Share

23

“Itu ....” Rojali berusaha menggali ingatan. Otaknya dipaksa membuka kilasan memori masa lalu. Ia cukup yakin kalau dirinya pernah bertemu dengan pria itu di suatu tempat. Namun, saat otaknya dipaksa bekerja lebih keras, hanya kebuntuan yang ia dapat.

Rojali sontak menoleh begitu bahunya ditarik Reza. Sahabatnya memberi kode agar ia segera menjauh dari lokasi. Rojali dengan gerakan senyap segera mengikuti Reza dan Ilham.

Ketiga pemuda itu berjibaku dengan pekatnya hutan. Serangga malam serta desir angin di dedaunan menjadi musik pengiring kala ketiganya menyusuri Legok Kiara. Bangunan di atas bukit itu perlahan mengecil. Kini, ketiganya sudah berada di gerbang pemakaman.  

“Saya harus pulang hari ini,” ujar Ilham sembari menyapu bulir keringat di dahi dengan punggung tangan.

Kenapa?tanya Rojali.

“Kalau saya tetap berada di desa ini, cepat atau lambat warga akan sadar siapa say

Locked Chapter
Ituloy basahin ang aklat na ito sa APP

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status