“Setelah mengundurkan diri, apa kamu ingin membawa Yana kembali ke Kowloon?” tanya Jason dengan datar.“Aku masih belum memikirkan masalah itu!”Jason menandatangani surat pengunduran diri. Gerakan tangannya seketika berhenti. Saking kuatnya tanda tangan Jason, kertas tipis itu pun hampir robek. Dia mengembalikan surat kepada Kelly. Raut wajahnya kelihatan muram dan tatapannya juga menjadi tajam. “Jaga dirimu!” Kelly menahan isak tangisnya, lalu mengangguk dengan perlahan. “Kamu juga! Terima kasih sudah menjagaku selama ini!”Kelly mengambil surat, lalu membalikkan tubuhnya berjalan keluar. Pundaknya terasa bagai ditimpa beban berat saja. Namun, Kelly masih berusaha untuk berjalan maju dan tidak menoleh.…Malam harinya, Jason memiliki acara bersama klien. Saat acara berakhir, dia pun sudah setengah mabuk.Waktu sudah menunjukkan pukul sebelas malam. Simon mengendarai mobil, lalu bertanya dengan hormat, “Tuan Jason, kita pulang ke kediaman?”Jason memandang pemandangan malam di luar j
Di Kediaman Keluarga Samosir.Sebelum tidur, tiba-tiba Kenzo kepikiran bahwa besok adalah hari libur nasional. Dia pun berdiskusi dengan Sandora.“Ibu, besok hari libur nasional. Aku telepon Kelly, ajak dia ke rumah, ya! Sudah lama dia tidak ke rumah. Besok pagi aku akan ke pasar untuk beli sayur untuk masak makanan kesukaannya dan juga Yana. Kita bisa melewati hari libur kita bersama.”Kenzo mengeluarkan ponselnya hendak menelepon Kelly.Namun, raut wajah Sandora malah berubah. Dia segera menghentikan Kenzo. “Jangan telepon!”“Kenapa?” tanya Kenzo dengan bingung.Kedua mata Sandora berkilauan. Dia masih tidak tahu masalah Iwan sudah pindah karena menemukan pekerjaan baru. Dia mengira Iwan masih tinggal di rumahnya Kelly. Jadi, Sandora takut jika mengajak Kelly ke rumah, Iwan juga akan datang mencarinya.Bagaimana jika Iwan mengetahui alamat rumah baru mereka? Nantinya Iwan malah minta tinggal di sini? Kemudian, mereka pun akan melewati hari-hari mereka dengan bertengkar hebat.Hal yan
Sonia berkata dengan suara ringan, “Mereka masih belum baikan. Memangnya kamu nggak tahu?”“Tidak tahu. Belakangan ini aku cukup sibuk. Aku sudah lama tidak bertemu dengannya.”Sonia menghela napas. “Sepertinya Kelly dan Jason masih butuh waktu.”Reza berkata, “Gimana kalau kamu bujuk Kelly untuk beri tahu masalah Yana kepada Jason?”Sonia menggeleng dengan perlahan. “Kelly nggak akan setuju. Apalagi ibunya Jason pernah bertemu sama Yana. Kalau dia tahu Yana itu anaknya Jason, bisa jadi dia akan merebut Yana dari sisi Kelly. Kelly nggak berani ambil risiko.”Kening Reza berkerut. “ Apa Kelly berpikir terlalu banyak?”Sonia berkata, “Karena Kelly nggak punya jalan lain. Demi Yana, dia mesti berpikir panjang.” Tatapan Sonia menjadi sinis. “Sekarang lagi libur panjang. Kelly dan Yana juga nggak pulang ke rumah. Kamu tahu sendiri betapa dinginnya sikap ibunya Kelly sama Kelly. Kalau benar terjadi sesuatu dengan Kelly, mana mungkin dia akan membantu Kelly?”Sudah cukup bersyukur anggota Kel
