantin, katering, fotografer, hingga perencanaan pernikahan atau WO (Wedding Organizer).

Tak hanya itu dekorasi di sana juga seperti berlomba-lomba menunjukkan desain dan tema yang mereka bawa. Selain itu calon pengantin juga bisa melakukan konsultasi langsung dan bertanya sepuasnya pada ahli pernikahan mengenai detail layanan yang mereka miliki. Banyak promo menarik yang juga mereka tawarkan untuk para calon pengantin yang akan menggunakan jasa mereka.

“Ini terlalu banyak, Tante. Saya bingung harus memilih yang mana,” jawab Nara jujur.

Terlalu banyak vendor yang dilihatnya dan semuanya bagus-bagus. Andai saja dia menikah dengan lelaki yang dicintainya, tentu ini akan menjadi mudah baginya. Masalahnya dia sama sekali tak memiliki gambaran ingin pernikahan seperti apa.

“Bagaimana kalau kita konsultasi saja dengan salah satu vendor?” saran Lita.

Nara menggaruk rambutnya yang tak gatal. Ia melirik jam yang melingkar di pergelangan tangannya. Tiga jam lagi ia harus karena ada janji dengan seseorang.

“Boleh Tante,” jawab Nara.

Lita menggandeng tangan Nara. “Berhenti memanggilku Tante. Panggil aku Mama, oke?”

“Bukankah sebentar lagi kamu akan menjadi anakku,” sambung Lita.

Nara hanya mengangguk dan tersenyum simpul menjawab ucapan Lita.

Dari pada dirinya, masih ada wanita yang sangat ingin menjadi menantumu. Wanita itu bahkan sudah menentukan tema dan pakaian yang ingin dikenakannya.

“Bagaimana kalau kita melihat yang sana dulu?” ujar Lita.

“Boleh, Tante, eh Ma,” sahut Nara.

Nara dan Lita bergandengan menuju vendor yang diinginkan Lita. namun, ketika hendak sampai tempat yang diinginkannya, matanya tak sengaja melihat Giorgio bersama dengan Saras.

Nara yang tak ingin memperumit masalah, membawa Lita pergi ke tempat yang lainnya. Lebih baik Lita tidak tahu kelakuan putranya ketimbang ia dibuat pusing nantinya. Lita adalah tipe orang yang heboh akan sesuatu, begitu juga dengan Saras. Ia tidak ingin terhimpit di antara orang-orang heboh itu.

“Loh bukannya kita mau ke sana?” Lita terlihat bingung saat Nara membawanya menuju ke Vendor yang menampilkan konsep pernikahan ala putri di negeri dongeng.

“Tiba-tiba saya ingin melihat ke sini Ma,” jawab Nara asal.

Lita mengerutkan keningnya. “Tapi kamu alergi dengan hal semacam ini kan. Itu yang kamu katakan waktu itu,” kata Lita.

Nara tertawa kaku. Ia merutuki dirinya karena membawa Lita ke vendor pernikahan dengan tema princes yang sangat dibencinya.

“Sepertinya aku berubah pikiran Tante,” jawab Nara.

Tak mengubah arahnya, Nara menggandeng tangan Lita masuk ke dalam pameran wedding yang memamerkan konsep pernikahan ala princes. Kepalanya sesekali menengok ke belakang, melihat apakah Giorgio masih ada di sini atau tidak.

“Selamat datang, Kak,” sapa salah satu penjaga wanita dengan ramah.

“Perkenalkan, nama saya Rania. Apakah kalian ingin melihat-lihat terlebih dahulu atau mau langsung berkonsultasi?” tanya Rania dengan ramah.

“Kami ingin melihat-lihat dulu, boleh?” sahut Nara.

“Tentu. Ini silahkan dibawa!” jawab Rania sambil memberikan selebaran mengenai wedding organizernya.

Nara tersenyum. Ia mengambil lembaran itu lalu masuk lebih ke dalam bersama Lita. mata keduanya menatap penuh kagum apa yang ada di depan mereka. Pakaian, dekorasi serta konsep pernikahan ala princes ini memang sangat menakjubkan.

Pantas saja Saras menginginkannya. Jika ia menikah dengan orang yang dicintainya, pasti ia akan memilih tema yang sama dengan tema yang diinginkan Saras. Sayangnya ia harus menikah dengan musuh bebuyutannya.

“Bagus ya,” lirih Lita. “bagaimana kalau kita menggunakan konsep ini?” tanyanya kemudian.

