Selama ini Timmy masih berusaha lunak, berharap suatu hari nanti, saat ingatan Li Xiao Le benar-benar sudah pulih, kakek Li akan mengembalikan Li Xiao Le padanya.
Tapi sepertinya orang tua itu tak pernah mempunyai itikad baik. Timmy menghela napas dalam. Bagaimanapun Li Xiao Le adalah istrinya. Mana mungkin dia membiarkan laki-laki lain menikahinya? Timmy akan membuat Li Xiao Le mendapatkan ingatannya kembali sebelum pernikahan itu terjadi. "Kalau kita adalah teman, seberapa dekat kita?" Li Xiao Le kembali bertanya setelah melihat Timmy melamun. "Sangat dekat, kita seperti keluarga. Setiap hari kamu selalu berada di rumahku." "Benarkah?" "Benar, bahkan saat aku sedang tidak ada di rumah karena sibuk syuting, kamu tetap berada di rumahku." "Oh, jadi kamu artis?" Alis tebal Timmy kembali mengernyit kala dia membatin, 'Hah, jadi dia tidak tahu jika aku artis?' 'Apa gadis ini tidak pernah nonton televisi atau bagaimana?' 'Apa kakek terlalu mengekangnya dan menutup semua informasi tentangku?' 'Bagaimana cara hidup Li Xiao Le selama dua tahun ini?' Setelah bermonolog dalam hati Timmy hanya bisa mengangguk samar menjawab pertanyaan Li Xiao Le. "Umm … aku senang kamu terlihat sehat sekarang. Setelah kecelakaan, kamu sudah tidak pernah terlihat, aku pikir kamu kembali ke negara I." 'Oh, jadi pria ini tahu juga kalau aku berasal dari negara I. Baiklah, sekarang aku percaya kalau dia adalah temanku.' batin Li Xiao Le. Li Xiao Le merasa lega dan menjawab, "Tidak, aku berada di Hefei dua tahun ini. Hanya saja aku memang tidak pernah keluar dari rumah. Kakek tidak memperbolehkanku. Saat aku keluar bersama kak Jingmi aku juga harus dikawal dengan begitu banyak bodyguard. Sangat menyedihkan, kakek memperlakukan aku seperti kriminal yang hendak kabur dari penjara." "Bukan kriminal. Kamu adalah putri kesayangan jadi sudah sewajarnya kamu harus mendapatkan pengawalan yang begitu ketat." "Iya, aku adalah seorang putri. Putri yang dikekang." Li Xiao Le mendesah kesal. Timmy tertegun, dia bisa menangkap dengan jelas aura ketidakbahagiaan di raut wajah Li Xiao Le saat ini. Sudah pasti kakek Li membatasinya dengan sangat ketat agar perempuan itu tidak kembali padanya. "Umm … ngomong-ngomong, kamu kabur dari pengawalmu, kamu mau pergi ke mana?" Timmy mencairkan suasana yang mendadak sempat membeku. "Entahlah, aku sendiri juga bingung mau pergi ke mana." Li Xiao Le diam sejenak. Ekspresinya datar dengan pandangan kosong menerawang di udara. "Apakah kamu tahu? Sebenarnya ingatanku terganggu setelah kecelakaan dua tahun yang lalu. Aku merasa telah kehilangan sesuatu yang sangat penting, tapi aku tidak tahu apa. Dengan keluar rumah, aku berharap akan menemukan sesuatu yang aku cari." Dada Timmy berdebar. 