Sonia pergi untuk membasuh tubuhnya. Kemudian, dia pun pergi ke rumah Kelly.“Kenapa Kak Reza nggak ikut?” Saat Kelly membuka pintu rumah, dia hanya menemukan Sonia saja. Dia pun bertanya dengan tersenyum.“Dia bantu aku untuk membereskan barang bawaanku,” balas Sonia, lalu berjalan ke sisi Yana. Dia menggendong Yana untuk sarapan bersamanya.Saat sarapan, Sonia mengajak Kelly untuk pergi ke Kota Atria bersama mereka.Kelly mengangkat kepalanya dengan kaget. “Ke Kota Atria?”“Iya!” Sonia mengangguk dengan tersenyum tipis. “Hanya ada kakekku di sana. Dia suka ramai.”Kelly merasa ragu. “Apa leluasa?”“Tenang saja, kamu juga nggak usah khawatir dengan masalah tempat tinggal!” Sonia merasa idenya cukup brilian. “Sepakat, ya! Nanti setelah selesai makan, aku akan cuci piring. Kamu bereskan kopermu dan juga Yana. Kita akan berangkat jam sembilan!”Usai berbicara, Sonia melihat ke sisi Yana. “Yana liburan bareng Bibi, ya?”Yana paling suka jalan-jalan. Dia segera mengangguk. “Oke!”Kelly per
“Temannya Sonia?” Sama halnya dengan Indra, Jemmy juga merasa syok. Selain syok, dia juga merasa gembira terus mengangguk. “Bagus! Bagus!”Jemmy menatap Yana, lalu melirik ke sisi Sonia. “Pantas saja, mana mungkin kamu bisa punya anak sepatuh ini?”Sonia terdiam membisu.Jemmy memanggil pelayan, “Cepat bawakan makanan anak-anak ke sini. Kalau tidak ada, pergi beli sekarang!”Kelly segera berkata, “Kakek nggak usah sungkan. Dia sudah makan dari tadi.”Yana sungguh menyukai kakek yang ramah ini. Tanpa perlu diajari, Yana pun berkata dengan tersenyum sipit, “Terima kasih, Kakek!”Saat Jemmy mendengar suara lembut Yana, senyumannya juga semakin lembut lagi. Dia mengulurkan tangannya ke sisi Yana. “Biar kugendong!”Yana melebarkan kedua tangannya berlari ke sisi Jemmy.Jemmy menggendong Yana, lalu tersenyum padanya. “Ayo pergi! Kita makan dulu!”Saat melewati sisi Reza, Jemmy pun berbisik, “Kamu dan Sonia juga yang cepat! Aku juga lagi menunggu cucuku!”Reza melirik Sonia sekilas, lalu meng
Hendri juga mengajak Sonia untuk melewati liburan di rumah. Nada bicara Hendri sangat tulus. Dia juga menceritakan kondisi Stella sudah membaik setelah mengikuti konseling. Dia juga sudah menyadari kesalahannya dan mengakuinya. Dia berharap Sonia bisa pulang ke rumah.Terlintas aura menyindir di dalam tatapan Sonia. “Kalau Stella nggak izinin aku pulang, apa aku masih bisa pulang?”Hendri merasa kaget. Dia segera menjawab, “Bukan begitu, maksudku, kita itu sekeluarga, sudah seharusnya kita hidup bersama. Kamu dan Stella adalah putri kami. Kalian juga bisa berhubungan menjadi saudara.”“Nggak usah, Reviana sudah pernah mengumumkan ke publik, kalau aku hanyalah anak angkat kalian. Semua yang aku lakukan nggak ada hubungannya sama kalian. Kalian bertiga barulah satu keluarga.”Nada bicara Sonia sangat datar. Dia langsung mengakhiri panggilan. Saat membalikkan tubuhnya, dia pun menyadari Reza sedang berdiri di belakangnya.“Aku nggak kenapa-napa!” Saat Sonia melihat Reza, tatapan sinis sek
“Bukan, awalnya aku juga ingin cari kesempatan yang tepat untuk mengundurkan diri.” Kelly tersenyum menyindir dirinya sendiri. “Kalau kita nggak bisa bersama, lebih baik kita akhiri saja.”“Jadi, apa rencanamu selanjutnya? Kembali ke Kowloon?” tanya Sonia.“Nggak!” Kedua mata Kelly berkilauan. “Tiga tahun silam, aku sudah melarikan diri sekali. Kali ini, aku nggak akan melarikan diri lagi. Aku tumbuh besar di Jembara dan juga sangat mencintai Jembara. Aku nggak akan pergi lagi. Aku juga nggak akan membuat Yana merasa nggak tenang karena pindah-pindah melulu.”“Aku sudah taruh lamaran di sebuah perusahaan. Nanti aku akan mengikuti sesi wawancara setelah liburan. Pekerjaan itu sesuai dengan jurusan yang kuambil.” Kelly bertopang dagu. “Sebenarnya aku berangan-angan bisa jadi seorang arsitek yang unggul. Selama beberapa tahun ini, aku hanya hidup demi keluargaku dan juga Yana, aku nggak fokus dalam hidupku sendiri. Mulai sekarang, aku akan melakukan apa pun yang aku suka!”Sonia menatap K