Nara menoleh, menatap wajah Lita yang terlihat senang dengan konsep pernikahan ini. “Tapi Ma, aku rasa ini akan sangat mahal,” balas Nara mencoba mengubah keinginan Lita. demi apapun dia tidak ingin memiliki konsep yang sama dengan kekasih Giorgio, dia tidak ingin dicap sebagai wanita peniru yang tidak memiliki prinsip.

“Mahal? Tenang saja uang Giorgio tidak akan habis hanya dengan menyewa ini semua,” sahut Lita.

Nara hanya bisa tertawa. Dia tak tahu lagi harus bicara apa jika sudah seperti ini. Menolak juga tidak akan ada gunanya kecuali dia memiliki pendukung.

“Kulitmu yang putih bersih pasti cocok dengan tema ini, ditambah lagi wajahmu yang cantik, semuanya akan terasa pas. Kita pilih yang ini saja, oke?”

“Oke.”

Bukan Nara yang menjawab. Wanita itu menoleh ke belakang, menatap tak percaya Giorgio yang sedang berdiri di belakangnya dengan senyum mengembang di wajahnya.

“Gio…?” lirih Nara

この本を無料で読み続ける
コードをスキャンしてアプリをダウンロード

最新チャプター

  • Jangan Goda Aku, Pak Manager!    Bab 7

    “Ah…Sayang, perutku….”Nara mengulum senyum seiring dengan perginya Saras. Misinya benar-benar berhasil, padahal dia hanya memberikan dosis kecil pada makanan wanita itu.“Bisa tolong temani Saras?” pinta Giorgio pada teman Saras.Teman saras mengangguk. Ia segera pergi menyusul Saras yang berlari mencari toilet.“Kamu yang melakukannya?” tuduh Giorgio pada Nara saat tak ada siapapun di sekitar kita.“Melakukan? Melakukan apa?” sahut Nara bersikap seolah-olah tak tahu apa-apa.Giorgio menghela napas panjang. “Meletakkan obat pencahar itu, kamu yang melakukannya kan.”“Jangan asal menuduh. Siapa tahu kekasihmu itu memang tidak bisa makan makanan seperti ini,” sahut Nara masih tidak ingin mengaku. Biar saja. Salah sendiri siapa suruh mengajaknya makan padahal dia sudah memberikan kode yang jelas-jelas menolak.“Nara maheswara!”“Sayang, maaf ya perutku tiba-tiba saja sakit. Aku rasa sushinya bermasalah,” kata Saras yang tiba-tiba muncul bertepatan dengan Giorgio yang meninggikan suarany

  • Jangan Goda Aku, Pak Manager!    Bab 6

    Nara mengerutkan keningnya. Dari banyaknya orang, kenapa dia harus bertemu dengan Saras. Matanya melirik ke arah Giorgio, sementara kakinya melangkah lebih mendekat ke arah Giorgio. Dia ingin Saras tahu bahwa Giorgio akan menikah dengannya.“Kami sedang memilih cincin. Lihatlah. Apa cincin ini cantik?” jawab Nara menyahuti pertanyaan SarasGiorgio berdehem. “Ah…dia sepupuku. Dan aku sedang mengantarkannya memilih cincin untuk hadiah ulang tahun temannya,” jawab Giorgio dengan begitu santai.Nara mengangga, tak percaya dengan apa yang dikatakan oleh Giorio. Sepupu? Yang benar saja! Dari semua alasan kenapa Giorgio harus menjadikannya sebagai sepupu.Lalu kenapa juga dia tidak mengaku saja yang sejujurnya? Sebenarnya apa yang dia harapkan dengan berbohong terus seperti ini.“Sepupu? Benarkah?” sahut Saras seolah tak percaya. Saras berjalan mendekati Nara. matanya melihat dari ujung rambut hingga ujung kaki, seolah menilai wanita itu. Tatapannya sinis, tak ada senyum sedikitpun di sana.

  • Jangan Goda Aku, Pak Manager!    bab 5

    “Bagaimana dengan acaranya tadi?” tanya Arsi terlihat penasaran. Hari ini Arsi tidak bisa menemani Nara untuk melihat pameran pernikahan karena toko kue miliknya sedang menerima pesanan kue dalam jumlah besar, jadi dia harus standbay di toko. “Bagus,” jawab Nara singkat. Ia mengaduk-aduk minuman di depannya. Saat ini dia dan mamanya sedang makan malam di restoran favorit mereka. Arsi tersnyum senang. Ia menggenggam tangan putrinya. “Mama senang kalau semuanya berjalan lancar.” “Andai papamu tahu, dia pasti senang,” imbuhnya. Matanya sudah berair hampir menangis. Namun, ditahannya. Mendengar apa yang dikatakan mamanya, Nara membisu. Pikirannya kalut, antara ingin berhenti atau melanjutkan pernikahan ini. Bukan apa-apa, pernikahan adalah sesuatu yang sakral. Dia hanya ingin menikah dengan orang yang tepat. Dia tidak ingin bercerai dan menjadi janda. Bukan berarti Giorgio bukan orang yang tepat, hanya saja mereka tidak memiliki ketertarikan. Lagipula Giorgio juga sudah memiliki kek

