Share

Bab Empat [pertemuan Melinda dan Alin]

Aldi dan Melinda bersiap untuk jalan-jalan.

"Mas, Kita ke Wonderland saja yuk. Udah lama aku nggak kesana." Meli memoles bibirnya dengan lipstik didepan meja rias.

"Iya. Asal nggak kepantai saja. Disana ada Langit, nggak enak kalau nanti dia lihat." Aldi menyisir rambut Melinda yang lembab.

"Iya." Meli sedikit merajuk memonyongkan mulutnya. Aldi tersenyum menyelesaikan menyisirnya.

"Ya sudah. Ayo berangkat."

Meli berdiri dan berbalik.

"Coba Mas lihat. Sudah cantik belum?"goda Aldi melihat wajah kekasihnya. Meli tersenyum manis.

"Cantik."Aldi mengecup pelan bibir Meli.

"Mas, nanti rusak lipstiknya." Meli bersuara manja.

"Hehe... Iya sayang."ujar Aldi tersenyum lebar.

"Ayo." Aldi menggandeng mesra kekasihnya itu.

Setelah membeli tiket Aldi dan Meli membeli makanan ringan di foodcourt dulu. Popcorn dan segelas besar minuman dingin sudah ditangan.

"Kita mau naik apa dulu, Mas?" Meli merangkul manja lengan Aldi.

"Kamu mau naik apa?" Tanya Aldi balik bertanya.

"Pinginnya semua kunaikin termasuk Mas Al." Goda Meli nyengir.

"Itu aja dulu, Mas, gimana?" Tanya Meli menunjuk wahana bianglala.

Aldi tersenyum mengangguk menyetujui. Mereka berjalan tanpa menyadari adanya pasang mata yang mengikuti arah mereka berjalan dan menghilang oleh kerumunan.

Mata Alin berkelana, jantung nya berdetak lebih kencang, menggedor rongga dadanya, begitu menyakitkan. Mata Alin terasa panas.  Dia merasa melihat Aldi suaminya.

Mata Alin terus mencari diantara kerumunan orang di taman bermain itu. Namun Alin tak menemukan orang yang dia cari. Noah menatap bingung Alin. Apa yang Alin lihat? Kenapa wajahnya berubah setegang itu? Apakah dia melihat yang tak seharusnya? Apa yang dia cari ditengah kerumunan itu?

Alin kembali duduk. Dia menunduk, pikiran buruk bergelayut indah disana, pandangan matanya seolah menyangkal sekaligus penuh tanya.

Apakah benar itu Mas Aldi? Tapi Mas Aldi sedang kerja, tak mungkin dia disini? Mungkinkah dia bohong? Jika iya, itu sangat keterlaluan. Bagaimana dia bisa membohongi anaknya sendiri? Membiarkan Langit menangis menagih janji yang dia ingkari.

Jika itu benar Mas Aldi, siapa wanita disebelahnya? Apakah Mas Aldi selingkuh? Alin terus bermonolog. Dia masih tak percaya. Kenapa orang itu terlihat seperti Aldi?

"Alin, kamu baik-baik saja?" Suara Noah mengagetkannya. Alin menoleh, "Iya, aku tidak apa-apa."

"Kamu terlihat pucat. Yakin kamu baik-baik saja?" Tanya Noah memastikan suaranya terdengar khawatir.

"Aku ketoilet dulu. Boleh aku titip Langit?"

"Iya." Jawab Noah mantap.

Alin berdiri dan mulai melangkah, 

"Alin." Panggil Noah, Alin menoleh,"Terima kasih sudah percaya padaku."

Alin menjadi kikuk. Entah mengapa dia malah menitpkan Langit pada orang yang dia ketusi selama ini.

Alin berjalan menuju toilet umum. Tapi matanya masih berkeliling mencari Aldi suaminya. Alin yakin melihat suaminya tadi. Tapi seharusnya Aldi sedang bekerja ditempat kerja. Bukan disini. Haruskah Alin menelpon? Sekedar bertanya? Tapi bagaimana bila suaminya malah marah? pikiran itu terus berkecambuk menyakiti hatinya.

Alin memasuki toilet menghela nafasnya.

Mungkin itu memang bukan Mas Aldi. Aku harus percaya padanya, kami memiliki anak, tak mungkin Mas Aldi berselingkuh. batin Alin meyakinkan diri.

Alin menatap kaca yang memantulkan wajah dirinya. Alin menggembungkan pipi, melihat jerawatnya yang semakin banyak dan kulitnya yang kusam.

Mau bagaimana lagi, dia tak punya uang untuk membeli skincare. Jatah bulanan yang Aldi berikan tidaklah cukup. Untuk memenuhi kebutuhan kadang Alin harus mencari sendiri.

