Share

Dipaksa Menikah!

Author: She Sheila
last update Last Updated: 2024-01-23 15:45:30

"Ada apa?" tanya Clara dengan mata bengkak sisa menangis semalam.

Setelah mengantar sang ayah ke peristirahatan terakhir, ia terus mengurung diri di dalam kamar. Makanan yang datang ditolak, begitu juga tamu yang silih berganti ingin bertemu. Wartawan di depan rumah terus menanti kehadiran putri tunggal Bernardo De Quinn yang malam sebelumnya tertangkap basah tengah menjalin kasih dengan pengawal pribadi sang ayah, sebuah skandal yang menghebohkan jagad raya.

Sesak di dada Clara masih terasa. Marah, sedih dan sesal bercampur menjadi satu, tanpa ada yang membelanya. Biasanya selalu ada ceramah panjang yang menghantuinya setelah berulah. Tapi kini semua sepi, tak akan ada lagi cecar penuh nasihat yang terlontar untuk kebaikan gadis itu. Semua tergantikan dengan rasa bersalah yang membuatnya tak bisa tidur dan makan dengan tenang. Seandainya ia tak pergi saat itu, atau seandainya saja ia setuju bertemu dengan pria pilihan sang ayah, pasti semua akan baik-baik saja.

Masa sulit itu semakin pelik dengan kedatangan Leo dan Amy, adik-adik Bernardo, yang muncul bersama barang-barang pribadinya ke rumah mewah miliknya. Tatapannya tajam, siap menghajar Clara yang belum siap menerima semua kenyataan. Ditambah lagi dengan keberadaan David yang juga duduk di sebelah sofa kosong.

"Kita harus bicara!" kata Leo seraya menunjuk sofa kosong di hadapannya.

Langkah gontai Clara menunjukkan betapa lelahnya ia menghadapi semua ini. Hidup enggan, mati pun tak mau, begitulah kira-kira perasaan yang tengah melandanya. Karena hidup tak lagi seindah dulu.

"Akibat ulahmu kemarin, perusahaan harus menderita kerugian, kau tahu itu bukan?" tanya Leo langsung pada intinya. Clara pun mengangguk setuju, karena begitulah kenyataannya. "Maka dari itu, perusahaan meminta aku bertindak untuk menyelesaikan ini semua!" katanya yang langsung membuat keponakannya mengernyit.

"Bertindak? Memangnya apa yang akan Paman lakukan?" tanyanya bingung.

Amy menghela napas kesal. Wanita 45 tahun itu terlalu gemas melihat tingkah keponakannya yang sama sekali tak merasa bersalah dengan kejadian itu. Padahal ada pundi-pundi rupiah dan juga satu nyawa yang harus melayang karena ulahnya.

"Ya tentu saja menikah dengannya! Memangnya kau pikir apa lagi? Masalah ini tak akan selesai sampai kau menikah dan membersihkan nama baik De Quinn!" jawab Amy yang kini mulai meninggikan suaranya. "Jangan berlagak bodoh, kami tahu kalau kalian pasti melakukannya, kan!" katanya menunjuk wajah tampan yang hanya menunduk dalam penuh penyesalan.

Gadis itu terhenyak mengetahui bahwa cerita malam itu tak lagi menjadi rahasia keduanya. Ditambah lagi dengan permintaan kedua adik ayahnya yang tak pernah disangka. Bukannya tak ingin  menikah, tapi Clara belum mau menikah dalam waktu dekat. Apalagi dengan pria yang tak pernah sekalipun mampir dalam bayangan akan menjadi pasangannya.

"Tapi a-aku... Aku tak mau menikah dengannya! Masih ada banyak cara untuk menyelesaikan masalah ini tanpa pernikahan!" tolaknya tegas.

Clara beranjak dari tempat duduknya, enggan membahas masalah yang ia sendiri tak tahu jalan keluarnya. Menghindar adalah satu-satunya cara yang mampu untuk dilakukannya saat ini. Karena otaknya belum bisa berpikir jernih. Namun, baru berdiri, David sudah menahan tangan gadis itu untuk tetap di tempat. Pria itu beranjak, matanya tajam, memaksa untuk bisa bicara.

