(“Hai, selamat pagi. Boleh izin membuka galeri foto? Tadi saya selfie beberapa kali. Saya harus mengunggah sesuatu untuk pekerjaan.”)
(“Rencananya hari ini, saya ingin membeli ponsel baru.”)Nami yang masih bekerja, sontak menyambar ponsel dan membuka pesan dari Mas Dirga secepat kilat. Nami tidak mengerti, apa yang membuatnya sumringah seketika hanya karena membaca pesan berbahasa kelewat formal dari Mas Dirga?Selamat pagi? Nami terkekeh dengan sebelah tangan menutupi mulut. Di New City sudah jam setengah dua belas siang. Namun Nami tidak akan mempermasalahkan sapaan tersebut.Nami mengerutkan kening dan tak sengaja membuat bibirnya sedikit mengerucut saat membalas pesan Mas Dirga.(“Buka aja, Mas. Tapi maaf kalau nggak sengaja liat foto-foto absurd saya. Emm, kenapa mas beli ponsel baru? Padahal sisa empat hari lagi, ponsel mas udah balik ke tangan mas.”)Nami memikirkan kalimat balasannya sekali lagi. Sepertinya ia tidak perlu bertanya tentang alasan Mas Dirga membeli ponsel. Dirinya mengakui cukup sulit memang berkomunikasi saat ponsel tertukar.Nami yang biasanya menggunakan ponselnya untuk hal-hal receh selain masalah pekerjaan pun, merasa gabut. Pasalnya, Nami tidak bisa membuka sosial medianya, tidak bisa bermain game online, dan hobi menulis cerita fanfictionnya tak bisa dilanjutkan.(“Saya ingin membuka akun sosial media saya. Pekerjaan saya cukup lekat dengan penggunaan beberapa aplikasi sosial media.”)Nami mengangguk-ngangguk seraya berpikir. Apa pekerjaan seorang Mas Dirga kira-kira? Influencer? Konten Creator? Selebgram? Youtuber?Nami sangat yakin bila pekerjaan Mas Dirga adalah salah satu dari yang dipikirkannya. Nami jadi iri, karena Mas Dirga bisa sampai ke Milan.Nami sekarang khawatir akan sesuatu. Harga ponsel di Milan pasti mahal. Kasihan sekali kalau sampai Mas Dirga harus mengeluarkan uang diluar rencana hanya untuk membeli ponsel. Apalagi kebanyakan turis, pasti harus menghemat pengeluaran supaya aman di negeri orang.(“Mas, nggak usah beli ponsel baru. Pake ponsel saya aja. Tinggal log out aja akun sosial media saya. Kebetulan saya ingat semua email dan password saya. Jadi aman.”)Nami merasa melakukan sebuah kebaikan kecil hari itu. Menurutnya Mas Dirga harus menjaga pengeluarannya untuk tidak sampai jebol saat di luar negeri.(“Serius boleh saya lakukan, Nona Nami?”)Duh, Nami deg-degan!Nami ternyata bisa dengan mudahnya tertarik pada seorang pria asing yang ketikannya begitu ganteng. Laki-laki yang berbahasa formal, ternyata begitu menawan hati.(“Boleh, Mas.”)Nami mengulum senyum sampai menundukkan wajahnya yang memerah. Nami jadi penasaran dengan rupa seorang Mas Dirga. Nami jadi ingin meminta izin juga membuka galeri foto di ponsel pria bersuara ganteng ini. Namun Nami tidak seberani itu untuk melakukannya.Bayangan-bayangan wajah tampan pun berputar di kepala Nami. Seperti apa kira-kira rupa Mas Dirga?Ada lima wajah yang ia khayalkan saat itu. Tentu saja, kelima wajah itu merupakan wajah-wajah dari anggota boyband favoritnya, Squirrel Crush.“Seperti Samudra kali, ya?” gumamnya yang diakhiri cekikikan singkat.Balasan Mas Dirga datang lagi. Cekikikan Nami berganti dengan senyuman lebar yang tidak terkendali. Jika ada yang melihatnya, pasti Nami sudah dianggap tidak waras.(“Terima kasih, Nona Nami. Kalau begitu, saya minta tolong agar Nona Nami masuk ke semua sosial media yang saya punya untuk log out. Nona Nami juga bisa menggunakan ponsel saya untuk log in ke sosial medianya. Kalau mau mengunduh game juga silakan, karena saya lihat di salah satu aplikasi yang nona miliki di ponselnya … ada gamenya.”)Nami memegangi dadanya. Ia memukul-mukul pelan kepalanya.Pria ini membahayakan hatinya.