Share

bab 3

Penulis: Aniepesek
last update Terakhir Diperbarui: 2023-02-18 15:37:17

"Temenin Mbak yuk Key," Ajak ku pada Keysa yang sedang duduk di ruang tengah, sambil nonton TV.

"Memangnya mau kemana Mbak," tanya nya pada ku.

"Mbak lagi pengen sesuatu Key, yang manis-manis gitu, kayak nya Mbak ngidam deh" ujar ku sambil tersenyum.

"Ya udah ayok, tapi aku mau ganti baju dulu sebentar," ujar nya dan pergi menuju kamarnya.

"Jangan lama-lama Key, Entar keburu sore" ujar ku.

"Ya Mbak, gak akan lama kok cuma ganti baju doang" jawab Keysa yang sudah masuk ke dalam kamar nya.

Aku melangkah menuju teras lebih dulu, duduk di kursi teras sambil menunggu Keysa berganti baju.

🏵🏵

pov 3

Saat Risma sedang duduk menunggu pesanan martabak yang dia pesan, Risma mendengar suara yang sangat familiar, dan benar saja saat ia menoleh terlihat Reza yang baru saja keluar dari indomaret sambil membawa dua plastik putih sepertinya dia habis berbelanja.

Saat Risma tengah mengamati mereka yang sedang bercanda ria, tiba-tiba Reza menoleh ke arahnya dan Kalista juga mengikuti arah pandangan sang suami.

"Bukannya itu mantan istri kamu yang pelacur itu Mas, dan ngaku-ngaku kalau anak yang dia kandung adalah anak kamu, " celetuknya cukup nyaring sehingga Risma masih bisa mendengar dengan jelas perkataannya itu.

"Ayo kita samperin aku mau bicara sama dia" kalista menggandeng tangan Reza dan berjalan menghampiri Risma dan Keysa yang duduk di samping grobak penjual martabak.

Risma yang melihat mereka berjalan ke arah nya pun hanya bisa menahan diri agar tak memeluk Reza, jujur dia begitu merindukan pelukan hangat Reza, entah itu bawaan bayinya atau memang dirinya yang belum bisa melupakan mantan suaminya itu.

"Oh, ini ya mantan Istri mas Reza yang murahan itu, pantas saja mas Reza menceraikan mu, sudah jelek murahan lagi, anak yang kamu kandung saja tak tau siapa ayah nya, " ujar Kalista sambil menatap Risma dengan jijik.

"Eh, Mbk kalau punya mulut itu di jaga, sudah tua kok gak punya sopan santun, memang mbak Risma tak se cantik mbak, tapi setidaknya mbak Risma masih memiliki harga diri dengan berpakaian tertutup dan juga memiliki sopan santun. " ujar keysa dengan kesal dia tak terima kakak nya di hina seperti itu. apalagi mereka sedang berada di tempat umum dan menjadi pusat perhatian Keysa tak mau kakaknya di permalukan oleh wanita seperti Kalista.

"Dan asal mbk tau anak Mbak Risma itu adalah anak kandung laki-laki pengecut di samping mbak, Laki-laki yang tak memiliki rasa bertanggung jawab, yang tega menelantarkan anak dan istrinya, dan anehnya dia malah menikah dengan perempuan kayak situ, yang suka ngobral paha, kayak paha ayam aja di pertontonkan, di sini itu yang murahan bukan mbak Risma, tapi anda sendiri!!!," ujar Keysa penuh penekanan, dia tak takut sedikit pun pada Kalista dan Reza yang menatap nya dengan tatapan marah.

"Tutup mulut mu bocah,!" Kalista mengangkat tangannya siap untuk menampar Keysa tapi dengan sigap Risma menepis tangan Kalista.

"Jangan coba-coba menyentuh adik ku, jika kamu tak ingin ber-urusan dengan ku, kamu boleh menghinaku sepuas mu, tapi jangan pernah menyentuh keluarga ku," tekan Risma, dia tak akan membiarkan Kalista menyakiti keluarganya cukup hati dan rumah tangganya yang di hancurkan oleh Kalista.

"Dan untuk kamu Mas, aku tak menyangka kamu akan memilih wanita seperti dia, benar apa yang di katakan Keysa, bahwa yang murahan itu bukan aku, tapi istri mu sendiri." ujar Risma pada Reza yang masih diam, sebenarnya Risma malu jika harus berdebat di tempat umum seperti ini, karena banyak orang yang melihat berdebatan mereka bahkan ada juga yang mengabadikan momen itu.

