Beberapa saat kemudian, Sonia dan Melvin duduk di dalam mobil.Melvin tidak segera menghidupkan mesin mobil. Dia memiringkan kepalanya menatap Sonia, lalu berkata dengan tersenyum datar, “Apa kamu marah?”Sonia menunduk. “Nggak, yang penting kamu gembira!”“Kamu baik sekali? Demi aku, kamu bahkan tidak takut akan memancing emosi Reza. Sepertinya aku lebih penting di hatimu!” ucap Melvin dengan mengejapkan matanya.Tidak bisa terlihat ekspresi apa-apa di wajah Sonia. “Apa semuanya bisa diakhiri?”Kedua tangan Melvin menekan di atas pundak Sonia. Dia membalikkan tubuh Sonia untuk berhadapan dengannya, lalu berkata dengan tersenyum dingin, “Jangan marah! Cuma sekali ini saja. Aku takut tidak ada kesempatan untuk memancing emosi Reza lagi!”Sonia membelalaki Melvin dengan tidak berdaya. “Kamu kekanak-kanakan banget, sih?”“Entah apa yang dijanjikan Reza terhadap ayahku. Alhasil, aku pun dipaksa untuk tinggal di Augrila. Aku juga merasa tidak nyaman. Aku tidak ingin Reza selalu hidup dengan
“Nggak akan, Yana selalu mengungkit namamu!”Melvin berkata dengan mendengus dingin, “Ternyata dia lebih punya hati nurani daripada kamu!”Sonia terdiam membisu.“Entah kapan aku bisa kembali lagi. Ayo, pelukan dulu!” Melvin merentangkan kedua tangannya.Sonia menatap wajah penuh senyuman Melvin, lalu tersenyum sembari memeluk pundaknya dengan perlahan.Saat ini, Reza yang berada di dalam mobil hitam pun menunjukkan tatapan sinis. Dia menatap kedua insan yang sedang berpelukan di dalam mobil. Hatinya sungguh terasa penat dan sakit.Kenapa Reza mesti datang ke sini? Kenapa dia malah melihat gambaran ini? Apa perlu harga diri Reza diinjak-injak lagi? Apa yang diharapkan Reza lagi?Reza berusaha menyembunyikan aura dinginnya, berusaha menoleransi sikap menantang Melvin, dan berusaha menerima bahwa tidak ada dirinya di dalam hati Sonia.Padahal Reza sudah melakukan sebanyak ini, hanya saja Sonia masih saja tidak bisa kembali.Gambaran di depan mata membuat hati Reza tersayat-sayat. Dia mul
Pada hari Senin.Seperti biasanya Sonia pergi ke lokasi syuting. Saat berada di dalam ruang rias, dia pun bertemu dengan Gina. Gina mencari kesempatan di saat sepi untuk berbicara kepadanya. “Aku sudah cari Welly. Sekarang dia lagi bantu-bantu di lokasi syuting. Tapi aku peringatkan kamu, sepertinya adikmu itu main judi. Uang yang aku berikan kepadanya waktu itu sudah dihabiskannya. Kamu jangan menyesal saja!”“Aku mengerti. Terima kasih sudah mengingatkan!” Sonia mengangguk dengan perlahan, lalu lanjut sibuk dengan pekerjaannya.Saat menjelang siang hari, Sonia pergi melihat progres syuting. Tetiba terdengar suara ricuh di sana, sepertinya ada yang sedang dimarahi. “Semuanya lagi sibuk, kamu malah tidur di sebelah. Apa kamu nggak ingin bekerja lagi?”Welly berdiri dengan malu sembari bergumam, “Semalam aku nggak bisa tidur. Aku merasa ngantuk!”“Kalau ngantuk, pulang dan tidur sana. Ini lokasi syuting, bukan hotel, kami tidak mempekerjakan orang yang nganggur. Kalau sampai kedapatan k
