Share

Bab 4

" Sayang.. aku pengen tas ini ", kata Raya pada Bagas.

" Ambil aja sayang. Apa yang kamu mau ambil aja ", ucap Bagas.

" Beneran sayang? "

" Iya".

" Makasih sayang ", kata Raya sambil mencium pipi Bagas.

Raya mengambil semua yang di inginkan. Lalu mereka ke kasir untuk membayar.

" Totalnya 50 juta pak. Mau cash atau pake kartu kredit? " tanya petugas kasir.

" pake kartu kredit mbak ", kata Bagas.

Bagas mengeluarkan kartu kreditnya lalu di serahkan pada petugas kasir.

" Baik pak ".

Petugas kasir itu menggesek kartu kredit Bagas tapi tidak bisa.

" Maaf Pak kartu kreditnya tidak bisa di gunakan ".

" Masa sih mbak? coba sekali lagi ", kata Bagas.

Petugas kasir itu menggesek kartu kredit Bagas dan masih sama, tidak bisa di gunakan.

" Tidak bisa di gunakan. Ada kartu yang lain pak?"

Bagas mengeluarkan debit card nya lalu di berikan pada kasir.

Petugas kasir menggesek debit card Bagas dan tidak bisa di gunakan.

" Ini juga tidak bisa di gunakan pak ".

" Masa gak bisa semua? jangan jangan mesinnya ini yang rusak ", kata Raya.

" Maaf Bu mesinnya tidak rusak, baru saja bisa di gunakan oleh ibu ibu sebelum mbaknya ".

" Gimana ini mas? kamu ada uang cash gak? " Tanya Raya.

" Gak ada sayang.. ya udah mbak gak jadi aja ", kata Bagas menahan malu.

" Kamu ini gimana sih?! katanya suruh pilih apa aja yang aku inginkan tapi gak jadi beli ", ucap Raya marah. Raya menghentakkan kaki meninggalkan Bagas.

" Sayang tunggu sayang. Aku tidak tau kalo kartu kredit ini gak bisa di gunakan ", ucap Bagas mengejar Raya. Tapi Raya tidak menggubris ucapan Bagas. Dia terus aja berjalan keluar mall. Sampai di mall dia langsung naik ke taksi.

" Hah sial! " umpat Bagas marah.

Dia menuju parkiran mengambil mobil lalu pulang ke rumah.

" Renata.. " Panggil Bagas saat dia sudah sampai di rumah. Renata yang sedang di ruang tamu menoleh menatap Bagas.

" Kamu kenapa mas teriak teriak? " tanya Renata.

" Apa apaan kamu?! "

" Apa apaan apanya? " tanya Renata.

" Kenapa kamu memblokir kartu kredit ini? " tanya Bagas sambil melempar kartu kredit ke wajah Renata.

" Ooh masalah ini ", kata Renata enteng sambil memungut kartu kredit yang jatuh ke pangkuannya.

" Jawab! " bentak Bagas sambil menggoyang kursi roda Renata.

" Tagihannya melonjak mas aku gak sanggup bayar makanya aku blokir ", kata Renata.

"Emang catering punya kamu bangkrut ya kok gak bisa bayar kartu kredit?" tanya Bagas.

" iya mas.Catering ku pendapatannya menurun beberapa bulan ini. Hanya cukup untuk makan sehari hari sama gaji bi Surti aja. Listrik air wifi juga belum aku bayar ", kata Renata.

Dia sengaja berbohong kalo pendapatan catering nya menurun padahal catering nya semakin maju, belum lama ini Renata membuka cabang untuk usaha catering nya di 2 tempat sekaligus tanpa sepengetahuan Bagas.

" Hah!! " teriak Bagas kesal.

Bagas berjalan keluar rumah lalu pergi. Dia mengemudikan mobil ke rumah ibunya.

Tok Tok Tok..

Bagas mengetuk pintu rumah ibunya. Tampak ibunya membuka pintu. Bagas langsung masuk dan duduk di ruang tengah.

" Kamu kenapa Gas kok wajahmu kusut gitu? " tanya Bu Susi.

" Bagas lagi bete bu sama Renata ", jawab Bagas.

" Bete kenapa? "

" Masa kartu kredit Bagas di blokir sama Renata katanya catering nya udah mulai bangkrut gak bisa bayar tagihannya. Gara gara Renata Raya jadi marah sama aku ", kata Bagas.

