Share

Marahnya Sang Ayah

Hujan mengguyur kota. Rintiknya menyapa lewat jendela. Mengabarkan bahwa ia telah tiba. Angin menggelitik bumi. Menerbangkan dedauan kering dan sampah ringan sesuka hatinya. Suara desakan petir ikut memeriahkan pertunjukan hujan kali ini.

Dewo menatap kota Jakarta dengan sendu. Sudah lebih dari tiga tahun ia meninggalkan kota ini dengan semua kisah haru. Dewo tak pernah mengharapkan dirinya hadir kembali karena kisah pilu. Ia selalu berharap akan datang ke Jakarta ketika mendengar kabar bahagia dari putri semata wayangnya—Byanca.

“Pak, kita sudah sampai,” beri tahu supir.

Dewo menatap lekat rumah yang tampak sepi, seakan tak ada penghuni. Ia menurunkan sedikit kaca dan bertanya pada sekuriti yang berjaga. “Byanca ada di dalam?”

“Ibu Byanca? Maaf Pak. Setahu saya rumah ini bukan milik Ibu Byanca lagi. Rumah ini sudah dijual tiga minggu yang lalu.”

Alis Dewo bersatu. Seribu guratan kebingungan melintasi wajah

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status