"Saya akan menikah dengan Nona Clara!" katanya penuh penekanan. Maniknya menatap Clara sungguh-sungguh. "Kami akan mempertanggung jawabkan semuanya dan berjanji untuk menyelesaikannya segera!" tambahnya penuh percaya diri.

Gadis itu terhenyak untuk kesekian kalinya. David yang sejak tadi diam, mendadak buka suara dengan hasil yang tak pernah ia duga. Keputusan sepihak itu sama sekali tak didiskusikan terlebih dahulu dengannya selaku calon istri.

"Tuan David, kau..."

"Aku setuju! Akan ku atur waktu dan tempatnya, setelah itu kalian segera temui wartawan untuk membersihkan nama perusahaan!" kata Leo sumringah. "Dan satu lagi, kami berdua akan tinggal di sini untuk mengawasi kalian!" tambahnya sebelum benar-benar pergi.

Pria itu menepuk lengan keponakan dan calon keponakannya dengan senang hati. Kakinya melangkah pergi bersama Amy yang membuntuti penuh senyum kemenangan. Semua masalah selesai dalam satu kali duduk tanpa perdebatan seperti yang ia sangka.

"Apa yang kau lakukan?" teriak Clara begitu melihat paman dan bibinya pergi.

"Sssst!" seru David menahan mulut Clara dengan tangannya. Pria itu memberi petunjuk agar gadis itu diam dan tenang. Sementara satu tangannya menunjukkan selembar kertas yang ia simpan di dalam saku.

"A-apa ini?" tanya Clara bingung.

Kertas yang ada di tangannya itu nampak baru, terlipat dengan rapi dengan kepala surat yang jelas menunjukkan sebuah rumah sakit swasta tempat sang ayah mengembuskan napas terakhir. Manik abu itu bergerak cepat membaca isi surat yang membuatnya penasaran.

"Ayah meninggal karena serangan jantung," katanya membaca kesimpulan di akhir tanpa tanda tanya, karena ia tahu betul penyakit itu sudah lama bersarang di tubuh Bernardo.

Namun David menggeleng pelan. Tangannya menunjuk satu kesimpulan lain. Ada satu  jenis obat yang ditemukan dalam tubuh Bernardo yang menjadi pemicu serangan jantung terjadi. Sayangnya Clara menggeleng tanda tak paham.

"Ini adalah insulin, obat yang biasanya digunakan untuk penderita diabetes!" jawab David tanpa perlu mendengar pertanyaan dalam kepala nona mudanya.

Kening Clara mengernyit seketika. Ia tahu ayahnya penderita jantung, namun tak pernah ia tahu bahwa Bernardo juga penderita penyakit gula.

"Ayahku tak memiliki riwa..."

"Aku tahu!" potong David. Sebagai pengawal Bernardo yang lebih lama bersama sang tuan, ia kenal betul semua makanan, obat, kebiasaan, hingga penyakit yang sedang diderita pria tua itu. "Bukankah ini aneh? Tuan Bernardo tak memiliki penyakit diabetes tapi dia mengkonsumsi insulin," katanya memperjelas semua kecurigaan itu.

Clara berpikir keras, coba menghubungkan semua kejanggalan pada kematian sang ayah yang cepat tanpa aba-aba. Ia bahkan tak sempat bertemu dengan cinta pertamanya. Pertemuan terakhir hanya terjadi ketika sang ayah sudah terbujur kaku, tepat sebelum dilakukan penutupan peti untuk selamanya.

"Dari mana kau mendapatkannya? Kita harus tanyakan ini pada paman dan bibiku! Mereka yang...."

"Clara, stop!" David menarik tangan Clara dan menahannya sekuat tenaga. Kedua lengan kecil itu direngkuhnya erat, dengan wajah saling berhadapan. Matanya menangkap bayangan gadis kecil yang sendiri, ketakutan tanpa penguat di sisinya. "Tidakkah kau lihat bahwa mereka hanya memanfaatkanmu? Mereka hanya menggunakan kita sebagai alat penghilang masalah dan kembali mengeruk harta ayahmu!" katanya membuka mata anak semata wayang yang hilang arah.

"Paman dan Bibiku tak mungkin melakukan itu!" tegasnya tak terima atas tuduhan David.

Namun pria itu menggeleng dengan tegas. Ditunjukkannya hasil tes darah miliknya yang diambil tepat setelah keduanya pulang ke rumah. 

