Home / Romansa / Jerat Cinta Sang Mafia / Bab 2. Sarang Musuh

Share

Bab 2. Sarang Musuh

Author: Kalendra
last update Last Updated: 2025-05-14 16:11:04

“Wanita ... agen itu seorang wanita,” jelas Knight dengan suara rendah. Kening The Midas mengernyit perlahan sebelum cengiran nakal terukir di bibirnya.

“Cantik? Seksi? Atau ... menantang?” Knight sedikit mengedikkan bahu.

“Aku dengar dia adalah manajer keuangan di Winston Corporation.” The Midas menaikkan sedikit dagunya dengan angkuh mengangguk samar.

“Lalu siapa namanya?” tanyanya kemudian.

“Eleanor Morris,” jawab Knight tenang. The Midas kembali menaikkan seringainya lagi.

“Kita ke Wilson sekarang.”

Sementara itu, suasana di Winston Corporation berlangsung sama saja bagi salah seorang staf magang di divisi keuangan. Dia akan menghadapi hari-hari biasa dengan manajer galak yang siap memarahinya kapan pun ia berbuat kesalahan.

“ANGELA!” bentak manajer keuangan Eleanor Morris pada salah staf analisnya yang bernama Angela Terrel. Angela tersentak dan buru-buru memperbaiki letak kaca matanya. Ia berbalik dengan wajah mulai pucat karena hardikan dari atasannya tersebut.

“Apa yang kamu lakukan di sini? Aku bilang jangan terlalu lama berada di mesin fotokopi!” sang manajer masih memarahi Angela. Angela menundukkan kepalanya. Ia memang paling lemah jika soal mengutak-atik mesin fotokopi. Tidak hanya itu, Angela sudah satu jam berkutat dengan dokumen yang harus ia perbanyak untuk meeting satu jam lagi.

“M-Maafkan aku, Nyonya Morris. Mesin fotokopinya terhenti dan aku tidak tahu caranya membuatnya kembali beroperasi.” Angela mengaku takut-takut.

“Rapatnya akan segera dimulai, Angela. Dan kamu masih di sini! Apa kamu tahu jika Tuan Winston sedang menunggu di dalam?” Eleanor menghardik lagi makin keras sembari melotot dan berkacak pinggang pada Angela. Angela jadi meringis kebingungan dan hanya bisa menundukkan kepalanya.

“M-Maafkan aku ....”

“Dasar bodoh! Ayo masuk sana dan lakukan tugasmu. Apa kamu sengaja supaya reputasiku jadi buruk dan aku akan dipecat?” Angela langsung menggelengkan kepalanya.

“Tidak, Nyonya Morris,” jawab Angela pelan. Pundaknya lalu didorong agar ia berjalan lebih cepat. Buru-buru Angela mengambil dokumen yang telah ia gandakan untuk menjadi bahan pada rapat yang akan berlangsung.

“Ayo cepat!” Eleanor sudah melotot mendorong Angela agar segera masuk ke dalam ruangan rapat. Beberapa manajer sudah menempati kursi mereka dan Angela masuk langsung membagikan kertas hasil analisanya pada masing-masing peserta rapat.

Angela seharusnya menggandakan dengan cukup, namun sayangnya mesin itu macet sebelum selesai. Terpaksa Angela memberikan miliknya untuk sang CEO, Malcom Winston.

Malcolm masuk ke dalam ruangan rapat itu bersama adik perempuannya Summer Winston. Jika kakaknya, Malcolm adalah pimpinan Winston Construction, maka Summer adalah direktur teknis dan perencanaan. Dengan langkah angkuh dan dengusan sinis, Summer melewati Angela yang secara otomatis memundurkan posisinya. Angela hanya menunduk saja dengan kedua tangan terkait dan berada di depan tubuhnya.

“Apa semua sudah siap?” tanya Malcolm sambil lalu. Eleanor langsung maju untuk menjawab pertanyaan Malcolm. Dengan semangat dan gaya sedikit centil, Eleanor menghampiri Malcolm dan menjawab.

“Semuanya beres, Pak. Anda bisa memulai rapatnya, semua peserta rapat sudah hadir.” Eleanor langsung mendadak ramah pada Malcolm yang bahkan tidak menoleh padanya. Malcolm hanya mengangguk saja lalu melirik pada Angela yang berdiri di belakang Eleanor. Hanya Angela yang tidak duduk di dalam ruangan itu meski ia adalah bagian yang paling penting dari tim.

