Share

Bab 18

Author: Vaa_Morn
last update Last Updated: 2025-12-24 23:18:05

ADRIAN NATHANIEL ANDERSON.

Adrian Nathaniel Anderson berdiri dengan punggung lurus, tangan bersedekap di depan dada. Mantel hitamnya menyatu dengan gelap malam, nyaris tak membedakan tubuhnya dari bayangan pepohonan di sekeliling. Wajahnya datar. Tidak ada ekspresi berlebih. Tidak ada gestur yang sia-sia.

Orang-orang yang mengenalnya tahu satu hal:

Adrian bukan pria yang banyak bicara—tapi setiap katanya adalah perintah.

“Jam?” tanyanya singkat.

“00.47,” jawab Luke tanpa melihat jam lagi. “Masih sesuai jadwal.”

Di hadapan mereka, area hutan itu telah disulap menjadi titik transaksi sementara. Lampu mobil dimatikan. Hanya senter kecil dan cahaya bulan yang terhalang awan yang memberi penerangan seadanya. Peti-peti besi dibuka satu per satu.

Zayn berjongkok di dekat kontainer, membuka segel, mengecek isi dengan cepat dan teliti.

“Model terbaru. Kaliber sesuai permintaan. Jumlah lengkap.”

Adrian mengangguk sekali. “Rute keluar?”

“Aman, Tuan. Untuk jalur barat,” jawab Zayn. “Tidak ada pe
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Jerat Mafia Tampan   Bab 18

    ADRIAN NATHANIEL ANDERSON. Adrian Nathaniel Anderson berdiri dengan punggung lurus, tangan bersedekap di depan dada. Mantel hitamnya menyatu dengan gelap malam, nyaris tak membedakan tubuhnya dari bayangan pepohonan di sekeliling. Wajahnya datar. Tidak ada ekspresi berlebih. Tidak ada gestur yang sia-sia.Orang-orang yang mengenalnya tahu satu hal:Adrian bukan pria yang banyak bicara—tapi setiap katanya adalah perintah.“Jam?” tanyanya singkat.“00.47,” jawab Luke tanpa melihat jam lagi. “Masih sesuai jadwal.”Di hadapan mereka, area hutan itu telah disulap menjadi titik transaksi sementara. Lampu mobil dimatikan. Hanya senter kecil dan cahaya bulan yang terhalang awan yang memberi penerangan seadanya. Peti-peti besi dibuka satu per satu.Zayn berjongkok di dekat kontainer, membuka segel, mengecek isi dengan cepat dan teliti.“Model terbaru. Kaliber sesuai permintaan. Jumlah lengkap.”Adrian mengangguk sekali. “Rute keluar?”“Aman, Tuan. Untuk jalur barat,” jawab Zayn. “Tidak ada pe

  • Jerat Mafia Tampan   Bab 17

    Keysha menatap langit-langit kamar tanpa benar-benar melihatnya.Lampu temaram menggantung diam. Tidak ada suara selain dengung pendingin ruangan yang konstan, terlalu stabil untuk menenangkan. Ia sudah berbaring cukup lama, namun tubuhnya tak juga menemukan posisi yang nyaman. Seolah ada sesuatu yang tertinggal di bawah kulitnya—bukan sakit, bukan gelisah, hanya… tidak selesai.Ia menghela napas, lalu tertawa kecil.Pendek. Hambar. Seperti refleks.“Lucu,” gumamnya pelan, entah pada siapa.Padahal tidak ada yang lucu.Keysha menggeser tubuhnya, memiringkan badan, lalu duduk di tepi ranjang. Tangannya terlipat di pangkuan, rapi, seperti kebiasaan lama yang terbentuk bahkan ketika ia sendirian. Benar... Ia selalu rapi saat sendirian. Selalu terkendali. Kebiasaan itu terbentuk jauh sebelum ia kembali menemukan keluarganya—saat dunia hanya berisi dirinya sendiri, dan tidak ada ruang untuk berantakan meski dunia mengecamnya.Ia hidup sendiri terlalu lama untuk terbiasa bergantung pada o