'Xiao Le, mungkinkah aku yang sedang kamu cari?' Rasa ingin memberitahu bahwa dia adalah suaminya membuncah. Tapi Timmy masih takut, jika dia mengatakan yang sebenarnya, Li Xiao Le akan kembali sakit seperti dulu. Timmy terus menelan saliva mencegah kata itu keluar dari mulutnya. "Oh ya, kamu bilang, kamu adalah teman dekatku, pasti kamu tahu masa laluku. Ceritakan padaku seperti apa aku dulu. Apa saja yang biasa aku lakukan?" ucap Li Xiao Le kemudian. "Kamu adalah vlogger tentu saja kamu sering merekam video, setiap hari kamu juga selalu sibuk dengan produk endorse. Kadang-kadang kamu juga menari saat kamu ingin," terang Tian dengan lancar. "Menari? Kamu juga tahu kalau aku bisa menari? Bahkan kakek dan kak Jingmi saja tidak tahu jika aku bisa menari." Li Xiao Le terkejut mengetahui bakat tersembunyi yang tidak pernah dia tunjukan pada siapapun. Timmy tersenyum enteng dan bergumam dalam hati. 'Bagaimana aku mengatakan padamu, Xiao Le? Bahkan aku tahu ukuran pakaian dalammu.' Timmy tidak menjawab, ia mulai berdiri dan berucap, "Aku ingin pulang, kamu mau ikut denganku tidak?" Timmy sempat melihat keraguan di wajah Li Xiao Le perihal tawarannya. Tapi senyum Timmy melengkung samar. Kala dia berjalan, ternyata perempuan itu mengikuti. Sembari mengekor di belakang Timmy, Li Xiao Le bertanya, "Apa rumahmu jauh?" "Tidak, dekat kok," jawab Timmy santai tak menghentikan langkahnya. Namun, setelah beberapa waktu berjalan, Timmy melirik Li Xiao Le yang matanya terus tertuju pada pohon ceri blossom di pinggir danau buatan. "Ada apa?" pertanyaan Timmy mengejutkan Li Xiao Le. "Oh, tidak, hanya sedang melihat pemandangan, danaunya bagus." Timmy tersenyum dan berucap, "Itu adalah tempat favoritmu." "Oh, pantas saja aku merasa sangat akrab dengan tempat itu." Timmy kembali tersenyum, sedikit demi sedikit dia pasti bisa membuat ingatan Li Xiao Le kembali. Dia tidak tahu jika dua kuncup bunga ceri blossom saat ini kembali tumbuh dan bermekaran. "Baiklah, selamat datang kembali di rumah," ucap Timmy sambil membukakan pintu apartemennya. Sambutan Timmy terdengar sangat aneh di telinga Li Xiao Le. "Apa kamu tidak berlebihan? Kamu berkata seakan aku adalah tuan rumah di tempat ini." Timmy hanya tersenyum, karena pada kenyataannya Li Xiao Le adalah nyonya di rumah itu. Sementara Gendut, Wei Lian, dan Wang Wei yang berada di rumah langsung terkejut sekaligus senang melihat Timmy pulang bersama Li Xiao Le. Gendut yang pada dasarnya sangat akrab dengan Li Xiao Le, sungguh sangat bahagia dan tidak bisa menahan diri untuk menyambut nyonya rumah yang lama tak kembali. "Nyonya, akhirnya kamu pulang juga. Kami semua sangat merindukanmu. Apakah kamu sudah sembuh sekarang?" Gendut tampak kegirangan dan bertanya dengan penuh semangat. Li Xiao Le langsung bingung dengan pertanyaan Gendut. Timmy juga terkejut dengan pertanyaan Gendut yang begitu jujur, dia takut pertanyaan itu membuat Li Xiao Le syok. Dia yang berdiri di belakang Li Xiao Le segera memberi isyarat pada Gendut untuk calm down. "Kamu siapa? Kenapa kamu memanggilku nyonya? Apa maksudnya aku akhirnya pulang juga?" Li Xiao Le memberondong dengan tiga pertanyaan sekaligus, bingung. "Xiao Le, dia adalah asisten pribadiku, namanya Feng You, tapi kami biasa memanggilnya Gendut. Aku tadi sudah mengatakan jika kamu sering datang ke sini, bukan? Rumah ini sudah seperti rumahmu juga. Aku menganggapmu sebagai keluarga, makanya mereka menganggapmu sebagai majikan mereka juga." Timmy mencoba menjelaskan pada Li Xiao Le agar perempuan itu tidak bingung. "Iya Nyonya, maksudku