Welly bahkan sempat pergi ke Kediaman Herdian. Hanya saja, dia malah dimarah oleh pengawal Kediaman Herdian. Saking galaknya, Welly tidak berani pergi untuk kedua kalinya.Sonia tersenyum dingin dan tidak berbicara. Dia melanjutkan langkahnya ke depan.Welly segera mengikuti langkahnya. “Kak, kenapa kamu nggak tinggal di Imperial Garden lagi? Apa lelaki itu mencampakkanmu? Apa kamu sudah minta uang sama mereka? Jangan sampai kamu dicampakkan tanpa mendapatkan apa-apa. Mereka kaya sekali, setidaknya kamu bisa menuntut uang miliaran!”Tatapan Sonia menjadi dingin. “Tutup mulutmu! Kalau nggak, aku akan suruh orang untuk keluarin kamu dari sini!”Welly spontan merasa takut, tidak berani mengungkit masalah Keluarga Herdian lagi. Dia pun bertanya, “Sekarang kamu tinggal di mana? Gimana kalau aku tinggal bareng kamu? Jadi, kita bisa saling jaga.”“Nggak mungkin!” tolak Sonia dengan langsung.Welly berusaha membujuk Sonia lagi, tetapi sikap Sonia sangatlah keras. Jadi, dia pun mengganti persya
Welly bertanya dengan penasaran, “Pertunjukan seru apa?”“Sembunyi dengan bagus. Jangan sampai ada yang menyadarimu. Kalau nggak, pertunjukan jadi nggak menarik!” pesan Sonia dengan makna tersirat.Kedua mata Welly berkilauan. “Kak, apa kamu lagi permainkan aku?”Sonia membalas, “Selesai menyaksikan pertunjukan, kamu akan punya uang!”Tentu saja Welly merasa gembira. “Serius?”“Tentu saja!”“Baiklah kalau begitu!” Welly langsung bersembunyi di belakang rak buku. “Nggak kelihatan, ‘kan?”“Emm, berdiri di sana dan jangan bergerak. Jangan bersuara juga!”“Siap!” Welly terkekeh. “Asalkan dikasih uang, aku bisa melakukan apa pun!”Sonia tidak berbicara lagi. Sebab, dia melihat Stella dan Amelia sudah berjalan kemari.Stella memasuki ruangan, lalu menatap Sonia dengan tersenyum tipis. “Kamu cari aku?”Sonia menyuruh Amelia untuk keluar ruangan, lalu menutup pintu.“Kak, aku meminta daftar busana Gina juga karena aku lihat kamu capek sekali. Aku ingin membantumu untuk meringankan sedikit peke
Keluarga Dikara milik Stella seorang diri!“Stella, jadi orang jangan terlalu serakah. Utang itu harus dibayar!” Raut wajah Sonia tampak datar.“Utang apa?” tanya Stella.Sonia melihat ke sisi rak buku. “Welly, kamu boleh keluar sekarang!”Welly yang bersembunyi di belakang rak buku sungguh terkejut ketika mendengar percakapan mereka. Sebelumnya Sonia mengatakan mereka tidak memiliki hubungan apa-apa dan bukan merupakan saudara kandung. Welly mengira Sonia mengatakannya karena tidak ingin mengurusnya lagi. Tak disangka Sonia tidak sedang berbohong.Ternyata Sonia memang bukan kakak kandungnya. Wanita di hadapannya ini barulah kakak kandungnya!Dari percakapan mereka, sepertinya Stella diasuh oleh keluarga kaya. Sekarang dia adalah anak dari orang kaya!Welly sungguh gembira saat ini. Akhirnya dia kaya raya!Stella melihat Welly yang berjalan keluar rak buku dengan syok. “Siapa kamu?”Welly juga sedang menatapnya. Sebenarnya dia sudah tidak ingat dengan penampilan ayah dan ibunya. Hanya
Stella ingin sekali melarikan diri. Dia ingin menjauhi Welly sejauh mungkin. Dia bukan hanya takut akan diusik oleh Welly, dia juga takut Welly selalu mengingatkannya bahwa dirinya bukanlah anggota Keluarga Dikara. Dia hanyalah putri dari keluarga miskin!Stella bahkan tidak berani kembali untuk bekerja. Dia langsung menelepon Pretty, mengatakan dia minta izin lantaran ada urusan. Kemudian, dia segera mengendarai mobilnya untuk melarikan diri.Welly tak berhenti mengejar Stella. Ketika melihat bayangan mobil Porsche yang melaju kencang, terlintas tatapan tamak di dalam matanya. Ternyata Stella memang adalah orang kaya!Setelah Stella berhasil melarikan diri dari Welly, dia pun segera menghubungi Sonia. “Sonia, apa kamu nggak merasa perbuatanmu itu terlalu sadis?”“Sadis?” Sonia tersenyum dingin. “Welly itu memang adik kandungmu. Kamu memang sudah hidup 20-an tahun di Kediaman Dikara, apa kamu benar-benar melupakan jati dirimu?”“Jangan bicarakan hal seperti itu kepadaku. Sejak kecil, a
