Share

Rayuan Maut Mas Abraham

Hari itu pikiranku berkecamuk hebat. Dalam satu hari banyak sekali informasi yang kudapat. Sedih, kecewa dan entah apalagi perasaan yang bersarang di hati.

Aku kembali ke rumah pukul sebelas malam. Hal itu dikarenakan sikap Mas Abraham yang berubah, sehingga membuatku tak nyaman jika ia masih belum tidur.

Soal kunci rumah, kami punya dua. Satu memang selalu ada di rumah, satu 

lagi menyatu dengan kunci motor.

Biasanya dulu, jika Mas Abraham pulang larut ia tak perlu membangunkan aku untuk sekedar membukakan pintu.

Sebelum sampai rumah, mesin motor sudah kumatikan, sehingga aku menuntunnya untuk masuk ke halaman. Bukan karena hemat bensin tapi agar Mas Abraham tidak terbangun saat aku tiba di rumah.

Aku benar-benar berusaha untuk meredam suara. Terutama saat memutar kunci. Sudah kayak maling saja tingkahku. Bahkan saat memasuki rumah, aku berjalan dengan ujung telapak

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status