Share

Bab 5 Pak Tua wisman

Sawyer mengendarai mobil BMW 3 series hitam milik El dengan santai, sesuai dengan arahan tuan mudanya, menuju ke Vettel Kasino, sebuah tempat perjudian kecil yang berada di distrik kecil di selatan kota Emberport.

Kota Emberport adalah ibu kota Novaria, yang terkenal dengan kepadatan penduduknya. Kota ini memiliki letak yang sangat strategis karena berada di antara dua sungai besar yang mengalir langsung ke laut yang berhadapan dengan jalur pelayaran internasional, menjadikan kota ini sebagai pusat pelabuhan dan perdagangan yang sangat sibuk.

Namun, meskipun mendapatkan semua keuntungan itu, kota Emberport tidak bisa dikatakan maju. Kepadatan penduduk, kesenjangan ekonomi, sosial dan politik membuat angka kriminalitas di kota ini sangat tinggi. Hal ini juga yang membuat negara ini masih menjadi negara berkembang pada tahun 2020 di kehidupan El sebelumnya.

“Mungkin ini kesempatanku untuk mengambil manfaatnya,” gumam El di dalam hati, sambil memandang keluar jendela dengan tatapan kosong. Dia merenungkan masa depannya, " untuk membuat sebuah bisnis lain yang legal, dia tahu potensinya sangat luar biasa.

Di depannya, Sawyer mengemudikan mobil dengan hati-hati, dan sesekali melirik ke arah El. Dia masih penasaran dengan tuan mudanya itu, karena sebelumnya dia belum pernah berinteraksi secara langsung dengan tuan mudanya itu. Lagipula, dia tidak tahu El mau ke tempat sekecil seperti itu.

“Sawyer,” El yang menyadari ketidaknyamanan Sawyer, tiba-tiba berkata memecah keheningan.

“Ngomong-ngomong, ini kali pertama kau mengawal ku,” El berbasa-basi, dengan nada sok keren. Dia sendiri bingung dalam menempatkan sikapnya. Dia tidak mungkin bersikap angkuh pada orang yang sudah berjasa padanya, tapi dia juga tidak mungkin terlalu akrab di interaksi pertamanya ini.

“Ya… Ya, tuan muda,” balas Sawyer gugup.

“Eh… Sudah cukup lama kau bekerja di keluarga Grayson… apa kau nyaman?” El bertanya.

“Eh, itu…" Sawyer terbata-bata.

“Kau gugup?” El mengejek.

“Yy-ya… se-dikit,” Sawyer berkata dengan menundukkan kepalanya.

“Apa kau puas dengan gajimu saat ini?” El bertanya lagi.

“Eh. Kenapa Anda bertanya seperti itu?” Wajah Sawyer seketika menjadi tegang dihadapkan dengan pertanyaan yang tiba-tiba itu. Dia berfikir, Gaji yang ditawarkan oleh keluarga Grayson tidak bisa dibilang besar, tapi juga tidak bisa dikatakan kecil. Itu seharusnya cukup untuk memenuhi semua kebutuhan dalam keluarganya, dengan baik.

Tapi akhir-akhir ini keuangannya selalu defisit karena ada masalah dengan kesehatan ibunya. Dan dia harus menanggungnya sendiri, karena dia adalah seorang tulang punggung keluarganya.

Itu menjadi hal yang membuat Sawyer tidak puas dengan gajinya sendiri, walaupun gajinya saat ini lebih besar dibandingkan dengan gaji rata-rata pekerja kantoran.

“Ah… lupakan,” El merasa canggung dengan pertanyaan yang dia ajukan sendiri. Sulit baginya menemukan alasan yang bagus untuk mengungkapkan niatnya. “Kenapa aku mengajukan pertanyaan bodoh seperti itu?”

Hmmm… Sawyer diam-diam menghela nafas. Bersyukur karena topik pembicaraan ini tidak dilanjutkan. Lagipula, mana mungkin dia berani mengatakan ketidakpuasannya, didepan anak dari bosnya itu. Tapi dia semakin penasaran dengan tujuan dari tuan mudanya itu. Ini tidak seperti tuan muda yang dibicarakan rekan-rekannya sebelumnya.

Mobil tiba di depan Vettel Casino, dan El memerintahkan Sawyer mencari tempat parkir di sudut yang gelap. Sawyer keluar dan bergegas membukakan pintu untuk El. Namun dia terkejut ketika El memberikan sebuah cek ke tangannya, sambil berkata.

“Masuklah, cari seorang pria tua, namanya Sebastian Wisman. Aku tunggu di sini!"

"Dan satu lagi, jangan ungkap Namaku" El menambahkan.

Sawyer mengangguk pelan, dia mengambil cek senilai dua puluh lima ribu dolar nova yang diberikan oleh tuan mudanya itu.

“Lalu uang ini…?”

“Kurasa Pak Tua itu akan sangat membutuhkannya.”

“Baik, Tuan Muda.” Sawyer sekali lagi dibuat penasaran dengan sikap tuan mudanya itu, tapi dia mengesampingkan itu dan langsung berjalan memasuki kasino, tanpa basa-basi.

Di sisi lain, El menghidupkan rokoknya dengan santai tanpa berniat keluar dari mobil. Sebagai anak dari seorang mafia terkuat di negara ini, kehadirannya di tempat kecil seperti ini akan menimbulkan rasa penasaran orang-orang dan menjadi perbincangan yang tidak perlu.