Alin berjalan keluar dari toilet berpapasan dengan Melinda, namun Alin tidak tau karena belum mengenal kekasih suaminya. Berbeda dengan Meli yang menoleh.

Apa yang si jelek itu lakukan disini? Bukankah seharusnya dipantai? batinnya.

Meli tersenyum licik.

Mungkin bila dia melihat kami nanti akan bagus, Mas Aldi bisa langsung menceraikan dia dan menikah denganku. Pikir Melinda lagi memasuki bilik merenung.

Aldi terkejut, melihat Alin baru saja keluar toilet. Apa yang Alin lakukan disini? Bukankan seharusnya dia dipantai? Apa Langit juga disini? pikir Aldi panik.

Gawat jika Langit melihatnya disini. Aldi menyembunyikan diri agar tak terlihat oleh Alin. Mata Aldi mengikuti kemana arah Alin menghilang. Aldi harus menghindari arah itu. Dia akan membujuk Melinda agar mau berpindah tempat.

"Mas?" Panggil Meli sudah berdiri disampingnya.

"Mel sayang." Aldi gelagapan tiba-tiba Meli ada disampingnya.

"Ada apa Mas?" Meli pura-pura bertanya,

Mas Aldi pasti sudah lihat Alin tadi. Awas saja kalau ngajak pindah tempat Mas. batin Meli kesal.

"Tidak ada Mel. Bagaimana kalau kita makan dulu." ajak Aldi mencoba membawa Meli pergi.

"Makan dimana Mas?"

"Bagaimana kalau coba makan diseafood di jalan pahlawan? Disana terkenal enak."

Huh. Kamu pasti nggak mau kita nanti ketemu anak istrimu itu kan mas? batin Meli makin kesal.

"Enggak mau Mas, Aku mau naik wahana disini. Kalau Mas mau makan disana. Sana pergi sendiri." ketus Meli meloyor pergi.

"Mel sayang.." wajah Aldi sudah mulai frustasi menyusul kekasihnya. Aldi yakin Melinda tadi berpapasan dengan Alin ditoilet.

"Kamu ketemu Alin ditoilet?" Aldi menahan lengan Meli.

Meli menatap kesal Aldi.

"Iya. Aku tadi melihat Istri cantikmu itu. Wajahnya makin glowing dan mulus." sindir Meli merendahkan. ''Mas mau kita pergi dari sini biar dia tidak lihat, kan?"

"Tidak Mas! Aku tidak mau. Aku sudah cukup mengalah. Terserah mas mau bagaimana. Aku akan tetap disini."

Aldi menghela nafasnya. Aldi bingung, tak mungkin dia menyuruh Alin pergi, dia sudah berbohong sedang kerja sudah membatalkan rencana pergi dengan Langit. Bila dia menyuruh Alin pergi malah akan membongkar kebohongannya. Alin pasti curiga.

Apalagi Langit, tak mungkin dia masih sanggup merusak kesenangan putranya bermain. Dia sudah mengecewakannya. Tapi Aldi juga cinta dengan Melinda, dia tak ingin Melinda marah. Bagaimana ini? Kenapa malah jadi serumit ini?

Aldi menyusul Meli, hendak membujuknya lagi, namun Aldi melihat di ujung sana diantara kerumunan orang-orang Alin dan Langit berjalan ke arah Melinda yang juga berjalan kearah sebaliknya. Sebentar lagi mereka akan berpapasan. Aldi menghentikan langkahnya. Dia bingung sekaligus tegang. Tubuhnya panas dingin, keringat mengucur ditubuhnya. Bagaimana ini?

Langit, Alin! Bagaimana ini? Apa yang harus aku lakukan?

______

Waahh,, makin seru nih Readers, kita slametin Aldi nggak ya dari situasi ini? Atau kita biarkan aja Aldi ngrasain di getokin sama Alin dan Langit?

Jawab di komen yaa....

Jangan lupa subscribe biar nggak ketinggaln ceritanya.

Salam literasi.

☺️

Komen (2)
goodnovel comment avatar
Waty Rosilawaty
Alin Hari trellis polos, meeting it's berpikir mengapa diamonds Tak menyentuhnya Selina lama, pdhal laki2 normal paling banter Menahan Salama tiga Hari, ini hampir setahun tdk disentuh berpikir dong mengapa begini Lagian sekali2 selidiki dong suaminya
goodnovel comment avatar
Ida Nurjanah
temuin aja Langit SM Bapa nya yg brengsek ,tkng bohong ,tkng selingkuh,tkng Tipu ,biar seruuuuu .....
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status