Sonia sungguh terkejut. Dia menatap Hemiko dengan bingung. “Kenapa kamu bisa tahu?”“Karena mataku memiliki fungsi memindai kondisi tubuhmu.” Hemiko mengorek telinganya.Lagi-lagi Sonia merasa kaget. “Kamu hebat sekali!”“Pergi makan sana. Sampai jumpa! Aku juga ingin mengejar wanita yang kusukai!” Hemiko melambaikan tangannya, lalu menghilang dalam sekejap. Layar monitor seketika menjadi gelap. Kedua mata Sonia terbelalak lebar. Hemiko punya orang yang disukainya? Apa orang itu adalah robot? Robot juga punya perasaan?Sonia merasa sistem kecerdasan buatan sungguh hebat hingga melampaui bayangannya.Kelly kembali menelepon Sonia. Dia mengangkat sembari berjalan menuruni tangga.Keesokan paginya. Saat Sonia keluar rumah, layar di pintu seberang menyala. Hemiko pun keluar. “Selamat pagi, Sonia!”“Selamat pagi!”Semalam setelah kembali dari rumah Kelly, Sonia sempat mengobrol sejenak dengan Hemiko. Sekarang Sonia tidak menganggap Hemiko sebagai sebuah layar maupun robot, dia menganggap
Setelah Sonia mendapatkan misi, dia langsung pergi mencari Pretty.Saat ini, Pretty sedang makan buah-buahan di dalam ruang istirahat. Ketika melihat Sonia ke dalam, dia pun berkata dengan mendengus dingin, “Pak Teddy yang suruh kamu ke sini?”“Kamu itu aktris, kamu bertanggung jawab untuk mengikuti kemauan sutradara. Lagi pula, bukan cuma kamu saja yang akan kehujanan, masih banyak orang yang akan kehujanan bersamamu.” Sonia melihat ke luar. “Hujan juga sudah semakin mengecil. Cepat pergi sana!”“Aku benar-benar benci sama hujan. Nanti pakaianku bakal basah dan menempel di tubuhku. Menjengkelkan sekali!” omel Pretty.Sonia juga tidak berkata lain lagi. Dia hanya melihat Pretty dengan tatapan datar.“Sudahlah, aku akan pergi!” Pretty berdiri, lalu memberi tahu asistennya. “Bantu aku persiapkan pakaianku. Aku akan ganti pakaian setelah selesai syuting.”“Tenang saja!” ucap asisten dengan tersenyum.Pretty berjalan keluar sembari tersenyum pada Sonia. “Jangan marah lagi, ya! Aku akan per
Edward tersenyum sembari mengeluarkan sebuah kotak beludru dari sakunya, lalu menyodorkannya ke hadapan Stella. Dia berkata dengan suara rendah, "Aku membeli ini saat menemani ibuku belanja kemarin. Ibuku bertanya apa aku sudah punya pacar."Stella membuka kotak itu sambil tersenyum. Di dalamnya ada sebuah gelang berlian GK Jewelry. Dia menutup kotak itu kembali, lalu mengembalikannya kepada Edward dan bertutur, "Ibuku sudah pernah berikan ini padaku. Kamu berikan pada orang lain saja."Edward menatap Stella dengan penuh cinta seraya bertanya, "Selain kamu, memangnya aku bisa berikan pada siapa lagi?"Mendengar ini, Stella mengernyit dan merasa sedikit malu.Edward merasa bersemangat. Dia memberikan gelang itu kepada Stella lagi, lalu berujar, "Pelayan toko sudah bilang kalau gelang ini hanya ada dua di Jembara. Yang satu ada hiasan bintang, yang satu ada hiasan bulan. Ini melambangkan cinta abadi. Kebetulan, kamu punya satunya lagi. Aku juga beli yang ini. Itu artinya kita ditakdirkan