“Kita mulai. Kita sudah mendapatkan kontrak tender untuk pembangunan hotel yang akan melengkapi pembangunan stadion baru football. Sekarang aku butuh analisa keuangan dan keuntungan yang bisa kita peroleh dari proyek besar ini ....” Malcolm mulai bicara pada para manajernya.

Sudah menjadi kewajiban Eleanor untuk melakukan presentasi dan menganalisis. Sayangnya sekalipun ia seorang manajer namun yang menyusun analisis dan perencanaan keuangan justru Angela. Angela-lah yang membuat skema pembiayaan dan perencanaan keuangan sehingga menjadikan Winston Construction memenangkan mega tender pembangunan hotel tersebut.

“Untuk seluruh perencanaan serta skema keuangannya telah aku susun sendiri dan aku sajikan dalam laporan yang kalian Anda lihat sekarang, Pak.” Eleanor masih terus bicara dengan sikap yang super ramah pada Malcolm yang tengah membaca dokumen yang ia pegang.

“Apa yang ini sudah dikirimkan padaku?” Malcolm bertanya.

“Sudah, Pak.” Eleanor lantas mengakui tanpa bertanya terlebih dahulu pada Angela. Angela yang mendengar ikut melotot. Ia belum mengirimkan hasil analisisnya karena lupa dan terlalu sibuk dengan mesin fotokopi itu.

Malcolm langsung memeriksa tabletnya lalu mengernyit. Ia tidak menemukan sama sekali yang dicarinya.

“Apa kamu sedang mempermainkan aku, Morris? Mana filenya?”

Sontak Eleanor berbalik menoleh ke belakang lalu melotot pada Angela. Angela yang kebingungan hanya bisa meringis ketakutan. Malcolm tampak kesal pada manajernya yang terbukti berbohong itu.

“Angela!” Eleanor mendesis dan melotot. Rasanya ia ingin menelan Angela hidup-hidup.

“A-Aku akan mengirimkannya sekarang!” ucap Angela lantas dengan panik buru-buru keluar dari ruangan tersebut bahkan tanpa permisi pada Malcolm dan atasannya Eleanor. Dengan marah, Malcolm membanting dokumen yang dipegangnya di atas meja.

“Apa kamu menyuruh Angela lagi yang melakukan pekerjaanmu?” tukas Malcolm dengan kening mengernyit kesal. Eleanor lantas tersenyum aneh sambil mencoba menenangkan atasannya itu.

“Begini, Pak. Aku sudah melakukan semua analisisnya seperti yang Anda minta dan Angela hanya bertugas mengirimkannya padamu ....”

“Cukup, Nyonya Morris. Kamu terlalu banyak berbohong padaku. Aku tahu jika Angela adalah yang mengerjakan semua analisisnya, iya kan?” Malcolm masih memarahi manajernya.

“Itu tidak benar, Pak!”

Pintu terbuka tiba-tiba dengan beberapa pengawal mulai mencoba menghalangi seseorang untuk masuk. Malcolm lantas berdiri dari kursinya begitu pula dengan peserta rapat lainnya.

“Tuan!” salah satu pengawal memanggil Malcolm. Tidak ada yang bisa menghalangi Knight Hugo yang sedang menodongkan senjata. Di belakangnya Gabriel Leon alias The Midas masuk ke dalam ruang rapat itu dengan raut dingin.

“Oh ternyata tamu tidak diundang.” Malcolm menyeletuk dengan keangkuhannya. Ia berjalan menghampiri Gabriel yang juga ikut berjalan ke arahnya sehingga mereka bertemu di tengah.

“Wow, apa kau sedang merayakan kemenanganmu, anak kecil?” ejek Gabriel dengan suara baritonnya yang dalam. Malcolm terkekeh mengejek lalu menggelengkan kepalanya.

“Apa yang kau lakukan di sini, The Midas? Bukankah kau sudah mendengar pengumumannya. Atau belum tahu jika kau sudah kalah?” Malcolm balik menyerang Gabriel. Gabriel menaikkan ujung bibirnya pada Malcolm lalu mengangguk sambil melihat ke seluruh ruangan. Matanya mendarat pada Summer yang menyiratkan senyuman angkuh sekaligus menggoda padanya. Gabriel kembali menoleh pada Malcolm.

