Share

33. Tato Beringin Berakar

Perjalanan pulang dari pengadilan semakin terasa tidak nyaman bagi Ode. Selain karena sedang terjebak kemacetan, juga karena ia masih terbayang dengan kejadian di kantor pengadilan. Peristiwa tersebut menjadi beban pikirannya, terutama retaknya persahabatan mereka. Kadang juga perasaan bersalah muncul karena tidak berhasil membantu Aryo.

Meski menahan sakit di dagu, Ode masih bisa tetap duduk tenang di atas motor vespa, sedangkan Dido tidak peduli pada Ode. Ia hanya serius memperhatikan jalan di depannya, mengendarai vespanya dengan lebih cepat dari biasanya.

“Do, kamu masih marah ya?” tanya Ode pada Dido, tapi suaranya yang tidak begitu kencang dan juga suara knalpot vespa yang tengah melaju seakan telah membuat suara Ode meredup.

Sebenarnya Dido sempat samar mendengar dan tahu jika Ode ingin mengajaknya bicara, tapi ia seperti cuek dan tidak menanggapi. Ia tidak mau meladeni berbincang seperti biasanya, melainkan hanya fokus mengendarai vespa kesay

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status