“Dia lagi telepon di atas!” jawab Leon dengan acuh tak acuh. Dia membuka kotak makanan, lalu mengeluarkan sepotong biskuit dan berkata pada Bruno, “Kamu mau rasa apa?”Bruno membalas, “Aku tidak lapar. Nanti saja baru kumakan!”“Aku ke halaman dulu, lihat bungaku sebentar!” Tasya mengambil sebungkus biskuit, lalu berjalan ke belakang halaman.Di lantai atas, Yandi sedang duduk berjemur di bangku rotan balkon. Dia hampir saja ketiduran.Beberapa saat kemudian, ponselnya tiba-tiba bergetar. Dia membuka matanya dengan malas. Raut wajahnya kelihatan muram ketika mengetahui panggilan itu dari ayahnya. Pasti ayahnya mendesak Yandi untuk pulang ketika libur panjang. Dia sudah ditelepon sejak semalam. Hingga hari ini, Yandi sudah ditelepon sebanyak tiga kali.Yandi mengangkat panggilan. “Aku sudah bilang aku tidak pulang!”“Jeff, sekarang lagi libur panjang. Kenapa kamu tidak pulang ke rumah? Sudah lama kita tidak pernah kumpul bersama!” ucap Harvey.Suara Harvey terdengar terisak-isak. “Kamu
Tiba-tiba Morgan bertanya, “Kenapa kamu tidak pacaran?”Theresia tertegun oleh pertanyaan Morgan. Dia mengangkat kepalanya dengan perlahan, lalu berkata, “Seleraku jadi tinggi gara-gara kamu. Aku takut orang lain nggak sanggup.”Morgan terdiam.Ternyata Theresia sudah berbeda dengan yang dulu. Dia berubah menjadi lebih pemberani. Setiap ucapannya membuat Morgan tidak bisa berkata-kata. Hanya saja, dia tetap berbicara dengan begitu serius dan lugu, membuat Morgan tidak tega untuk mengomelinya.Usai berbicara, Theresia pun tersenyum. Dia tidak berbicara lagi, melainkan menunduk untuk menyantap makanannya dengan tenang.Selesai makan, Theresia menyeduh secangkir teh untuk Morgan, kemudian menyeduh secangkir kopi untuk dirinya sendiri.Meski aroma kopi dan teh bercampur aduk, aromanya tetap terasa nyaman.Theresia duduk di atas pangkuan Morgan, lalu melingkari lehernya. “Aku nggak ingin ngapa-ngapain hari ini, cuma ingin temani kamu saja, ya?”Terdengar nada manja dalam suaranya, seperti s
Reza mengusap wajah Sonia. “Semoga saja yang dia harapkan itu anggota keluarga, bukan uang. Semoga juga dia bisa memahami maksud kalian, bisa mempertahankan pemikiran awal, tidak terbuai dengan kekayaan.”Sonia menggigit bibirnya dengan perlahan. “Semoga saja dia nggak seperti itu. Hanya saja, aku juga bakal lebih hati-hati.”“Kalau begitu, kita amati selama beberapa saat dulu. Seandainya Hallie memang pantas untuk disukai Tuan Aska, masalah cucu kandung atau bukan juga bukan masalah. Seandainya dia tidak pantas, beri dia sedikit uang sebagai tebusan saja.”Sonia mengangguk. “Semuanya tergantung dengan nasibnya sendiri.”Mereka berdua selesai mengobrol masalah Hallie. Reza memeluk Sonia. “Pergi mandi dulu, lalu sarapan. Aku sudah telepon Bi Rati. Dia lagi masak yang enak-enak buat kamu.”Sonia memeluk Reza. “Aku juga merindukan Bibo!”Reza tersenyum tipis. “Sepertinya kamu tidak pernah merindukanku.”“Apa aku nggak pernah mengatakannya? Seingatku, aku sering mengatakannya berkali-kali!