“Aku tahu jika kau sama saja dengan Ayahmu. Jadi ini adalah perang, oke ... aku akan memenuhi keinginanmu.” Gabriel mulai mengancam Malcolm yang tidak terlihat gentar sama sekali.

“Apa yang bisa kau lakukan selain menggertak The Midas? Mungkin sekalian kau harus mengganti namamu saja karena sentuhanmu sudah tidak lagi membawa keberuntungan untuk perusahaanmu sendiri, hahaha!” Malcolm tertawa mengejek Gabriel yang masih menahan diri tidak mematahkan leher Malcolm.

“Kau bukan lawan yang sepadan denganku, anak kecil. Aku bisa mematahkan lehermu dengan satu tanganku.” Gabriel menggeram tertahan namun wajahnya masih menyeringai.

“Tidak perlu capek-capek mengancamku. Aku bukan anak kecil yang bisa kau takut-takuti, Gabriel. Kau mengenalku dengan baik seperti aku juga.”

Gabriel lantas menaikkan lagi ujung bibirnya lalu mendekat dengan raut murka yang tertahan.

“Jangan terlalu senang. Saat aku menemukan siapa yang memenangkanmu, akan kuhancurkan dia.” Gabriel mengancam Malcolm yang perlahan kehilangan senyumannya. Kedua alis Gabriel naik bersamaan dan kini pandangannya pindah menatap Eleanor lalu pada seluruh manajer yang ada di ruangan itu.

“Siapa di antara kalian yang membuat analisis perencanaan keuangan untuk proyek hotel itu?”

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Jerat Cinta Sang Mafia   Bab 59. Langkah Ceroboh

    Malcolm mengira jika adiknya Summer pulang semalam. Saat ia masuk ke kamar Summer dan ia tidak ada, Malcolm kini mulai panik.“Mana Summer?” tanya Malcolm pada salah satu pelayan.“Nona Summer belum pulang dari semalam, Tuan.”“Apa?”Malcolm mendengus kesal lalu menyuruh pelayan itu pergi. Ia turun sambil membawa ponselnya. Malcolm segera menelepon Summer tapi ponselnya mati.“Ke mana dia?” Malcolm menggerutu pelan. Ia turun ke bawah dan melihat Angela baru saja keluar kamar hendak berangkat bekerja. Malcolm segera menghampiri Angela saat ia masih sibuk melihat isi tasnya.“Kamu mau ke mana?”Angela terkesiap kaget dan menaikkan pandangan pada Malcolm. Ia tersenyum canggung. “Aku mau pergi ke kantor, Tuan.”“Kantor apa? Pengacara Dirk Hoffman?” Angela masih tertegun lalu ia mengangguk.“Kalau begitu kamu bisa mengundurkan diri dari

  • Jerat Cinta Sang Mafia   Bab 58. Pengakuan

    Enrique menemani Summer yang memilih check in di sebuah hotel dari pada pulang ke rumah. Ia belum bertanya apa pun termasuk hal yang membuat Summer menangis.“Kamu akan menginap kan?” Summer langsung bertanya tanpa basa-basi. Seolah ia dan Enrique adalah teman baik, Summer seperti bebas bicara apa saja pada detektif itu.Enrique terkesiap mendengar pertanyaan seperti itu. Ia terkekeh aneh dan menggeleng. “Aku harus kembali bekerja. Aku harus lembur.”Summer langsung memajukan bibirnya. Ia berubah kesal saat Enrique tidak mau menemaninya.“Lalu untuk apa kamu mengantarkan aku?” hardiknya kesal.“Bukankah kamu yang meminta?” Enrique dengan polosnya bertanya.“Bukan berarti kamu bisa pergi seenaknya!” Summer langsung mengambek pada Enrique yang tidak mengerti. Enrique berkacak pinggang dengan perasaan dongkol. Summer sering kali membuatnya kesal tapi belakangan ia malah akrab dengan ga