"Ini neng martabaknya sudah siap," ucapan mang Udin membuat Risma mengalihkan pandangan dari Reza dan Kalista.

"Ini mang uangnya, makasih mang," setelah membayar Risma pun segera melangkah pergi dengan menarik tangan Keysa, karena Risma tak ingin terus-terusan menjadi pusat perhatian banyak orang.

"Heh, tunggu mau kemana kamu urusan kita belum selesai," Kalista berteriak memanggil Risma yang mulai menjauh.

"Udah lah sayang, ayo kita pulang malu di liatain banyak orang" Reza berucap sambil menggenggam tangan istrinya itu.

🏵

"Kenapa kamu tadi tak membelaku Mas, dan malah diam saja saat aku di permalukan oleh mantan istri mu itu," Kalista bertanya saat mereka sudah berada di dalam mobil.

"Bukan maksud Mas tak ingin membela mu sayang, tapi tadi Mas tak mau menambah keributan saja, apalagi kalian tadi menjadi pusat perhatian banyak orang di sana." ujar Reza menjelaskan.

"Tetap saja kamu salah karena tak membelaku tadi," ucap Kalista sambil cemberut.

"Jangan cemberut dong sayang, nanti cantik nya ilang loh," goda Reza sambil mencubit pipi Kalista dengan gemas.

"Ih! Kamu mah emang paling bisa membuat mood ku membaik Mas" ujar Kalista sambil tersenyum, dan sedikit melupakan kejadian yang membuat nya kesal.

Setibanya di rumah Reza, Kalista pun langsung masuk ke dalam rumah dan menemui ibu mertuanya.

"Ibu... " panggil Kalista dan langsung memeluk Bu Lusi sambil menangis,"

"Loh, loh, kanapa dateng-dateng malah nangis gini siapa yang berani membuat menantu kesangan ku ini bersedih." Tanya Bu Lusi sambil memandang Reza penuh selidik.

Reza yang menyadari tatapan ibunya pun "Bukan aku bu yang membuatnya menangis," ujar nya.

"Kalau bukan kamu terus siapa yang membuat Kalista begini." tanya bu Lusi lagi.

"Wanita murahan itu bu yang membuat ku seperti ini, dia tadi memperlakukan ku di tempat umum." jelas Kalista di sela-sela isak tangisnya.

"Maksud kamu si Risma?, " tanya bu Lusi memastikan.

"Iya bu," jawab Kalista sambil menghapus sisa air mata di pipinya.

"Awas saja kalau ibu sampai ke temu si Risma itu akan ibu permalukan dia juga, biar tau rasa dia, sudah berani membuat mantu kesanyagan ibu menangis."

Kalista yang mendengar ucapan bu Lusi pun tersenyum puas dalam hati. Karena merasa puas bisa membuat ibu mertuanya semakin membenci Risma.

**

"Key, tolong jangan ceritakan masalah tadi sama ibu dan bapak, cukup kita berdua saja yang tau," pinta Risma pada Keysa agar dia tak menceritakan kejadian tadi, Risma hanya tak ingin menambah beban fikiran orang tuanya.

"Tapi Mbak cepat atau lambat ibu dan bapak pasti akan tau juga, Mbak lihat sendiri kan tadi banyak orang-orang yang merekam perdebatan kita, dan aku pastikan hasil rekaman mereka pasti akan di unggah di sosial media." jelas Keysa.

Benar juga apa yang di katakan Keysa, pasti berita pertengkarannya tadi akan sangat cepat menyebar, karena memang banyak orang yang mem-video kejadian tadi.

"Ya biarlah Key, setidaknya ibu dan bapak tak tau kabar itu sekarang, jika pada akhirnya ibu dan bapak tau setidaknya kejadiannya sudah lumayan lama." ujarnya pada Keysa.

Saat Risma dan Keysa tiba di rumah terlihat bapak, ibu serta Adam, sudah duduk di teras depan, kenapa tatapan ibu dan bapak terlihat berbeda mungkinkan mereka sudah tau tentang perdebatan tadi, hatinya.

"Keysa, Risma cepat masuk, ada yang ingin bapak tanyakan." bapak berujar dengan sangat serius saat aku memandang ke arah Keysa guna meminta jawaban, tapi dia malah menyangkat bahunya pertanda bahwa dia juga tak tau maksud bapak.

