Jemmy tertegun sejenak. “Dia sudah pulang.”Aska merasa sangat syok. “Bukannya dia akan tinggal dua bulan di rumah. Sekarang masih belum dua bulan, dia malah sudah pulang.”Jemmy membalas, “Dia pergi karena ada urusan mendadak.”Kening Aska berkerut. “Kenapa kamu izinkan dia pergi?”Jemmy pun tersenyum tipis. “Dia juga sudah dewasa. Apa aku bisa menghalanginya?”Aska merasa tidak puas. “Kamu terlalu memanjakannya!”Jemmy tersenyum dan tidak berbicara.Aska pun melanjutkan omongannya, “Apa cucu menantu idamanmu juga tidak bisa membuat Morgan tetap tinggal di sini?”“Gadis itu juga sudah pergi.”Tadinya Aska ingin menyindir, tetapi dia tidak bisa mengatakannya, melainkan hanya menghela napas saja. “Kalau dia bisa bikin Morgan tetap tinggal di sini, aku sungguh berharap Morgan bisa menikahinya.”“Apa gunanya dengan berharap?” Jemmy mendengus. “Jangan cemaskan urusan keluargaku. Liburan Hari Raya juga sudah berlalu. Kapan Julia akan kembali?”Mereka berdua saling menusuk hati satu sama lai
Setelah langit terang, sekelompok orang meninggalkan kota kuno, lalu kembali ke Kediaman Keluarga Bina.Jemmy datang khusus untuk mencari Theresia, tetapi dia tidak melihat Theresia. Rasa kecewa seketika terlintas di atas wajahnya.Sonia memberi tahu Jemmy bahwa Theresia pergi duluan lantaran ada urusan. Dia pun menyampaikannya kepada Jemmy.Jemmy tidak mengatakan apa-apa, melainkan hanya mengangguk saja. Sore harinya, mereka semua berangsur kembali ke Kota Jembara. Liburan resmi berakhir.Yana memeluk dua ekor ikan pemberian Jemmy kepadanya. Dia melambaikan tangan kecilnya untuk berpamitan dengan Jemmy. “Sampai jumpa, Kakek Buyut. Aku akan datang mengunjungimu lagi.”Jemmy sungguh merasa gembira. “Tepati janjimu, ya!”Yana membalas dengan serius, “Ayah yang mesti tepati janji. Kalau aku ingin mengunjungi Kakek Buyut, aku juga tidak bisa datang sendiri!”Semua orang tertawa oleh suara imut dan lugu Yana. Jason memeluk Yana, lalu berkata, “Tenang saja. Ayah juga akan tepati janji!”Yana
Ranty merangkul lengan Sonia. “Sewaktu malam, aku dan Theresia sama-sama bahas soal dia dengan Morgan. Theresia punya perasaan sama Tuan Morgan. Kalau Tuan Morgan pergi begitu saja, bagaimana dengannya?”Sonia terdiam sesaat, baru berkata, “Saat Kak Morgan pergi, dia suruh aku bantu dia untuk jaga Theresia.”Kening Ranty berkerut. “Kapan dia kembalinya?”Sonia menggeleng.Ranty berkata dengan ekspresi muram, “Theresia pasti sedih sekali.”Itulah sebabnya Theresia tidak menampakkan diri lagi.Sonia berucap dengan suara serius, “Selama Kak Morgan belum mundur, hubungan mereka berdua akan berakhir kapan saja. Seharusnya Theresia juga sudah mempersiapkan mentalnya.”“Apa benar mereka akan berakhir begitu saja?” Ranty merasa lebih sedih daripada ketika dirinya putus cinta. Dia merasa mereka berdua sangat serasi. Apalagi setelah tahu sebenarnya mereka sudah saling mengenal sejak lama, dia semakin percaya bahwa mereka itu berjodoh.Sekarang hubungan mereka berdua malah berakhir seperti ini. D
Rambut si wanita telah diembus hingga berantakan. Matanya memerah dan dipenuhi dengan ekspresi lara. Dia sedang menatap Morgan dengan tatapan memelas.Mereka juga tahu Theresia telah memberanikan dirinya untuk buka suara. Namun, hanya terlihat sedikit gejolak di dalam tatapan tajam si pria. Dia pun langsung kembali tenang. “Maaf, There.”Theresia mengangkat kepalanya menatap Morgan dalam waktu lama. Rasa takut dan tidak berdaya merambat dari dalam hatinya. Sekujur tubuhnya mulai terasa dingin hingga terkaku di tempat.Theresia melepaskan tangannya dengan perlahan, kemudian melangkah mundur selangkah. Dunia ini tiba-tiba terasa hening.Segala hiruk pikuk dan gemerlap sudah tidak ada hubungannya lagi dengannya. Theresia pernah mengira setelah kembang api padam, malam kelam masih bisa menanti hadirnya fajar. Namun kini dia baru menyadari tidak ada apa-apa lagi. Hanya ada kegelapan yang tiada akhir dan kekecewaan yang tidak berujung. Theresia telah berkali-kali dihancurkan oleh rasa kecew
Ranty tersenyum cerah. “Semangat!”Theresia pun tersenyum. “Terima kasih!”…Morgan mencari tempat yang lebih hening untuk mengangkat telepon. “Ada apa?”“Tuan Morgan!” Suara orang di ujung telepon terdengar serius. “Sudah terjadi sesuatu. Aku terpaksa beri tahu kamu!”Nada bicara Morgan terdengar serius. “Katakan!”“Sirla dan bawahan Darvin, Mario, diam-diam melakukan transaksi senjata dan ketahuan oleh Darvin. Mereka berdua pun ditangkap oleh Darvin.”Kening Morgan berkerut. “Masalah kapan?”“Lima hari lalu. Aku tahu Tuan Morgan sedang merayakan Hari Raya, makanya aku tidak beri tahu kamu!”“Bagaimana kondisi sekarang?”“Dengar-dengar Mario dipukul Darvin hingga babak belur. Tapi mengingat Tuan Morgan, Darvin pun tidak menyentuh Sirla. Hanya saja, dia tidak bersedia untuk menemui utusan kami. Katanya, dia baru bersedia melepaskan Sirla setelah bertemu denganmu!”Raut wajah Morgan berubah dingin. “Aku akan pulang malam ini.”“Kami tunggu kepulanganmu!”Setelah mengakhiri panggilan, Mo
Langit sudah gelap. Seluruh kota kuno telah diterangi dengan cahaya lampu. Api unggun di samping rerumputan telah dinyalakan. Sekitar seratus orang sedang berkumpul di kota kecil untuk menghadiri acara api unggun.Sonia dan yang lainnya sedang duduk bersama. Mereka sedang membahas kejadian seru yang mereka alami tadi siang.Sore hari tadi, Jason membawa Yana kembali ke hotel untuk tidur siang. Pada saat ini, Yana pun sudah bersemangat. Dia berlari di atas rerumputan dengan mengambil kincir angin. Yana juga sudah memiliki teman baru dan mereka pun bermain dengan riangnya.Ada yang sedang memanggang, ada yang sedang menari, dan ada juga yang sedang bernyanyi sembari memainkan gitar di dekat api unggun ….Api unggun membara. Semua orang semakin berenergik saja. Lantaran menjelang penghujung akhir liburan Hari Raya, semua orang pun sedang menikmati kebebasan dengan gilanya.Entah dari mana Ranty mengambil dua gelas arak buah plum, dia pun diam-diam menyerahkan segelas untuk Sonia, lalu ber