Share

Hubungan yang Berubah

                           SIDE OF ANDIRA

Suara teriakan dari tengah lapangan itu ternyata Salsha, siswi tercantik yang populer di sekolah kami.

Selain ceria, salsha sangat popular karena kisah percintaannya dengan Toni, siswa bengal yang sering membully  para siswa yang dia anggap bodoh.

Aku tidak tahu kenapa perilaku Toni yang sangat buruk di sekolah ini seperti kasat mata dari para guru.

Sudah banyak korban bully dari Toni, seringnya mereka akan putus sekolah karena tidak akan tahan, korban bully Toni pasti akan dijauhi oleh para siswa di sekolah ini, sepertinya hanya aku satu-satunya korban bully dari Toni yang tetap bertahan melanjutkan sekolah disini.

Salsha juga dikenal sebagai sahabat karib Nevan, dulu mereka seperti tiga serangkai yang selalu bersama dimana-mana, Salsha seperti seorang puteri manja yang dikawal oleh dua pria yang sangat ditakuti disekolah ini, tetapi tidak tahu apa sebabnya Nevan menjauh dari mereka, dan sejak saat itu banyak yang berubah dari mereka. 

Nevandra pria dingin yang selalu membantu Toni dalam segala aksi nakalnya berubah menjadi siswa yang mengabdikan diri untuk sekolah, dia ikut dalam organisasi Osis dan terpilih menjadi ketua osis, dia juga menjelma menjadi siswa manis yang sering membantu guru dan para murid dalam pelajaran. 

Begitu juga dengan Salsha, ntah apa sebabnya aku sering melihat dia menangis seorang diri di kamar mandi sekolah, juga sering terlihat murung.

Wajah ceria yang dulu sering dia pamerkan kepada kami seolah-olah hilang dan dia kurung seorang diri.

Kurasa hanya Toni saja yang tidak berubah, ah… tidak, Toni juga berubah.

Dia berubah semakin brutal disekolah ini, buktinya dia bisa mendorong Salsha hingga tersungkur dihadapan para siswa. 

                                    ///

Karena keperluan mengambil dompet yang tertinggal didalam tas, akhirnya aku mengingkari janjiku kepada Nevan untuk tidak naik ke lantai dua sendirian.

Biarkan saja lagipula dia tidak akan mendengar janji yang ku ucapkan didalam hati. 

Aku sudah mendengar mitos tentang kamar mandi siswi di lantai dua itu dari bisikan-bisikan kakak kelas.

Mitos tentang kamar mandi itu membuat suasana dilantai dua begitu berbeda jika masih kosong, dan ntah karena kepribadianku yang sedikit aneh, aku seperti tidak peduli dengan kejadian yang kualami tadi pagi di kelas, aku yakin dihari yang hampir mendekati sore ini pasti sudah ada para petugas kebersihan yang menapaki lantai itu. 

Aku telusuri lantai koridor dengan menundukan kepala, ternyata benar kata Nevan, sama sekali tidak ada siswa yang ingin kesini jika ada kegiatan sekolah dilantai dasar.

Aku tetap berjalan tidak ingin merutuki diri karena keputusanku ini.

Saat ingin berbelok kearah kelasku, tak sengaja aku melihat Salsha yang menangis dan pergi ke kamar mandi siswi yang terkenal menyeramkan itu.

Sebenarnya aku ingin tidak peduli, tetapi rasa penasaranku seperti mengalahkan rasa ketakutan akan mitos itu, dengan berani aku mengikuti Salsha ke kamar mandi itu. 

                                       ///

Saat pertama kali membuka pintu yang berderit ini, aku benar-benar terperangah untuk kesan pertama yang aku lihat.

Benar-benar berbeda dari mitos yang kudengar, tidak ada yang menakutkan di dalam sini, sebagai kamar mandi yang memiliki mitos yang menyeramkan, justru bentuk ruangan di dalam kamar mandi ini seperti kamar mandi hotel bintang lima.

Berbeda dari kamar mandi di dua lantai lainnya.

Di sekolah ini setiap jenjang kelas memang dibedakan dengan lantai sekolah, untuk siswa kelas satu berada dilantai dasar, kelas dua berada dilantai dua, dan kelas tiga ada dilantai paling atas.

Saat menjadi adik kelas aku sama sekali tidak pernah masuk kesini, aku juga tidak tahu kenapa kakak kelas lebih memilih turun ke lantai dasar jika ingin ke kamar mandi, mereka selalu menghindari kamar mandi di lantai dua karena mitos itu. 

"Ngapain Loe bengong disitu?", Salsha memandangku dari balik cermin besar. 

Aku tersadar dari lamunanku tentang suasana didalam kamar mandi ini.

"Mau buang air kecil", Jawabku pelan. 

Segera aku memasuki satu bilik yang paling dekat denganku, aku sempat melihat wajah Salsha dari cermin besar itu, sangat sembab, seperti bukan Salsha yang ceria dulu. 

