Share

BAB >< 004

Tok ... Tok ... Tok ...

Ketukan pada pintu menghentikan gerakan Neira yang ingin menyampirkan tas di punggung. Ia pun berjalan ke arah pintu untuk membukanya lalu mendapati seorang gadis kecil sudah rapi dengan seragam khas PAUD.

Yasmin berdiri menghadap Neira dengan senyum lebar menampakkan deretan giginya yang putih dan rapi.

"Halo Putri Yasmin, ada apa?" sapa Neira sambil berjongkok mensejajarkan tinggi dengan sang adik.

"Mama panggil buat sarapan, Kak," kata gadis kecil itu. Dengan tinggi yang sudah sejajar, Yasmin bisa dengan mudah memeluk Neira.

Tidak ingin bertanya alasan mengapa Yasmin memeluknya secara tiba-tiba, Neira pun membalas pelukan itu sambil mengelus rambut adiknya yang kali ini dibiarkan terurai dan hanya diberi jepitan pita di bagian atas kepala.

Pelukan itu pun terurai setelah beberapa detik. Neira kembali berdiri lalu masuk ke kamar untuk mengambil tas kemudian mengajak Yasmin turun.

"Ayo turun. Kita sarapan sama-sama." Tangan Yasmin sudah berada di dalam genggaman Neira dan mereka pun berjalan bersisian menuju tangga.

Di ruang makan, mereka mendapati Elvina tengah sibuk menyiapkan kotak bekal berwarna merah jambu. Di atas meja sendiri sudah tersedia dua piring nasi goreng spesial telur mata sapi.

Seolah tahu bahwa sarapan itu dibuatkan untuk mereka, Neira dan Yasmin langsung menarik kursi untuk keduanya duduki.

"Nei, kamu mau bawa bekal roti bakar juga?" tanya Elvina ketika kedua putrinya sudah duduk di kursi masing-masing.

"Yasmin mau, Ma," celetuk Yasmin yang mulai  menyuapkan sesendok nasi ke dalam mulut. Seolah tidak takut tersedak, ia bicara ketika mulutnya dalam kondisi penuh.

"Iya, Sayang. Ini bekal untuk Yasmin kotak makannya warna merah jambu," ujar Elvina sambil menutup kotak makan yang sudah penuh dengan roti bakar.

Neira yang mencium bau lezat dari roti buatan Elvina, tentu tidak akan menolak. "Boleh deh, Ma."

Ketika Yasmin dan Neira mulai memakan sarapan mereka, Elvina berlalu ke dapur untuk mengambil kotak bekal lain milik Neira. Wanita itu kembali ke ruang makan sambil membawa kotak bekal yang lebih besar ukurannya. 

"Ma, pakai selai kacang aja. Coklat terlalu manis," kata Neira ketika Elvina akan mengolesi rotinya dengan selai. Dan mamanya melakukan permintaan itu tanpa protes.

Di saat pekerjaan menyiapkan bekal untuk kedua putrinya selesai, Elvina akan kembali ke dapur. Namun, Neira menahannya dengan sebuah pertanyaan. "Mama gak sarapan?"

Elvina berbalik. "Nanti saja, mama masih belum lapar." Kemudian wanita itu benar-benar berlalu ke dapur.

Makanan di piring Neira sudah habis, namun ia masih duduk di sana untuk menunggu Yasmin menyelesaikan sarapannya sambil merapikan meja makan. Di saat Yasmin sudah tidak kuat untuk menghabiskan sisa nasi gorengnya, Neira pun masuk ke dapur membawa piring kotor bekas makanan mereka. Gadis itu mendapati Elvina sedang mencuci piring.

"Letakkan saja di situ." Neira pun meletakkan piring yang dibawanya di samping Elvina, kemudian meminta air untuk mencuci tangan.

Elvina bergeser agar Neira bisa mencuci tangannya di wastafel. "Oh iya, Nei. Mama minta tolong antar Yasmin ke sekolah hari ini, yah. Boleh, kan? Mama belum mandi soalnya."

Neira yang sedang mengeringkan tangannya dengan lap, memandang Elvina cemberut. "Mama ini kayak sama siapa aja minta tolongnya. Ya jelas boleh, lah."

"Terima kasih, Sayang," ucap Elvina sambil tersenyum.

Keduanya berbagi senyum hangat sebelum Niera keluar dari dapur untuk menemui Yasmin di ruang makan. Gadis kecil itu masih duduk di kursinya sambil menikmati segelas susu hangat.