"Kita berdua dijebak! Ada yang menaruh obat perangsang di minuman kita!" katanya membongkar semua rahasia yang disembunyikan rapat-rapat. "Membuatmu menikahiku adalah caranya menunrunkan kualitasmu sebagai pewaris, karena aku hanyalah seorang pengawal!" tambahnya yang menyusun semua alibi yang masuk akal.

Tubuh ramping itu terduduk lemas, tak sanggup lagi berpikir. Otaknya mau pecah menghadapi dua orang keluarga yang nyatanya hanya ingin mengeruk harta peninggalan sang ayah. Belum lagi dirinya yang kini akan menikah dengan seorang pria yang tak pernah ia cinta.

"Lalu aku harus apa? Aku tak punya siapa-siapa di sini! Ayahku sudah tak ada!" katanya seraya menunduk dalam tangis.

David merendah, ia berjongkok di depan Clara menarik tubuh itu ke dalam pelukan sambil berbisik, "Aku akan membantumu membongkar semua kebusukan mereka!"

***

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Jebakan Ranjang Nona Muda   Clara Si Pemberani

    "Jadi apa yang harus aku katakan pada mereka?" tanya Clara yang sudah mondar-mandir sejak tadi.David membaca berkas yang sempat terlewat kemarin. Karena buru-buru pulang, ia mengambil keputusan tanpa pikir panjang. Dan akibatnya, hari ini ada sekelompok masyarakat yang melakukan demo di depan gerbang pabrik, hingga keduanya harus melalui pintu samping.Clara mengintip lewat jendela ruangannya. Matanya terkejut mendapati peserta demo yang semakin banyak. Sebagian dari mereka menuntut pencabutan keputusan pemecatan untuk beberapa orang, termasuk Ratna yang ternyata juga merupakan salah seorang putri daerah. Ialah alasan dari kegiatan demo kali ini."Tunggulah sebentar lagi, kita keluar setelah ada pihak kepolisian."Namun Clara langsung mengambil posisi di samping suaminya. Hatinya tak tenang, karena ini adalah pertama kalinya ia berhadapan dengan segerombolan orang yang tak dikenal. Bukan hanya itu, sikap anarkis dan teriakan penuh makian menggambarkan dengan jelas bagaimana kepribadi

  • Jebakan Ranjang Nona Muda   Saling Tuduh

    "Mobil sudah siap, kita berangkat sekarang!" teriak David dari luar kamar.Satu kalimat dari pria itu membuat Clara tersentak. Gadis itu diam untuk beberapa saat. Sejak semalam sikap mereka menjadi canggung. Lebih tepatnya sejak ciuman yang didaratkan suaminya itu tanpa aba-aba.Tentu saja itu bukan ciuman pertama mereka. Namun kali ini begitu membekas karena David membuat permainan mereka semakin dalam dan nyaris terjadi hal-hal yang tak diinginkan. Beruntung keduanya masih cukup sadar diri.Gara-gara perbuatannya, David harus menerima takdir untuk tidur di luar. Ya, Clara mengusirnya dan melarang pria itu untuk tidur di kamar yang sama dengannya. Karena ia butuh istirahat dan melihat wajah suaminya membuatnya semakin tak bisa tidur."Aku turun!" katanya seraya bergerak untuk memulai hari.Dengan satu set pakaian kantor yang rapi, Clara pergi bersama David. Hanya mereka berdua tanpa ditemani sopir. Keduanya sepakat untuk bersama menjalankan tantangan dari Leo. Sehingga intensitas di

  • Jebakan Ranjang Nona Muda   Obat untuk Clara

    "Apa yang terjadi?" tanya David dengan telepon yang tersambung dengan pengeras suara di mobilnya.Pria itu mendengarkan dengan seksama penjelasan demi penjelasan yang diutarakan mantan bawahannya. Kepalanya berdenyut kencang setiap kali sesuatu terjadi pada sang istri. Bukan hanya karena Clara tengah sakit dan beristirahat di rumah, tapi juga karena secara kedewasaan, gadis itu masih cukup muda untuk mengemban tanggung jawab sebesar itu.Kakinya menginjak pedal gas semakin dalam, bersama fokus mata yang tak teralihkan dari jalanan. Tangannya memegangi kepala yang terus memutar otak untuk membuat gadisnya semakin kuat. Bukan untuknya, tapi minimal untuk diri Clara sendiri. Dan itu adalah tugas yang cukup berat bagi David.Clara hidup dengan bergelimang harta dengan jutaan pengawal dan pelayan yang biasa membantunya. Dengan kondisinya kini, ditambah keberadaan Amy dan Leo yang terus merongrong hartanya, maka semua tak akan bisa kembali seperti sedia kala. Gadis itu harus bisa belajar ma