                                    ///

Aku hanya mengintip dari bilik yang tidak aku tutup rapat, ntah tindakan bodoh apa yang kulakukan, aku hanya berdiam diri dibilik ini, mengamati Salsha yang menunduk didepan cermin besar itu, tidak ada kegiatan yang dia lakukan selain menangis, hingga aku melihat dia keluar dari kamar mandi ini. 

Setelah kurasa Salsha tidak ada disini, aku putuskan untuk keluar dari bilik, awalnya aku tidak merasakan apapun...

Hingga hawa dingin dari arah belakang mampu menghentikan langkahku...

Suarabtangisan perempuan dari bilik kamar mandi itu membuat bulu kudukku meremang. 

Dalam beberapa detik aku dengar, akhirnya aku memberanikan diri untuk menoleh kearah bilik itu, bilik nomor dua, yang berada ditengah-tengah bilik lainnya.

Kenapa aku baru menyadarinya saat aku sendirian sekarang?.

 

Ada yang berbeda dari kamar mandi ini.

Disini ada tiga bilik, tetapi satu bilik itu terlihat kumuh, pintu dari bilik itu terlihat kusam dan rapuh, berbeda dari dua bilik lainnya yang terkesan mewah dan bersih.

Dan suara tangisan itu berada dari dalam bilik itu. 

Sangat menyedihkan sampai membuat jantungku berdegub kencang, tubuhku bergetar hebat, membayangkan siapa perempuan yang menangis didalam bilik itu?.

 

Hingga….

"Van....Nevan…", Suara teriakan dari luar sana menyadarkan diriku.

Aku berlari, membuka pintu kamar mandi ini dengan tergesa-gesa dan kasar.

                                   ///

"Nevan, Loe kenapa?"Rio menopang kepala Nevan. 

Nevan sudah pingsan didepan koridor kamar mandi ini, ada apa ? apa yang sedang terjadi, aku terdiam di depan pintu yang aku tutup dengan kencang. 

"Loe, ngapain disini?", Alvino terjingkat kaget dengan kehadiranku. 

Aku ingin bertanya apa yang terjadi pada Nevan, sebelum akhirnya banyak dari para siswa dan beberapa petugas kebersihan datang menghampiri kami, dan membantu membawa Nevan ke UKS. 

"Ngapain Loe bengong disitu ? ikut kita ke lantai dasar", Rio menarik tanganku kasar. 

Dengan langkah yang sedikit berlari aku mengikuti mereka, sedikit menoleh kearah koridor kamar mandi itu. 

Sunyi, seperti tidak ada kehidupan disana.

                                    ///

Aku masih berdiri didepan pintu UKS, beberapa teman Nevan ada didalam, bodoh untuk apa aku bertahan berdiri disini dalam waktu yang cukup lama? apa urusanku dengannya ? tidak ada.

Tetapi rasanya hatiku cukup penasaran dengan apa yang terjadi pada Nevan, jadi kuputuskan untuk duduk dikursi tunggu.

"Bisa loe masuk?", Alin membuka pintu UKS dan memintaku untuk masuk. 

Aku mendongak menatap Alin, sulit menjawab permintaannya. 

"Nevan yang minta loe masuk", lanjutnya. 

Aku hanya mengangguk untuk menjawabnya, dan Alin sedikit menyingkir dari depan pintu, memberikan ruang untuk masuk. 

Aku berjalan ragu menghampiri Nevan di brankar UKS itu, wajahnya mengisyaratkan kebingungan, bukan hanya Nevan, tetapi teman-teman disekitar brankarnya, Alvino, Rio, dan Aldo, aku menoleh dan mendapati Alin yang tersenyum kaku kepadaku.

"Apa maksud perkataan loe tadi?", Nevan bertanya padaku, setelah aku berada dihadapannya. 

"Perkataan? perkataan apa?", Aku balik bertanya, tidak mengerti maksud Nevan. 

"Loe bilang gue harus jauhin Salsha", Jelas Nevan.

 

Aku mengerutkan keningku, semakin bingung dengan penjelasan Nevan, aku tidak pernah mengatakan itu padanya. 

"Loe yang pegang tangan gue didepan koridor kamar mandi, tadi", Lanjut Nevan menjelaskan lagi. 

"Aku gak nemuin kamu didepan koridor itu, bahkan aku keluar dari kamar mandi itu karena teriakan teman-teman", Aku menjelaskan sebisaku. 

Rio mengangguk mantap membenarkan perkataanku, dan semua teman-teman Nevan yang lain saling bertatap.

Aku melihat alis Nevan berkerut dalam, dan wajahnya tertunduk seperti memikirkan sesuatu yang serius. 

Aku benar-benar tidak mengerti yang terjadi sebenarnya, apa kejadian didalam kamar mandi yang kualami tadi berkaitan dengan Nevan yang pingsan didepan koridor?.

Ini sangat membingungkan.

Aku tidak mau ada korban lain dikoridor itu seperti tahun lalu, apa yang dialami kakak kelas kami.

Aku tidak ingin mitos mengerikan itu terus terjadi, dan angkatan kami sekarang yang harus mengalaminya. 

Bersambung.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status