"Yasmin, hari ini kamu berangkat sekolah sama kakak, yah naik motor."

Mendengar itu Yasmin bersorak senang. Ia langsung menenggak habis susunya di dalam gelas lalu berdiri menghampiri Neira.

"Asik, naik motor. Kita berangkat sekarang, Kak?" tanyanya sudah tidak sabar.

"Kamu tunggu di depan. Kakak mau ambil sesuatu yang tertinggal di kamar."

Yasmin langsung keluar dari ruang makan sesuai instruksi Neira, sementara gadis itu kembali ke kamarnya. Tak lama ia turun dan mendapati Yasmin sudah menunggu di ruang tamu.

"Sudah pamit sama Mama, belum?" tanya Neira.

Dengan anggukan kecil Yasmin menjawab. "Udah, Kak. Tapi mama masih cuci piring."

Tangan Neira bergerak untuk merapikan poni Yasmin yang terbelah sebelum menggandeng tangan gadis kecil itu keluar rumah. Ketika Neira sedang mengeluarkan motor dari garasi, Yasmin menunggu di teras.

Motor Neira berhenti di depan Yasmin tanpa mematikan mesin. Ia mengambil helm dengan ukuran lebih kecil lalu memasangkannya di kepala sang adik. Tak lupa ia memasang pengaitnya untuk melindungi Yasmin agar tetap aman. Ketika Neira sedang membantu gadis kecil itu naik ke motor, Elvina keluar sambil membawa sebuah jaket.

"Pakai ini, biar gak terlalu kena panas," kata wanita itu sambil memasangkan jaket itu di badan Yasmin. Sementara Neira, gadis itu memang selalu memakai jaket setiap pergi ke sekolah.

Yasmin tersenyum melihat jaket yang sudah terpasang di tubuhnya. Ia bahkan lupa jika memiliki jaket jeans serupa dengan film Dilan.

"Sudah siap?" tanya Neira kepada Yasmin. Gadis kecil itu kembali mengangguk antusias. 

Meski sudah berpamitan kepada Elvina, tetapi Neira mengulanginya sekali lagi. "Kita berdua pamit yah, Ma." Ia meraih tangan mamanya untuk disalami.

"Hati-hati, yah. Pegangan yang kuat sama Kakak Neira," pesan Elvina kepada kedua putrinya.

Yasmin ikut meraih tangan Elvina dan menciumnya. "Dadah, Mama." Gadis itu melambaikan tangan dan Neira membuyikan klakson ketika keluar melewati gerbang rumah mereka.

Motor matic modifikasi milik Neira melaju menuju sekolah Yasmin dengan kecepatan sedang. Untung saja jarak sekolah adiknya tidak begitu jauh dari kompleks rumah mereka. Berbeda dengan letak sekolahnya yang harus menempuh perjalanan kurang lebih tiga puluh menit.

Yasmin yang duduk di boncengan belakang Neira memeluk erat pinggang kakaknya, sesekali berseru senang. Gadis kecil itu juga tidak segan menyapa teman sekolahnya ketika tidak sengaja berpapasan di jalan.

Lima menit kemudian mereka sudah tiba di depan gerbang sekolah Yasmin. Security yang berjaga sigap membukakan gerbang, kemudian motor Neira melaju hingga tiba di parkiran. Selain membantu Yasmin turun dari motor, Neira juga membantu adiknya melepaskan helm. Barulah setelah itu mereka sama-sama berjalan menuju kelas.

"Eh, Neira. Nganter Yasmin sekolah hari ini?" sapa seorang guru yang mereka temui di depan kelas.

Neira memang bukan pertama kalinya mengantar Yasmin ke sekolah, sehingga ada beberapa guru yang mengenal dirinya.

"Iya, Bu. Mama kebetulan lagi ada pekerjaan," jawab Neira sopan.

Sebelum masuk, Yasmin lebih dulu menyalami gurunya itu, kemudian berpamitan kepada Neira.

"Bu, saya titip Yasmin, yah. Tolong jangan biarkan dia pulang sebelum Mama jemput," pesan Neira kepada guru wanita itu.

"Iya, Neira. Tenang saja. Nanti biar saya yang temani Yasmin tunggu Mama kalian jemput," balas guru itu.

Dengan ucapan terima kasih, Neira pun berpamitan kepada guru itu untuk melanjutkan kembali perjalanannya menuju sekolah. Atau security Pelita Husada akan menguncikan gerbang untuknya.

🥀🥀🥀

Fhyfhyt Safitri

10 November 2021

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status