Sawyer memasuki kasino dengan mengamati seisi ruangan, kasino terlihat sangat sederhana dan hanya diisi oleh para berandalan dan beberapa orang biasa, itu membuatnya mencolok dengan penampilannya yang mengenakan setelan jas hitam formal, yang biasa dia dan rekan-rekannya gunakan ketika sedang bertugas.

Sawyer hendak berjalan menuju bar kasino tersebut, namun matanya tertuju pada sebuah keributan yang terjadi di sudut ruangan, itu membuatnya penasaran dan mencoba mendekatinya dengan hati-hati.

“Tolong, beri saya waktu lagi. Saya akan membayar semuanya.” Seorang pria paruh baya yang berusia sekitar lima puluh tahun memohon dengan suara serak. Dia terduduk dengan lemas, wajahnya babak belur karena baru saja dipukuli.

Seorang Manajer kasino mengendus kesal, dia menendang pria tua itu dan berkata panjang lebar dengan nada dingin.

“Minggu lalu kau juga memohon seperti ini, Pak Tua. Kau juga mengatakan akan membayar dua ribu dolar nova lagi sebagai bunga. Aku memberimu kesempatan! Dan hari ini kau menggunakan hasil kerja kerasmu dalam seminggu itu untuk mempertaruhkan semuanya di meja judi dengan harapan kau bisa menang dan melunasi semua hutang-hutangmu?. Tapi apa yang kau dapatkan sekarang? Kau kalah, kau menambah hutang lagi, dan kembali memohon padaku. Apa menurutmu aku orang sebaik itu? Hah…”

“Aku minta maaf, tapi aku tidak punya pilihan lain, hasil kerjaku dalam seminggu, bahkan tidak cukup untuk membayar setengah hutangku. Maaf… aku minta maaf.” Pria paruh baya itu mengungkapkan alasannya sambil berlutut di hadapan manajer kasino tersebut. Karena memang saat ini dia hanya bekerja sebagai kuli bangunan dengan gaji harian hanya sebesar 200 dolar.

“Lalu apa yang membuatmu yakin bahwa kau bisa membayarnya minggu depan?” Manajer kasino itu berkata dingin.

Pak Tua itu hanya menundukkan kepalanya. Dia sendiri tidak tahu bagaimana cara untuk melunasi hutangnya.

Sawyer yang melihat itu langsung merasa bahwa Pak Tua yang sedang berlutut itu adalah orang yang sedang dicari oleh tuan mudanya, jadi dia mendekatinya sambil bertanya.

“Hey Pak Tua, siapa namamu?”

Pak Tua itu agak sedikit terkejut, dia juga bingung karena dia merasa tidak kenal dan tidak tahu tujuan pemuda itu.

“Hey siapa kau?” Manajer kasino itu bertanya dengan arogan. Dia merasa kesal karena pemuda itu tiba-tiba masuk dalam percakapan.

“Kau tidak perlu tahu siapa aku!” Sawyer membalas dengan tenang. Dia kemudian menoleh kembali ke Pak Tua itu, dan kembali bertanya.

“Pak Tua, siapa namamu?”

Manajer kasino itu sangat geram dengan perkataan pemuda itu, tapi dia juga tidak bodoh, dari penampilan pemuda itu dan ketenangannya saat berbicara membuatnya berpikir kembali tentang identitas pemuda itu. Jadi dia memilih untuk diam dan mencari tahu tentang maksud pemuda itu.

“Aa... aku Sebas. Sebastian.” Pak Tua itu berbicara dengan gugup.

“Apakah kau memiliki nama belakang?”

“Ee... ya Wisman, Sebastian Wisman.” Pak Tua itu mengangguk.

"Eumm... baiklah" Sawyer kemudian menoleh kearah manajer kasino dan berkata.

"Berapa hutangnya?"

"Apa kau akan membayarnya?" kata manajer kasino itu.

"semuanya dua puluh tiga ribu dolar, itu sudah termasuk bunga dan tambahan dua ribu dolar yang dia janjikan" Dia melanjutkan ketika melihat Sawyer mengangguk.

Sawyer merogoh saku celananya, dan menyerahkan cek pemberian Tuan Mudanya kepada manajer kasino tersebut, dan berkata.

"Ambil kembaliannya"

Manager kasino menerima cek itu dan memeriksanya, Dia langsung tersenyum cerah setelah dia memastikan keaslian cek itu, tidak peduli siapa yang membayarnya, asalkan uangnya kembali. Walaupun pada Awalnya dia terkejut dengan tanda tangan yang tertera dalam cek tersebut, Tapi dia merasa beruntung karena tidak bertindak lebih jauh.

"Terima kasih Tuan" Manajer kasino itu berkata formal, takut menyinggung Sawyer, Walaupun dia tahu bahwa orang di depannya ini hanyalah seorang antek.

"Apa kau bisa berdiri Pak Tua?" Sawyer mengabaikan manajer kasino itu.

Pak Tua Wisman terkejut. Tadinya, dia masih mematung dan belum bisa mencerna apa yang terjadi, Dia merasa tidak pernah melihat pemuda ini, Tapi dia berusaha berpikir positif dan sangat berterima kasih pada Sawyer.

"Terima kasih Tuan muda, aku berjanji akan membayarnya" Pak Tua Wisman tiba-tiba bersujud dihadapan Sawyer.

"Kau harus ikut aku, Pak Tua" Sawyer membalikkan badannya dan mulai berjalan dengan pelan.

"ba- baik" Pak Tua Wisman menatap punggung Sawyer dengan perasaan campur aduk, dan muncul beberapa pertanyaan dibenaknya siapa dia?, kenapa pemuda ini mau menolongnya?, apa tujuannya?

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status