Share

Bab empat belas

Aldi memesan dua kamar, satu untuknya dan Melin satu lagi untuk Langit. Yaahh,, mau bagaimana lagi nggak mungkin dong pas lagi asyik terganggu sama kehadiran Langit.

"Langit, ini kamarmu selama dua hari kedepan." ucap Aldi meletakkan tas Langit di lantai sisi ranjang."Ayah mau kekamar sebelah dulu. Mau lihat mama Melin, udah selesai belum berberesnya. Kamu nggak papa ya tidur sendiri."

"Ayah mau tidur sama Tante Melin?"

"Mama! Bukan Tante."

"Mama." Langit memcebik.

"Bagus. Ayah cuma mau liat mama Melin dulu. Nanti kalau kamu takut bisa ayah temenin sebentar." Aldi melangkah keluar kamar."Kamu bersih-bersih dulu. Nanti ayah kemari lagi." Sambungnya menutup pintu.

Langit memandang pintu yang baru menutup itu, rasanya sangat sepi. Ia dan ayahnya tetap berjarak. Dengan lemas Langit duduk dipinggiran ranjang. Ia mengusap matanya yang mulai berembun.

"Langit! Jangan nangis! Ayah bilang anak jantan tak nangis." lirihnya.

###

Di kamar Melin baru selesai mandi saat Aldi memasuki kamar. Dia ma
Заблокированная глава
Продолжайте читать эту книгу в приложении

Related chapter

Latest chapter

DMCA.com Protection Status