Stella mengurung diri di rumah selama dua hari. Namun, berhubung Stella berkali-kali didesak oleh asistennya Pretty, dia baru kembali ke lokasi syuting.Stella mengganti gaya berpakaiannya, lalu mengenakan masker dan topi ke ruang rias Pretty.Saat waktu tepat menunjukkan pukul delapan pagi, Pretty sudah menampakkan diri.Sejak diomeli oleh Sonia, Pretty tidak pernah terlambat sama sekali. Teddy merasa sangat gembira. Saking gembiranya, dia pergi berterima kasih kepada Sonia.Pretty melihat cara berpakaian Stella, lalu mentertawakannya. “Kamu kira kamu itu aktris, ya? Tenang saja, meski ada wartawan di luar sana, mereka juga nggak bakal memotretmu.”Stella yang disindir oleh Pretty merasa sangat emosi. Namun, dia juga tidak berani mengatakan apa-apa. Dia melepaskan maskernya, lalu mulai bekerja.Ketika Pretty masih merias wajahnya, Stella bertanya pada asistennya, “Apa ada yang mencariku selama dua hari ini?”Asisten menggeleng. “Nggak ada!”Kemudian, Stella bertanya lagi, “Apa ada seo
“Sudah hampir pukul sembilan!”Sonia mengerutkan keningnya dengan kesal. “Tadinya aku berencana bangun pagian untuk pergi ke rumah. Tandy sudah hampir ujian akhir semester. Aku ingin memeriksa bagian mana yang ketinggalan, biar bisa beri bimbingan belajar buat dia.”Sonia menengadah kepalanya menatap Reza, lalu berkata dengan tersenyum, “Aku ini bukan guru bimbel yang bertanggung jawab. Untung saja Kak Diana nggak marah.”Reza mencubit pipi Sonia. “Kamu itu guru bimbel yang direkrut dengan susah payah. Meski dia marah, dia juga bisa memendamnya saja.”“Kamu malah berani ngomong lagi! Dia melakukannya juga demi kamu!” dengus Sonia dengan ringan.“Kalau begitu, demi balas budi kepada Kak Diana, aku pergi ajari Tandy saja?”Sonia kepikiran dengan gambaran paman dan keponakan yang sedang mengajar dan belajar itu. Tiba-tiba dia tertawa.Reza menggendong Sonia. “Hari ini kita tidak pulang. Kamu sudah sibuk gara-gara masalah Hallie. Hari ini kita tidak usah melakukan apa-apa, kita kembali ke
“Jangan kemari. Kalau tidak, kalian bukan hanya tidak bisa dirawat di rumah sakit saja, kalian bahkan tidak bisa tinggal di Kota Jembara lagi!” Nada bicara Reza terdengar datar. “Aku sudah cukup memberi kalian muka dengan membiarkan kalian tinggal di Kota Jembara. Seharusnya kamu mengerti!”“Aku mengerti! Aku mengerti!” Hendri berkata, “Aku tahu apa yang sudah aku lakukan. Aku mengerti kalau kamu berbelas kasihan kepada kami!”“Kalau kamu mengerti, mohon jauhi Sonia. Jangan ganggu dia lagi!”“Tuan Reza!” Hendri berkata dengan buru-buru, “Waktu itu aku mengantar Sonia untuk melakukan pernikahan bisnis dengan Keluarga Herdian. Sekarang hubungan kalian sebaik ini. Aku tergolong telah berbuat baik. Bisakah dilihat dari masalah itu, kamu membantuku sekali lagi?”Kening Reza berkerut. Dia berkata dengan suara dingin, “Kenapa Sonia bisa punya ayah sepertimu!”Hendri sungguh merasa malu. “Aku tidak menjadi seorang ayah yang baik. Aku sungguh bersalah pada Sonia. Aku berharap kelak aku memiliki