“Nam, jadi perempuan itu jangan gampang banget percaya sama laki-laki. Kamu baru kenal bentar, udah gampang dibaperin. Aku nggak abis pikir kadang kalau ingat semua kisah cinta kamu yang ujung-ujungnya nggak jelas bin absurd.”Nami seperti mendengar nasehat Leony di kepalanya. Memang Nami akui dirinya gampang percaya dengan laki-laki. Nami juga tak segan mengakui jika dirinya sangat ingin memiliki pasangan hidup. Hidup sendiri dengan tekanan kanan kiri, membuatnya mendambakan teman seumur hidup yang bisa menariknya dari lembah sepi.Namun apalah daya. Dirinya lebih sering dibohongi. Untung Nami tidak sampai kehilangan harga diri bahkan mengemis cinta. Nami memang memiliki keinginan yang tinggi untuk bersuami. Akan tetapi bukan berarti rela mengemis kepada lawan jenis. Sebagai wanita yang masih punya harga diri, Nami juga masih bisa menggunakan logika.Sekarang Nami sudah mendapatkan akses membuka akun sosial media Mas Dirga. Sebelum log out, bolehkan Nami mengintip unggahan pria itu? Siapa tahu terdapat swafoto diri Mas Dirga yang bisa ia cetak satu?Astaga, cinta pada pendengaran pertama itu nyata bagi Nami!(“Nona Nami, ada pesan masuk dari kontak bernama adik polos. Dia ingin bercerita sesuatu katanya.”)Nami yang tadinya berpikir tentang sosial media Mas Dirga yang akhirnya bisa ditengok. Sekarang pikirannya otomatis terdistraksi akan pesan baru Mas Dirga.(“Oh iya, Mas. Dia teman dekat saya. Namanya Rauf. Bisa minta tolong balesin, nggak, Mas? Silakan cerita gitu. Nanti balasannya kirim ke saya. Maaf, merepotkan, Mas.”)Samudra membalas jika tidak masalah bagi dirinya untuk melakukan hal sekecil itu. Ia turut menyimak cerita dari seseorang bernama Rauf.("Saya kira pacarnya Nona.")Nami membalas jika si kontak bernama adik polos bukan pacarnya.("Nggak suka berondong, Mas. Hehe.")Samudra terkekeh tanpa sadar membaca balasan Nami. Padahal tadi ia sempat terbesit niat untuk menjodohkan Nami dengan Junot, teman satu grupnya.Di Milan sana, Samudra yang habis dari lari pagi-memutuskan sarapan di balkon hotel sambil menikmati view indah kota Milan di pagi hari.Samudra memutuskan untuk mempercayai Nami dan membiarkan gadis itu mengetahui identitas aslinya. Menurut Samudra, orang yang bersedia ponselnya diutak-atik sampai galeri foto dan sosial media adalah orang yang bisa dipercaya.Sekarang Samudra sedang menyimak cerita Rauf, seseorang yang awalnya kira adalah adiknya Nami. Samudra jadi rindu dengan Bima, teman satu grupnya di Squirrel Crush. Bima adalah anggota termuda di grup.(“Nami, gadis yang pernah nembak aku sepuluh tahun yang lalu, kembali nembak aku belakangan ini. Gadis itu gangguin aku terus. Gadis itu belum tahu kalau aku juga suka sama dia. Aku nolak perasaannya, karena dia udah punya pacar. Berikan aku tips cara ngehindar. Pacarnya di luar negeri, tapi dia mengganggu macam stalker.”)Samudra meneruskan cerita Rauf kepada Nami. Mau tak mau dan sedikit banyak, Samudra jadi ikut memikirkan tentang masalah cinta yang dialami oleh teman Nami tersebut.“Gila. Pacar di luar negeri, gadis itu malah selingkuh hati,” gumamnya.Namun Nami punya tanggapan yang bijak untuk permasalahan temannya. Tentu berdasarkan pengalamannya yang tidak sekali diselingkuhi para masa lalu.