Sesudah mengungkapkan perasaannya, Edward merangkul bahu Stella untuk mencium bibirnya.Stella sontak menolaknya. Namun, begitu memikirkan dirinya masih perlu memanfaatkan Edward, dia menurunkan harga dirinya. Dia memejamkan kedua matanya dan membiarkan Edward menciumnya. Dia telah mengorbankan banyak hal demi melawan Sonia. Semoga Edward tidak mengecewakannya.....Dua hari kemudian, Teddy menerima sebuah panggilan. Orang itu mengundangnya untuk menghadiri pesta pertemuan. Orang-orang yang akan hadir adalah investor drama. Jadi, dia harus datang.Tidak lama usai Teddy mengakhiri panggilan, seorang sutradara yang pernah bekerja sama dengannya menghubunginya. "Teddy, Pak Darius dari Daia Group mengundangku makan malam bersama. Katanya kamu juga hadir. Kebetulan, ada sesuatu yang ingin aku katakan padamu."Teddy terkekeh-kekeh, lalu membalas, "Apa itu? Katakan saja.""Aku punya sebuah film dan sedang mempersiapkan syutingnya. Kemungkinan antara kuartal ketiga atau kuartal keempat baru mu
Sonia tiba-tiba teringat bahwa Reza telah membeli hak cipta drama yang disutradarai Teddy. Saat ini, Reza adalah investor utama drama ini. Wajar jika dia berada di acara ini. Hanya saja, Sonia sedikit terkejut karena tiba-tiba bertemu dengannya setelah setengah bulan tidak berjumpa."Sonia, dia Pak Salman yang aku ceritakan tadi," ucap Teddy memperkenalkan.Sonia segera menenangkan diri dan menyapa Salman.Salman berusia 40-an tahun. Tubuhnya kurus. Dia menatap Sonia sambil terkekeh-kekeh, lalu berkata, "Aku sudah lama mendengar tentangmu. Semoga kita punya kesempatan untuk kerja sama."Sonia tersenyum tipis sembari menyahut, "Salam kenal.""Silakan duduk. Sonia, kamu nggak perlu canggung," tutur Salman.Sonia dan Teddy duduk di kursi kosong. Satu meja ini bisa menampung 30 orang. Reza duduk di kursi utama. Sonia duduk berhadapan dengannya. Wanita ini melihat ke sekeliling. Di ruangan ini kira-kira ada 20 orang. Selain Teddy dan Salman, yang lainnya adalah investor. Mereka semua mengen
Sonia tetap bergeming setelah Darius memamerkan barang-barangnya sehingga Darius mulai panik. Darius memberi isyarat kepada beberapa orang di samping. Salah satu pria menghampiri Sonia dan bersulang kepadanya sembari berucap, "Nona Sonia pasti sangat lelah di lokasi syuting. Aku mau bersulang denganmu karena kamu sudah berkontribusi untuk keberhasilan proses syuting!"Teddy memperkenalkan kepada Sonia, "Ini Pak Raihan dari Perusahaan Faradai."Sonia tahu Raihan adalah investor, jadi dia pun berdiri dan bersulang dengan Raihan. Kemudian, ada empat orang lagi yang menghampiri Sonia. Mereka semua adalah investor dan terus memuji Sonia, seolah-olah syuting tidak bisa dilanjutkan lagi jika tidak ada Sonia.Ketika ada orang yang menghampiri Sonia lagi, Darius langsung menghalangi orang tersebut. Dia berusaha melindungi Sonia, "Nona Sonia masih muda, dia nggak kuat minum. Biar aku saja yang minum."Semua orang pun berkomentar setelah melihat sikap Darius."Hari ini Pak Darius begitu perhatian
Reza dan rekan bisnis itu lanjut membahas kerja sama mereka. Orang lainnya tampak kebingungan, tetapi mereka tidak berani melihat Reza untuk waktu yang lama. Mereka semua berpura-pura tidak terjadi apa-apa, lalu mulai berbincang sambil minum anggur lagi. Suasananya menjadi ramai kembali seperti sebelumnya.Sonia tetap fokus makan dan mengabaikan tatapan semua orang kepadanya. Reza masih berbincang dengan rekan bisnisnya. Saat melihat makanan kesukaan Sonia, Reza akan mengambilkannya untuk Sonia. Setelah Sonia menghabiskan sup, Reza menambahnya lagi. Setengah jam kemudian, Sonia selesai makan.Reza memandang Sonia, lalu bertanya dengan datar, "Apa kamu sudah kenyang?""Um," sahut Sonia sembari mengangguk."Kalau begitu, kamu pulang saja. Robi ada di lantai bawah, dia akan mengantarmu pulang," timpal Reza.Sonia tahu dia tidak perlu berlama-lama lagi di sini. Jadi, dia mengangguk dan berucap, "Terima kasih."Reza mengiakannya dengan ekspresi datar. Sonia berdiri dan berjalan ke luar, dia