“Meskipun jelek, aku tetap menyukainya!” Reza memeluk Sonia ke dalam pelukannya. “Aku tahu masalah hari ini di luar dugaan, tapi kalau kejadian ini terulang lagi, aku berharap kamu tidak maju ke depan lagi!”Bagaimana kalau barang itu adalah bom? Siapa tahu ….Sonia memiringkan kepalanya bersandar di pundak Reza. “Waktu itu, aku nggak berpikir terlalu banyak. Cella menargetkanku. Nggak mungkin aku melibatkan Hallie.”“Cella memang bodoh. Padahal dia tahu alasan Keluarga Tamara bisa menjadi seperti sekarang, dia masih saja berani untuk tidak melepaskanmu!” Tatapan Reza kelihatan dingin. “Dia itu takut aku akan melupakannya. Bagus juga dia bisa datang, aku tidak akan melepaskannya lagi!”Sonia tidak menganggap masalah Cella. “Cukup usir dia dari Kota Jembara saja. Jangan kotori tanganmu demi dia.”“Aku akan mengatasinya!” Reza mengecup wajahnya. “Tidurlah!”Sonia berbaring di atas ranjang. Reza juga ikut berbaring di sisinya. Dia meniup punggung tangan Sonia sembari merangkul Sonia ke da
Aska memelototinya. “Saat siang tadi, kamu bilang kamu bisa mengambil keputusan!”Jemmy berkata dengan lantang, “Kamu malah percaya sama omonganku agar kamu menemaniku main catur?”Aska terdiam membisu.Jemmy tersenyum. “Jujur saja, kamu juga tahu sendiri temperamen Morgan. Apa kamu tidak takut Hallie akan menderita nantinya?”“Tidak takut. Aku merasa tenang bisa menikahkannya dengan keluargamu!” balas Aska.“Kamu baru saja menemukan Jeje. Sekarang kamu malah buru-buru ingin menikahkannya. Sebenarnya apa yang sedang kamu pikirkan?” Jemmy tersenyum dingin.Aska segera berkata, “Aku hanya ingin menetapkannya saja. Tentu saja aku tidak buru-buru dalam soal pernikahan.”“Tenang saja, cucuku itu masih belum punya pacar! Biarkan Julia pulang dulu, tes DNA lebih penting!” balas Jemmy.Saat mengungkit soal Julia, Aska pun tidak berbicara lagi.Di sisi tangga, Hallie yang sudah mengganti pakaian baru dan hendak menuruni tangga kedengaran perbincangan mereka berdua. Dia menggigit bibirnya dan ke
Setelah tiba di bawah gedung apartemen, Theresia mengambil tasnya dan menuruni mobil. “Mengenai isi perbincangan hari ini, aku akan suruh anggotaku untuk memasukkannya ke dalam kontrak. Saat hari Senin nanti, aku akan kirimkan kontrak perpanjangan untuk kami. Setelah kamu baca dengan saksama, kamu baru kirim kembali kepadaku.”“Baik!” Roger tersenyum lembut.Roger ikut menuruni mobil. Dia melihat wanita yang sedang berpamitan dengannya, lalu spontan berkata, “There, kita sudah kenal selama ini. Seharusnya kamu mengerti perasaanku kepadamu, bisa tidak kamu beri aku satu kesempatan?”Roger mengeluarkan sebuah cincin berlian dari dalam sakunya. “Cincin ini sudah lama bersamaku, tapi aku nggak punya keberanian untuk mengutarakan perasaanku. There, hari ini mungkin aku sedikit gegabah, tapi aku pasti bukan impulsif!”Cuaca hari ini sangat dingin. Lampu jalan memancarkan cahaya dingin, memancar ke atas berlian. Bahkan, berlian itu juga terasa sedikit dingin.Theresia berkata dengan suara lem
Morgan mengangguk. “Kalau begitu, kita pulang dulu!”Sonia berpesan, “Jangan beri tahu Kakek!”“Aku mengerti!” balas Morgan, lalu membalikkan tubuhnya pergi mengendarai mobilnya. Hallie berpamitan dengan Sonia, Theresia, dan yang lain, kemudian memasuki bangku samping pengemudi.Saat Theresia melihat mobil berjalan pergi, dia mengalihkan pandangannya, lalu bertanya pada Sonia, “Apa tanganmu sakit?”“Nggak sakit lagi. Hanya luka kecil saja. Kamu juga cepat pulang sana!” Sonia tersenyum tipis.Theresia berkata dengan khawatir, “Cella memang gila. Meski dia telah dibawa ke kantor polisi, dia juga nggak akan ditahan terlalu lama. Kamu sendiri mesti lebih hati-hati. Orang seperti itu biasanya akan melakukan hal tanpa memperkirakan akibatnya.”“Aku akan melakukannya!” balas Sonia.“Kalau begitu, aku pergi dulu!” Theresia melambaikan tangannya kepada Sonia. Dia memalingkan kepalanya melihat Roger. “Ayo, kita pergi.”Reza baru kembali dari menelepon. Dia berkata pada Sonia, “Kita ke rumah saki