Risma pun segera melangkah masuk menyusul bapak, ibu dan Adam yang sudah masuk lebih dulu.

Saat Risma dan Keysa sudah duduk di samping ibu, bapaknya mereka memandang Risma dengan tatapan sendu.

"Ada apa pak," Risma memberanikan diri bertanya pada bapaknya guna memecah keheningan.

"Kenapa kamu tadi hanya diam saja nak saat diri mu di hina dan di rendahkan," ujar bapak, yang membuatnya terkejut jadi benar dugaannya bahwa bapak dan ibunya sudah tau tentang pertengkarannya tadi.

"Ba-bapak tau dari mana?" tanya Risma sedikit gugup.

"Bapak melihat video nya di ponsel Adam" jawab bapak.

Risma menghela nafas, sebelum melanjukan ucapannya.

"Aku baik-baik saja kok pak, bapak tak usah khawatir," ujarnya dengan senyuman yang ia paksakan.

"Tapi kenapa mbak malah diam saja saat di hina seperti itu, kenapa gak mbak lawan" celetuk Adam.

"Kalau mbak melawan dengan hinaan juga, nanti masalah nya gak akan kelar-kelar Dam, biarlah mereka mau bilang apa asal kita tak seperti yang mereka katakan." Ucap Risma pada adik nya itu.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Jatuh Talak Saat Hamil   bab 50

    50Kehidupan Risma dan Andre semakin tentram dan bahagia, dulu Risma mendapat seorang suami yang tega menalaknya dan memilih wanita lain, namun Risma sekarang sangat bersyukur karena Allah telah memberinya seorang pengganti yang lebih menyayangi dirinya bahkan bisa di bilang Risma selalu di ratukan oleh Andre, Andre tak pernah sekalipun berbuat kasar pada Risma bahkan meninggikan suaranya pun Andre belum pernah. "Sayang lagi ngelamunin apa sih.?" Andre memeluk tubuh Risma dari arah belakang."Nggak ada apa-apa kok Mas.""Kinara boboknya nyenyak banget ya." ucap Andre menoleh kearah kasur di mana Kinara sedang tertidur dengan pulas, Kinara memang masih satu kamar dengan Risma walaupun Risma sudah menyewa seorang baby sitter namun Risma tak ingin lepas tangan begitu saja, apalagi Kinara masih asi. "Makasih ya Mas.""Untuk,?" Tanya Andre sambil membalik tubuh Risma. "Untuk semuanya, makasih karena Mas selama ini tak pernah berlaku kasar padaku, bahkan Mas tak pernah protes walaupun k

  • Jatuh Talak Saat Hamil   bab 49

    49 Satu tahun telah berlalu kini kehidupan Reza semakin tak karuan bahkan Emeli memilih meninggalkan Reza yang semakin gila dengan minuman dan tak hentinya melakukan judi membuat Emeli tak kuat dengan sifat abangnya itu, Emeli memilih ngontrak tak lagi mau tinggal serumah dengan abangnya. "Mel, gimana Abang Lo masih gak berubah dia masih doyan minum.?""Nggak tau gue udah lama banget gak bertemu dia, dan udah gak tau kabarnya lagi.""Lo gak pernah pulang ke rumah lagi Mel.?""Nggak gue masih tinggal di kontrakan gak mau gue lihat bang Reza yang tiap harinya pulang mabuk dan selalu saja gemar berjudi hingga hutangnya di mana-mana.""Mungkin ini adalah hukuman buat bang Reza dulu dia jahat banget sama mbak Risma bahkan menalak mbak Risma saat mbak Risma tengah hamil, dan malah memilih menikah dengan wanita lain. Dan sekarang kehidupan bang Reza malah semakin tak karuan, entahlah gue bingung sebenarnya gue merasa kasian melihat keadaan bang Reza tapi gue juga merasa kecewa sama bang Re