“Sudah hampir pukul sembilan!”Sonia mengerutkan keningnya dengan kesal. “Tadinya aku berencana bangun pagian untuk pergi ke rumah. Tandy sudah hampir ujian akhir semester. Aku ingin memeriksa bagian mana yang ketinggalan, biar bisa beri bimbingan belajar buat dia.”Sonia menengadah kepalanya menatap Reza, lalu berkata dengan tersenyum, “Aku ini bukan guru bimbel yang bertanggung jawab. Untung saja Kak Diana nggak marah.”Reza mencubit pipi Sonia. “Kamu itu guru bimbel yang direkrut dengan susah payah. Meski dia marah, dia juga bisa memendamnya saja.”“Kamu malah berani ngomong lagi! Dia melakukannya juga demi kamu!” dengus Sonia dengan ringan.“Kalau begitu, demi balas budi kepada Kak Diana, aku pergi ajari Tandy saja?”Sonia kepikiran dengan gambaran paman dan keponakan yang sedang mengajar dan belajar itu. Tiba-tiba dia tertawa.Reza menggendong Sonia. “Hari ini kita tidak pulang. Kamu sudah sibuk gara-gara masalah Hallie. Hari ini kita tidak usah melakukan apa-apa, kita kembali ke
“Jangan kemari. Kalau tidak, kalian bukan hanya tidak bisa dirawat di rumah sakit saja, kalian bahkan tidak bisa tinggal di Kota Jembara lagi!” Nada bicara Reza terdengar datar. “Aku sudah cukup memberi kalian muka dengan membiarkan kalian tinggal di Kota Jembara. Seharusnya kamu mengerti!”“Aku mengerti! Aku mengerti!” Hendri berkata, “Aku tahu apa yang sudah aku lakukan. Aku mengerti kalau kamu berbelas kasihan kepada kami!”“Kalau kamu mengerti, mohon jauhi Sonia. Jangan ganggu dia lagi!”“Tuan Reza!” Hendri berkata dengan buru-buru, “Waktu itu aku mengantar Sonia untuk melakukan pernikahan bisnis dengan Keluarga Herdian. Sekarang hubungan kalian sebaik ini. Aku tergolong telah berbuat baik. Bisakah dilihat dari masalah itu, kamu membantuku sekali lagi?”Kening Reza berkerut. Dia berkata dengan suara dingin, “Kenapa Sonia bisa punya ayah sepertimu!”Hendri sungguh merasa malu. “Aku tidak menjadi seorang ayah yang baik. Aku sungguh bersalah pada Sonia. Aku berharap kelak aku memiliki
“Meskipun jelek, aku tetap menyukainya!” Reza memeluk Sonia ke dalam pelukannya. “Aku tahu masalah hari ini di luar dugaan, tapi kalau kejadian ini terulang lagi, aku berharap kamu tidak maju ke depan lagi!”Bagaimana kalau barang itu adalah bom? Siapa tahu ….Sonia memiringkan kepalanya bersandar di pundak Reza. “Waktu itu, aku nggak berpikir terlalu banyak. Cella menargetkanku. Nggak mungkin aku melibatkan Hallie.”“Cella memang bodoh. Padahal dia tahu alasan Keluarga Tamara bisa menjadi seperti sekarang, dia masih saja berani untuk tidak melepaskanmu!” Tatapan Reza kelihatan dingin. “Dia itu takut aku akan melupakannya. Bagus juga dia bisa datang, aku tidak akan melepaskannya lagi!”Sonia tidak menganggap masalah Cella. “Cukup usir dia dari Kota Jembara saja. Jangan kotori tanganmu demi dia.”“Aku akan mengatasinya!” Reza mengecup wajahnya. “Tidurlah!”Sonia berbaring di atas ranjang. Reza juga ikut berbaring di sisinya. Dia meniup punggung tangan Sonia sembari merangkul Sonia ke da