begitu, kamu sudah lama tidak datang kemari, kami sangat senang dengan kunjunganmu lagi." Gendut mulai paham jika Li Xiao Le masih belum bisa mengingat mereka. "Kenapa kamu memanggilku nyonya lagi? Aku belum menikah, kamu membuatku terdengar sangat tua." Li Xiao Le masih belum terima dengan panggilan tersebut. Timmy mengisyaratkan pada Gendut untuk memanggil Li Xiao Le nona. Gendut yang paham segera menurut, "Baiklah Nona Li, maafkan aku." "Gendut ambilkan kita minum," perintah Timmy, yang sebenarnya adalah mengusir Gendut pergi untuk mencegah asistennya salah bicara lagi. Li Xiao Le menatap Wei Lian dan Wang Wei yang tampak berdiri mematung. Dua pengawal itu tersenyum dan menunduk memberi hormat ketika Li Xiao Le menatapnya. Li Xiao Le membalas dua pria itu dengan senyuman. Lantas pandangannya beralih pada ruangan yang terasa sangat akrab dengannya. Kenangan yang sangat kabur mulai menghampiri pikiran. Patahan-patahan ingatan datang silih berganti, tampak suram dan tidak jelas. Li Xiao Le terus mencoba menggali, tapi tiba-tiba rasa sakit yang begitu menusuk menyerang kepalanya. Dia pun memekik kesakitan sembari memegangi kepala. "Ah …."Di salah satu ruangan hotel Li Xiao Le masih menangis tersedu-sedu sembari memegangi dadanya sebelah kiri.Bukan hanya dadanya yang sakit, serpihan ingatan samar saat mengenakan gaun pengantin juga datang silih berganti dengan tidak jelas, membuat kepalanya seperti ditusuk serpihan duri.Dia terus meraung kesakitan membuat orang yang menjaganya khawatir.Namun, saat melapor kepada kakek Li, mereka hanya mendapatkan cibiran kental."Biarkan saja."Kakek Li mengira Li Xiao Le menggunakan sedikit trik untuk mencoba melarikan diri.Kekek Li sudah tidak bisa mentolerir lagi, terlebih keluarga Zhang terus mendesak dan mempertanyakan status Li Xiao Le dengan Timmy.Kemunculan Li Xiao Le di layar kaca bersama Timmy saat menghadiri acara award, dan juga ketika Li Xiao Le mencium Timmy agar dibelikan jagung bakar itu juga tertangkap oleh kamera.Dan sekarang menjadi topik menggemaskan para fans di dunia maya.Terlebih saat aksi kejar-kejaran Li Xiao Le dengan Timmy kala meminta kaos di pelatara
Suasana ricuh tak bisa dielakkan sesampainya Timmy di Lianchen hotel.Wei Lian dan Wang Wei yang berjalan di depan segera menjejak dan memberi pukulan pada anak buah kakek Li yang mencoba menghalangi langkah Timmy untuk menemui istrinya.Timmy masih berjalan dengan tenang juga langkah yang lebar, ujung mantel abu-abu selutut yang ia kenakan bergerak melambai mengikuti irama langkah kakinya yang jenjang.Kilat matanya yang tajam fokus menatap ke depan, seakan tidak terpengaruh oleh baku hantam dua pengawalnya yang sedang membukakan jalan untuknya.Anak buah kakek Li kian berdatangan, Wei Lian dan Wang Wei semakin sibuk berbaku hantam di lobi hotel dengan begitu ricuh.Timmy pun juga sudah tidak bisa tinggal diam, kakinya segera menjejak setiap orang yang berusaha menghalangi.Tangan kokok yang ia miliki juga bergerak lincah menghantam wajah, punggung, dan apapun yang bisa dia hantam untuk memuluskan perjalanannya menemui sang istri demi mencegah pernikahan tidak masuk akal itu terjadi.