  • Jerat Mafia Tampan   Bab 16

    Langkah Keysha baru saja kembali menyentuh lantai ballroom, ketika sebuah suara memanggil namanya dengan nada yang terlalu familiar dan terlalu panik. “Keysha!” Ia menoleh. Sebastian sudah berlari ke arahnya, jasnya sedikit terbuka, langkahnya tergesa hingga nyaris menabrak beberapa tamu yang sedang berbincang. Wajah pria itu jelas tidak tenang. Napasnya sedikit memburu ketika akhirnya berhenti tepat di hadapan Keysha, dadanya naik turun seolah baru saja menahan napas terlalu lama. “Kamu dari mana saja?” tanya Sebastian cepat. “Kamu bikin Kakak khawatir.” Keysha tidak langsung menjawab. Ia berdiri diam, cukup lama. Terlalu lama untuk ukuran orang yang seharusnya hanya menjawab pertanyaan sederhana. Seolah kalimat itu perlu waktu untuk benar-benar sampai ke kesadarannya. Suara musik, tawa kecil para tamu, dan denting gelas di sekeliling mereka bahkan terasa menjauh, berubah menjadi dengung samar yang tidak lagi ia perhatikan. "Kenapa diam saja? Apakah ada yang jahat dengan ka

  • Jerat Mafia Tampan   Bab 15

    Keysha tidak benar-benar tahu sejak kapan tangannya berada dalam genggaman Adrian.Yang ia tahu, langkahnya sudah terlalu jauh dari keramaian ballroom dan taman yang tadi sempat ia pijak. Keysha baru sadar, ini bukan arah ke meja prasmanan tambahan.Koridor itu lebih sunyi. Lampu temaram. Karpet tebal meredam suara langkah. Dan Adrian, dengan wajah datarnya, serus berjalan seolah membawa sesuatu yang sepenuhnya wajar.Padahal jelas tidak.Adrian memastikan satu hal sebelum membuka pintu ruangan di ujung lorong itu: tidak ada satu pun anggota keluarga Dominic yang melihatnya membawa bungsu mereka menjauh dari pesta.Pintu tertutup rapat di belakang mereka.Keysha berkedip."Kenapa ke sini? Nggak beneran berniat ambil ginjalku kan?" tanya Keysha konyol, "Padahal aku tadi hanya bercanda.""Bodoh." hanya itu jawaban Adrian, kemudian mempersilahkan Keysha untuk berjalan lebih dulu.Dalam sekejap, Mata Keysha langsung berbinar ketika melihat meja panjang di tengah ruangan. Hidangan tertata

  • Jerat Mafia Tampan   Bab 14

    ADRIAN NATHANIEL ANDERSON.Pria berusia 28 tahun, kaya raya, tampan, lajang, membosankan dalam urusan perasaan.Hidupnya berjalan rapi seperti laporan keuangan yang selalu lolos audit. Bangun pagi dengan jadwal tetap, bekerja dengan presisi, pulang tanpa cerita. Tidak ada ruang untuk spontanitas, apalagi romansa. Senyum baginya hanyalah formalitas sosial, bukan kebutuhan emosional.Ia dikenal publik sebagai pewaris Anderson Group yang dingin, irit bicara, dan sulit ditebak. Di dunia bisnis, itu disebut kelebihan. Tapi di dunia sosial, itu bahan gosip yang cukup membuat orang-orang berani melakukan majas hiperbola. Salah satunya adalah gosip yang menyebutkan bahwa Adrian lebih menyukai pria.Rumor itu tumbuh subur dan selalu menjadi perbincangan para pihak.“Selamat malam,” ucap Adrian, suaranya rendah dan mantap. “Terima kasih telah meluangkan waktu untuk hadir.”Ini contohnya. Terlalu datar untuk dikatakan dia sedang beramah tamah dan bersosialisasi dengan orang lain. Hingga rumor di

  • Jerat Mafia Tampan   Bab 13

    Keysha benar-benar merasa berhadapan dengan orang yang salah. Tubuhnya mendadak lemas, tapi bukan karena media atau kamera lagi. Kini dia sudah tidak gugup dan cemas dengan tanggapan orang lagi, meski ini adalah pertama kali dirinya di kenal publik pasca hidupnya tiba-tiba berubah drastis. Keysha mengkhawatirkan hal lain. Apalagi dari semua yang terjadi adalah ternyata dia berurusan dengan penerus Anderson. Dan ini adalah acara bisnis milik Anderson. Yang katanya saingan Dominic. Yang katanya setiap kali ada Dominic dan Anderson, di sana ada peperangan sengit. Keysha jadi merinding sendiri sekarang. "Aku sudah bertanya kepada Ayah. Katanya, untuk beberapa bulan ini, kita tidak terlalu berurusan dengan Anderson. Tidak ada persaingan tender, tidak ada persaingan lain." Sebastian akhirnya datang lagi, "Tapi kenapa dia terang-terangan terus mencuri pandang ke arah kita. Apa dia merencanakan sesuatu yang tidak sesuai kode etis?" Kesyha diam, tidak menjawab. Berdiri di belaka

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status