Share

Bab 6

Penulis: Alfylla
last update Terakhir Diperbarui: 2025-10-08 17:34:59

Alisya duduk di atas ranjang, dengan tangan memegang ponsel. Dia berusaha menghubungi Axel, untuk menanyakan maksud perkataan ayahnya tadi. Jika benar, apa-apaan Axel? Kenapa juga harus menitipkannya pada Andra? Dia bisa jaga diri sendiri!

Alisya menatap layar ponselnya dengan sebal, karena Axel tak kunjung menjawab teleponnya. Akhirnya Alisya mengirimkan banyak pesan berisi protes dirinya terhadap tindakan Axel.

Alisya melemparkan ponselnya secara asal, kemudian membaringkan tubuhnya dengan gerakan kasar. Alisya teringat ekspresi wajah Alvina barusan saat Sarah berkata Andra sanggup mengantarnya kuliah nanti. Ada rasa iri dalam tatapan mata Alvina. Dan Alisya sangat menyadari itu.

Alvina selalu berkata kalau Andra itu galak dan dingin, juga terlihat tak peduli pada adik-adiknya. Mungkin, Alvina juga ingin bisa diperhatikan oleh semua kakaknya. Dan mungkin dia merasa iri mendengar Andra mau mengantarnya.

"Kenapa juga dia mau? Kenapa dia tak menolak saja sih? Bukannya aku ini merepotkan baginya?" Alisya bertanya pada dirinya sendiri dengan perasaan kesal. Ayolah, ini adalah hari keduanya tinggal di Jakarta. Jangan sampai semuanya kacau karena masalah sepele. Jangan sampai nantinya Alvina malah marah padanya.

Alisya menghembuskan nafas kasar, mulai merasa pusing karena emosinya sendiri. Dia lalu menarik nafas panjang, dan menghembuskannya secara perlahan. Setelah itu, Alisya hanya diam saja tanpa melakukan apa-apa. Keluar kamar pun, rasanya dia belum siap.

***

Pagi hari, Alisya langsung bersiap-siap untuk pergi keluar rumah. Dia ingin berbelanja, membeli beberapa pakaian dan juga peralatan untuk kuliah nantinya. Alisya tak sarapan di rumah, dan memilih untuk sarapan di luar saja. Sejak semalam sampai sekarang, dia belum bicara lagi dengan Alvina. Dan suasana memang jadi sangat canggung.

"Yah, aku mau keluar untuk membeli beberapa barang. Aku juga akan sarapan di luar saja." Alisya meminta izin pada sang ayah yang sedang menikmati teh hangat di ruang keluarga.

"Sendirian saja?" tanya Hendra dengan alis berkerut.

"Emh, iya. Aku akan pesan ojek online saja, Yah. Aku gak akan tersesat kok," ujar Alisya cepat, berusaha meyakinkan ayahnya.

"Ya sudah kalau begitu. Coba kamu hubungi Andra dan minta dia untuk transfer uang ke rekeningmu. Untuk kamu belanja sekarang," ucap Hendra. Alisya terdiam mendengar itu. Tentu saja dia enggan untuk menghubungi Andra.

"Tak perlu, Yah. Uang bulan kemarin juga masih ada. Dan kemarin malam Kak Axel juga kirim uang padaku." Alisya berbohong. Uang sisa bulan kemarin memang masih ada dan pasti cukup jika hanya untuk beli barang yang dia perlukan. Dan dia berbohong tentang uang kiriman Axel. Karena sebenarnya pria itu belum bisa dihubungi sejak semalam. Pesan Alisya pun belum ada yang dibalas.

"Benarkah? Ya sudah, kalau begitu kamu hati-hati di jalan. Jika ada sesuatu, jangan sungkan untuk menghubungi Andra." Lagi, nama itu yang disebutkan. Alisya pun hanya mengangguk saja walau dalam hati dia berjanji tak akan pernah menghubungi Andra. Tidak akan pernah.

Setelah mendapatkan izin, Alisya pun langsung berpamitan. Udara pagi yang segar langsung menyapa Alisya saat dia keluar dari rumah. Dia berjalan dengan riang menyusuri halaman menuju gerbang. Setelah berdiri di depan gerbang, Alisya mengambil ponselnya untuk memesan ojek atau taksi online. Namun, baru saja Alisya membuka aplikasi berwarna hijau tersebut, sebuah mobil mewah berwarna silver berhenti di depannya. Alisya terdiam dengan kening berkerut, karena mengenal mobil itu milik siapa.

"Mau kemana? Ayo masuk. Aku antar." Singkat, padat, jelas dan sinis. Alisya berkacak pinggang, menatap balik Andra dengan tatapan sinis dan sebal.

"Tak perlu. Aku bisa pergi sendiri," balas Alisya dengan ketus. Dia berbalik, lalu berjalan menjauhi mobil Andra. Tentu saja Andra tak membiarkan itu. Dia keluar dari dalam mobil, dan menarik paksa Alisya untuk masuk ke dalam mobilnya.