  • Jangan Goda Aku, Pak Manager!    Bab 4

    “Bagaimana menurutmu? Apa kamu sudah mendapatkan dekorasi atau tema pernikahan yang kamu inginkan?”Siang ini Lita mengajak Nara untuk melihat pameran pernikahan. Disana banyak vendor yang menyediakan berbagai jasa pernikahan, mulai dari dekorasi, gaun pengantin, katering, fotografer, hingga perencanaan pernikahan atau WO (Wedding Organizer).Tak hanya itu dekorasi di sana juga seperti berlomba-lomba menunjukkan desain dan tema yang mereka bawa. Selain itu calon pengantin juga bisa melakukan konsultasi langsung dan bertanya sepuasnya pada ahli pernikahan mengenai detail layanan yang mereka miliki. Banyak promo menarik yang juga mereka tawarkan untuk para calon pengantin yang akan menggunakan jasa mereka.“Ini terlalu banyak, Tante. Saya bingung harus memilih yang mana,” jawab Nara jujur.Terlalu banyak vendor yang dilihatnya dan semuanya bagus-bagus. Andai saja dia menikah dengan lelaki yang dicintainya, tentu ini akan menjadi mudah baginya. Masalahnya dia sama sekali tak memiliki ga

  • Jangan Goda Aku, Pak Manager!    Bab 3

    “Astaga, kamu semakin ganteng aja.” Arsi–mama Nara memuji ketampanan Giorgio ketika pria itu baru datang bersama Lita–mama Giorgio.Nara berlagak seperti orang ingin muntah saat ibunya memujui ketampanan Giorgio. Dari segimanapun pria itu sama sekali tidak tampan, yang ada dia muak jika melihat pria playboy seperti Giorgio.“Mari masuk Jeng,” kata Arsi mempersilahkan Giorgio dan mamanya masuk.Nara yang memasang wajah datar saat menyambut kedatangan Giorgio dan Lita, dicubit pinggangnya oleh Arsi. Mata wanita berusia lima puluh tahunan itu melotot menatap putrinya.“Senyum, senyum!” ucap Arsi tanpa suara.Nara hanya memutar bola matanya. Tangannya mengusap pinggangnya yang terasa berdenyut nyeri.“Dia itu calon suamimu, bukan musuhmu. Jadi sambut dengan senyuman,” omel Arsi, suaranya berbisik karena Giorgio dan mamanya berjalan di depannya.“Masih calon, Ma, belum pasti,” sahut Nara seolah tak takut dengan tatapan tajam yang diberikan mamanya tadi.“Kamu!” Arsi sudah mengangkat tangan

  • Jangan Goda Aku, Pak Manager!    Bab 2

    “Americano double shot.”Nara memutuskan untuk ke kafe selepas pulang bekerja. Perselisihannya dengan Giorgio tadi sukses membuat kepalanya pusing bukan main.Sambil menunggu pesanannya dibuatkan, Nara memilih duduk di kursi yang kosong. Ingatannya terlempar di mana ia masih kecil dulu. Masa dimana ia sering bermain dengan Giorgio dan pria itu akan menggodanya hingga membuatnya menangis. Pernah sekali waktu Giorgio mengatakan bahwa pria itu akan menikahinya nanti ketika mereka dewasa. Dan sekarang semua itu terjadi. Candaan tak berbobot itu kini seperti bom waktu yang terus mendesaknya.Kesal, marah dan jengkel, itulah yang terus dirasakannya sejak dia bertunangan dengan Giorgio. Musuh bebuyutannya itu justru harus menjadi suaminya. Pria yang akan dilayaninya seumur hidupnya, membayangkan saja sudah membuatnya bergidik ngeri.“Sayang, aku suka deh sama konsep prewedding yang tadi. Lucu banget,” ucap seseorang tiba-tiba tepat di arah kanannya.Seketika Nara menoleh, mendapati pria yang

続きを読む
無料で面白い小説を探して読んでみましょう
GoodNovel アプリで人気小説に無料で!お好きな本をダウンロードして、いつでもどこでも読みましょう!
アプリで無料で本を読む
コードをスキャンしてアプリで読む
DMCA.com Protection Status