(“Ngelus dada, ya, Mas … abis baca curhatan teman saya?”)Aneh. Padahal Samudra tidak kenal dengan temannya Nami. Namun entah mengapa ketika membaca cerita tentang seorang gadis yang mengejar cinta teman Nami tersebut, padahal si gadis sudah punya pacar-mau tak mau membuat Samudra tersentil dengan setiap jawaban yang diberikan Nami. (“Saya tertampar, Nona. Saya sangat jarang memiliki waktu untuk pacar saya. Sekarang saya mendadak kepikiran dengan pacar saya yang tidak ada merespon semua pesan saya. Saya percaya dia sebelum ini, tapi saya lupa jika pacar saya mungkin memiliki batas kesabaran.”)Samudra yang biasanya bercerita tentang pacarnya kepada teman-teman satu grupnya. Sekarang meloloskan pemikirannya pada Nami begitu saja. Kadang kegundahan yang dialami manusia, membuatnya mudah percaya pada orang lain. Sementara Nami yang mengetahui apabila cinta pada pendengaran pertamanya sudah memiliki pacar, hanya bisa tersenyum miris. Untung masih sekadar naksir. Belum yang baper sampai
“Nembus M!” Nami tanpa sadar memekik hingga terdengar ke meja samping kanan kirinya. Nami tidak berhenti terkejut setelah berhasil masuk ke akun m-banking milik Mas Dirga. Bagaimana tidak terkejut, jika jumlah saldo yang dimiliki pria asing tersebut bisa membuat Nami berfoya-foya sampai anak cucu?“Kerjaan kamu udah selesai? Kalau udah, mending kamu bantuin kami. Biar kami bisa cabut ke kondangan.”“Belum, Kak.” Nami menjawab dengan sesopan mungkin,”Maaf, kalau tadi berisik. Saya diberi tugas dadakan oleh Pak Kaze.”Nami mempertahankan wajah pura-pura bodohnya. Para rekan kerjanya menggerutu hingga terdengar ke telinganya. Nami coba mengabaikan, meski rasanya menyakitkan. Nami tidak sepasrah itu sebenarnya diperbudak. Ia tetap mampu menolak, meski tidak pakai kekerasan dan acara menangis penuh dramatis.Ada yang lebih penting untuk Nami lakukan sekarang, yakni mengirim uang kepada Benua Armada Putra. Tidak b
(“Mas, nama pacarnya Raline, ya?”)Nami tidak bisa sabar sepertinya untuk mengetahui identitas Mas Dirga yang sebenar-benarnya dari sumbernya langsung. Begitu selesai dirinya mengobrol singkat dengan ibunya Samudra. Nami langsung menghubungi si mengaku yang namanya adalah Dirga. Tak disangka pula, Nami mendapat panggilan video langsung dari nomornya sendiri alias Dirga. Jantung Nami berdegup kencang. Ia harus mengobati rasa penasarannya dan panggilan video pun diterima. Oh, damn!Sosok yang terlihat di layar ponselnya sekarang benar-benar Samudra Dirgantara, idolanya atau pria yang sering Nami jadikan inspirasi kehaluannya dalam mengetik karya fanfiction yang hanya bertujuan untuk hiburan sesama penggemar Squirrel Crush.“Nona Nami?” Bibir tebal Samudra tersenyum simpul. Jangan tanya kondisi Nami sekarang. Gadis itu antara bengong, tidak percaya dan terkesima menatap sang idola yang sibuk memanggil namanya. Sepertiny
(“Nona, pacar saya selingkuh.”)Nami mengabaikan ponsel Samudra cukup lama hari itu. Pekerjaan di kantor seolah menerjangnya sampai bernapas pun ngos-ngosan. Belum lagi Nami harus menghindari Pak Kaze yang terlalu ingin berinteraksi secara tidak professional. Satu deret pesan yang muncul dari Samudra, baru saja Nami baca. Nami mengetikkan balasan beberapa kali. Akan tetapi, ia merasa tidak yakin dan berujung menghapus berulang. Sampai akhirnya Nami memutar otaknya untuk memilih respon yang tepat untuk segelintir informasi yang sejujurnya tidak mengejutkan lagi bagi Nami. Nami sudah mengetahui jika kekasihnya Samudra berselingkuh. Semua itu bermula ketika dirinya ditemui Rauf di kantor waktu itu. Mereka memutuskan untuk makan siang bersama, sekalian Nami mendengarkan cerita lengkap tentang urusan asmara Rauf. Dari sanalah terkuak jika Raline, kekasihnya Samudra yang mengejar-ngejar Rauf dengan dalih cinta lama bersemi kembali setelah mengendap di balik hati selama sepuluh tahun. Rau