Salman yang panik berujar, "Apa latar belakang Sonia? Aku nggak menyangka dia kenal dengan Pak Reza."Teddy menimpali, "Kalaupun Sonia nggak kenal dengan Pak Reza, perbuatanmu hari ini memang keterlaluan. Sonia itu desainer di lokasi syutingku, tapi kamu malah menyodorkannya kepada Darius. Apa kamu nggak menghormatiku?"Salman menyahut dengan canggung, "Aku juga nggak berdaya."Teddy mencibir dan menanggapi, "Aku tahu Darius berinvestasi di film barumu. Kita memang berkecimpung di dunia perfilman, tapi kita harus tahu batasan. Kelak, kita nggak usah berhubungan lagi."Selesai bicara, Teddy langsung pergi dengan kesal. Salman merasa pusing, kenapa masalahnya bisa menjadi seperti ini?....Sementara itu, Sonia duduk di mobil Robi. Dia tidak minum terlalu banyak anggur, jadi dia masih sepenuhnya sadar.Saat hampir sampai di Kompleks Anggrek, Robi baru berbicara, "Bu, belakangan ini Pak Reza sering menghadiri perjamuan. Dia juga sering minum-minum dan pulang tengah malam. Bu, kalau ada wak
Theresia mengangkat pandangannya dan tersenyum lembut. Seketika seperti angin musim semi yang membuat bunga-bunga bermekaran.Setelah menghabiskan sebatang rokok, Morgan melangkah ke sisi restoran. Saat melewati jendela sebelah, dia menoleh sekilas, ternyata adalah seorang pria. Dia juga mengenakan sweater biru dan kelihatan sangat muda.Setelah sekilas pandang, Morgan mengalihkan pandangannya kembali, lalu melanjutkan langkahnya.Sesampainya di dalam restoran dan melewati koridor, tiba-tiba pintu kayu di sebelah kanan terbuka. Morgan mengangkat kepalanya dan matanya berpapasan dengan mata gadis yang keluar dari pintu. Satunya kelihatan syok, sedangkan yang satu lagi menatap dengan tatapan penuh makna.Setelah mereka kencan buta, mereka tidak pernah saling berhubungan lagi. Hari ini adalah pertama kalinya mereka bertemu lagi.Ternyata selama berada di satu kota, pasti akan ketemu.Theresia duluan bersuara, “Kamu masih belum pergi?”Seingat Theresia, Morgan mengatakan dia hanya akan tin
Sonia tersenyum. “Mana lagi yang kamu suka? Pilih beberapa lagi.”Hallie segera menggeleng. “Yang satu ini sudah cukup mahal!”Pramuniaga memberi tahu Hallie mengenai cara perawatan perhiasan. Hallie mendengar dengan sangat serius, lalu bertanya dengan suara kecil, “Berapa harga perhiasan ini?”Pramuniaga berkata, “Anggota VIP biasanya dapat diskon 2%. Setelah diskon, harganya 31.320.000.000!”Hallie menarik napas dalam-dalam.Perhiasan terasa berat di tangannya.Dania mengantar kepergian mereka. Saat melihat Morgan yang menuruni mobil, dia pun berkata dengan kaget, “Kalian jadikan Tuan Morgan sebagai sopir kalian? Perhiasanku ini memang pantas dijual ke kalian!”Morgan tersenyum datar. “Nona Dania memang pintar bicara. Pantas saja Sonia bisa tenang menyerahkan semuanya untuk dikelolamu.”“Aku merasa sangat terhormat bisa mendapatkan kepercayaan Bos!” Dania tersenyum lembut. “Asalkan dia nggak mengusirku, seumur hidupku, aku akan mengikutinya!”Setelah mereka berbasa-basi sejenak, Soni