" kenapa pacarmu marah? ".

" tadi aku ke mall mau beliin Raya tas sama baju yang dia inginkan giliran bayar di kasir ternyata kartu kredit sama kartu debitnya sudah di blokir sama Renata ", cerita Bagas.

" Emang istrimu itu kurang ajar. Udahlah kamu cerai saja sama Renata lagian dia bentar lagi miskin catering nya mau bangkrut ", kata bu Susi.

" Iya bu.. aku gak mau sama Renata terus. udah mau miskin, cacat, mandul pula ", kata Bagas.

" Tuh ngerti juga kamu ".

" Ya udah bu aku balik ke rumah Renata. Mau minta pisah sama dia ", kata Bagas lalu pergi dari rumah ibunya.

*********

Renata menatap Bagas saat Bagas masuk ke kamar.

" Aku kira kamu gak balik ke sini ", kata Renata.

Bagas menatap Renata.

" Ini juga rumahku", kata Bagas.

" Kata siapa? "

" Kata ku ".

" Jangan mimpi deh mas. Rumah ini yang beli aku pake uang ku sendiri jadi kamu tak ada hak atas rumah ini ", kata Renata.

" Aku ada hak atas rumah ini. Kamu beli rumah ini waktu sudah menikah denganku jadi aku ada hak. Aku akan menuntut harta gono gini dari rumah ini dan mobil pajero yang ku pakai ", kata Bagas.

" Harta gono gini? loh siapa yang mau cerai mas? " tanya Renata.

" Aku mau menceraikan kamu ", kata Bagas.

" Ooh bagus itu jadi aku gak usah susah susah ngurus cerai ke pengadilan ", kata Renata sambil tersenyum.

Bagas melongo mendengar perkataan Renata. Dia pikir Renata akan menangis memohon agar tidak diceraikannya tapi ini malah kebalikannya.

" Ya udah mas aku keluar dulu. kamu silahkan istirahat di kamar ini. mungkin ini terakhir kali kamu tidur di kasur empuk ini ", kata Renata lalu keluar kamar dengan kursi roda.

**********

" Ren.. Renata.. ", teriak Bagas.

" Ada apa lagi mas? " tanya Renata yang sedang sarapan.

" Mobilnya kok gak ada? " tanya Bagas.

" mobilnya udah aku jual ", jawab Renata bohong.

Semalem Renata menelepon seseorang untuk mengambil mobilnya.

" Jangan bercanda Ren. Aku udah telat nih ke kantornya ",kata Bagas.

" Kalo telat naik ojek aja mas. lagian aku gak bercanda ", jawab Renata.

" Hah!!! Awas kau perempuan cacat ", teriak Bagas. Lalu Bagas pergi naik ke kantor naik taksi online.

" Bi.. Bibi.. " panggil Renata.

" Iya non", Jawab bi Surti.

" Bibi siap siap ya.. barang barang Bibi di bawa semua kita pindah rumah ", kata Renata.

" Loh kita mau pindah ke mana non? " tanya bi Surti.

" ke rumah baru bi".

" siap non".

Renata memang sudah dari seminggu lalu mengiklankan rumah nya di jual agar Bagas gak bisa menuntut harta gono gini saat Renata mengurus perpisahannya dengan Bagas. Dia berencana setelah rumah terjual dia pindah ke rumah baru nya dan mengurus perpisahannya di pengadilan. Dan kemaren rumahnya sudah di beli sama Alya dan sudah di bayar lunas maka hari ini dia harus sudah mengosongkan rumah ini.

**********

" Gak ada yang ketinggalan bi" tanya Renata.

" Gak ada non ", jawab Bi Surti.

" Ya udah yuk masuk mobil ".

Renata masuk ke mobil duduk di belakang kemudi sedang bi Surti duduk si sampingnya.

" Loh non katanya mobil ini di jual? " tanya bi Surti.

" Enggak bi. Tadi aku bohongin Bagas. Gak rela aja semua hasil kerja kerasku mau dimiliki Bagas ", kata Renata.

" Betul itu non sebagai wanita kita jangan mau di tindas laki laki ", kat bi Surti membuat Renata tersenyum.

**********

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status