("Kak, tumben nggak pernah nyapa di grup lagi? Di Milan sana sibuknya sampai bikin kakak nggak bisa pegang ponsel?")Nami menerima pesan dari Junot, sang rapper di Squirrel Crush. Tampaknya Nami melakukan kesalahan dan bersikap seperti bukan Samudra. Nami pun mengirimkan pesan Junot kepada Samudra dan ia menerima sebuah voice note yang berbunyi jika Samudra sedang sibuk. Jadi belum bisa terlalu intens untuk menghubungi Junot dan yang lain.("Mas, itu suara Mas asli?")Samudra menjawab jika yang ia rekam untuk dijadikan voice note memang suaranya.("Pokoknya kalau nanti Junot mengirim pesan kepada Nona. Segera kirimkan ke saya. Maaf, merepotkan. Anaknya sedikit ... em, begitulah.")Nami lupakan sejenak mengenai suara di voice note yang dikirimkan Samudra, karena Nami harus segera meneruskan voice note tersebut kepada Junot, teman satu grup Samudra.("Coba kirim foto.")Huh!Akhirnya Nami menghembuskan n
(“Nona Nami. Maaf, soal kemarin.”)Nami tidak marah perkara Samudra yang memberikannya solusi. Wajar Samudra mengatakan hal tersebut, karena jauh di lubuk hatinya pun-Nami ingin keluar dari lingkungan kerja itu. Namun masalahnya adalah Nami tidak yakin akan menemukan kerjaan pengganti yang gajinya setara bahkan lebih besar dari pekerjaannya sekarang.Meminta tolong pada teman-temannya yang kaya? Sudah pasti bisa. Hanya saja, Nami segan untuk melakukan itu. Nami selama ini geram dengan mereka yang mendapatkan pekerjaan, karena orang dalam. Lantas jika dirinya meminta pekerjaan pada teman-temannya, bukankah itu sama saja menjilat ludah sendiri?(“Mas Dirga nggak ngelakuin kesalahan sama sekali, kok. Harusnya saya berterima kasih, karena diperhatikan idola sendiri. Hehe.”)(“Thank u, ya, Mas?”)Tidak salah sedikit bercanda agar Samudra tidak terlalu merasa bersalah. Ting!Nami kira itu notifikasi balasan pesannya tadi. Rupanya ada yang berkicau di grup chat Tupai Lapuk. Nami lekas membu
Tawa Samudra kembali mengundang sang manager, Rajasa yang sampai beberapa kali menoleh. Artisnya baru kemarin mengatakan patah hati perkara pacar. Akan tetapi, hari ini Samudra malah tertawa hingga menghentak-hentakkan kedua kaki. Bukannya bertanya, Rajasa membiarkannya. Samudra sesungguhnya terhibur akan novel yang ditulis oleh Nami. Tokoh utamanya adalah dirinya dan Nami. Cerita yang baru ia baca adalah cerita tentang Samudra yang menjadi seorang chef dan Nami sebagai asisten chef yang doyan kena marah. Namun ujung-ujungnya mereka saling jatuh cinta. Yeah, cerita ala-ala drama romantis memang!Samudra tertawa bukan karena meremehkan karya tulis Nami. Akan tetapi, Samudra terhibur dengan pemilihan kata yang kerap mengundang gelak tawa. Samudra sebagai pembaca sampai lupa apabila tokoh utamanya adalah dirinya sendiri. Lantas ketika Nami memohon agar Samudra tidak memviralkannya masalah kebohongan akan memperjualbelikan fanfictionnya kepada pembaca setia, tampaknya Samudra tak akan
JUNOT(“Ngapain give away cincin, Kak?”)IBU(“Nona Nami, apa kabar? Tolong, tanyain ke Samudra. Beli cincin buat pacarmu, udah? Malah sedekah cincin.”)Nami menerima pesan dari orang sekaligus. Hampir saja tadi Nami membaca pesan dari Junot. Untung belum sempat dibuka. Nami harus mengirimkan screenshot kepada Samudra setelah membalas ramah pesan ibunya Samudra. Samudra yang sedang jalan-jalan ke museum, tentu tidak memperhatikan ponsel lebih cepat.Alih-alih mendapatkan balasan dari Samudra, justru grup chat Tupai Lapuk kembali riuh dengan obrolan yang didominasi Ari, Arson, dan Umang. Lama kelamaan, ketiganya menjadi mood booster Nami akibat obrolan mereka yang sangat menghibur. ARRASSO(“Ada yang banting setir jadi penjual perhiasan.”)BIMA(“Pasti pulang ke New City, Kak Samudra buka toko emas Xiuping.”)Nami terbahak usai membaca pesan dari Bima alias Umang. Namun itu tidak berlangsung lama, karena Nami segera teringat dengan alasan cincin tersebut dijadikan hadiah give away