Setelah mencoba beberapa set, Hallie merasa semuanya sangat cantik dan tidak bisa mengambil keputusan. Akhirnya, dia jatuh hati pada satu set kalung yang didominasi oleh mutiara dan berlian merah muda.Kalungnya berupa rantai mutiara dengan liontin yang dihiasi tujuh berlian merah muda besar, tampak mewah dan elegan!Anting-antingnya juga satu set dengan desain mutiara dan berlian merah muda yang sama.“Ini cantik sekali. Aku suka yang ini!” Dalam sekilas mata, Hallie langsung jatuh cinta dengan set kalung ini.Pramuniaga berkata dengan sungka, “Maaf, Nona. Ini adalah barang andalan toko kami, hanya bisa dipesan khusus oleh pelanggan VIP tingkat atas. Sementara ini, kamu tidak bisa mencobanya.”Hallie melihat ke sisi Sonia. “Sayang sekali, padahal benar-benar cantik!”Sonia berkata kepada pramuniaga, “Keluarkan, biarkan dia mencobanya.”Pramuniaga tidak kenal dengan Sonia. “Maaf sekali, peraturannya memang seperti ini. Gimana kalau aku rekomendasi yang mirip.”Hallie terus menatap kalu
Setelah Aska melihat kepergian mereka, dia duduk di posisi Sonia tadi, lalu berkata dengan tersenyum, “Lebih baik kamu saja yang menemaniku. Anak muda tidak punya kesabaran. Jadi, kamu mesti melihat dengan jelas, kelak aku bisa menemanimu lebih lama. Kamu mesti segera menyadari hal ini, jangan sering memancing emosiku!”Jemmy membereskan catur sembari berkata dengan suara datar, “Kita masih belum memastikan kalau Hallie adalah putrinya Julia, bukannya kamu terlalu terburu-buru?”Raut wajah Aska menjadi serius. “Jemmy, sudah 20 tahun. Kalau Hallie bukan cucuku, apa kamu merasa Jeje masih bisa ditemukan lagi?”Jemmy mendengus. “Jadi, kamu tidak peduli dengan kesalahan itu?”Kening Aska berkerut. “Kesalahan apa? Setidaknya sekarang kemungkinan Hallie itu cucuku. Salah, kemungkinan besar dia itu cucuku.”Jemmy menghela napas. “Aku takut kamu akan kecewa!”Aska melambaikan tangannya. “Sudah bertahun-tahun, aku juga sudah sering kecewa. Hallie itu seorang anak malang. Seperti yang kamu katak
Jemmy berkata, “Besok aku akan pulang ke Kota Atria!”Sonia mengangkat kepalanya dengan syok. “Kamu tidak tunggu Bibi Julia?”Jemmy menggeleng. “Setelah kulihat-lihat, seharusnya Julia tidak akan pulang dalam waktu dekat.”Sonia tidak paham. “Bukannya Bibi Julia sangat peduli dengan putrinya? Kalau dia tahu sudah ditemukan, kenapa dia nggak langsung pulang?”Meskipun pameran lukisan itu sangat penting, seharusnya tidak sepenting putrinya, ‘kan?“Aku tidak tahu!” Jemmy meletakkan sebuah pion, lalu berkata dengan serius, “Beberapa tahun lalu, Aska juga menemukan petunjuk Jeje. Setiap kalinya dia selalu dengan tidak sabaran untuk memberi tahu Julia, tapi hasil tes DNA selalu bukan. Jadi, Julia sudah tidak percaya lagi dengan Aska. Dia pasti mengira kali ini Aska lagi membohonginya lagi.”Sonia merasa syok. “Ternyata begitu!”Morgan yang berada di samping berkata, “Kali ini berbeda. Kakek Aska benar-benar menganggap Hallie sebagai cucunya!!”Sonia memegang pion sembari berpikir, kemudian d
Reza kembali melilit leher Sonia dengan syal. “Hari ini cuaca dingin. Jangan sembarangan pergi di sore hari. Nanti setelah pulang kerja, aku akan jemput kamu di rumah Tuan Aska.”“Emm!” Sonia mengangguk.Reza juga mengecup kening Sonia.Mereka berdua mengendarai mobil masing-masing, berpisah di area parkiran bawah tanah. Sonia mengendarai mobil menuju ke rumah Aska.Saat di perjalanan, Sonia menerima pesan dari Ranty. Isinya berupa sebuah berita.Sonia membuka untuk membacanya. Isinya adalah berita penangkapan Welly atas perbuatan pemindahan dana perusahaan, menerima suap, dan juga berjudi.Ada juga reporter yang melaporkan kondisi terkini Keluarga Dikara. Keluarga Dikara telah bangkrut. Perusahaan dan semua aset telah disegel. Keluarga konglomerat selama ratusan tahun itu telah menjadi sejarah di Kota Jembara.Di bawah berita, ada banyak suara orang yang bersenang-senang atas penderitaan mereka dan juga suara makian. Sonia tidak melihat lagi. Dia menurunkan ponselnya, lalu fokus dalam
