Alona tengah asyik bersantai di kamar tidurnya, ditemani semangkuk cookies yang baru saja ia buat. Ia terbaring di atas tempat tidur, menikmati kehangatan sinar matahari yang menembus jendela. Tiba-tiba, pintu kamar terbuka dengan kasar. Rajendra, sang suami, menerobos masuk dengan wajah panik, membuat Alona terbelalak kaget."A-apa yang terjadi, Jendra?" tanya Alona dengan suara gemetar, sementara tangan kanannya masih memegang sepotong cookie."Kita harus segera pergi ke kondangan kerabat Ayah, hari ini!" Rajendra menjawab dengan nafas terengah-engah."Sekarang?" Alona menatap suaminya dengan mata membulat."Iya, aku baru ingat. Cepat bersiap, kita harus segera berangkat!" Rajendra kembali keluar dari kamar dengan terburu-buru.Alona menghela napas panjang, kesal dengan cara suaminya masuk ke kamarnya tanpa permisi. "Iya, aku tahu ini rumahnya, tapi apa tak bisa mengetuk pintu?" gumamnya sambil meletakkan mangkuk cookies di atas meja dan beranjak bangun dari tempat tidur.Dengan lan
Mobil melaju dengan kecepatan sedang, suara mesin mengisi keheningan di dalam kabin. Alona dan Rajendra duduk di dalam mobil menuju rumah mereka, saling terdiam tanpa saling bicara. Rajendra menggenggam kemudi dengan erat, rasa kesal terpancar di wajahnya karena kehadiran Daniel tadi di pesta. Sementara itu, di sisi lain hatinya merasa canggung karena ia bertemu dengan Sita, mantannya.Di sisi lain, Alona duduk di kursi sebelahnya dengan tatapan kosong memandang jalan di depan mereka. Sesekali ia menghela napas panjang, berusaha untuk tidak terpengaruh oleh suasana hati Rajendra.Setelah beberapa saat, mereka akhirnya tiba di rumah. Alona dengan cepat melangkah keluar dari mobil dan hendak segera masuk ke dalam rumah, berharap bisa segera mengakhiri kecanggungan ini. Namun, saat ia hendak melangkah, Rajendra menghentikannya dengan menarik tangannya."Kenapa Daniel bisa ada di pesta?" tanya Rajendra dengan nada menekan, rasa kesal dan kecewa masih terasa dalam suaranya."Mana aku tahu
Di sebuah kafe yang tenang di sore hari, Sita dan Rajendra duduk berdua di sudut yang nyaman. Sita yang memulai pembicaraan, mengungkapkan niatnya untuk bertemu Rajendra dan berbicara tentang masa lalu mereka. Dia datang dengan hati penuh penyesalan karena dulu pernah meninggalkan dan menyakiti hati Rajendra."Sita minta maaf, Jendra," ucap Sita dengan mata berkaca-kaca. "Sita menyadari kesalahan yang pernah Sita buat. Sita ingin kita bisa kembali menjalani asmara seperti dulu."Rajendra menatap Sita dengan pandangan yang tidak bisa dibaca, hatinya berkecamuk antara ingin menerima kembali Sita atau menolaknya. Dalam hati, ia ingin menguji Sita lebih dulu untuk mengetahui sejauh mana keseriusan dan ketulusan Sita kali ini."Sita, aku sudah menikah," ungkap Rajendra dengan suara yang tegas namun lembut. "Aku tidak bisa kembali bersama kamu seperti dulu. Aku harus menjaga komitmen pada istriku."Sita menunduk, air mata jatuh membasahi pipinya yang merah. Dia merasa terhina dan kecewa, ta
Alona dan Daniel kini semakin akrab satu sama lain. Kehadiran Rajendra yang sering membawa Sita ke rumah memang membuat suasana di antara mereka berdua semakin nyaman. Meskipun belum resmi menjalin hubungan, kedekatan mereka jelas terlihat lebih erat daripada sebelumnya. Apalagi, kini Sarah telah menjalin hubungan dengan Tomy, yang juga merupakan sahabat baik Daniel.Keempatnya sering kali berkumpul untuk belajar bersama demi mempersiapkan ujian yang akan datang. Mereka bergiliran belajar di rumah masing-masing, kecuali di rumah Alona. Tak hanya belajar, mereka juga sering menghabiskan waktu bersama dengan makan bersama, atau pergi bersama saat akhir pekan. Kegiatan mereka terasa seperti pasangan yang sedang berkencan.Alona merasa bahwa ia juga berhak untuk menikmati masa mudanya, bersama teman-teman dan orang-orang yang dekat dengannya. Senyum yang terukir di wajahnya setiap kali bersama mereka, menunjukkan betapa bahagianya Alona dalam menghabiskan waktu bersama teman-teman terdeka