  • Jerat Cinta Sang Mafia   Bab 57. Menghentikanmu

    Summer dengan kesal berjalan sendiri mencari taksi. Mobilnya sudah dibawa pulang oleh pengawal Malcolm saat kakaknya itu datang menjemput. Dengan kesal dan air mata yang menggantung, Summer masuk ke dalam taksi.“Nona ....”“Jalan saja, nanti akan kuberitahu berhenti di mana!” ucap Summer langsung memotong. Sopir taksi itu pun menjalankan mobilnya. Sedangkan Summer hanya memandang ke arah luar seraya menyeka air matanya. ia sangat kecewa pada Malcolm yang hanya bisa membuatnya merasa tak berguna sama sekali. Bahkan seumur hidupnya, Summer hanya akan dianggap seperti anak kecil manja yang tidak memiliki kemampuan apa pun selain menghabiskan kekayaan orang tuanya.“Memangnya siapa yang peduli padaku?” gumamnya pelan dengan rasa sedih.Belum ada beberapa menit, Summer lantas mengambil ponselnya lalu menelepon Enrique. Entah mengapa, hanya polisi itu yang terlintas di kepalanya.Enrique hampir sampai ke kantor Polisi

  • Jerat Cinta Sang Mafia   Bab 56. Bukan Kakak Sempurna

    Enrique segera pulang setelah menahan The Midas di kantor polisi. Entah mengapa, ia jadi cemas pada Summer. Gadis itu berencana untuk kembali ke rumahnya setelah beberapa hari menginap di apartemen Enrique dan Isabella. Saat mengetuk pintu, Isabella yang membuka pintunya.“Hei, kamu sudah pulang?”“Iya. Mana Summer?” Enrique langsung bertanya pada Isabella begitu ia melangkah masuk.“Dia sudah pergi.”“Apa!” Enrique menyahut dengan kaget. Isabella hanya mengedikkan bahunya lalu mendekat pada kakaknya itu dan masuk ke ruang tengah yang juga merupakan ruang tamu mereka. Enriwue pun mengekori Isabella yang duduk di sofa.“Iya, Tuan Malcolm menjemputnya satu jam yang lalu.”Kening Enrique mengernyit mendengar hal tersebut. Hari sudah cukup malam dan Summer pergi tanpa mengatakan apa pun pada Enrique.“Ada apa, Erik?” Isabella bertanya dengan sedikit penasaran. Enrique

  • Jerat Cinta Sang Mafia   Bab 55. Tanpa Ketenangan

    Setelah memeluk Nina, Angela langsung keluar dari mobil ibunya. Ia tidak menoleh lagi ke belakang. Sedangkan di dalam mobil, Nina menggenggam erat setir sambil berusaha menenangkan detak jantungnya. Pertemuan dengan Angela dengan Gabriel akan membuatnya memiliki alasan mengakhiri keterlibatan Angela pada permusuhan perusahaan Winston dengan Gabriel Leon.Saat Angela masuk ke dalam, seorang pelayan yang membukakan pintu baginya. “Terima kasih,” ucap Angela sambil tersenyum.Begitu langkah kakinya menginjak ruang tengah, seseorang datang. Sosok tinggi dan berwibawa berdiri di ambang pintu, tubuhnya tegak dalam setelan jas gelap yang terlalu formal untuk sekadar menyambut seseorang pulang."Angela," panggil Alexander itu. Suaranya dalam dan dingin, seolah tak menyiratkan kerinduan seorang ayah.Angela menghentikan langkahnya. Raut wajahnya tetap tenang, nyaris beku. Ia menundukkan kepala sekilas, cukup untuk memberi kesan hormat, tapi tak sedikit

  • Jerat Cinta Sang Mafia   Bab 54. Musuh Yang Mengintai

    Knight mengawal Gabriel dengan santai keluar dari rumah sakit setelah bertemu dengan Angela. Saat Langkah mereka bergema pelan di area parkir bawah tanah rumah sakit. Knight dan Gabriel baru saja tidak lagi membicarakan Angela setelah mereka keluar. Namun, suasana tenang itu segera terusik saat Knight tiba-tiba menghentikan langkahnya.“Tunggu sebentar,” ucap Knight dengan nada rendah.Gabriel menghentikan langkahnya, lalu berbalik dengan kening mengernyit. “Ada apa?”Knight menunjuk ke arah sebuah mobil sedan hitam yang terparkir di beberapa meter dari mereka. Matanya tajam mengamati pelat nomor dan bodi kendaraan itu.“Aku rasa aku tahu mobil itu,” katanya pelan. Gabriel ikut memperhatikan lalu menoleh pada sekitarnya. Parkiran cukup sepi meski beberapa paramedis berlalu lalang.Gabriel mengikuti arah pandangnya. “Menurutmu ini milik siapa? Rasanya tidak ada yang aneh.”“Mobil itu milik Malcolm Winston, kurasa,” ujar Knight tegas. “Aku yakin. Aku pernah melihatnya beberapa kali di W

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status