Sonia segera membalikkan tubuhnya. Dia menyadari di bawah cahaya gelap, sesosok bayangan tubuh menerjang ke sisinya dengan memegang dua botol asam sulfat di tangannya. Satu di kiri dan satu di kanan. Kemudian, dia melemparkannya satu per satu ke sisi Sonia dan yang lain.“Sayang!” Reza segera berlari menarik Sonia ke dalam pelukannya. Dia menggunakan mantelnya untuk membungkus Sonia.Pada saat bersamaan, tubuh besar Morgan juga berdiri di depannya. Ketika melihat Sonia ditarik pergi oleh Reza, dia langsung menarik tangan Theresia, memutarkan tubuhnya melindungi Theresia di dalam pelukannya.Pada akhirnya, hanya tersisa Hallie sendiri. Dia melihat dengan mata kepalanya sendiri botol asam sulfat di depan wajahnya.“Hallie!” Sonia mendorong Reza, langsung melompat untuk menendang botol asam sulfat, kemudian jatuh menindih di atas tubuh Hallie.Botol asam sulfat yang satu lagi melayang bergesekan dengan kepala mereka berdua, lalu menghantam ke atas mobil Reza. “Bamm!” Terdengar suara ledak
Saat Morgan kembali ke ruangan VIP, Reza pun telah tiba.Tadinya Hallie duduk di samping Sonia. Begitu Reza datang, dia pun langsung duduk di samping Morgan.Saat melihat Morgan telah kembali, Hallie segera berkata dengan tersenyum, “Kak Morgan, masakan sudah datang, rasanya benar-benar enak!”Morgan tidak membalas, melainkan melihat Reza. “Kapan kamu datangnya?”“Baru saja!” Reza tersenyum tipis, lalu menuangkan segelas alkohol untuk Morgan. “Arak hasil fermentasi Bos. Coba dicicip!”Sonia berkata, “Aku juga ingin minum!”Reza menuangkan setengah gelas untuk Sonia. “Cuma segini saja.”Daripada tidak ada, Sonia juga tidak boleh serakah. Dia menuangkan setengahnya ke gelas Hallie. “Sebelumnya saat di Istana Fers, aku lihat kamu jago minum. Cuaca sudah dingin. Ayo, kita minum bersama untuk menghangatkan tubuh.”Hallie tersenyum malu. “Aku itu memaksakan diriku buat minum. Sebenarnya aku gampang mabuk.”Mereka minum sembari mengobrol. Saat Reza mengobrol dengan Morgan, dia juga tidak lupa
Theresia mengangkat pandangannya dan tersenyum lembut. Seketika seperti angin musim semi yang membuat bunga-bunga bermekaran.Setelah menghabiskan sebatang rokok, Morgan melangkah ke sisi restoran. Saat melewati jendela sebelah, dia menoleh sekilas, ternyata adalah seorang pria. Dia juga mengenakan sweater biru dan kelihatan sangat muda.Setelah sekilas pandang, Morgan mengalihkan pandangannya kembali, lalu melanjutkan langkahnya.Sesampainya di dalam restoran dan melewati koridor, tiba-tiba pintu kayu di sebelah kanan terbuka. Morgan mengangkat kepalanya dan matanya berpapasan dengan mata gadis yang keluar dari pintu. Satunya kelihatan syok, sedangkan yang satu lagi menatap dengan tatapan penuh makna.Setelah mereka kencan buta, mereka tidak pernah saling berhubungan lagi. Hari ini adalah pertama kalinya mereka bertemu lagi.Ternyata selama berada di satu kota, pasti akan ketemu.Theresia duluan bersuara, “Kamu masih belum pergi?”Seingat Theresia, Morgan mengatakan dia hanya akan tin