Senyum Timmy masih melengkung indah tatkala mengingat wajah cantik yang tersipu setelah kecupan lembutnya dini hari tadi.Jantungnya berdebar ….Sebahagia ini membuat Li Xiao Le senang.Terlebih saat Gendut menyerahkan hasil tes kesehatan Li Xiao Le.Meskipun sudah tahu bahwa Li Xiao Le hamil, tapi bukti otentik ini masih saja menimbulkan ekspresi histeria di wajah Timmy.Itu adalah senjata kuat untuk memenangkan hati kakek Li.'Aku akan segera menjemputmu Xiao Le.'"Cie... cie… ada yang berbunga-bunga nih, mau jadi ayah," ledek Gendut dengan ekspresi nyinyir.Timmy sangat bahagia hingga tak dapat menahan diri untuk menggila.Dipeluknya tubuh gempal gendut sembari tertawa lebar penuh suka cita."Ahahaha… astaga Bos, apa yang kamu lakukan? Nyonya Li bisa salah paham jika melihatmu seperti ini," pekik Gendut melihat tingkah majikannya yang seperti kejatuhan durian runtuh.Tapi bukannya melepas pelukannya Timmy justru mengguncang-guncang tubuh Gendut dengan gemas, hingga tubuh gempal it
Para penjaga mengira Li Xiao Le akan kabur. Membuat Li Xiao merengut sebal, dan mulai mengiba memelas."Kak Timmy, aku tidak bisa ke situ. Cepat ke sini!"Timmy tersenyum dan mendekat membawa paper bag di tangannya.Tanpa memperdulikan dua pengawal yang mengawasinya, Li Xiao Le memeluk Timmy dengan erat dan menghirup dalam-dalam aroma maskulin yang sangat ia rindukan.Timmy kembali tersenyum dan mencium puncak kepala Li Xiao Le. "Aku membawakan apa yang kamu minta.""Terima kasih, tapi biarkan aku seperti ini dulu, aku sangat merindukanmu.""Aku juga, bagaimana kabarmu dua hari ini? Apa masih mual-mual?""Hanya di pagi hari saja, selebihnya aku baik-baik saja.""Oh ya, aku juga membawakanmu vitamin sesuai dengan resep dokter Han, jangan lupa meminumnya secara teratur ya.""Aku sudah tidak sakit, kenapa harus minum obat?""Bukan obat, ini cuma vitamin, supaya kamu kuat dan tidak gampang pingsan seperti kemarin. Aku sangat khawatir jika kamu gampang sakit.""Iya, iya, aku akan meminumny
Dua hari Li Xiao Le sudah merasa sangat tenang, batang hidung Zhang Zui tak lagi tampak di kediaman keluarga Li. Tapi ada hal lain yang justru mengusik kedamaiannya. Ngidamnya mulai tak aturan. Pukul dua dini hari dia masih marah-marah menginginkan makanan tertentu, membuat para pelayan puyeng. Sementara di sisi lain Timmy baru saja selesai menghadiri acara, perasaannya sedikit terusik dan sangat ingin menghubungi Li Xiao Le. Namun, bukan hanya tidak mendapatkan sapaan sayang, Timmy justru menemukan suara yang melengking-lengking menusuk pendengaran. "Xiao Le, kamu ini kenapa? Pagi-pagi buta begini berteriak-teriak seperti itu, kenapa kamu belum tidur?" tanya Timmy sambil menjauhkan ponselnya dari daun telinga. "Tentu saja belum tidur, kalau sudah, mana mungkin aku bisa menjawab panggilanmu. Sudah aku bilang aku tidak mau ayam seperti itu!" "Xiao Le, kamu ini bicara apa?" Timmy semakin bingung dengan teriakan tidak jelas Li Xiao Le. "Eh, maaf, maaf, bukan kamu, tapi aku sedang
Kakek Li kembali ingin memukul Li Xiao Le, tapi saat itu Zhang Zui tertatih keluar dari toilet, perhatiannya terpecahkan kemudian menurunkan tongkatnya."Xiao Zhang, bagaimana keadaanmu?" tanya kakek Li pelan dengan suara sangat prihatin.Zhang Zui belum bisa menjawab lantaran napasnya tersengal, juga saking lemasnya akibat menguras seluruh isi perut selama satu jam lebih."Lihat, kelakuanmu pada calon suamimu, dia sampai lemas seperti itu." Kakek Li tidak berhenti merutuki Li Xiao Le.Li Xiao Le mengintip Zhang Zui yang duduk lemas tidak berdaya, lengkap dengan wajah pucatnya di atas sofa."Maaf," ucap Li Xiao Le pelan dari balik tubuh kakaknya."Apa begitu caramu meminta maaf pada calon suamimu?" bentak kakek Li."Aku takut dipukul Kakek kalau mendekat ke situ, dari tadi Kakek ingin memukulku 'kan!""Haish… kamu ini…." Kakek Li melayangkan tongkatnya ke udara lagi, kembali ingin memukul Li Xiao Le yang bersembunyi di belakang tubuh kakaknya."Jangan pukul dia, Kek!" Zhang Zui bersua