  • Jatuh Talak Saat Hamil   bab 48

    48Reza baru saja pulang karena mendapat kabar jika ibunya sudah tiada, Reza memasuki rumahnya, kakinya tiba-tiba lemas saat melihat tubuh ibunya yang sudah terbaring kaku di tutupi oleh lain jarik, banyak warga yang membacakan surat yasin di samping sang ibu, Emeli menangis tergugu, di samping ibunya. Dengan langkah berat Reza mendekati jasad sang ibu, Reza membuka kain yang menutup wajah ibunya, saat melihat wajah sang ibu yang sudah pucat pasi, Reza tak kuasa manahan air matanya, rasa penyesalan tiba-tiba menelusup kerongga dadanya. "Apakah Mas puas, melihat ibu yang sudah tak bernyawa seperti ini,?" Ujar Emeli, dengan suara lirih. Namun Reza tak menanggapi ucapan adiknya itu, Reza memeluk tubuh bu Lusi diiringi oleh isak tangisnya."Maafkan Reza bu, maaf," lirih Reza sambil tergugu. Jasad bu Lusi pun di mandikan oleh warga, selesai di mandikan dan di kafanin, barulah jenazah itu di salatkan. Setelahnya mereka membawa jasad bu Lusi untuk di kebumikan. Dipemakaman umum yang ada

  • Jatuh Talak Saat Hamil   bab 47

    47Reza masih saja bersenang-senang dengan wanita sewaannya, dia tak memikirkan keadaan sang ibu yang sedang koma di rumah sakit, ibunya yang sedang bertaruh antara hidup dan mati, namun Reza malah asik bersenang-senang dengan wanita di club malam. "Ada apa dengan ibu dok,?" Emeli bertanya dengan nada cemas saat melihat raut wajah dokter yang sangat sendu. "Maaf mbak, saya harus menyampaikan jika ibu mbak sudah tak tek tertolong," Lirih dokter itu, membuat Emeli syok dan hampir saja limbung jika tangannya tak berpegangan pada tembok. "Jangan bercanda dok, ibu saya gak mungkin mati, ibu saya pasti masih hidup, dokter bohongkan,?" Emeli mengguncang tubuh dokter itu. "Maaf mbak, saya tak sedang bercanda saya serius," Jawab dokter itu dengan sungguh-sungguh membuat Emeli jatuh bersimpu di lantai. "Nggak, nggak mungkin, ibu gak mungkin pergi secepet ini," Raung Emeli di iringi dengan tangissannya yang mulai pecah. "Yang sabar mbak, agar ibu mbak bisa tenang di alam sana, saya permisi

  • Jatuh Talak Saat Hamil   bab 46

    46"Aku harus apa sekarang bagaimana caranya agar aku bisa mendapatkan uang banyak untuk biaya pengobatan ibu, sedangkan bang Reza malah seperti itu," Emeli hanya bisa menghela nafas kasar. Kala memikirkan biaya rumah sakit yang pastinya tak sedikit jumlahnya nanti yang harus ia tanggung. "Mel," Teman-teman Emeli datang mengunjungi Emeli yang sedang ada di rumah sakit."Kalian kesini,?" Emeli bangkit menyapa teman-teman nya. "Gimana kabar nyokap Lo Mel,?""Masih koma, gak tau gue lihat kondisi nyokap kek gini,""Yang sabar Mel, doakan saja, semoga nyokap lo cepat sadar.""Makasih loh, kalian udah mau repot-repot datang kesini,""Santai aja kali Mel, kita kan bestie.""Abang Lo mana,?""Gak tau, tadi dia keluar,""Boleh gak sih kita lihat kondisi nyokap Lo,""Boleh aja tapi harus gantian,""Ok lah,"Teman-teman Emeli masuk secara bergantian keruang rawat Bu Lusi. ***Malam harinya Risma dan Ande masih menikmati masa-masa pengantin barunya, Risma merasa sangat bahagia mendapat perlak

  • Jatuh Talak Saat Hamil   45

    45 bu Lusi lumpuh. Saat Risma dan Andre telah pergi Emeli kembali duduk di kursi yang ada di depan ruang rawat ibunya itu. "Ya Allah apakah Ini adalah karma untuk ibu," gumam Emeli yang kembali mengingat semua kenangan buruk di masalalu yang pernah ibunya lakukan pada Risma. "Apa yang kamu pikirin Mel," ucap Reza yang baru saja kembali. "Abang dari mana,?" Emeli malah balik bertanya. "Abang dari luar, ini abang beliin cemilan buat kamu juga," Reza mengulurkan sebuah bungkusan kearah Emeli. Namun Emeli enggan menerima cemilan yang Reza belikan. "Di situasi begini abang masih bisa foya-foya, abang sebenarnya kasian gak sih sama ibu, yang sedang terbaring koma, seharusnya uang yang di beri mbak Risma tadi abang simpan untuk biaya pengobatan ibu, bukan untuk foya-foya, kita akan membayar dengan apa biaya rumah sakit ini bang, kalau kita gak punya uang, apalagi abang sekarang sudah gak kerja. Begitu pun aku yang hanya kerja paruh waktu dengan penghasilan yang tak seberapa aku tak yak