  • Jebakan Ranjang Nona Muda   Ulah Leo

    "Tuan Putriku sedang sakit?" Wajah Leo yang masuk tanpa permisi ke kamar keponakannya mendapat sambutan dingin. Gadis yang masih tergeletak di atas ranjang itu hanya memandang sengit. Tangannya menggenggam ujung bantal, siap melakukan lemparan jikalau pamannya itu mulai menyebalkan."Mau ku panggilkan dokter pribadiku? Atau ku antar ke rumah sakit untuk periksa?" tawarnya dengan senyum yang nampak ramah di luar.Clara memutar matanya malas. Ia sudah tahu betul bahwa kehadiran Leo hanya untuk mengejeknya yang sedang sakit. Tak ada maksud baik di hati pria yang sudah tinggal bersamanya sejak sang ibu meninggalkan rumah. Leo dan Amy berkedok malaikat yang akan menjaga keponakannya yang menderita, tapi kenyataannya tak demikian.Dua orang dewasa itu hadir untuk menjaga harta sang ayah, untuk dimiliki dan dikuasai berdua. Dan saat ini, semua nyaris menjadi nyata. Jika Clara tak segera bangkit dan terus bertumpu pada David yang memang banyak memberikan bantuan."Sudah ku katakan sejak awal

  • Jebakan Ranjang Nona Muda   Sakit Membawa Berkah

    "HATCHI!"Clara memeluk dirinya sendiri bersama selimut tebal di atas kasur empuk. Pendingin ruangan yang biasanya menyala, mendadak padam. Tentu saja karena kondisi sang pemilik yang sedang tak enak badan.Sejak pulang dari restoran, gadis itu langsung membersihkan diri dengan air hangat. Ditambah lagi semangkuk sup hangat dan secangkir teh yang nampaknya belum cukup mengobati rasa dingin yang semakin menusuk tubuhnya. "Kau yakin tak ingin ku antar ke rumah sakit?" tawar David yang masih bertahan dengan sofa empuk di ujung ranjang.Jarak keduanya memang tak terlalu jauh. Tapi keduanya masih setia untuk menjaga privasi masing-masing dengan pisah ranjang. Selain untuk menjaga diri, juga untuk meyakinkan bahwa semua hubungan ini hanya sebuah kesalahan yang diawali dengan ulah licik seseorang."I'm okay!" katanya dengan jari telunjuk dan jempol yang membentuk lingkaran pertanda ia masih baik-baik saja.Namun tak demikian yang dilihat oleh David. Mata istrinya berair, dengan ingus yang m

  • Jebakan Ranjang Nona Muda   Mengenal David

    "Jadi ayahku yang membiayai sekolahmu?" tanya Clara tak percaya. Cangkir di tangannya bergetar hebat, saking bingungnya dengan semua kebaikan sang ayah yang tak pernah ditunjukkan pada putri semata wayangnya.Sebagai anak, Clara merasa begitu tak tahu diri. Bukan hanya dalam hal berbakti, tapi juga mengetahui sifat dan sikap sang ayah, yang sebenarnya. Semua kebaikan yang dilakukan Tuan Bernardo hanya bisa ia dengar tanpa pernah ia ketahui dengan mata kepalanya sendiri.Seperti yang sudah diterima oleh David. Semenjak lepas dari pekerjaan pengawalnya yang lama, pria itu ternyata sudah direkrut oleh sang ayah dan langsung disekolahkan kembali. Pria yang kala itu masih menjadi karyawan baru, mendapatkan banyak sekali keuntungan yang bisa saja dimanfaatkan menjadi tak baik.Namun David yang pada dasarnya memang ingin menuntut ilmu membuat kepercayaan Bernardo semakin besar. Tak hanya itu, suami dari Clara De Quinn itu terus setia, kapanpun dan di mana pun sang ayah berada. Belum cukup sa

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status