"Menurut, dan jangan memancing kemarahanku," desis Andra.

"Hei! Biarkan aku pergi! Aku bisa sendiri! Aku tak butuh bantuanmu!" Alisya berteriak keras pada Andra dan berusaha membuka pintu mobil yang sudah terkunci.

"Lalu apa? Mengadu pada Axel kalau aku mengabaikanmu begitu?" tanya Andra dengan sinis.

"Axel lagi. Memangnya ada apa dengan Kak Axel? Jika pun dia mengancammu, kenapa harus takut padanya sih? Dia juga manusia. Bukan setan," gerutu Alisya kesal.

"Ya. Kau mengadu padanya lalu Axel yang mengadu pada ayahmu dan ujung-ujungnya aku yang disalahkan." Alisya menatap Andra tak percaya. Seburuk itukah dirinya dimata pria itu?

"Asal kamu tahu saja, aku tak pernah mengadu kepada siapapun! Camkan itu!" seru Alisya marah. Andra hanya berdecih pelan mendengar itu. Selanjutnya, suasana dalam mobil kembali tegang dan sangat tak nyaman. Alisya bersedekap dada, dengan jantung berdebar kencang karena amarah yang menggelora. Dia sudah merencanakan banyak hal untuk hari ini, dan Andra datang menghancurkan paginya yang tentram. Sialan.

Setelah beberapa menit di perjalanan, mobil Andra pun berhenti di parkiran sebuah restoran. Mata Alisya memicing tajam melihat tempat yang dikunjungi Andra.

"Mau apa ke sini?" tanya Alisya sinis.

"Menurutmu?" Alisya berdecak kesal dengan respon Andra yang menyebalkan.

"Cepat turun dan ikut aku masuk ke sana." Andra memberikan perintah.

"Gak. Aku akan pergi sendiri." Alisya menolak dengan tegas.

"Ikut aku masuk atau aku kunci di sini sendirian?" ancam Andra. Alisya menggeram marah karena perkataan Andra. Kenapa pria itu semakin menyebalkan sih?!

Akhirnya, walau hati dongkol Alisya tetap mengikuti perintah Andra. Dari pada dikunci dalam mobil sendirian, ya tentu saja mending ikut Andra masuk ke dalam restoran. Dia juga bisa ikut makan jadinya.

Ditraktir gak ya?

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Jatuh Cinta Pada Kakak Tiri   Bab 77. End

    Hari ini, Andra dan Alisya sudah berada di kota Yogyakarta. Mereka datang ke sana untuk menengok anak Axel dan Aina yang sudah lahir. Alisya girang sekali saat diberitahu oleh ibunya kalau Aina sudah melahirkan. Hingga Alisya langsung meminta Andra agar mereka segera berangkat ke sana. Aina melahirkan normal, tanpa masalah apapun. Bayinya pun lahir dengan sehat dan selamat tanpa ada yang kurang. Karena tak ada masalah apapun, Aina hanya dirawat satu hari saja di rumah sakit. Esok paginya, dia diperbolehkan pulang oleh dokter. "Ah, jadi keponakanku perempuan ya. Namanya siapa?" Alisya bertanya seraya menatap pasangan orang tua baru yang berada di hadapannya. Sedangkan bayi mereka, ada dalam gendongan Alisya. "Alina Syaqeela Bimantara." Axel menjawab, memberitahu Alisya dan Andra nama anaknya dan Aina. Dia tersenyum lalu menatap istrinya yang berbaring di atas ranjang. "Nama yang cantik." Alisya memuji. Dia mendekati Andra dan membiarkan Andra melihat Alina dari dekat. Andra terseny

  • Jatuh Cinta Pada Kakak Tiri   Bab 76

    Alisya dan Andra berbaring di atas ranjang dengan posisi saling berpelukan. Selimut menutupi tubuh polos mereka dari kaki sampai dada. Namun, Andra malah membiarkan tubuh bagian atasnya tak tertutupi selimut. Dan tentu saja, tangan Alisya terus menggerayanginya. "Bicara apa dengan Aina tadi?" Andra bertanya, seraya memiringkan tubuhnya agar bisa berhadapan dengan sang istri. Tangannya bergerak, merapikan rambut Alisya yang acak-acakan dan lembab karena keringat. "Seperti biasa. Aku menanyakan kabar calon keponakanku saja," jawab Alisya dengan santai. Andra diam mendengar itu, padahal jelas-jelas Andra mendengar semuanya dari awal sampai akhir. "Itu saja? Atau ada yang lain?" Andra bertanya lagi. Alisya langsung mendongak, menatap lekat netra sang suami. Dan sepertinya Alisya paham apa yang dimaksud oleh Andra. "Kami membahas tentang anak juga. Kak Andra mendengar semuanya jadi tak perlu bertanya lagi," ucap Alisya dengan pelan. Gerakan tangannya di dada Andra langsung berhenti sek