  • Jatuh Talak Saat Hamil   beb 44

    44Risma yang mendengar kabar jika mantan ibu mertuanya kecelakaan pun berinisiatif untuk menjenguk karena bagaimana pun mantan mertuanya itu masih nenek Alvin. "Aku boleh kan Mas menjenguk bu Lusi,?" Tanya Risma pada Andre. "Boleh aja nanti bira Mas yang antar kamu kerumah sakit," Balas Andre. "Ok, mas," "Sekarang kita sarapan aja dulu, kamu mau ikut mas ke kantor nggak,?""Mau sih Mas, sama Alvin juga kan,""Iya sama Alvin,"***Siang harinya Andre mengantarkan Risma untuk kerumah sakit, sesuai dengan perkataannya tadi pagi. "Dimana ya Mas ruangan rawatnya,?""Kamu tanya aja sama perawat disini,""Permisi Sus, ruangan rawat pasien bernama bu Lusi di mana ya sus,?""Ada di sebelah kanan bu, ibu maju aja kamar pasien ada di sana.""Makasih sus,""Sama-sama bu,""Ayo mas, Al,"Mereka pun melangkah menuju ruangan bu Lusi sesuai petunjuk suster tadi.. "Itu sepertinya Mas Reza, dan Emeli mas," Risma menunjuk Reza dan yang Emeli yang sedang duduk di kurai depan ruang rawat. "Ayo ki

  • Jatuh Talak Saat Hamil   bab 43

    43"Hallo Za, ibumu sekarang ada di rumah sakit kamu cepat kesini," Ujar bu Juli pada Reza saat panggilannya telah di angkot oleh Reza. "Ini siapa ya, ibu saya sedang di pasar jadi gak usah mengada-ngada," Balas Reza yang merasa tak percaya. "Saya bu Juli Za, saya serius cepat kamu kesini kondisi ibumu sangat memprihatinkan." Ujar bu Juli, Reza pun langsung bangkit dari tempat duduknya lalu segera berlari keluar dari dalam rumahnya dia benar-benar khawatir dengan keadaan ibunya saat mendengar perkataan Bu Juli. **Sedangkan di rumah sakit Bu Lusi sudah di tangani oleh dokter, namun semua dokter yang ada di sana malah menghilangkan kepalanya saat detak jantung Bu Lusi semakin lemah. "Ini gimana dok, detak jantung pasien semakin menurun.?" "Kita akan coba sebaik mungkin jika pasien tetap tak bisa kita selamatkan, mungkin ini memang jalan takdirnya.""Bu, ibu sana gimana keadaannya,?"Tanya Reza yang baru saja sampai di rumah sakit. "Belum tau dokter masih belum ada yang keluar, ib

  • Jatuh Talak Saat Hamil   bab 42

    42 karma"Terserah ibu dan Abang saja, aku tak mau ikutan dalam rencana kalian," Ujar Emeli. "Awas aja kamu juga minta uangnya kalau ibu dan abangmu berhasil," Balas bu Lusi, pada anak gadisnya itu. "Gak akan bu," jawab emeli berlalu keluar dari rumahnya. "Ini kita harus ngapain bu, jika kita hanya berdiam diri saja, maka otomatis kita tak akan pernah bisa menguasi Alvin.""Kita ambil paksa aja Za, kalau mereka gak mau ngasih secara baik-baik," usul bu Lusi, padahal dulu dia sendiri yang tak ingin mengakui Alvin sebagai cucunya, namun sekarang setelah Alvin lahir, bu Lusi dengan seenaknya ingin mengambil Alvin, bukan karena benar-benar sayang namun hanya ingin memanfaatkan Alvin hanya demi uang. "Kalau di ambil paksa secara terang-terangan jelas itu tak akan bisa bu, secara Andre memberikan penjagaan yang ketat pada Alvin, kita harus mencari waktu yang tepat untuk bisa mengambil Alvin dari sana.""Lalu kita harus gimana Za, kalau kita menculikanya yang ada kita malah masuk penjar

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status