Hari ini, suasana di rumah Alona dan Rajendra terasa sangat berbeda. Keduanya memutuskan untuk tidak datang ke sekolah, karena mereka harus menunggu di rumah sakit untuk menjaga Nakula, sang ayah yang sedang dalam kondisi kritis. Di ruang perawatan, Alona dengan sabar dan penuh perhatian mendampingi mertuanya. Ia tak henti-henti merawat dan memastikan segala keperluan sang ayah terpenuhi. Tangan Alona lembut mengusap kening Nakula yang berkeringat, lalu menyelimuti tubuhnya yang renta dengan selimut tipis.Sementara itu, Rajendra terduduk di sudut ruang tunggu dengan tatapan kosong. Rasa penyesalan yang mendalam menyelimuti hatinya. Meski ia sering kesal karena ayahnya yang terlalu banyak mengatur hidupnya, tetapi melihat Nakula terbaring lemah di rumah sakit membuat hatinya hancur.Sudah hari kedua sejak kejadian itu, Alona tak menoleh atau mengajak Rajendra bicara. Ia terus fokus menjaga sang mertua, seolah tidak ingin terganggu oleh keberadaan suaminya. Rajendra merasa cemas, bing
Setelah beberapa hari berlalu, kesehatan Nakula, ayah mertua, mulai membaik. Pretty, Si ibu tiri, dan Tiara kakak tirinya, sempat menjenguk ke rumah sakit untuk melihat kondisi besannya. Kini Nakula telah kembali ke rumah, begitu pula dengan Alona dan Rajendra.Hari-hari berjalan seperti biasa, terlebih saat ini Alona sedang sibuk menyelesaikan ujian akhir sekolahnya. Tinggal menghitung hari, ia akan menjadi seorang mahasiswi. Alona saat ini masih berada disekolah, mengikuti beberapa kegiatan menjelang kelulusan. Semakin hari, Alona dan Daniel, semakin dekat. Apalagi Daniel adalah seorang pemuda yang tak pantang menyerah dalam mengejar cinta Alona, gadis yang ia cintai sejak lama. Meskipun telah berkali-kali ditolak oleh Alona, Daniel tidak pernah merasa putus asa. Ia selalu berusaha mencari cara untuk mendapatkan hati Alona dan membuktikan bahwa ia adalah pria yang tepat untuknya.Belakangan ini, Alona mulai luluh oleh usaha gigih Daniel. Ia mulai membuka hatinya dan menghabiskan le
Di sebuah ruang tamu yang sederhana, ketegangan mulai terasa. Daniel, Sarah, dan Tomy duduk dengan perasaan cemas yang saling bertaut, menanti kabar dari Alona yang sudah seharusnya tiba beberapa menit lalu. Mereka telah merencanakan perjalanan berkemah ini sejak beberapa minggu sebelumnya, dan sekarang semuanya sudah siap, termasuk tenda, peralatan masak, dan pakaian hangat.Tiba-tiba, Sarah merasa ponselnya bergetar di saku. Dia mengambilnya dan melihat nama Alona terpampang di layar, membuat napasnya tercekat. Dengan ragu, dia menjawab panggilan tersebut dan mendengarkan kabar yang membuat hatinya berat. Alona tidak dapat datang, karena suaminya, Rajendra, yang hanya diketahui oleh Sarah, sedang sakit. Sarah merasakan kekecewaan yang mendalam, namun dia berusaha menyembunyikan perasaan itu dari Daniel dan Tomy.Sarah berdiri dan berjalan perlahan ke jendela, berusaha menenangkan pikirannya. Dia tahu bahwa Daniel dan Tomy sangat menantikan kehadiran Alona, namun kini dia harus menem
Alona bangun pagi-pagi dengan semangat baru, hari ini adalah hari pertama ia memasuki kehidupan universitas. Ia ingin mengubah penampilannya dari seorang siswi SMA polos menjadi gadis cantik yang mempesona. Alona memilih pakaian modis yang menampilkan lekuk tubuhnya dengan anggun, riasan wajah yang natural namun menawan, serta sepatu hak yang membuatnya terlihat lebih tinggi dan anggun.Setelah puas dengan penampilannya, Alona melangkah keluar kamar dengan penuh percaya diri. Saat itulah ia menemui Rajendra yang sedang menikmati sarapan pagi di meja makan. Pandangan Rajendra seketika terpaku pada sosok Alona yang berubah drastis, hingga ia hampir tak mengenalnya.Rajendra yang terbelalak kaget, menatap Alona dari atas ke bawah. Kedua matanya membulat takjub dengan penampilan Alona yang memukau. "Alona, apakah ini benar-benar kamu?" tanya Rajendra dengan ekspresi terkejut.Alona tersenyum puas, menatap Rajendra yang terpesona oleh penampilan barunya. "Ya, ini aku, Rajendra. Aku ingin t