  • Jatuh Cinta Pada Kakak Tiri   Bab 75

    Hari sudah malam, dan Alisya sedang duduk di sofa ruang tamu dengan tangan memegang ponsel miliknya. Dia sedang melakukan video call bersama dengan sang kakak ipar, Aina. "Bayinya gimana? Kapan perkiraan lahirnya?" Alisya bertanya dengan tangan mengambil camilan dari dalam toples dan memasukkannya ke dalam mulut. "HPL-nya sih lima minggu lagi." "Wah, bentar lagi dong. Aku gak sabar deh liat keponakanku nanti. Kira-kira nanti mirip siapa ya?" "Yang jelas mirip ayah atau ibunya lah. Masa iya mirip tetangga." Aina mendengus di seberang sana. Alisya yang mendengar itu tergelak. "Kamu bagaimana, Sya? Belum isi?" Kini Aina yang bertanya pada sahabat sekaligus adik iparnya tersebut. Karena tempat tinggal mereka yang kini berjauhan, hanya lewat ponsel saja mereka bisa bertukar cerita. "Belumlah. Baru juga beberapa minggu," jawab Alisya. Aina tersenyum mendengar itu. "Kamu benar. Aku juga menunggu selama tiga setengah tahun sampai akhirnya hamil. Padahal Kak Axel gak pernah pakai penga

  • Jatuh Cinta Pada Kakak Tiri   Bab 74

    Hari demi hari berlalu, kini Andra dan Alisya menikmati kebersamaan sebagai pasangan suami istri. Andra mengambil cuti dua minggu yang dia isi dengan acara bulan madu bersama dengan istri tercintanya. Tidak pergi jauh-jauh, Andra dan Alisya hanya mengunjungi beberapa pantai dan tempat wisata yang terkenal di Indonesia. Setelah selesai masa bulan madu, tentu Andra pun harus kerja seperti biasa. Alisya mulanya merasa keberatan, karena dia masih asyik bersama dengan sang suami sepanjang hari. Namun, mau bagaimana pun juga Andra harus tetap bekerja. Jika dihitung, hari ini adalah minggu ketiga Andra bekerja seperti biasa. Pekerjaannya cukup menumpuk, namun selalu ada Eva yang membantu. Wanita itu masih seperti semula, tak ada yang berubah. Andra pun tak menyesal jadinya memilih Eva sebagai sekretarisnya enam tahun yang lalu. Karena wanita itu tetap cekatan dan kompeten dalam bekerja. "Rapat akan dilaksanakan jam dua siang nanti. Jadi, tak ada jadwal untuk jam istirahat sekarang." Eva m

  • Jatuh Cinta Pada Kakak Tiri   Bab 73

    Andra duduk di sofa dengan punggung menyandar dan mata terpejam. Dia sedang menunggu Alisya yang masih menguasai kamar mandi sejak 30 menit yang lalu. Entah apa saja yang dilakukan istrinya tersebut sampai begitu lama di dalam sana. Andra sudah menunggu sejak tadi, karena dia pun ingin segera membersihkan tubuhnya yang berkeringat. Dengan mandi air dingin mungkin dia bisa sedikit segar. Namun, ya itu. Dia harus menunggu Alisya yang masih berada di sana. Setelah menunggu beberapa menit lagi, akhirnya Alisya selesai. Dia keluar dari kamar mandi memakai jubah mandi dengan rambut yang basah. Karena dirinya sudah selesai, Alisya pun menyuruh Andra untuk segera masuk ke dalam kamar mandi. Andra tak bicara apa-apa dan langsung masuk ke dalam. Saat itulah, Alisya langsung beraksi. Dia berlari mendekati meja rias untuk menyisir rambutnya juga merias wajahnya. Bukan riasan yang tebal, hanya agar terlihat lebih segar saja dan tidak pucat. Alisya diberitahu oleh Aina beberapa hal yang harus di

  • Jatuh Cinta Pada Kakak Tiri   Bab 72

    Andra dan Alisya berada di atas pelaminan dengan posisi berdiri berhadapan. Kedua tangan Alisya berada di bahu Andra, sementara tangan Andra di pinggang sang istri. Mata mereka saling menatap, dengan wajah yang sangat dekat. Keduanya lalu tersenyum, merasa geli dan bahagia secara bersamaan. "Yap. Ganti pose." Rama sebagai fotografer memberikan instruksi. Alisya dan Andra pun sedikit menjauh, lalu melakukan pose yang lain sesuai arahan dari Rama. Sesi foto berhenti sesaat, kala ada tamu datang. Rama pun memberikan waktu untuk pengantin menyambut para tamu, dan dia mengambil kesempatan itu untuk mengambil minum. Rama duduk di kursi, seraya melihat-lihat hasil fotonya. Sumpah, semuanya bagus sekali. Rama takjub juga pada adik dan kakaknya tersebut yang mudah untuk diatur dan tidak kaku hingga hasil fotonya semua bagus. "Wah, fotonya bagus-bagus ya." Rama langsung menengok ke belakang, dan tertawa pelan karena terkejut. Seorang wanita, berdiri di sampingnya seraya ikut melihat hasil

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status