Reza melihat kondisi mobil di depan sana, lalu berkata dengan tersenyum datar, “Kamu merasa dia terlalu buru-buru, kamu pun merasa tidak nyaman?”Sonia menggeleng. “Kalau jadi orang lain, mereka juga ingin tahu identitas dirinya sendiri, nggak sabar untuk bisa bertemu dengan anggota keluarganya sendiri. Masalah ini adalah masalah yang wajar. Kita nggak boleh menyalahkannya. Aku hanya lihat Pak Guru dan Hallie begitu gembira, aku jadi merasa sangat khawatir kalau Hallie bukan anak dari Bibi Julia.”“Kalau begitu, segera lakukan tes DNA, tidak usah menunggu sampai putri Tuan Aska pulang,” ucap Reza, “Kalau ditunda semakin lama, semuanya akan semakin merepotkan.”Aska sudah menganggap Hallie sebagai cucu luarnya. Dia telah memberikan banyak perasaan kepada Hallie. Semakin lama, perasaan akan semakin mendalam, rasa kecewa juga akan semakin bertambah besar.Sonia memberi tahu maksud Jemmy kepada Reza. “Kakek sudah mengatakannya dengan sangat jelas. Pak Guru ingin menggunakan Hallie untuk me
Selesai makan, pelayan membereskan kamar tamu untuk Hallie.Rose mengambil pakaian tidur dari kamarnya untuk diberikan kepada Hallie. “Pakaian tidur ini baru kubeli. Aku masih nggak pernah mengenakannya. Kamu coba dulu, cocok nggak? Tinggi badan kita hampir imbang, seharusnya nggak masalah.”“Nggak usah. Aku lihat ada jubah tidur di dalam lemari!” balas Hallie dengan tersenyum.“Nggak nyaman kalau tidur pakai jubah tidur. Kamu pakai ini saja. Nggak usah sungkan sama aku!” ucap Rose.“Bukan sungkan! Kelak ini adalah rumahku. Mana mungkin aku akan bersikap sungkan?” Hallie tersenyum. “Aku cuma nggak suka pakai pakaian orang lain.”Senyuman di wajah Rose langsung terkaku. “Oh, begitu, ya. Baiklah, kamu pakai jubah tidur dulu. Besok aku bawa kamu jalan-jalan untuk beli yang baru.”“Oke, maaf sudah merepotkanmu!” Kedua mata Hallie berkilauan. Dia bertanya dengan tersenyum, “Rose, apa kamu tinggal di sini?”Rose membalas, “Bukan, terkadang aku akan tinggal beberapa hari di sini untuk menemani
Morgan menyipitkan matanya, lalu memutar bola matanya untuk melihat Sonia. Keningnya kelihatan sedikit berkerut.Sonia segera berkata dengan tersenyum, “Oke, oke, aku nggak tanya lagi. Aku nggak tanya lagi, deh!”Usai berbicara, Sonia bergumam sendiri, “Bisa jadi Theresia juga nggak suka sama kamu. Dia itu berkompeten dan juga cantik, entah ada berapa cowok yang lagi mengejarnya!”Raut wajah Morgan langsung berubah muram. “Apa hubungannya dia dikejar berapa banyak cowok sama aku?”Sonia berkata, “Nggak ada hubungannya. Kalian memang sudah nggak ada hubungan lagi!”Morgan terdiam membisu.Mereka berdua mengobrol beberapa saat mengenai masalah Hallie. Ada sebuah mobil masuk ke dalam gerbang. Ujung bibir Sonia spontan melengkung ke atas. “Reza sudah datang. Aku ke sana sebentar.”Morgan berkata, “Aku akui pilihanmu waktu itu memang benar. Kamu pacaran dengan baik. Jangan kecewain dia!”Sonia tersenyum, lalu mengangguk dengan serius. “Pasti!”“Pergi sana!”“Emm.”Sonia berjalan ke sisi mobi