Aska memelototinya. “Saat siang tadi, kamu bilang kamu bisa mengambil keputusan!”Jemmy berkata dengan lantang, “Kamu malah percaya sama omonganku agar kamu menemaniku main catur?”Aska terdiam membisu.Jemmy tersenyum. “Jujur saja, kamu juga tahu sendiri temperamen Morgan. Apa kamu tidak takut Hallie akan menderita nantinya?”“Tidak takut. Aku merasa tenang bisa menikahkannya dengan keluargamu!” balas Aska.“Kamu baru saja menemukan Jeje. Sekarang kamu malah buru-buru ingin menikahkannya. Sebenarnya apa yang sedang kamu pikirkan?” Jemmy tersenyum dingin.Aska segera berkata, “Aku hanya ingin menetapkannya saja. Tentu saja aku tidak buru-buru dalam soal pernikahan.”“Tenang saja, cucuku itu masih belum punya pacar! Biarkan Julia pulang dulu, tes DNA lebih penting!” balas Jemmy.Saat mengungkit soal Julia, Aska pun tidak berbicara lagi.Di sisi tangga, Hallie yang sudah mengganti pakaian baru dan hendak menuruni tangga kedengaran perbincangan mereka berdua. Dia menggigit bibirnya dan ke
Setelah tiba di bawah gedung apartemen, Theresia mengambil tasnya dan menuruni mobil. “Mengenai isi perbincangan hari ini, aku akan suruh anggotaku untuk memasukkannya ke dalam kontrak. Saat hari Senin nanti, aku akan kirimkan kontrak perpanjangan untuk kami. Setelah kamu baca dengan saksama, kamu baru kirim kembali kepadaku.”“Baik!” Roger tersenyum lembut.Roger ikut menuruni mobil. Dia melihat wanita yang sedang berpamitan dengannya, lalu spontan berkata, “There, kita sudah kenal selama ini. Seharusnya kamu mengerti perasaanku kepadamu, bisa tidak kamu beri aku satu kesempatan?”Roger mengeluarkan sebuah cincin berlian dari dalam sakunya. “Cincin ini sudah lama bersamaku, tapi aku nggak punya keberanian untuk mengutarakan perasaanku. There, hari ini mungkin aku sedikit gegabah, tapi aku pasti bukan impulsif!”Cuaca hari ini sangat dingin. Lampu jalan memancarkan cahaya dingin, memancar ke atas berlian. Bahkan, berlian itu juga terasa sedikit dingin.Theresia berkata dengan suara lem
Morgan mengangguk. “Kalau begitu, kita pulang dulu!”Sonia berpesan, “Jangan beri tahu Kakek!”“Aku mengerti!” balas Morgan, lalu membalikkan tubuhnya pergi mengendarai mobilnya. Hallie berpamitan dengan Sonia, Theresia, dan yang lain, kemudian memasuki bangku samping pengemudi.Saat Theresia melihat mobil berjalan pergi, dia mengalihkan pandangannya, lalu bertanya pada Sonia, “Apa tanganmu sakit?”“Nggak sakit lagi. Hanya luka kecil saja. Kamu juga cepat pulang sana!” Sonia tersenyum tipis.Theresia berkata dengan khawatir, “Cella memang gila. Meski dia telah dibawa ke kantor polisi, dia juga nggak akan ditahan terlalu lama. Kamu sendiri mesti lebih hati-hati. Orang seperti itu biasanya akan melakukan hal tanpa memperkirakan akibatnya.”“Aku akan melakukannya!” balas Sonia.“Kalau begitu, aku pergi dulu!” Theresia melambaikan tangannya kepada Sonia. Dia memalingkan kepalanya melihat Roger. “Ayo, kita pergi.”Reza baru kembali dari menelepon. Dia berkata pada Sonia, “Kita ke rumah saki
Sonia segera membalikkan tubuhnya. Dia menyadari di bawah cahaya gelap, sesosok bayangan tubuh menerjang ke sisinya dengan memegang dua botol asam sulfat di tangannya. Satu di kiri dan satu di kanan. Kemudian, dia melemparkannya satu per satu ke sisi Sonia dan yang lain.“Sayang!” Reza segera berlari menarik Sonia ke dalam pelukannya. Dia menggunakan mantelnya untuk membungkus Sonia.Pada saat bersamaan, tubuh besar Morgan juga berdiri di depannya. Ketika melihat Sonia ditarik pergi oleh Reza, dia langsung menarik tangan Theresia, memutarkan tubuhnya melindungi Theresia di dalam pelukannya.Pada akhirnya, hanya tersisa Hallie sendiri. Dia melihat dengan mata kepalanya sendiri botol asam sulfat di depan wajahnya.“Hallie!” Sonia mendorong Reza, langsung melompat untuk menendang botol asam sulfat, kemudian jatuh menindih di atas tubuh Hallie.Botol asam sulfat yang satu lagi melayang bergesekan dengan kepala mereka berdua, lalu menghantam ke atas mobil Reza. “Bamm!” Terdengar suara ledak